Sunday, November 29, 2009

BERTUALANG DENGAN SEPEDA GUNUNG

Selain hiking dan mountenering, menunggangi sepeda gunung (MTB) merupakan petualangan seru yang menantang. Beberapa kelebihan menggunakan MTB ketika bertualang atau sekedar jalan-jalan di alam, adalah daya jelajahnya yang sangat jauh ketimbang hiking dengan berjalan kaki. Semua medan yang bisa dilalui dengan berjalan kaki pasti bisa dengan menggunakan MTB. Kecuali medannya harus memanjat (rock climbing) atau turun tebing (rapeling)

Selain daya jangkau yang luas dan jauh, dengan bersepeda gunung kita akan merasakan sensasi yang tidak terkira bila menjumpai turunan panjang. Memacu sekencang-kencangnya sepeda, melibas tikungan, melompati gundukan, drop off di ceruk tanah…. merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Belum lagi hembusan angin kencang menerpa wajah ketika melaju sangat kencang di turunan… layaknya menunggangi jet coaster.

Semuanya mampu memacu adrenalin, membuat jantung berdetak kencang dan seolah-olah di dunia ini hanya ada kita, sepeda dan trek. Belum lagi ketika kita melaju menerobos semak, ranting dan dedaunan, seolah melalui sebuah lorong misterius…. seolah kita akan memasuki dunia lain.

Butuh jam terbang tinggi untuk bisa mengendalikan sepeda dengan baik dan aman di berbagai trek dengan kecepatan tinggi. Butuh skil dan ketrampilan yang tidak bisa instant kita peroleh tanpa main…main …dan main di alam. Semakin sering bersepeda kealam semakin terampil kita mengendalikan sepeda dan tahu apa yang kita lakukan bila menjumpai berbagai tipe trek. Sehingga kita tahu persis bagaimana melaju di trek tanah berpasir, trek berbatu (makadam), trek tanah liat licin, dan tanah tanah berlapis dedaunan busuk dan sebagainya.

Sebelum memulai petualangan bersepeda gunung di alam, pastikan kondisi tubuh dalam keadan fit dan bugar. Lupakan kegiatan ini bila kita dalam keadaan tidak fit atau sakit. Karena dalam kondisi tubuh tidak sehat hanya cari celaka dan hanya akan membuat repot teman seperjalanan. Kondisi badan tidak sehat akan membuat konsentrasi tidak maksimal, tenaga tidak ada dan hanya akan memperparah kondisi tubuh karena organ tubuh dipaksa bekerja keras.

Pastikan kondisi sepeda dalam keadan siap tempur. Cek rem apalah berfungsi sempurna, apakah kanvas rem masih tebal dan apakah minyak rem tidak bocor (rem hidrolik), lihat juga apakah karet rem masih tebal (v brake). Kencangkan baut (quickrelease) di hub. Cek juga angin di shock depan dan belakang tidak terlalu keras atau terlalu empuk. Basahi rantai dengan minyak pelumas. Rantai yang kering apalagi berkarat akan cepat rusak dan putus.

Pastikan tuas rem dan pemindah gigi bekerja sempurna. Demikian juga dengan system pemindah gigi apakah bekerja dengan baik, tidak lompat-lompat atau tidak mau pindah.

Bila menghadapi trek menanjak terjal pastikan gigi depan dan belakang di posisi ringan. Depan bilah crank yang paling kecil, dan belakang bilah seprocket yang paling besar. Bila terlalu ringan bisa disesuaikan dengan kayuhan. Pasang sadel tinggi, sehingga kita mengayuh seperti tengah berlari, ini akan meringankan kayuhan. Semakin terjal tanjakan semakin besar pula gaya grafitasi ke belakang. Kalau badan kita terlalu kebelakang maka ban depan kemungkinan akan terangkat dan kita akan terjatuh. Usahakan badan condong kedepan, untuk membuat ban depan tetap menapak di trek.

Kayuh perlahan, tidak usah terburu-buru atau bernafsu, nikmati semeter demi semeter trek menanjak yg kita lalui. Bernafaslah senormal mungkin, samakan irama ketika menginjak pedal lepas udara, ketika menarik pedal tarik nafas. Semakin kita sering bermain maka semakin kuat kita ditanjakan. Selebihnya ada masalah ketabahan dan kesabaran….. menjalani penderitaan.

Bila melibas turunan panjang dan cukup terjal, pastikan berat badan kita agak kebelakang. Ini dimaksudkan agar kita mengimbangi gaya grafitasi kedepan dan ban belakang tetap dmenapak di trek. Sehingga sepeda tetep bisa kita kendalikan. Jangan terlalu bernafsu melibas turunan. Lihat jauh ke depan, jangan ke ban depan. Di trek turunan kita akan melaju sangat kencang, dengan melihat jauh kedepan kita mampu melihat lebih luas trek di depan kita, kita akan tahu dan memutuskan akan mengambil jalur yang mana. Perhatikan baik-baik trek, apakah ada batu, akar yang menyilang, ceruk dalam, tanah berlumpur, tanah berlapis lumut dan sebagainya.

Diturunan terjal dan licin, jangan menggunakan rem depan, gunakan rem belakang sesekali untuk menurunkan kecepatan. Menekan keras-keras tuas rem belakang hanya akan membuat ban belakang melintir dan mengakibatkan ban belakang kehilangan kontraksi dengan tanah, sehingga sepeda sulit dikendalikan.

Bermain sepeda gunung selain menyenangkan juga beresiko dan berbahaya, maka kita perlu memakai helm, pelindung siku, lutut dan sarung tangan. Selain itu biasanya kita akan bermain di lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari warung makan, toko atau bengkel sepeda. Maka ransel (hydrobag) yang kita bawa harus kita isi dengan semua peralatan tersebut, seperti bawa makanan kecil dan minuman, jaket hujan, perlatan P3K, ban cadangan, pompa, pembuka ban, kunci L, lem dan tambal ban, alat penyambung rantai, minyak pelumas, batang pembuka ban. Oh yah jangan lupa bawa tisu basah dan tisu kering. Kedua barang ini sangat berguna kalau kita tiba-tiba, tidak tertahankan mau buang air besar, sementara rumah penduduk dan sungai tidak ada. Jangan sesekali menggunakan batu, kayu atau dedaunan, karena selain tidak hygienis juga bisa jadi menimbulkan rasa gatal atau beracun.

Lebih baik ransel kita berat tapi kita aman dan nyaman bertualang dengan sepeda gunung di alam, daripada kita ingin enteng dan sama sekali tidak bawa peralatan. Kalau terjadi sesuatu di jalan, misalnya ban kempes atau rantai putus, berharap saja teman bawa peralatan, kalau tidak, maka kita akan menuntun sepeda kita sepanjang trek untuk cari bengkel, atau carter mobil ke kota. Memilukan bukan ?

Bila kita ingin merakit atau beli sepeda gunung, pastikan dulu jenis sepeda apa yang kita kehendaki disesuaikan dengan jenis permainan dan lintasan apa yang hendak kita lalui. Kalau kita hanya mau main di trek off road ringan, masuk keluar jalanan tanah di kampung-kampung. Maka pilihan kita adalah jenis sepeda cross country (XC) dengan shock depan saja (hardtail)

Kalau sepeda yang kita impikan diharapkan bisa dimainkan disegala medan, melewati tanjakan dan turunan yang tidak terlalu ekstrim maka pilihan sepeda all mountain (AM) dengan fullsuspension di bagian depan dan belakang sangat cocok.

Sedangkan bila kita ingin tantangan yang lebih seru, menuruni bukit atau gunung dengan kecepatan tinggi yang memacu adrenalin, melompati gundukan tinggi, atau drop off 1 – 2 meter, maka pilihan sepeda yang kita rakit adalah freeride (FR) atau downhill (DH).

Bila kita sudah tahu persis sepeda jenis apa yang kita kehendaki, kemudian berapa budget yang kita miliki. Kita sudah bisa merakit sepeda yang kita kehendaki. Inilah enaknya merakit sepeda gunung, bisa disesuaikan dengan budget yang kita miliki. Karena setiap saat bila kita punya uang lebih dan kita ingin tantangan lauin frame maupun komponen bisa kita upgrade ke yang lebih tinggi. Atau ganti sepeda denga spek yang mumpuni.

Untuk pemula, yang baru pertama kali main sepeda, jenis sepeda yang cocok adalah XC. Seiring dengan semakin seringnya main, semakin baiknya pengendalian di berbagai medan, maka bisa berganti kemudian ke sepeda AM, tidak berhenti sampai disitu kalau ingin tantangan lain, ingin mencoba drop off setinggi 1 meter lebih maka bisa merakit sepeda FR atau DH.

Banyak pilihan frame dan komponen sepeda XC, AM dan FR/DH di pasaran. Biasanya harga yang berbeda menentukan jenis bahan, berat atau ringan, ketahanan dan kenyamanan sebuah frame atau komponen sepeda gunung.

Banyak merk frame dan komponen diperjualbelikan di pasaran. Ada baiknya kita melihat-lihat dulu di toko-toko sepeda, pilih-pilih, browsing di internet, Tanya-tanya teman yang sudah lebih dulu main sepeda, menganai frame dan komponen apa yang bagus dan sesuai dengan budget yang kita miliki.

Merakit sepeda biasanya akan membuat budget membengkak, karena biasanya kita akan memilih frame dan komponen bagus. Kalau hal ini tidak ingin terjadi, pilihan satu-satunya adalah beli sepeda gunung utuh (full bike) yang tinggal kita tunggangi dan jalan.

Jangan lupa bawa alat komunikasi seperti HP atau HP Satelit atau kalau mau eksplore ke trek baru bawa peta dan GPS sangat dianjurkan. GPS berguna untuk merekam perjalanan kita, sehingga kalau kita akan kembali ke trek tersebut kita tidak perlu repot-repot bertanya atau mengingat-ingat. Atau kalau kita kesasar kita akan dituntun kembali ke trek semula. GPS juga menginformasikan kepada kita rata-rata kecepatan bersepeda (average speed), kecepatan maksimum di turunan (max speed), waktu bergerak (moving time), jarak tempuh (odo meter), waktu diam/istirahat (stop time), kontur trek, ketinggian tanah dari permukaan laut dan sebagainya.

Sunday, November 22, 2009

MEMFILEMKAN PETUALANGAN

Setiap kita melakukan perjalanan wisata atau petualangan seru dimanapun, di tanah air tercinta, sangat bagus kalau kita memfilemkannya. Film perjalanan dan petualangan ini nantinya bisa kita perlihatkan kepada keluarga, teman, saudara, pacar, tetangga (apa urusannya yah) cem-ceman dan sebagainya.

Memfilemkan atau membuat dokumentasi video perjalanan bisa kita lakukan dengan berbagai perangkat camcorder atau video camera yang kita miliki, baik jenis Video 8, VHS, MiniDV, HDV atau yang paling sederhana yaitu dari Video HP yang kita miliki. Semua bisa kita buat, tentunya dengan kwalitas hasil yang berbeda dari setiap camcorder yang kita miliki.

Tidak ada sataupun kegiatan yang tidak bisa kita filemkan. Mulai dari traveling ke obyek wisata, mendaki tingginya gunung, menyusuri kegelapan goa, bersepeda gunung atau bahkan menyelami dalamnya lautan.

Semua bisa kita lakukan asal perangkat yang tersedia mendukung, seperti kalau mau buat dokumentasi video diving tentunya camcorder kitra harus memiliki casing underwater minimal untuk kedalaman hingga 40 meter. Demikian juga kalau mau bermain rafting, harus ada rain cover, untuk melindungi dari cipratan air sungai. Atau kita harus punya Mini Cam yang kita pasang di helm atau frame sepeda untuk bisa merekam petualangan bersepeda gunung.

Selain unit camcorder yang kita bawa, kita harus bawa juga tripod, baterai cadangan, charger, rain coat, drybag, tas camera, kaset kosong secukupnya dan pembersih camera.

Banyak peristiwa atau momen terjadi begitu cepat dihadapan kita. Seperti ketika kita mendaki gunung Semeru yang tiba-tiba meletup dan mengeluarkan asap tebal, tiba-tiba ada burung cantik hinggap di dahan, tupai mendekat, teman terpeleset atau muntah-muntah dan sebagainya.

Agar kita bisa menangkap momen-momen tersebut maka camera jangan dimasukan dalam ransel, gantung saja di leher. Bagus lagi kalau ada tasnya, untuk menghidari benturan dan goresan dengan kayu atau ranting.Letakan raincoat atau plastik di tempat yang mudah dijangkau kalau tiba-tiba turun hujan.

Hal lain yang penting adalah, pastikan baterai yang kita bawa cukup untuk selama perjalanan. Terlebih lagi bila selama perjalanan tidak ada listrik. Bawa baterai cadangan yang banyak. Kita juga harus tahu persis kemampuan baterai kita berapa lama, sehingga kita bisa memperkirakan berapa lama kita bisa ambil gambar.

Bila kita tidak punya baterai cadangan cukup. Ada beberap cara untuk menghemat baterai diantaranya ketika kita ambil gambar, jangan membuka LCD, intip saja view finder (atau lubang bidik). LCD yg terbuka membuat baterai lebih boros. Pakai menu manual untuk zoom (kalau ada) jangan yg otomatis. Atau jangan memainkan zoom in atau out sama sekali.

Jangan sering mematikan atau menghidupkan kamera dalam waktu berdekatan. Biarkan kamera on selama ada momen lain yg kita tunggu. Bungkus baterai kita dengan kain atau pakaian hangat di dalam tas kita. Suhu dingin di pegunungan kadang membuat kemampuan baterai drop 20 hingga 50 %.

Cara lain untuk menghemat baterai adalah kita harus tahu persis itinerary perjalanan kita. Apa saja yang akan kita lalui dan kita lakukan. Jadi tahu persis kapan keluarkan camera dan ambil gambar. Ambil gambar seperlunya, jangan melakukan pengulangan di angle yg sama. Ambil satu shoot beberapa detik, jangan di rooling.

Tidak sulit membuat gambar bagus dan cantik dengan camera video kita. Kalau kita tidak begitu paham dengan segala teknis pengambilan gambar sperti sudut pengambila gambar, kecepatan rana, kompisisi, pencahayaan dan sebagainya. Yang paling mudah namun sulit adalah, jangan goyang selama mengambil gambar, jangan ambil nafas selama tombol merah record menyala.

Ketika ada momen bagus dihadapan kita, segera nyalakan camera, arahkan ke subyek, tarik nafas panjang lalu tahan sambil tombol record kita tekan (on). Tahan selama 7-9 detik. Tekan lagi tombol record untuk mematikan (off). Gambar bergerak atau goyang-goyang membuat penonton filem kita pusing dan gak betah nonton.

Setelah menguasai pengambilan gamba diam, mulai coba teknih pen, yaitu kamera berger dari kiri ke kanan, atau kanan ke kiri juga dengan tahan nafas. Gambar moving, camera dan obyek bergerak bersamaan, bisa dari samping, belakang atau dari depan.

Ambil gambar aktifitas manusia dari depan, tampak wajah mereka dengan jelas. Penonton setelah tahu apa yg dilakukan biasanya ingin tahu siapa yang melakukan aktifitas. Ambil close up orang-orang yang melakukan aktifitas. Jangan gunakan zoom in, karena kalau zoom in, dipastikan gambar akan goyang, sekalipun jantung kita berhenti berdetak. Dekati obyek lalu record.

Ada beberapa obyek yang tidak bagus kalau diambil dengan camera di tangan, seperti ketika matahari terbit, matahari terbenam, close binatang, pemandangan dengan cahaya yang redup dan sebagainya. Ketika menemukan momen seperti inilah, tripod berguna, kalai tidak bawa kita bisa gunakan batu, pohon atau lantai, dimana camera bisa kita letakan dengan statis.

Selama camera stadby, digantung di leher, dan kita terus berjalan. Seting camera di otomatis, baik itu focus, speed (kecepatan bukaan rana) maupun iris (bukaan lensa), karena bila mendakak ada momen penting kita bisa cepat merekamnya. Kita tidak direpotkan lagi dengan pengaturan focus, cahaya maupun speed. Camera sekarang canggih-canggih, semua fasilitas memudahkan penggunanya, kita tinggal pencet-pencet saja.

Dalam kondisi udara dingin biasanya di gunung tinggi, camera kita kadang berembun. Ini terjadi karena ada perbedaan suhu di dalam kamera dengan suhu di luar. Agar tidak berembun, ketika tidak di pakai jangan simpan camera di tempat hangat seperti dalam tas, ransel, atau camera diselimuti kaos, selimut, sweater atau sleeping bag. Letakan saja camera di pojokan tenda atau ruangan, yang aman dari air. Sehingga tidak ada perbedaan suhu dalam camera dengan suhu diliuar.

Kalau masih juga berembun, yang biasanya terlihat dalam lensa seperti ada lapisan kabut tipis. Kita harus berusaha membuang embun ini dari lensa, kalau tidak apapun gambar yang kita ambil maka gambar akan buram dan tidak tajam. Jangan letakan camera di bawah matahari terik atau coba-coba membuka lensa dan membersihkan embunnya. Bawa camera ketempat terbuka, cari udara hangat, diangin-angin, tunggu beberapa saat, embun akan menghilang dengan sendirinya.

Bila camera tanpa sengaja terguyur air atau kecemplung dalam keadaan mati. Kita punya harapan camera masih bisa berfungsi. Kalau dalam posisi hidup, kemasukan air dan mati, kemungkinan camera terbakar dan harus diperbaiki.

Camera yang dalam keadaan mati kena air. Kita lap, keringkan dengan hydrayer kalau ada, keringkan di tempat terbuka atau hangat. Agar air dan kelembaban di dalam camera bisa kering dan hilang. Kalau belum yakin camera kering, jangan coba-coba menyalakan camera, biarkan camera berhari-hari. Jika yakin sudah kering silahkan dinyalakan. Sedangkan kaset yang kena air kemungkinan besar akan rusak karena pita lengket, dan tidak bisa dipakai lagi. Relakan gambar yang pernah kita buta dalam kaset tersebut.

Camera selain tidak tahan air juga tidak tahan panas yang menyengat. Sinar matahari atau udara panas akan merusak sensor dan elektronik di dalamnya, membuat camera tidak bisa berfungsi normal. Lindungi camera ketika mengambil gambar di tengah udara panas menyengat dengan payung.

Segala jenis camera tidak tahan goncangan keras apalagi benturan kuat. Pegang kuat-kuat camera yang di gantung di leher bila kita hendak melakukan gerakan mendadak, main sepeda, melompat. Sekali camera terbentur atau jatuh, maka tamat riwayatnya.

Berasarkan penglaman jenis camera Sony MiniDV stadar broadcast (DSR PD-150) dan Handycam (HDC-115E) mampu menghadapi suhu ekstrim hingga minus 20 derajat celcius di Pegunungan Jayawijaya Papua dan tekanan rendahnya oksigen di ketinggian 5.950 mdpl di puncak Kilimanjaro Africa dan bertahan di kelembaban tinggi dalam Goa Ngerong di Jawa Timur. Kemudian masih mampu menerima goncangan di ketika berarung jeram di Sungai Pekalen Probolinggo, Jatim dan bersepeda gunung di Semeru, downhill dari Kali Mati hingga Tumpang.

Untuk membuat filem perjalanan atau petualangan yang baik tidak cukup memiliki peralatan standar yang memadai, namun juga harus punya kemauan keras, selain itu harus memiliki kemampuan fisik prima dan mental kuat, karena dia harus ambil gambar dari depan ke belakang, dari belakang ke depan, harus bisa bangun pagi untuk dapat momen matahari terbit, harus rela kehabisan makan karena harus ambil gambar teman memasak dan makan. Tidak boleh marah karena kehabisan lapak untuk tidur, karena harus ambil gambar bulan atau suasana hutan ditengah malam. Tidak boleh manyun disaat teman menikmati secangkir kopi panas dalam tenda, sementara anda diluar berbasah ria kedinginan karena harus ambil gambar suasana hujan. Jadi pilihan di tangan anda…..repot juga ternyata yah….hehehe

Selamat bertualang dan membuat filem….jangan lupa berdoa.

Thursday, November 19, 2009

ular yang dapat berubah warna

Berita ditemukannya jenis ular yang dapat berubah warna beberapa
waktu lalu di Kalimantan menarik perhatian media. Ular itu ditemukan di
sungai Kapuas tidak jauh dari Betung Kerihun, Kalimantan. Nama ular
dalam bahasa Latin adalah Enhydris Gyii. Gyi adalah pakar ular asal
Birma yang menyilidiki klasifikasi jenis-jenis ular. Berikut rangkuman
wawancara dengan Dr. Mark Auliya yang menemukan ular 'bunglon' ini.

Berubah Warna Kalau Diam
Dr. Mark Auliya,
seorang biolog Jerman, ketika bertugas di Kalimantan, menemukan ular
yang bisa berubah warna. Ular yang ditemukannya itu dimasukkan ke dalam sebuah ember tertutup. Kurang lebih satu jam kemudian ia melihat ular itu berubah warna. Warna asli ular tersebut adalah coklat
kehitam-hitaman, tapi ia berubah menjadi putih setelah berdiam di ember
itu. Ternyata ular ini menjadi putih bila dia tidak aktif. Mangsa jenis
ular ini adalah ikan dan katak.

Penting untuk Ekosistem
Penemuan jenis ular ini penting, jelas Dr. Mark Auliya, karena semua
satwa punya fungsi dalam ekosistem kita. Berkat keseimbangan alam kita
bisa hidup dengan nyaman. Bila keseimbangan alam terganggu maka kita
akan merasakan dampak negatifnya. Hal itu bisa kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari. Bila ular sawah habis, maka tikus akan
merajalela dan menghabiskan padi.

Enhydris Gyii
Ular yang bisa berubah warna ini diberi nama Enhydris Gyii dan
ditemukan di Putusibau, tidak jauh dari Betung Kerihun, Kalimantan.
Panjangnya sekitar 70 cm. Ular ini berbisa, tapi tidak berbahaya bagi
manusia. Bisanya itu berfungsi untuk mencerna mangsa yang dimakannya.
Jadi seperti enzym pada manusia. Diperkirakan ada 10 jenis ular di
dunia yang bisa berganti warna, namun apa fungsi ular-ular tersebut
belum diketahui.

160 Jenis Ular
Dr. Mark Auliya menemukan jenis ular ini ketika bekerja selama satu tahun di Kalimantan untuk World Wildlife Fund, Dana Perlindungan Satwa Liar
Dunia, cabang Jerman. Menurutnya ada sekitar 160 jenis ular di
Kalimantan, Sarawak, Brunei dan Sabah. Jumlah ini amat banyak bila
dibandingkan dengan jumlah jenis ular di Eropa. Di Inggris hanya ada 3
jenis ular dan di Jerman 5 sampai 6 jenis ular.

Pelestarian Habitat
Pada umumnya ular adalah binatang yang ditakuti dan tidak disukai oleh
manusia. Menurut dr. Mark Auliya, orang tidak suka atau ingin membunuh
ular karena tidak mengetahui fungsinya. Ini adalah masalah pendidikan
dan penyuluhan baik di sekolah maupun untuk orang-orang dewasa. Mereka harus diberi pemahaman bahwa hutan adalah tempat tinggal ular dan reptil lainnya. Habitat itu harus dijaga kelestariannya. Sebuah habitat
yang utuh menyimpan berbagai macam binatang, termasuk ular. Keberadaan berbagai satwa dan tumbuhan diperlukan.

Perdagangan Ilegal
Salah satu yang mengancam kelestarian alam adalah perdagangan satwa
langka secara ilegal, termasuk ular. Kulit ular misalnya diminati
sebagai bahan baku untuk membuat tas dan sepatu. Menurut dr. Mark
Auliya, perdagangan ular tidak perlu dilarang sepenuhnya, namun harus
diperhatikan apakah jenis dan populasi satwa itu tidak terancam. Ini
adalah sebuah perjanjian internasional yang mengikat.