Wednesday, October 27, 2010

Sejarah Dan Perkembangan Panjat Tebing Di Indonesia

Awal mulanya diilhami oleh referensi dari Epora. Tahun 1976 patok panjat tebing modern di Indonesia pertama kali. Dengan tali nilon Harry suliztiarto panjat memanjat di Citatah. Perkembangannya dengan didirikannya Skyger Amauter Rock Climbing Grup.
Di tahun 1980 pertama kali tebing Parang di panjat tim Wanadri yang juga tim pertama kali ekspedisi ke Cartensz pegunungan Jaya Wijaya. Skyger School pertama kali di adakan sebelumya tahun 1971 Mapala UI mencapai Puncak Jaya.
Pada tahun 1980-an berbagai ekspedisi dilakukan. Tahun 1981 dua ekspedisi Indonesia di dinding selatan Cartensz Mapala UI dan ITB. Hartono Basuki gugur di sini. 1982 Ahmad Fatahadi ( Alm) dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh, korban pertama panjat tebing modern Indonesia. Masih bayak lagi kegiatan - kegiatan besar di duia panjat tebing Indonesia antara lain speed climbing yang dilakukan oleh Sandi ( Alm) dengan Djati di tebing Parang rekor di jalur 240. pemanjatan long Route berkembang berprestasi sehingga didirikan wadah pemanjat Indonesia dengan nama Federasi Panjat Tebing Indonesia.

Tuesday, October 19, 2010

Tebing Pawon, Citatah

Citatah --- Jangan ngaku pemanjat deh, kalo ngga pernah denger tempat ini, iya ngga sob? Pegunungan kapur Citatah memang sejak dulu dikenal sebagai daerah bersejarah bagi para pemanjat di Indonesia. Karena memang disinilah olahraga panjat tebing modern lahir di tanah air.
Tapi tahu ngga, kalo sebenarnya ada satu bagian di Citatah yang paling bersejarah? ya “Gua pawon” namanya. Sarang kampret (kelalawar) ini berjarak 25 kilometer dari Kota Bandung. Nah… Kalo mau tahu, lokasinya ada di Kampung Cibukur, Desa Masigit, Kecamatan Citatah, Padalarang Kabupaten Bandung barat.
Tempatnya yang tersembunyi diantara tebing 90 dan tebing 48, gua pawon yang dalam bahasa Indonesia berati dapur ini awalnya kurang mendapat perhatian dikalangan pemanjat. kecuali mereka para petualang mistik, karena lokasi ini sejak lama dijadikan tempat bersemedi. Namun sejak kelompok Riset Cekungan bandung (KRCB) menemukan fosil manusia purba pada oktober 2003, bersama 2.250 fosil binatang dan lebih 2000 artefak yang digunakan manusia pra sejarah, lokasi ini mulai ramai dikunjungi berbagai lapisan masyarakat yang penasaran ingin melihat tampang nenek moyang mereka.
Sebagai tambahan, fosil yang diberi nama manusia pawon ini, saat ditemukan dalam posisi meringkuk, cara yang lazim dilakukan manusia pra sejarah ketika menguburkan jenazah. Posisi yang sama ketika manusia di dalam kandungan.
Umur manusia pawon (the cave man) ini diperkirakan berusia 5000 hingga 8000 tahun. Nah, bila menilik usianya, berarti sobat kecil ini hidup ketika Bandung masih berbentuk danau kaldera raksasa, atau hidup sebelum jamannya nabi Inrahim di tanah semit sana (usia nabi Ibrahim diperkirakan sekitar 4000 th s.d sekarang) atau bila dibandingkan dengan DNA tertua manusia yang berusia 250 ribu tahun, berarti fosil ini termasuk manusia modern (homo sapiens).
Karena bernilai sejarah, maka sejumlah fosil manusia gua yang ditemukan disini sekarang disimpan di balai arkeologi bandung di daerah Cileunyi. Jadi, kalo anda berkunjung ke gua pawon, jangan harap bertemu manusia jaman dulu dengan versi asli. Karena yang anda lihat hanyalah bentuk replika belaka.

Rock garden 

Gua Pawon tidak hanya menyembunyikan fosil manuia purba ataupun menghasilkan kotoran kampret untuk dijadikan kompos. Tapi di sini juga kita bisa belajar tentang proses pembentukan dan sejarah batuan.
Susunan batuan di Rock garden cukup unik, bila diperhatikan umumnya berbentuk koral dan kerang-kerang sejenis algae dalam bentuk fosil. Tapi sayang, karena alasan ekonomi, sedikit demi sedikit masyarakat mengeksploitasi kawasan gua pawon dan gunung masigit secara berlebihan padahal batuan ini sudah terbentuk sebelum manusia dilahirkan dan butuh waktu jutaan tahun lagi untuk membentuknya.

Manjat di Gua pawon


Sebagai daerah pegunungan kapur lainnya, gua pawon tidak luput dari perhatian para pemanjat. Tedy Ixdiana salah seorang pembuat jalur produktif asal kota Bandung, membuat beberapa jalur sport di gua Pawon. 
Namun sayang, karena jumlahnya yang terbatas dan karena bau guano (kotoran kelalawar) yang menyengat jalur-jalur disini mulai ditinggalkan para pemanjat. Bahkan pembuat jalur pun, ketika tulisan ini disusun lupa nama dan data jalur. Sehingga sesuai kesepakatan dengan pembuat jalur (tedy Ixdiana), penulis bersama teman-teman dari FPTI Kota Bogor menamakan jalur-jalurnya dengan versi sendiri dan sekarang, bila anda berkunjung ke gua pawon, hanya tersisa 5 jalur sport yang masih layak untuk dipanjat.
Namun yang paling disesalkan, sebagai sebuah situs, gua Pawon sangat tidak terawat. Selain ulah vandalisme dengan mencorat-coret tebing,sebagian penduduk juga menjadikan guano sebagai mata pencaharian untuk produksi pupuk. Sehingga jangan heran bila anda manjat di sini, anda akan berdiri di atas teras sempit bertanah bolong dengan latar belakang jurang yang dalam, karena petani mengeruk tanahnya sebagai bahan pupuk. (jajang dirajanagara/ fpti kota bogor/ jakarta, nov 2008)
Jalur Sport di Gua Pawon


No
Route Name
Type
Grade
Length
(m)
Runner
Created
Block
By

1
Kori (Corner Riweuh)
Sport Climbing
5.11
5
3
92-93

 Tedy  Ixdiana
2
Beralas Koran
Sport Climbing
5.10
7
5
92-93

 Tedy
Ixdiana
3
Bau
Sport Climbing
5.10
9
8
92-93

 Tedy Ixdiana
4
kukudaan
Sport Climbing
5.10
12
9
92-93

 Tedy Ixdiana
5
kakarayapan
Sport Climbing
5.9
10
9
92-93

 Tedy Ixdiana

Cara menuju lokasi


Berkunjung ke gua Pawon, sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena lokasinya diantara jalan utama antara Jakarta – Bandung menjadikan lokasi ini mudah dikenali dan yang pasti jalan desa menuju lokasi ada diantara tebing 48 dan tebing 90.
Dari jakarta anda bisa memilih Rute: Jakarta – Bogor - Puncak – Cianjur – Citatah.
Dari jakarta anda juga bisa memilih rute: Tol cipularang – Padalarang- kembali ke arah Cianjur.
Dari bandung anda dapat memilih rute: Tol padalarang – tagog apu – Citatah

Tebing Ciampea Bogor

Bila membicarakan tebing Ciampea, sepertinya diri ini memutar mesin waktu kembali ke masa lalu. Saat remaja kurus ini masih berseragam putih-abu, menjejakan jempol kaki diatas cadas tanpa sepatu, dan bergantung pada seutas webbing, tak lain untuk menggapai setiap pengaman terakhir di jalur putih, jalur kambing dan jalur toke. Nah ngomong-ngomong soal jalur-jalur diatas, setiap pemanjat pemula yang pernah menjejakan kakinya di tebing Ciampea pasti mengenalnya.

Tentu perkenalan ini bukan disebabkan jalurnya menantang namun karena justru tingkat kesulitannya yang moderat dan berjenjang. Sehingga cocok bagi pemanjat pemula seperti remaja berambut belah pinggir ini untuk mulai memahami setiap bentuk cacat batuan. Makanya, hampir setiap libur dan akhir pekan di tahun 1993, remaja yang belum berkaca mata inipun mulai gandrung menyambanginya. Keranjingan batu tepatnya

Namun seiring waktu, jalur-jalur sport tersebut hanya menjadi bagian rutinitas dalam setiap sesi latihan. Karena latihan pun terus berkembang  mulailah diri ini menjajal jalur-jalur dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, seperti jalur bicycle, tiga bor dan intifada.

Akhirnya rasa bosan pun kembali mendera. Saat jalur-jalur tersebut pun kembali dikuasai.

Jalur-jalur baru di Ciampea
Dibandingkan dengan jalur-jalur sport yang tersedia di tebing kalapanunggal maupun Citatah. Tebing Ciampea tentu berbeda, hal ini disebabkan minimnya permukaan batuan. Maka gagasan membuat jalur-jalur barupun sempat tertunda hingga beberapa tahun kedepan.

Namun karena besarnya hasrat, aksi pembuatan jalur pun tetap dilakukan. Diawali dengan semangat Indra membuat jalur Taliban, disusul Andri “kebo” dengan membuat jalur Strawberry-Tiram, tak mau ketinggalan penulis pun membuat jalur West Bank dan akhirnya ditutup dengan upaya bersama merestorasi pengaman-pengaman jalur Revolution yang berkarat dan terlupakan. Jalur revolution memang lama terabaikan karena cukup sulit dipanjat dan batuannya selalu basah. 

Sepi dan Terabaikan
Mereka yang pernah datang ke tebing Ciampea diawal dekade 90-an hingga tahun 2000-an tentu pernah merasakan sesaknya teras di tebing Ciampea oleh gerombolan-gerombolan pemanjat dari berbagai klub dan organisasi. Saking ramainya, jangan harap anda yang pemalu ataupun malas mengantri bakal kebagian jalur “ngga bakalan ada jalur yang nganggur man”. Kecuali jalur tangga yang memang lebih sering dipakai untuk latihan naik turun tebing (ascending-descending) maupun hanya sekedar latihan mengenal olahraga ini.
Tapi itu semua hanya tinggal cerita, tebing Ciampea semakin hari semakin kehilangan magnetnya menggaet mereka yang mengaku pemanjat. Pemanjat yang seharusnya bisa berprestasi di tebing alam dan tebing buatan. Kini alih-alih hanya sekedar mengejar kompetisi demi uang dan pengakuan hanya di arena tebing buatan. (jajang dirajanagara/ fpti kota bogor/ des 08)

Jalur-jalur di Ciampea




No
Route Name
Type
Grade
Length
(m)
Runner
Created
Block
By

1
Putih
Sport Climbing
5.8
5
2



2
Revolution
Sport Climbing
5.12
11
5
2002


3
Kambing
Sport Climbing
5.9
11
3

   
Ibe 
4
West Bank
Sport Climbing
5.11
7
3
2002

Jajang 
5
Tiga Bor
Sport Climbing
5.11
5
2



6
Intifada
Sport Climbing
5.12
5
3
1989

 Mauly
7
Bicycle
Sport Climbing
5.10
7
3
1989

 Mauly
8
Taliban
Sport Climbing
5.11b
9
5
2000

 Indra
9
Toke
Sport Climbing
5.9
7
3



10
Strawberry
Sport Climbing
5.8
8
3
2002

 Andri kebo
11
Tiram
Sport Climbing
5.8
7
3
2002

 Andri Kebo
12
Momen in Time
 (M I T)
Sport Climbing
5.11d
4
2



13
Tangga
Clean Climbing
5.7
15
-




Karaktertistik Tebing Ciampea

Jenis Batuan : limestone
Ketinggian   : 5 - 30 M
Jumlah Jalur : 13 jalur
Grade         : 5.8 - 5.12
Character pegangan : Variatif ( dominasi pocket )
System Pemanjatan : - Sport Climbing
Interest : - Pemandangan puncak tebing dikelilingi sawah & hutan
              - Fauna : Monyet, burung Udang, Ular, Tokek, burung elang dll
              - Flora  : Carsen, Anggrek liar dll
              - Bio thermal yg ada di tengah sungai ( lumayan bisa dipake mandi)

Menuju Lokasi

Dari Jakarta anda bisa memilih rute: Jakarta-Bogor-Ciampea-Leuwi Kancra