Thursday, September 30, 2010

Cara Mudah & Murah Berantas Nyamuk


Nyamuk cukup mengganggu dan sangat berbahaya sebagai penyebar berbagai penyakit 
mematikan. Cairan pembunuh serangga di pasaran kurang efisien dan bahkan membawa dampak 
sampingan yang serius.
Berikut ini cara MUDAH dan MURAH yang bisa dicoba. Cocok untuk segala kondisi pemukiman, 
sekolah, rumahsakit, dll. Sangat KREATIF bila dikenalkan pada para siswa sekolah untuk dicoba di 
sekolah dan di rumah masing-masing. 

Yang dibutuhkan: 
•200 ml air, 
•50 gram gula merah, 
•1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan) 
•botol plastik 1,5 liter 

Langkah-langkah Pembuatan : 

1.Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol. 
 

2.Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di 
separuh bagian potongan bawah botol. 

 
3.Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida. 
 

4.Pasang/Masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong. 

 
5.Bungkus botol dengan sesuatu yang hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa 
sudut rumah Anda. 

 


Dalam dua minggu, Anda akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol. 
Selain membersihkan habitat mereka, tempat berkembang biak nyamuk, kita dapat menggunakan 
metode ini sangat berguna di sekolah-sekolah, TK, rumah sakit dan rumah. 

 

(sebarkan kepada anak, teman, dan kerabat anda agar Nyamuk bisa diberantas) 

Luka Bakar, 30 Menit yang Menentukan

Penderita luka bakar, apa pun penyebabnya, hanya punya waktu 30 menit untuk mendapat pertolongan dokter. Semakin besar dan dalam luka, semakin lambat mendapat perawatan medis, dan salah dalam memberikan pertolongan pertama, akan memperkecil peluang korban untuk dapat diselamatkan.

Pertolongan penderita luka bakar ditentukan dari menit ke menit. Dalam tempo kurang dari setengah jam, penderita harus mendapat cairan infus karena penguapan pada luka bakar akan sangat besar. Potensi korban terinfeksi penyakit lain juga sangat besar,” ungkap Kepala Unit Luka Bakar Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Aditya Wardhana di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain rentang waktu menunggu pertolongan medis, faktor lain yang bisa memicu kematian korban adalah luasan dan kedalaman luka bakar, ada tidaknya gangguan pernapasan, serta faktor penyerta lain. Jika luka bakar yang terjadi lebih dari 30 persen dari seluruh permukaan tubuh, itu termasuk kritis.

Kedalaman luka dapat memengaruhi fungsi organ tubuh bagian dalam. Luka bakar yang dalam akan memicu munculnya racun yang menjalar secara sistemik dan tak bisa dicegah. Racun itu dapat menempel pada organ dalam tubuh sehingga membuat fungsi organ turun dan memunculkan kegagalan fungsi multiorgan. Kejadian ini dapat membunuh korban.

Pada korban luka bakar akibat ledakan, baik ledakan mercon, ledakan tabung gas, maupun ledakan bom, umumnya mereka juga mengalami gangguan pernapasan. Ledakan itu biasanya menimbulkan pengembangan udara di sekitarnya secara tiba-tiba. Udara yang mengembang itu bisa memicu terbakarnya baju di badan ataupun benda-benda di sekitar korban.

Udara panas beserta bahan-bahan hasil pembakaran gelombang panas yang muncul itulah yang akan dihirup penderita luka bakar. Produk hasil pembakaran itu berasal dari benda-benda di sekitar sumber ledakan yang ikut terbakar, seperti cat rumah, lapisan semen, hingga metal.

Saat cat rumah terbakar, kandungan sulfur dalam cat ikut terurai. Masuknya sulfur yang menyebar dalam udara dan terhirup oleh korban akan sangat membahayakan. Saluran pernapasan korban dapat mengalami iritasi dan mengecil sehingga korban susah bernapas.

Faktor penyerta lain yang bisa memicu parahnya luka bakar, antara lain, usia lanjut lebih dari 50 tahun, usia kurang dari lima tahun, serta adanya berbagai penyakit bawaan, seperti asma, jantung, dan diabetes.

Pertolongan pertama
Penanganan pertama terhadap korban akan sangat memengaruhi kondisi korban selanjutnya. Salah dalam memberikan pertolongan pertama justru bisa memperparah kondisi korban.

Saat korban terkena sumber penyebab luka bakar, apakah itu air panas, api, bahan-bahan kimia atau listrik, ia harus segera menjauh atau dijauhkan dari sumber tersebut.

Jika sumbernya berupa api, api yang membakar tubuh korban harus dimatikan terlebih dahulu. Barang-barang di badan yang dapat menyimpan panas juga harus dilepaskan dari tubuh korban, seperti baju, cincin, jam tangan, atau benda-benda logam lain.

”Korban dapat juga proaktif dengan bergulung-gulung di tanah atau pasir untuk memadamkan api di tubuhnya. Hal itu perlu dilakukan karena terkadang orang di sekitar korban terbakar justru ikut panik atau tidak berani memadamkan api di tubuh korban,” ujar Aditya.

Penanganan luka bakar tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Untuk luka yang kecil, seperti akibat tersiram air panas, terciprat minyak panas, atau terkena knalpot, luka itu cukup disiram dengan air bersih yang mengalir sekitar 20 menit, bukan direndam. Cara ini untuk menghilangkan panas dan mengurangi rasa nyeri.
Air yang digunakan untuk menyiram luka harus air biasa, tidak boleh menggunakan air dingin atau air es. Penggunaan air dingin atau perendaman luka akan memicu kerusakan jaringan tubuh dan luka yang semakin dalam akibat perubahan suhu secara tiba-tiba.

Sedangkan untuk luka bakar luas yang tidak memungkinkan disiram dengan air, korban harus diselimuti dengan kain atau selimut yang bersih.
”Jangan gunakan odol (pasta gigi), mentega, kecap, minyak goreng, minyak tanah, bubuk kopi, sabun colek, atau segala bahan kimia lain. Bahan-bahan itu tidak akan membantu mengatasi penyembuhan luka bakar, justru akan memperparah karena luka yang dialami korban semakin dalam,” ujarnya.

Penyembuhan
Selain ancaman kematian, pasien luka bakar yang selamat juga akan menghadapi kemungkinan cacat permanen. Kecacatan itu bervariasi, mulai dari yang paling ringan berupa perbedaan warna kulit hingga yang paling berat berupa menyatunya beberapa bagian tubuh.

Sesudah disembuhkan, pada bekas luka bakar akan muncul jaringan parut yang tumbuh berlebihan. Apabila parut itu tumbuh pada sendi, akan menyebabkan memendeknya jaringan kulit yang membuat sendi susah digerakkan. Untuk meminimalisasi parut yang tumbuh, bagian yang luka harus dibuat tetap hangat dan lembab.

Jaringan parut itu dapat dihilangkan melalui operasi pengangkatan parut dan menutup bekas luka dengan jaringan kulit dari bagian tubuh lain penderita. Jaringan kulit itu biasanya berasal dari paha dan punggung, sedangkan bekas kulit yang diambil itu umumnya akan sembuh dengan sendirinya.

Meski dapat disembuhkan, Kepala Divisi Bedah Plastik RSUPN Cipto Mangunkusumo Chaula Djamaloeddin menjelaskan, korban luka bakar tidak dapat langsung beraktivitas seperti semula. Walau luka yang diderita korban sudah mengering dan korban tidak lagi dirawat inap di rumah sakit, sejumlah perawatan tetap harus dilakukan sebelum sembuh total.

”Jaringan kulit yang masih muda belum seutuhnya sembuh. Karena itu, pekerjaan yang bisa dilakukan korban umumnya bertahap hingga luka bakarnya sembuh total. Waktu penyembuhan itu bisa antara enam bulan dan satu tahun, bergantung pada kondisi luka bakar yang dialaminya,” ucapnya.

Selain menghindari pekerjaan yang bersentuhan dengan air, penderita luka bakar sebaiknya tidak banyak terkena sinar matahari langsung. Kulit baru masih sensitif dan belum kuat menyaring sinar matahari.

sumber: kompas.com

Perbedaan antara ular berbisa dengan tidak berbisa secara kasat mata.

Perbedaan antara ular berbisa dengan tidak berbisa secara kasat mata.

Tumbuhan yang dapat dikonsumsi

Patokan sederhana untuk menentukan tumbuhan yang dapat
dikonsumsi adalah :
• Permukaan Daun atau Batang yang tidak berbulu atau berduri.
• Tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat.
• Tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya
   pada kulit atau bibir.
• Tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat. dapat dicoba di ujung lidah

Beberapa Istilah Dalam Kegiatan Arung Jeram

1. Atomic Launch
Penurunan sungai dengan cara meluncur dari atas tanah dan langsung
ke air. Dilakukan pada daerah yang miring, dimana perahu, canoe
atau kayak langsung dinaiki saat meluncur tersebut.
2. Boat Eater
Sebuah Lubang (monster hole) pada jeram, cukup besar untuk
menelan perahu. Disebut juga bus-stopper.
3. Boil
Putaran atau arus yang sulit diprediksi dan menekan ke permukaan
(seperti air mendidih-bergolak). Biasanya disebabkan oleh bebatuan
yang ada didasar sungai.
4. Bony
Pengarungan yang memerlukan banyak manuver karena banyaknya
rintangan atau bebatuan.
5. Boof
Meluncur dengan perahu diatas tempat yang dangkal atau batu.
6. Boom
Suatu instruksi yang diberikan pemandu saat melewati rintangan atau
jeram berbahaya.
7. Brace
Teknik mendayung dengan menekan kebawah dan kayuhan menyapu
untuk menyeimbangkan canoe atau kayak yang miring.
8. Broach
Kejadian dimana canoe atau kayak terjepit antara aliran sungai dan
rintangan (batu/batang pohon).
9. C.F.S.(Cubic Feet per Second)
Ukuran dari kecepatan sebuah aliran yang memberi nilai pada suatu
sungai. CFS ini akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi air dan
gradien dari sungai. Cubic Feet per Second = 0.028317 Cubic Meter
per Second

Thursday, September 23, 2010

8 Gejala Stres Tersembunyi

Rutinitas padat yang Anda jalani sehari-hari tanpa disadari bisa memicu stres. Sebuah portal psikologi Italaia, 'Psiche', memuat tulisan tentang tanda utama dari stres dan depresi. Dalam tulisan tersebut para ahli menekankan, laju kehidupan yang berlangsung sangat cepat membuat seseorang sering tidak mengetahui bahwa tubuhnya telah lama dalam kondisi stres.

Ada gejala-gejala tertentu yang bisa dijadikan sinyal Anda tengah mengalami stres. Namun, seringkali gejala ini diabaikan hingga akhirnya berujung depresi, yang bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. 

Agar gejala stres tak berubah menjadi penyakit membahayakan, ada baiknya Anda mengetahui tanda-tanda terselubung, seperti dikutip laman Genius Beauty:

1. Mendadak sering sakit kepala
2. Nyeri haid yang hebat dan berlangsung beberapa hari
3. Sering mimpi buruk
4. Hasrat ngemil yang tinggi sepanjang hari
5. Mengalami ruam kulit
6. Alergi berkepanjangan
7. Sakit perut dan sering mual
8. Gatal-gatal

Ketika gejala ini muncul dan tidak kunjung sembuh meski sudah minum obat ringan, segera berkonsultasi dengan dokter. 

Yang perlu Anda sadari bila mengalami delapan gejala di atas, solusi awalnya adalah menenangkan diri. Istirahat dibarengi dengan menjalani kegiatan menyenangkan, seperti melakukan hobi, berenang, jogging, bersepeda, atau menghirup udara segar bisa menjadi obat alami terbaik.

Edelweis Terancam Tak Abadi

  • Hawa dingin yang menusuk kulit berangsur menghilang diterpa kilau matahari. Pukul enam pagi Selasa pekan lalu, di atas lembah Suryakenca-na, langit cerah. Hanya tampak kabut tipis yang sesekali melintas hingga menyentuh rumput, lalu lenyap ditelan cahaya. Butir-butir embun yang tersisa di pucuk-pucuk edelweis memantulkan sinar keperakan, di padang sepi yang luasnya melebihi lima puluh lapangan sepak bola itu.
    Suryakencana identik dengan edelweis. Inilah hamparan setinggi 2.750 meter dari permukaan laut yang dipagari puncak Gunung Gede dan Gumuruh-yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat. Padang rumput yang dibelah parit selebar satu meter itu menjadi habitat edelweis jawa (Anaphalis javanica), yang populer dengan sebutan bunga abadi.
    Di lapangan yang disebut Alun-alun Suryakencana itu, edelweis tumbuh berkelompok. Ada yang tersuruk di tepian parit hingga yang bergerombol di kaki gunung yang memagarinya. Setelah hujan sepanjang siang hingga malam, bunga edelweis yang mekar dan bermandikan cahaya menjadi pemandangan elok yang mengobati keletihan para pendaki. Tak bosan rasanya berlama-lama memandangi tiap sudut lembah.
    Suryakencana memang tempat favorit para pengunjung taman nasional. Lembah ini merupakan tempat istirahat pendaki yang terkuras tenaganya oleh tanjakan sepanjang enam kilometer dari pos pendakian awal di Gunung Putri, Cipanas. Para pendaki biasanya tiba di alun-alun timur pada sore atau malam hari, lalu menginap semalam sebelum melanjutkan pendakian dua jam ke puncak Gunung Gede.
    Sebaliknya, dari pos pendakian Cibodas, Suryakencana menjadi peristirahatan terakhir bagi para pendaki, setelah menuruni puncak. Di sini mereka biasanya menghabiskan waktu dengan berfoto-foto, atau sekadar memandangi gugusan edelweis sambil menikmati embusan sejuk hingga matahari mulai tergelincir ke barat. Selain tempat beristirahat, lembah ini menjadi titik pengambilan air minum.
    Melihat rerimbunan edelweis di Suryakencana seolah semua baik-baik saja. Kelopak bunga yang mekar, menghampar putih, dan aneka serangga yang mengitarinya di padang yang sunyi rasanya jauh dari ancaman. Tapi, bagi pendaki yang pernah berkunjung ke sana tiga dekade silam-ketika mendaki gunung hanya dilakukan segelintir pencinta alam-dan kembali lagi sekarang, ancaman bagi edelweis tampak nyata.
    Adia Fiska, pencinta alam yang bolak-balik mendaki Gunung Gede-Pangrango pada pengujung dekade 1980, mengatakan jumlah edelweis saat ini jauh berkurang. "Memang tumbuh berkelompok, tapi dulu sangat padat. Tak hanya di tepi parit atau tebing, tapi di jalur pendakian," katanya. Selain itu, Suryakencana lebih rimbun karena masih banyak pohon cantigi-yang kayunya menjadi sasaran pendaki untuk membuat api.
    Menurut Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Sumarto, rehabilitasi edelweis menjadi prioritas Balai. "Jumlah edelweis yang tersisa hanya 25-30 persen dari luas habitatnya," ujar Sumarto. Maka, selain aturan ketat soal pendakian, Balai sedang menyiapkan aturan membatasi kontak pendaki dengan edelweis. "Akan dibuat koridor khusus untuk berfoto dan menyentuh," katanya.
    Penyelamatan edelweis tak melulu demi alasan estetika. Bunga ini merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di pegunungan. Edelweis dapat tumbuh di kawasan tandus dan menyuburkan tanah di sekitarnya. Biasanya edelweis menjadi tumbuhan yang paling mudah hidup di tanah bekas kebakaran. Edelweis menjadi rumah dan tempat bermain bagi ratusan jenis serangga dan tempat burung bersarang.
    Sejatinya, bentuk bunga ini sederhana. Tak terlalu indah, apalagi untuk dikatakan istimewa. Tapi letaknya di ketinggian 2.000 meter yang membuatnya sulit digapai menjadikan bunga ini penuh makna. Belum lagi aneka atribut dan mitos yang diberikan kepada bunga ini, yang disebut sebagai gambaran cinta abadi, kegagahan, dan kekuatan, atau memiliki keajaiban seperti diceritakan dalam petualangan Asterix di Swiss.
    Dengan segala romantisisme yang membungkusnya, edelweis di Suryakencana sangat menggoda para pendaki-yang mengklaim diri sebagai pencinta alam-untuk memetik dan menjadikannya tanda mata. Bahkan, dengan bangga mereka menunjukkan bunga jarahan itu kepada temannya, atau untuk diberikan kepada kekasih masing-masing. "Manusia memang menjadi predator tunggal edelweis," kata Sumarto.
    Di sejumlah taman nasional, edelweis malah "dipanen" warga dan dijual kepada turis. Walhasil, tumbuhan yang seharusnya hidup melebihi satu abad ini kian sulit ditemui. Penelitian Luchman Hakim, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya, menunjukkan spesies ini sudah musnah dari Gunung Tengger, yang termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
    Agar kejadian serupa tidak berlaku di Suryakencana, Balai Besar Gede-Pangrango memiliki aturan sangat ketat ihwal pendakian. Agustus tahun lalu, Balai Besar mewajibkan semua grup pendaki didampingi petugas. "Selain memastikan pendaki turun dengan selamat, kami mengawasi dan mengingatkan mereka supaya tidak memetik bunga," kata Ibing, warga Cibodas yang menjadi pendamping pendaki.
    Aturan ini justru mendapat reaksi keras dari sebagian pencinta alam. Sebab, setiap kelompok pendaki harus membayar pendamping Rp 350 ribu. Belakangan, 20 April lalu, Balai Besar merevisi aturannya, hanya pendaki yang belum berpengalaman dan warga asing yang wajib didampingi, dengan catatan tas mereka harus digeledah. "Sekarang sudah tak ada lagi yang kedapatan membawa turun edelweis," kata Sumarto.
    Peraturan yang ketat untuk pendaki memang sangat diperlukan, apalagi Gede-Pangrango adalah tempat mendaki terdekat dari Jakarta dan sekitarnya, termasuk Bandung. Di akhir pekan, pendaki bisa mencapai 500 orang. Pengunjung yang membeludak bisa merusak ekosistem, dan menjadi ancaman bagi edelweis Suryakencana-kawasan yang kerap disebut sebagai benteng terakhir konservasi edelweis di Indonesia.
    sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/05/31/LIN/mbm.20100531.LIN133655.id.html

Tekhnik lain panjat tebing

Teknik - teknik lain yang sering digunakan dalam pendakian tebing adalah :
1 Hand Traverse adalah teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila tempat pegangan yang ideal sangat minim dan memanjat vertikal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat beban tergantung pada pegangan tangan. Sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
2 Mantelself adalah teknik memanjat tonjolan - tonjolan (teras - teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar dan dapat diandalkan untuk tempat berdiri selanjutnya. Kedua kaki dipergunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerkan kaki. Bila tonjolan - tonjolan tersebut setinggi paha atau dada, maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan, untuk mengangkat berat badan, yang dibantu dengan dorongan kaki.

Pengelolaan Persampahan: Menuju Indonesia Bebas Sampah (Zero Waste )

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat.
Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.
Jenis Sampah
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sapah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.
Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sapah bersifat terpusat. Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuag di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Tangguang Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility - EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah.
Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfill atau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubah pandangan mereka untuk menerapkan “Zero Waste” atau “Bebas Sampah”.
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah atau limbah dari alat-alat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktor penting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biaya penanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular dan berbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas medis hampir serupa dengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.
Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi. Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di India dan rumah sakit umum besar di Amerika.
Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara kimia.
Produksi Bersih dan Prinsip 4R
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah:
Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan Prinsip 4R yaitu:
  • Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
  • Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
  • Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
  • Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidka bisa didegradasi secara alami.

Citatahku alam lestariku.

Barangkali semua pecinta alam yang ada dikota Bandung atau mungkin dari luar Bandung mengetahui kawasan ini. Sebuah kawasan di Bandung Barat, epatnya di 5 km Padalarang, sepintas saja bila memasuki kota Bandung dari Cianjur, Bogor , Jakarta yang melewati Puncak atau Jonggol akan melewati kawasan ini. Dengan morphologi kawasan yang berbukit dan berbentuk sebagian besar dari kapur, Citatah terlihat berbeda dengan bukit – bukit pada umumnya. Citatah pernah menjadi bahan perbincangan di berbagai media lokal dan nasional, setelah KRBC ( Kelompok Riset Cekungan Bandung ) melakukan kajian terhadap kawasan ini. Sebagian penemuan KRBC yang fenomenal yaitu ditemukannya situs purba di Gua Pawon pada 9 Desember 2000 yang untuk pertama kalinya di Goa Pawon, Pasir Pawon, Kars Citatah, antara lain berupa alat – alat batu dan tulang, gerabah, sisa tulang, dan gigi binatang.
Citatah adalah daerah pertambangan kapur yang sangat produktif. Pertambangan ini  sebenarnya sudah terjadi sejak pertengahan abad ke – 19 dan terus berlangsung hingga kini. Tentu saja, dulu belum seaktif sekarang yang sudah menggunakan alat canggih dan dinamit untuk meledakkan bagian bukit yang mengandung gamping.
Dalam harian kompas tertanggal 21 Mei 2004 dituliskan bahwa dari seratus kilogram batu gamping dapat menghasilkan 56 kilogram kapur dengan cara membakar batu gamping pada suhu 903 derajat celsius, pembakaran itu akan menghasilkan karbondioksida ( CO2 ) dan menyisakan quick lime ( CaO ). Kapur ( CaOH2 ) didapat dengan menambahkan air secukupnya pada CaO. Selain kapur, batu gamping dapat di olah menjadi tepung karbonat dan marmer poles.
Memang, kapur mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sepertiga kapur dunia di gunakan untuk metalurgi sebagai bahan campuran pelebur dan menaikkan konsentrat bijih besi. Sepertiga lainnya digunakan untuk industri kimia, dan sisanya antara lain untuk industri konstruksi, kertas, dan pertanian.
Citatah dan Penggiat Alam Terbuka
Kawasan Karst di Citatah menjadi daerah yang selalu dituju oleh penggiat alam terbuka, pemanjat tebing atau para wisatawan yang hanya ingin menikmati suasana Bandung Purba. Memang,bila berada dikawasan ini selama beberapa hari, di Gunung Masigit atau Gua Pawon, suasana zaman dahulu terasa sekali.
Bagi para penggiat alam terbuka dan pemanjat tebing, Citatah adalah tempat yang sering dijadikan lokasi pelatihan, baik untuk kegiatan pendidikan dasar ataupun pendidikan lanjutan. Tentang kegiatan pendidikan ini, salah satu tebing di kawasan Citatah yang sudah lama dijadikan tempat latihan militer adalah tebing 48. ada juga tebing 125 yang biasa dijadikan tempat latihan dan tujuan pemanjatan.
Dengan karakteristik yang khas dan menarik, tebing 125 menjadi kawah candradimukanya pemanjat – pemanjat tebing di Bandung. Gua Pawon dan sekitarnya setelah ditemukan fosil – fosil sudah menjadi kawasan konservasi yang tidak bisa begitu saja di pakai untuk kegiatan – kegiatan alam terbuka. Walaupun pada awalnya Gua Pawon selalu di jadikan tempat untuk praktek Caving atau susur gua.
Tidak hanya penggiat alam terbuka dari Bandung saja yang sering menggunakan kawasan ini, banyak perhimpunan dari luar Bandung seperti dari luar Jawa seperti Sumatera, dan Lampung yang menggunakan kawasan ini untuk latihan ataupun ekspedisi.
Citatah dan Pencinta Alam
Bagi pecinta alam, kawasan karst Citatah adalah daerah kajian yang harus di pertahankan. Ini karena menyangkut masa dpan lingkungan pada umumnya. Di Yogyakarta isu – isu tentang konservasi kawasan karst ini sudah menjamur sejak tahun 2000. Saat itu ada sebuah perhimpunan yang melakukan lokakarya kawasan karst. Tinjauan langsung ke lapangan setelah lokakaryamenyimpulkan sebuah hal tentang pentingnya konservasi kawasan karst.
Karst adalah nama kawasan batu gamping di daerah Yugoslavia, Dimana akhirnya nama ini di pakai untuk menyebut secara umum suatu kawasan yang menunjukan fenomena alam yang terjadi karena perpecahan batu gamping / kapur, dolomite, gypsum atau garam oleh air hujan, es yang mencair, aliran sungai atau aliran bawah tanahyang menghasilkan formasi atau bentuk celah, lubang, gua dan saluran – saluran air.   Dapat juga dikatakan kawasan ini merupakan bagian muka bumi yang di alasi oleh bentukan yang mengalami proses karstifikasi atau pelarutan batu gamping oleh air. Gua karst sendiri terjadi dengan memakan waktu ratusan bahkan ribuan tahun. Fenomena ini memperlihatkan morfologi yang unik seperti adanya aliran air bawah tanah, dekorasi gua dll.
Fenomena unik dari kawasan karst ini menjadi isu yang penting setelah terjadinya kerusakan – kerusakan seputar kawasan karst, Bila kerusakan ini terus menerus terjadi, kemungkinan ekologi seputarkawasan ini juga terganggu. Dalam sistem ekologi ketika satu sistem terganggu maka sistem secara keseluruhan juga akan terganggu. Mungkin saja dampak kerusakan di Citatah hanya bisa di rasakan sedikit saat ini, seperti tertutupnya beberapa kawasan yang bisa di jadikan tempat untuk latihan karena longsoran atau getaran alat berat yang dikhawatirkan akan mencelakakan para pemanjat tebing. Bukanlah hal yang mustahil bila kerusakan di Citatah tidak di perhatikan, para pecinta alam ataupun penggiat alam terbuka tidak akan lagi merasakan kawasan ini, baik sebagai tempat latihan atau tempat pendidikan dasar anggotanya.
Selanjutnya, barangkali bila kawasan karst Citatah sudah rusak, bukan saja pengggiat alam terbuka dan pecinta alam yang akan merasakan dampaknyatapi semua elemen dalam sistem ekologi termasuk manusia akan merasakan dampaknya. Melakukan sebuah usaha nyata untuk konservasi kawasan karst seperti penghijauan atau bahkan penghentian pertambangan untuk beberapa bukit kapur menjadi sebuah keharusan agar keseimbangan alam serta kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Sunday, September 19, 2010

Terapi Air Putih

Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter,dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:
Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter,dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:
  1. Sakit Kepala
  2. Asma
  3. Hosthortobics
  4. Darah Tinggi
  5. Bronchitis
  6. Kencing Manis
  7. Kurang Darah
  8. TBC
  9. Paru-paru
  10. Penyakit Mata
  11. Rematik
  12. Radang Otak
  13. Lumpuh
  14. Batu Ginjal
  15. Haid Tidak Teratur
  16. Kegemukan
  17. Penyakit Saluran Kencing
  18. Leukimia
  19. Radang/Sakit Persendian
  20. Kelebihan Asam Urat
  21. Kanker Peranakan
  22. Radang Selaput Lendir
  23. Mencret
  24. Kanker Payudara
  25. Gangguan Jantung
  26. Disentri
  27. Radang Tenggorokan
  28. Mabuk, Pusing, Gamang
  29. Ambeien
  30. Sembelit
  31. Batuk
Bagaimana Air Minum Itu Bekerja?
Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta tak terbantah,
seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini. Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru.
Darah merupakan hal paling penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.
Bagaimana Melakukan Terapi Air ini ?
Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa".
Setelah itu anda boleh mencuci muka. Hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya. Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.
Apakah mungkin Minum 1.5 Liter Air Sekaligus?
Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini, dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:
Sembelit - 1 Hari
TBC Paru-Paru - 3 Bulan
Kencing Manis - 7 Hari
Asam Urat - 2 Hari
Tekanan Darah - 4 Minggu
Kanker - 4 Minggu
Catatan :
Disarankan agar penderita radang / sakit persendian dan rematik melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan-selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.
Kami mohon dengan sangat, metode di atas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebar luaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara dan tetangga karena hal ini merupakan persembahan pada kemanusiaan. Dengan rahmat Tuhan, setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat