Tuesday, December 1, 2009

Sejarah Panjat Tebing Dunia

1492 Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba untuk
memanjat tebing Mont Aiguille (2.097 m), di kawasan Vercors Massif. Tak jelas benar
tujuan mereka, tapi yang jelas sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang
naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois,
sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat untuk mata pencaharian, kurang lebih
mirip para pengunduh sarang burung wallet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau
Karangbolong Jawa Tengah.
1623 Yan Carstenz adalah orang Eropa pertama yang melihat " … pegunungan yang
sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju!" di perdalaman Irian. Salju itu sangat
dekat ke Khatulistiwa. Laporannya tidak dipercaya di Eropa, padahal belum lama
berselang diberitakan ada juga salju di pegunungan Andes, masih dekat Khatulistiwa.
1624 Masih berkaitan dengan pekerjaan, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang
Eropa pertama yang melintasi pegunungan Himalaya, tepatnya di Mana Pass (Pass =
pelana / punggungan yang terentang di antara dua puncak), dari Gharwal di India ke
Tibet.
1760 Professor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan
Perancis - Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang bisa
menemukan lintasan ke pincaknya, untuk penelitian ilmiah yang diimpikannya. Sayang,
tidak ada yang tertarik, terutama karena ngeri terhadap naga-naga yang konon
menghuni puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.
1786 Setelah beberapa percobaan gagal, puncak Mont Blanc (4.807 m) akhirnya
berhasil digapai manusia, mereka adalah Dr. Michel Gabriel Paccard dan seorang
pemandu gunung, Jacquet Balmat. Puncak tertinggi yang di Alpen yang berhasil didaki
sebelumnya adalah Lysjoch (4.153 m), tahun 1778.
1830 Alexander Gardiner melintasi Karakoram Pass dari Sinkiang, China ke Kashmir,
India. 1852 Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian puncak XV
(8.840 m). Ini merupakan puncak tertinggi di dunia, mengalahkan puncak VII
(Kangcenjunga, 8.598 m) yang sebelumnya dianggap puncak paling tinggi. Puncak XV
ini kemudian diberi nama Everest, sesuai dengan nama kepala divisi ukur tanah di
064 RB
India berkebangsaan Inggris, Sir George Everest (orang Nepal menyebut puncak ini
dengan nama Sagarmatha, sedangkan orang Tibet menyebutnya Chomolungma).
Belakangan ketinggiannya dikoreksi menjadi 8.888 m, kemudian dikoreksi lagi menjadi
8.848 meter, sampai sekarang.
1853 Batu pertama jaman keemasan dunia keemasan di Alpen diletakkan oleh Alfred
Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn (3.708 m), cikal bakal pendakian
gunung sebagai olah raga.
1857 Alpine Club yang pertama berdiri di Inggris.
1858 Ketinggian K2 (singkatan Karakoram Number 2) terukur, 8.610 m, menggeser lagi
kedudukan Kangchenjunga menjadi posisi 3.
1865 Dinding Selatan Mont Blanc sipanjat untuk pertama kali melalui lintasan Old
Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Di Alpen bagian tengah, Edward
Whymper dan enam rekannya berhasil mencapai puncak Matterhorn (4.474 m), Swiss.
Tapi empat orang anggota tim yang saling terkait dalam satu tali tewas dalam
perjalanan turun, ketika salah seorang jatuh dan menyeret yang lainnya. Musibah ini
mengakhiri sebelas tahun jaman keemasan. Lebih dari 180 puncak besar telah didaki
dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya dilakukan para
pendaki Inggris.
1874 WA Coolidge mendaki puncak Jungfrau dan Wetterhorn pada musim dingin,
sehingga dijuluki Mr. Winter Climbing. Tahun 1870-an ini muncul trend baru, yaitu
pendakian tanpa didampingi pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan
diantara para pendaki.
1878 Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille de Dru di Perancis,
memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tidak terlalu tinggi tetapi
cukup curam dan sulit. Banyak orang menganggap peristiwa ini sebagai kelahiran
panjat tebing.
1883 WW Graham menjadi orang pertama yang mengunjungi pegunungan Himalaya
dengan tujuan mendaki gunung sebagai olah raga dan petualangan. Dia mendaki
beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim, India. Konon khabarnya
dia juga berhasil menggapai puncak Changabang (6.864 m).
1895 Percobaan pertama pendakian gunung diatas 8.000 m, yaitu Nanga Parbat
(8.125 m) oleh AF Mummery. Pendaki Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian
Gunung Modern ini hilang di ketinggian sekitar 6.000 m.
1899 Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan
Carstensz hampir 3 abad sebelumnya tentang " … pegunungan yang sangat tinggi, di
beberapa tempat tertutup salju!" di perdalaman Irian. Maka namanya diabadikan
sebagai nama puncak yang kemudian ternyata merupakan puncak gunung tertinggi di
Indonesia.
1902 Percobaan pertama mendaki K2 oleh tim ekspedisi dari Inggris, hasilnya ….
gagal !!!!!!!!!
1907 Ekspedisi di bawah pimpinan Tom Longstaff mendaki Trisul (7.120 m), puncak
7.000-an pertama yang berhasil di daki manusia. Longstaff adalah orang pertama yang
mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.
064 RB
1909 Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE), memasuki rawa-rawa
sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam masa 16 bulan pada ekspedisi ini, 16
orang meninggal dan 120 orang sakit.
1910 Carabineer (cincin kait) untuk pertama kali dipergunakan dalam pendakian
gunung oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman. Penggunaannya diilhami oleh
pasukan pemadam kebakaran.
1911 Mantan anggota ekspedisi BPUE 1909, Dr. AFR Wollaston, kembali ke Irian
bersama C. Bodden Kloss dengan 224 pengangkut barang dan serdadu. Mereka
sampai di bagian Timur kawasan Carstensz dengan menyusuri sungai Otowka dari
Selatan. Kali ini tiga orang melayang jiwanya.
1921 George L. Mallory dkk, berhasil mencapai North Col Everest, dalam perjalanan
penjajagan mereka dari sisi Tibet.
1922 Usaha pertama mendaki Everest, berakhir pada ketinggian 8.320 m di
punggungan timur laut. Hasilnya …….. gagal !!!!!!
1924 Mallory dan Irvina, kembali mencoba mendaki Everest. Keduanya hilang di
ketinggian sekitar 8.400 meter. Rekannya, Edward Norton mencapai 8.570 meter,
rekaan ketinggian waktu itu, sendirian dan tanpa rabung oksigen.
1931 Schimdt bersaudara mencapai puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus
melahirkan demam north wall climbing.
1932 UIAA (Union Internationale Association de Alpinisme) berdiri di Perancis.
1933 Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Laverdo
dikawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing (panjat tebing menggunakan
alat bantu untuk menambah ketinggian) yang pertama.
1934 Dr. Karl Prusik memelopori penggunaan tali kecil dengan simpul khusus untuk
menggantung dan meniti tali yang lebih besar. Sampai sekarang tali kecil dan simpul ini
dikenal dengan istilah prusik. Meniti tali dengan menggunakan tali kecil dan simpul ini
disebut prusiking.
1936 Dr. AH Colijn, manajer umum sebuah perusahaan tambang menemukan dinding
timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz. Gunung bijih itu dinamakan
Erstbergh, yang nantinya menjadi tambang utama PT. Freeport.
1938 Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil di panjat oleh tim gabungan
Jerman dan Austria. Sebelumnya Hitler menjanjikan mereka medali setingkat medali
emasnya Olimpiade. Mereka adalah Anderl Heckmair, Ludwig Forg, Fritz Kasparek dan
Heinrich Harrer. Tebing maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban dan
berlanjut sampai sekarang.
1941 Ekspedisi Archbold menemukan lembah Baliem, kantong Suku Dani yang tingkat
kebudayaannya amat tinggi, ditengah hutan belantara, seolah tak terbatas dan tak
tertembus. Irian semakin menjadi pusat perhatian para ilmuwan dunia.
1949 Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar, memancing maraknya
pendakian di kawasan atap dunia itu.
1950 Tibet dikuasai Cina. Pendakian Himalaya di sisi ini tidak diperkenankan lagi.
064 RB
Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8.091 m), puncak
8.000-an yang pertama berhasil di daki, menandai awal 20 tahun jaman keemasan
pendakian di Himalaya.
Di Alpen, tali nylon mulai dipergunakan. Tali serat tumbuhan yang sebelumnya biasa
dipakai, hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada aturan bahwa seorang perintis
jalur pemanjatan (leader) tidak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya akan
patah tersentak.
Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman dan
pendakian keesokan harinya lebih efektif.
1951 Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown. Mereka menjadi duet
pemanjat terkuat yang pernah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris
segera menjadi tolok ukur dunia panjat tebing.
Walter Bonatti dkk menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada
tebing yang masuk dalam kategori dinding besar (big wall).
Bermula terjadinya revolusi cadas di Inggris, tebing kapur ternyata tidak serapuh yang
diduga selama ini, sehingga tebing ini mulai banyak dipanjat menyaingi tebing granit
dan batuan beku lainnya.
1952 Herman Buhl memanjat solo di dinding timur laut Piz Badile, Swiss dalam waktu 4
½ jam. Inilah awal speed climbing (pemanjatan yang mengutamakan kecepatan).
Rekor waktu sebelumnya pada lintasan itu adalah 52 jam, dibuat tahun 1937.
1953 Heman Buhl dkk mencapai puncak Nanga Parbat, puncak 8.000-an kedua yang
didaki orang.
Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay dari Nepal, yang
tergabung dalam ekspedisi Inggris, menjadi manusia pertama yang berdiri di atap
dunia, Everest.
Mountain Travel, biro perjalanan pertama yang melayani ekspedisi pendakian gunung,
didirikan di Kathmandu, Nepal. Dengan tumbuhnya agen-agen seperti ini, sebagian
kerumitan pengelolaan ekspedisi dapat dikurangi, sehingga pendaki lebih konsentrasi
pada pendakiannya. Tetapi di sisi lain juga mengundang kecurangan-kecurangan,
seperti pembukaan jalur oleh pemandu setempat, sehingga pendaki tinggal mengikuti
atau bahkan di tuntun.
1954 Ekspedisi Inggris sukses mencapai puncak Kanchenjunga, sedangkan ekspedisi
Perancis sukses di Makalu (8.463 m).
Suatu alat berpegas ditemukan, menyaingi fungsi prusik untuk memanjat tali. Nama
alat ini adalah ascendeur (alat untuk naik), tapi sering disebut juga jumar, gabungan
nama penemunya yaitu Adolf Jusi dan Walter Marti, dari Swiss.
1956 Ekspedisi dari Jepang berhasil mendaki Manaslu (8.163 m). Jepang segera
menjadi salah satu negara besar di dunia pendakian Himalaya.
1957 Herman Buhl dan tim Austria mencapai puncak Broad Peak (8.047 m), sekaligus
menandai pendakian gunung 8.000-an dengan teknik alpine tactic.
064 RB
1958 Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan
semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju
Khatulistisa.
1959 Claudio Barbier dari Belgia, mendaki solo 3 (tiga) dinding utara Tre Cima Laverdo
dalam 1 hari, ini adalah pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan
free dan artificial climbing.
Helm mulai digunakan para pendaki tebing. Sabuk pengaman (harness) menjadi wajib,
menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite.
Tebing 48 di Citatah mulai dipakai sebagai ajang latihan oleh pasukan TNI AD.
1961 Ekspedisi dari Selandia Baru mencoba mendaki Carstenz Pyramide. Gagal
karena keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara. Mereka menemukan
jalan dari utara lewat celah yang kemudian dinamakan New Zealand Pass.
1962 Puncak Carstenz akhirnya berhasil dicapai oleh tim pimpinan Heinrich Harrer.
Puncak Eidenburg, juga di Irian, berhasil di daki oleh ekspedisi yang dipimpin Philip
Temple.
Baut tebing mulai diperkenalkan penggunaannya di pegunungan Alpen. Pemanjatpemanjat
Amerika mulai terkenal di Alpen, diawali oleh Hemmings dan Robbins yang
menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.
1963 Tim gabungan Inggris dan Amerika memanjat dinding selatan Auguille du Fou,
yang waktu itu dianggap sebagai pemanjatan tersulit di Alpen dengan menggunakan
teknik-teknik aid climbing gaya Amerika.
Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di kalangan pemanjat.
Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat
terbang kecilnya di Puncak Jaya dekat Carstensz. Untung angin kencang
mengurungkan niatnya, sebab salju tebal disana terlalu lunak untuk landasan. Tapi dua
pesawat pendukung DC-3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian
sekitar 4.300 m. Reruntuhannya masih bisa ditemukan sampai sekarang.
1964 Beberapa pendaki Jepang dan 3 orang Indonesia, yaitu Fred Athaboe, Sudarto
dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak
Jaya di Irian. Puncak yang berhasil didaki itu sempat dianggap Puncak Carstensz,
sebelum kemudian dibuktikan salah. Tahun ini dipatok sebagai awal sejarah pendakian
gunung di Indonesia.
Dua perkumpulan pendaki gunung tertua di Indonesia lahir : Wanadri di Bandung dan
Mapala UI di Jakarta.
Ekspedisi Cina mendaki Shisha Pangma (8.046 m) di Tibet, satu-satunya puncak
8.000-an yang terletak di luar Nepal dan Karakoram (Pakistan).
1965 Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan pendakian oleh
Hornli, dkk., diliput oleh BBC/TV dari awal pendakian sampai berhasil ke puncak. Untuk
pertama kalinya pendakian gunung dan panjat tebing menjadi olah raga yang dapat
ditonton banyak orang.
Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.
064 RB
1967 Penggunaan tali kernmantel dipelopori oleh pemanjat Inggris, menggantikan tali
yang terbuat dari bahan nylon. Bagian dalam tali kernmantel terdiri dari beberapa
pilihan serat synthesis, yang memberikan kekuatan pada tali. Bagian pembungkusnya
merupakan anyaman dari bahan yang lentur, tapi tahan gesekan, sehingga melindungi
bagian dalamnya.
1968 Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik di
buka di Irian. Tapi sayang, bersamaan dengan itu pemerintah Indonesia tidak lagi
mengeluarkan ijin pendakian ke kawasan Carstensz.
1969 Reinhold Messner keluar dari pertapaannya, kembali ke tebing-tebing Alpen
Timur, menyikat dinding es raksasa les Droites dalam waktu 8½ jam solo.
Menumbangkan rekor sebelumnya, yaitu 3 hari.
Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran Alpen, antara lain membuat
lintasan baru di Eiger.
Nomor perdana majalah Mountain mulai beredar, menjadi media pendaki dan pemanjat
yang pertama beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga mempengaruhi
perkembangan melalui perdebatan dan opini.
Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendaki Himalaya, dengan
beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak tertentu saja.
Agen-agen pendakian dan trekking tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik
kelompok-kelompok kecil dari berbagai negara untuk main-main di Himalaya dengan
mudah dan murah.
Soe Hok Gie dan Idhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.
1970 Dinding Selatan Annapurna di rambah tim dari Inggris, menggunting pita
pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar Himalaya. Tingkat
kesulitan lintasan menjadi lebih penting daripada hanya sekedar mencapai puncak.
Tahun ini lahir cabang olah raga panjat dinding atau panjat tebing buatan. Dindingdinding
panjat buatan mulai bermunculan. Bentuk-bentuk latihan terpisah dalam olah
raga panjat tebing mulai menggema. Salah satu pelopornya adalah Pete Livesey,
pemanjat yang juga suka speleologi, kano dan lari. Ia tahu benar pentingnya latihan
khusus bagi masing-masing jenis olah raga tersebut, dan mencoba menerapkannya
pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang sebagai kegiatan
atletis, kesan huru-hara sedikit demi sedikit mulai hilang. Semboyan "the best training
for climber is climbing" tidak lagi memadai, apalagi hanya dengan memupuk
kejantanan melalui gelas-gelas bir.
1971 Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian. Kesempatan ini segera
diserbu oleh tim-tim ekspedisi dari Australia, Jerman, AS bahkan Hongkong. Penelitian
yang dilakukan Carstensz Glacier dari Expedition University of Melbourne,
menghasilkan kesimpulan yang cukup mengejutkan tentang penyusutan gletser secara
besar-besaran.
1972 Untuk pertama kalinya olah raga panjat dinding masuk dalam jadwal Olympiade
di Munich, walaupun masih eksebisi.
Mapala UI, diantaranya adalah Herman O. Lantang dan Rudy Badil, berhasil mencapai
Puncak Jaya. Mereka merupakan orang-orang sipil pertama dari Indonesia yang
mencapai puncak ini.
064 RB
1974 Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8.068 m)
di Karakoram selama 3 hari dengan sistem Alpine Push (tanpa kembali ke base camp).
Pasangan ini juga memecahkan rekor kecepatan pemanjatan di Eiger, yaitu 10 jam.
1975 Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejak Puncak
Everest. Sementara itu China mengirimkan ekspedisi Everest-nya yang pertama, dari
punggungan Timur Laut.
Bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan
Eropa daratan, kebanyakan menyalahkan para pemanjat hijau, yang mengobral kapur
pada lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk penyerak keringat.
1976 Harry Suliztiarto mulai latihan memanjat di Citatah. Patok pertama panjat tebing
modern di Indonesia.
1977 Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan Harry Suliztiarto, Heri Hermanu,
Deddy Hikmat dan Agus R.
Ekspedisi Selandia Baru mencoba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka
*****a sampai di South Col, tapi seolah memukul gong yang gaungnya merantak
kemana-mana, ekspedisi berdikari, semua perintisan jalur dan pengangsuran
perbekalan dilakukan sendiri oleh anggota ekspedisi. Yang pro menganggapnya
sebagai kejujuran wajib, yang kontra melecehkan sebagai kesia-siaan yang konyol.
Perdebatan ini belum selesai sampai sekarang.
1978 Messner dan Habeler menggegerkan dunia pendakian Himalaya dengan
mendaki Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger lagi ketika kemudian
Messner bersolo karir di Nanga Parbat dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh
banyak pakar dianggap lebih penting dari pendakian tanpa oksigen-nya.
1979 Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Disengaja atau tidak, merupakan upaya pertama di Indonesia untuk mempublikasikan
panjat tebing.
1980 Tebing Parang di Jawa Barat untuk pertama kali dipanjat oleh tim ITB.
Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing angkatan pertama.
Sam Moses, Geoff Tabin dan Bob Saphiro dari AS, menjadi orang-orang pertama yang
memanjat dinding utara Carstensz secara direct (lurus).
Wanadri menjadi tim Indonesia pertama yang berekspedisi ke Carstensz Pyramide.
Mereka gagal mencapai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya dan Carstensz Timur.
Sedangkan ekspedisi gabungan Mapala UI dan tim AS mendaki Puncak Trikora.
Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim
semi dan musim gugur. Semakin banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak di
pelbagai pelosok Himalaya, semakin banyak pula sampah menumpuk dimana-mana.
Tetapi sebaliknya, konon mata uang asing semakin deras pula mengalir kesana. Tapi
siapa yang bertambah kaya ? Susah !!!!!!
1981 Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding selatan Carstensz, Mapala UI dan
ITB. Salah seorang anggota tim Mapala UI, Hartono Basuki, gugur disini. Korban
pertama pendakian di Carstensz.
064 RB
Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendakian gunung
di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan dengan pendakiannya ke Matterhorn,
Swiss.
1982 Jayagiri mengirimkan Irwanto ke sekolah pendakian ISM di Swiss, dilanjutkan
ekspedisi 4 orang ke Monta Rosa, Swiss serta Mont Blanc dan Matterhorn.
Dua ekspedisi ke Carstensz, Wanadri dan Pataga Jakarta.
Ahmad dari Gideon SMAN 1 Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, Padalarang.
Korban pertama panjat tebing di Indonesia.
1984 Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu, Bali
dipanjat oleh Skygers dan Gabungan Anak Petualang dari Surabaya.
1985 Tebing Serelo di Lahat, Sumatera Selatan, dipanjat tim Ekspedisi Anak Nakal.
Ekspedisi Mapala UI gagal mencapai Puncak Chulu West (6.584 m) di Himalaya.
Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Gunung Eiger, Swiss. Ekspedisi Jayagiri lainnya,
diantaranya Don Hasman berhasil mendaki Kilimanjaro (5.895 m) di Afrika.
1986 Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di
Sulawesi Selatan. Kelompok Unit Kenal Lingkungan - UNPAD memanjat Gunung
Lanang di Jawa Timur. Tim Jayagiri merampungkan Dinding Ponot di air terjun Siguragura,
Sumatera Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulangi pemanjatan Gunung Eiger, Swiss, berhasil dengan
menciptakan lintasan baru.
Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam,
sempat ditayangkan oleh TVRI.
1987 Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan
Barat. Kelompok Trupala memanjat Tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Skygers
memanjat Sepikul di Jawa Timur.
Beberapa ekspedisi dari Indonesia di kirim ke luar negeri. Mapala UI ke Puncak
Chimborazo (6.267 m) dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes. Ekspedisi Wanita
Indonesia Mendaki Himalaya ke Imja Tse di Nepal. Ekspedisi Jayagiri Saddle
Marathon, terdiri dari Mamay S. Salim dan Bambang Hertadi Mas mencapai puncak
tertinggi di Afrika, Kilimanjaro, dengan membawa sepeda. Tim ini juga mendaki Mount
Kenya di Afrika dan Imja Tse, tanpa sepeda. Eskepedisi Wanadri gagal mencapai
Vasuki Parbat (6.792 m) di Gharwal, India.
Lomba panjat tebing pertama di Indonesia, dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran,
Bali.
Tiga anggota Aranyacala, Trisakti dan 1 mahasiswa sipil Trisakti tewas terbunuh dekat
Ilaga, dalam perjalanan ke Carstensz.
1988 Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4
pemanjat Perancis yang diundang ke Indonesia atas kerjasama Kantor Menpora
dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan kursus singkat.
064 RB
Menjelang akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia
(FPGTI), diketuai Harry Suliztiarto.
Untuk pertama kali disusun rangkaian kejuaraan memperebutkan Piala Dunia Panjat
Dinding yang direstui dan diawasi oleh UIAA (Union Internationale de Association de
Alpinism), badan internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan
pendakian gunung, diawali dengan kejuaraan di Snowbird, AS.
Ekspedisi panjat tebing yang sepenuhnya dilaksanakan oleh wanita, Ekspedisi Putri
Parang Aranyacala Trisakti, memanjat Tower III Parang. Kelompok putranya memanjat
Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.
Ekspedisi UKL Unpad kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang yang
tewas terjatuh di Batu Unta, Kalimantan.
Panjat kebut pertama kali dilakukan di Indonesia oleh Sandy Febiyanto dan Djati
Pranoto di Tower I Parang, dalam waktu 4 jam, sekaligus merupakan pemanjatan
tebing besar pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya
hanya saling dihubungkan dengan tali.
Lomba panjat tebing buatan pertama dilakukan di Bandung, mengambil lokasi di
sebuah gardu listrik.
Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7.145 m) di
Himalaya. Hendricus Mutter dan Vera MW dari Jayagiri mendaki Imja Tse tanpa
sherpa.
Di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu pemanjatan
2 hari pada dinding utara Gunung Eiger, waktu mereka mulur menjadi 5 hari. Ekspedisi
Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru pada gunung yang sama.
Di Yosemite, AS, Sandy Febiyanto dan Djati Pranoto memanjat Half Dome (gagal
memecahkan rekor waktu John Bachar dan Peter Croft, 4,5 jam) dan El Capitan (gagal
memecahkan rekor waktu 10,5 jam).
1989 Awal tahun ini, dunia panjat tebing merunduk dilanda musibah dengan gugurnya
salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febiyanto, yang terjatuh di tebing
Pawon, Citatah. Tetapi tidak lama. Semangat almarhum seolah justru menyebar ke
segala penjuru Nusantara, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi
ini.
Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala Trisakti memanjat Bambapuang, Sulsel, tetapi
musibah menimpa tim ini sebelum mencapai puncak. Ali Irfan Batubara, fotografer tim,
tewas tergelincir dari ketinggian.
Di Himalaya, pendaki top Polandia, Jerzy Kukuczka, tewas dalam upaya memanjat
dinding selatan Lhotse (8.516 m).
Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran
dalam kawah Kelud, sementara tim Jayagiri sedang berlatih dalam rangka persiapan
ekspedisi ke Lhotse Shar di Nepal, tim ini mematok target pemanjatan semua pucukpucuk
tebing kawah Kelud, tetapi gagal. Ekspedisinya sendiri batal berangkat.
Kawasan Citeureup kembali dipanjat tim dari Aranyacala, kali ini tebing Rungking.
Tebing Uluwatu, Bali dipanjat ekspedisi putri yang kedua dari Mahitala, Unpar.
Kelompok Mega, Untar melakukan ekspedisi marathon panjat tebing, mulai dari tebing-
064 RB
tebing di Citatah, Parang, Gajah Mungkur dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir
sebulan. Merupakan marathon panjat tebing pertama di Indonesia.
Tahun ini tercatat tidak kurang dari 10 kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di
Indonesia. Beberapa yang besar adalah di Unpar-Bandung, Trisakti-Jakarta, ISTNJakarta,
Markas Kopassus Grup I Serang, Trupala-Jakarta (dua kali, di Balai Sidang
dan Ancol), SMA 70 Bulungan-Jakarta, Kelompok KAPPA-UI dan Geologi-ITB.
Mapala UI membuat 2 ekspedisi, ke Mount Cook (3.764 m), Selandia Baru dan
McKinley (6.149 m), Alaska, puncak tertinggi di Amerika Utara.
Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier
Mountaineering Institute, AS, kemudian bergabung dengan ekspedisi AS ke
Kangchenjunga.
Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil merampungkan pendakian 5
puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (Perancis), Grand Paradiso, 4.601 m
(Italia), Monte Rosa, 4.634 m (Swiss), Grossglockner, 3.978 m (Austria) dan Zugspitze,
2.964 m (Jerman).
Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di
Tower III Parang. Merupakan artificial solo climbing pertama pada tebing besar di
Indonesia.
1990 Lomba Panjat Dinding Nasional (LPDN) di gelar di Jakarta, dengan
menggunakan dinding panjat pertama yang mempunyai empat sisi dengan ketinggian
15 meter. FPGTI berubah nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia),
diketuai tetap oleh Harry Suliztiarto sebagai Ketua Harian dan Setiawan Djody sebagai
Ketua Umum.
Majalah Mountain, majalah pendakian gunung dan panjat tebing yang pertama di dunia
(lahir tahun 1969), tidak terbit lagi. Salah satu rubrik khasnya, Info, diadopsi oleh
majalah High terbitan British Mountaineering Club.
Tomo Cesen, pendaki asal Yugoslavia (Slovenia), berhasil mencapai puncak Lhotse
(8.516 m) di Himalaya dalam waktu 62 jam, lewat dinding selatan yang merenggut
nyawa Jerzy Kukuczka tahun sebelumnya. Ditambah dengan pendakian solonya tahun
sebelumnya di Jannu (7.710 m), Tomo membuka era baru pendakian gunung : solo,
jalur baru dan waktu pendakian yang sangat singkat.
Ekspedisi PPGAD dan Pataga Jakarta mendaki Carstensz Pyramide dan Puncak Jaya.
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia (EPPI), terdiri dari pemanjat Aranyacala Trisakti,
Mahitala Unpar dan IKIP Bandung, melakukan pemanjatan di Half Dome, AS.
1991 Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan pemanjatnya pada kejuaraan di
luar negeri, yaitu Oceania Cup di Autralia. Dari 4 pemanjat yang dikirim, hanya Andreas
SM dan Deden Sutisna yang mendapat peringkat, yaitu 4 dan 5. Keikutsertaan ini
membuka mata dunia panjat tebing internasional, bahwa ternyata Indonesia sudah
mempunyai atlit panjat tebing.
FPTI untuk pertama kali mengeluarkan Peraturan Lomba Panjat Tebing Buatan.
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia (EPPI) '91, terdiri dari 8 pemanjat putri dari
berbagai perhimpunan di Jakarta, Bandung, Yogya dan Menado, berhasil membuat
lintasan baru pada tebing Cima Ovest, Italia.
064 RB
FPTI Pengda Jatim dan Imapala Unmer Malang, mengadakan Climbing Party di
Lembah Kera, diikuti oleh puluhan pemanjat. Selain memanjat bersama, juga diadakan
diskusi dan evaluasi pembuatan jalur, sehingga menjadikannya sebagai jambore panjat
tebing yang pertama di Indonesia, walaupun sebenarnya tidak disebut demikian.
Tahun ini tercatat beberapa kecelakaan di dinding panjat. Zainuddin tewas terjatuh di
Samarinda, karena tidak memasang pengaman. Tiga pemanjat lagi terjatuh dan cedera
(lumpuh, patah tulang). Semuanya terjadi karena tidak mengikuti prosedur
keselamatan pemanjatan.
Eskpedisi gabungan PPGAD-Wanadri berhasil memanjat jalur lurus dinding utara
Tower-2 Carstensz, menyelesaikan marathon 5 puncak (Sarwo Edhi, Sumantri,
Soekarno/Puncak Jaya, Puncak Tengah dan Carstensz Timur) serta mendaki Puncak
Mandala untuk pertama kalinya. Tim arus derasnya mengalami musibah di sungai Van
der Wall, dengan korban 7 orang tewas.
Mauly MW Wibowo melakukan pemanjatan bebas solo (free solo) pertama, di
Bambapuang, Sulsel.
Rapat Paripurna Nasional FPTI yang pertama, diselenggarakan di Puncak, Jabar.
1992 Kejuaraan Nasional Panjat Tebing I diselenggarakan di Padang, juara umum
diraih oleh kontingen DKI Jaya. Usai Kejurnas, para pemanjat mengadakan panjat
bareng di Lembah Harau, Bukit Tinggi, menghasilkan beberapa jalur baru.
Ronald N. Mamarimbing dan Panji Susanto mengikuti kejuaraan First Asian
Championship di Seoul, sedangkan Mamay S. Salim dan Mauly MW Wibowo mengikuti
kursus juri dan pembuat jalur dengan instruktur dari Perancis, dilanjutkan dengan rapat
CICE Asia.
Sebelumnya Panji S dan Yereno ET berangkat ke Singapura mengikuti lomba SAFRA,
tetapi terlambat datang. Mereka kemudian diminta melakukan eksebisi dan mendapat
sambutan meriah.
Tim gabungan PPGAD dan Pataga Jakarta melakukan pemanjatan di tebing Grandes
Jorrases, Perancis.
Tim Mapala UI harus rela kehilangan Norman Edwin dan Didiek Samsu, yang gugur
ketika melakukan pendakian ke Aconcagua, puncak tertinggi di benua Amerika.
Mamay S. Salim dan Deden Sutisna membuat beberapa jalur pemanjatan pada tebingtebing
granit di Pulau Belitung.
Budi Cahyono yang dikontrak oleh sebuah perusahaan rokok, melakukan pemanjatan
di Taiwan, untuk pembuatan iklan.
FPTI diterima secara resmi menjadi anggota UIAA, disusul dengan pengiriman utusan
ke rapat CICE Asia di Hongkong.
Rapat Paripurna Nasional FPTI yang kedua disekenggarakan di Bengkulu.
1993 Kejuaraan Nasional Panjat Tebing II dilaksanakan di Bengkulu, juara umum diraih
oleh Sumatera Barat, menyusul kemudian kejuaraan Piala Menhub di Jakarta dan
064 RB
lomba yang diadakan Persatuan Pelajar Semen Gresik di Jatim. Ketiganya
diselenggarakan dalam bulan yang sama.
Budi Cahyono, Ronald N.M dan Yusa Kanarohan mengikuti Kejuaraan Asia di
Chancun, RRC. Hasilnya Ronald peringkat II dan Yusa peringkat VI.
Budi Cahyono dan Yusa Kanarohan berhasil meraih juara 1 dan 2 pada kompetisi
Singapore National 2nd Rock Wall Climb Championship.
Dua instruktur dari Perancis datang ke Indonesia dan memberikan kursus lomba panjat
tebing di Bandung
FPTI Pengda Jatim bekerjasama dengan Mahapala D3 Ekonomi Univ. Jember,
mengadakan sekolah panjat tebing di Sepikul, Jatim.
Skygers juga mengadakan sekolah panjat tebing angkatan ke 10.
Tahun ini tiga kegiatan pendidikan alam bebas dilaksanakan hampir bersamaan
waktunya : Gladian Pencinta Alam, Sekolah SAR dan TWKM (Temu Wicara Kelompok
Mahasiswa).
Jambore Panjat Tebing Pertama diselenggarakan oleh FPTI Pengda DKI di Parang.
SH Nasution dan Kamran Ali melakukan pemanjatan di kawasan Phang-Nga dan
Phuket, Thailand.
Kamran dan Oneng memanjat di Malaysia dan Vietnam.
Tim Mapala UI, terdiri dari Tantyo Bangun dan Ripto Mulyono berhasil mencapai
puncak Aconcagua, disusul oleh tim Ekspedisi Putri Indonesia. Sedangkan tim FPTI
gagal berangkat ke Fitzroy dan Aconcagua. Alex Lowe dari AS berhasil mencapai
puncak Aconcagua 3x dalam seminggu.
Aranyacala Trisakti mengirimkan tim ke AS, terdiri dari tim tebing (Half Dome), tim
arung jeram (Colorado) dan tim gunung (Mount Whitney).
Di tanah air, tim Mapala UI berhasil memanjat jalur lurus (direct route) dinding utara
Carstensz Pyramide, namun gagal dalam upayanya memanjat dinding utara Puncak
Jaya.
Awan kelabu kembali menyelimuti dunia petualang alam bebas kita, Dudy Arief
Wahyudi, salah seorang pelopor paralayang di Indonesia, tewas saat melakukan
kegiatan paralayang di pantai Parangtritis, Yogyakarta.
Wolfgang Gullich, pemanjat handal dari Jerman yang menjadi pemeran pengganti
Silvester Stallone dalam film Cliff Hanger, tewas karena kecelakaan mobil.
Catherine Destivelle dari Perancis, memanjat solo dinding utara Eiger.
1994 FPTI secara resmi menjadi anggota KONI yang ke-50.
Ronald N.M dan Nunun Masruroh berhasil menduduki peringkat 9 dan 12 pada
Kejuaraan Asia Ketiga di Jepang, sedangkan Hendricus F. Mutter mengikuti rapat CICE
Asia di Jepang.
064 RB
Mamay S. Salim dan Kresna Hutama membuat jalur-jalur pemanjatan pada tebingtebing
di Taiwan.
Mamay S. Salim dan Rahim ABS belajar teknik panjat pohon, kemudian menjadi
asisten peneliti dari Perancis yang mengadakan pengumpulan sample tumbuhan epifit
(pakis, anggrek, dll) di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi.
Jambore Panjat Tebing Kedua diselenggarakan oleh FPTI Pengda DKI, lokasinya
masih di Parang.
1995 Lintasan dinding timur laut Everest akhirnya berhasil didaki oleh dua pendaki dari
Jepang. Padahal lintasan ini dipilih juga waktu upaya pendakian Everest yang pertama
tahun 1992.
Budi Cahyono menawarkan pemanduan pemanjatan ke Parang, iklannya masuk pada
majalah Action Asia edisi April/Mei 1995.

Sunday, November 29, 2009

BERTUALANG DENGAN SEPEDA GUNUNG

Selain hiking dan mountenering, menunggangi sepeda gunung (MTB) merupakan petualangan seru yang menantang. Beberapa kelebihan menggunakan MTB ketika bertualang atau sekedar jalan-jalan di alam, adalah daya jelajahnya yang sangat jauh ketimbang hiking dengan berjalan kaki. Semua medan yang bisa dilalui dengan berjalan kaki pasti bisa dengan menggunakan MTB. Kecuali medannya harus memanjat (rock climbing) atau turun tebing (rapeling)

Selain daya jangkau yang luas dan jauh, dengan bersepeda gunung kita akan merasakan sensasi yang tidak terkira bila menjumpai turunan panjang. Memacu sekencang-kencangnya sepeda, melibas tikungan, melompati gundukan, drop off di ceruk tanah…. merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Belum lagi hembusan angin kencang menerpa wajah ketika melaju sangat kencang di turunan… layaknya menunggangi jet coaster.

Semuanya mampu memacu adrenalin, membuat jantung berdetak kencang dan seolah-olah di dunia ini hanya ada kita, sepeda dan trek. Belum lagi ketika kita melaju menerobos semak, ranting dan dedaunan, seolah melalui sebuah lorong misterius…. seolah kita akan memasuki dunia lain.

Butuh jam terbang tinggi untuk bisa mengendalikan sepeda dengan baik dan aman di berbagai trek dengan kecepatan tinggi. Butuh skil dan ketrampilan yang tidak bisa instant kita peroleh tanpa main…main …dan main di alam. Semakin sering bersepeda kealam semakin terampil kita mengendalikan sepeda dan tahu apa yang kita lakukan bila menjumpai berbagai tipe trek. Sehingga kita tahu persis bagaimana melaju di trek tanah berpasir, trek berbatu (makadam), trek tanah liat licin, dan tanah tanah berlapis dedaunan busuk dan sebagainya.

Sebelum memulai petualangan bersepeda gunung di alam, pastikan kondisi tubuh dalam keadan fit dan bugar. Lupakan kegiatan ini bila kita dalam keadaan tidak fit atau sakit. Karena dalam kondisi tubuh tidak sehat hanya cari celaka dan hanya akan membuat repot teman seperjalanan. Kondisi badan tidak sehat akan membuat konsentrasi tidak maksimal, tenaga tidak ada dan hanya akan memperparah kondisi tubuh karena organ tubuh dipaksa bekerja keras.

Pastikan kondisi sepeda dalam keadan siap tempur. Cek rem apalah berfungsi sempurna, apakah kanvas rem masih tebal dan apakah minyak rem tidak bocor (rem hidrolik), lihat juga apakah karet rem masih tebal (v brake). Kencangkan baut (quickrelease) di hub. Cek juga angin di shock depan dan belakang tidak terlalu keras atau terlalu empuk. Basahi rantai dengan minyak pelumas. Rantai yang kering apalagi berkarat akan cepat rusak dan putus.

Pastikan tuas rem dan pemindah gigi bekerja sempurna. Demikian juga dengan system pemindah gigi apakah bekerja dengan baik, tidak lompat-lompat atau tidak mau pindah.

Bila menghadapi trek menanjak terjal pastikan gigi depan dan belakang di posisi ringan. Depan bilah crank yang paling kecil, dan belakang bilah seprocket yang paling besar. Bila terlalu ringan bisa disesuaikan dengan kayuhan. Pasang sadel tinggi, sehingga kita mengayuh seperti tengah berlari, ini akan meringankan kayuhan. Semakin terjal tanjakan semakin besar pula gaya grafitasi ke belakang. Kalau badan kita terlalu kebelakang maka ban depan kemungkinan akan terangkat dan kita akan terjatuh. Usahakan badan condong kedepan, untuk membuat ban depan tetap menapak di trek.

Kayuh perlahan, tidak usah terburu-buru atau bernafsu, nikmati semeter demi semeter trek menanjak yg kita lalui. Bernafaslah senormal mungkin, samakan irama ketika menginjak pedal lepas udara, ketika menarik pedal tarik nafas. Semakin kita sering bermain maka semakin kuat kita ditanjakan. Selebihnya ada masalah ketabahan dan kesabaran….. menjalani penderitaan.

Bila melibas turunan panjang dan cukup terjal, pastikan berat badan kita agak kebelakang. Ini dimaksudkan agar kita mengimbangi gaya grafitasi kedepan dan ban belakang tetap dmenapak di trek. Sehingga sepeda tetep bisa kita kendalikan. Jangan terlalu bernafsu melibas turunan. Lihat jauh ke depan, jangan ke ban depan. Di trek turunan kita akan melaju sangat kencang, dengan melihat jauh kedepan kita mampu melihat lebih luas trek di depan kita, kita akan tahu dan memutuskan akan mengambil jalur yang mana. Perhatikan baik-baik trek, apakah ada batu, akar yang menyilang, ceruk dalam, tanah berlumpur, tanah berlapis lumut dan sebagainya.

Diturunan terjal dan licin, jangan menggunakan rem depan, gunakan rem belakang sesekali untuk menurunkan kecepatan. Menekan keras-keras tuas rem belakang hanya akan membuat ban belakang melintir dan mengakibatkan ban belakang kehilangan kontraksi dengan tanah, sehingga sepeda sulit dikendalikan.

Bermain sepeda gunung selain menyenangkan juga beresiko dan berbahaya, maka kita perlu memakai helm, pelindung siku, lutut dan sarung tangan. Selain itu biasanya kita akan bermain di lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari warung makan, toko atau bengkel sepeda. Maka ransel (hydrobag) yang kita bawa harus kita isi dengan semua peralatan tersebut, seperti bawa makanan kecil dan minuman, jaket hujan, perlatan P3K, ban cadangan, pompa, pembuka ban, kunci L, lem dan tambal ban, alat penyambung rantai, minyak pelumas, batang pembuka ban. Oh yah jangan lupa bawa tisu basah dan tisu kering. Kedua barang ini sangat berguna kalau kita tiba-tiba, tidak tertahankan mau buang air besar, sementara rumah penduduk dan sungai tidak ada. Jangan sesekali menggunakan batu, kayu atau dedaunan, karena selain tidak hygienis juga bisa jadi menimbulkan rasa gatal atau beracun.

Lebih baik ransel kita berat tapi kita aman dan nyaman bertualang dengan sepeda gunung di alam, daripada kita ingin enteng dan sama sekali tidak bawa peralatan. Kalau terjadi sesuatu di jalan, misalnya ban kempes atau rantai putus, berharap saja teman bawa peralatan, kalau tidak, maka kita akan menuntun sepeda kita sepanjang trek untuk cari bengkel, atau carter mobil ke kota. Memilukan bukan ?

Bila kita ingin merakit atau beli sepeda gunung, pastikan dulu jenis sepeda apa yang kita kehendaki disesuaikan dengan jenis permainan dan lintasan apa yang hendak kita lalui. Kalau kita hanya mau main di trek off road ringan, masuk keluar jalanan tanah di kampung-kampung. Maka pilihan kita adalah jenis sepeda cross country (XC) dengan shock depan saja (hardtail)

Kalau sepeda yang kita impikan diharapkan bisa dimainkan disegala medan, melewati tanjakan dan turunan yang tidak terlalu ekstrim maka pilihan sepeda all mountain (AM) dengan fullsuspension di bagian depan dan belakang sangat cocok.

Sedangkan bila kita ingin tantangan yang lebih seru, menuruni bukit atau gunung dengan kecepatan tinggi yang memacu adrenalin, melompati gundukan tinggi, atau drop off 1 – 2 meter, maka pilihan sepeda yang kita rakit adalah freeride (FR) atau downhill (DH).

Bila kita sudah tahu persis sepeda jenis apa yang kita kehendaki, kemudian berapa budget yang kita miliki. Kita sudah bisa merakit sepeda yang kita kehendaki. Inilah enaknya merakit sepeda gunung, bisa disesuaikan dengan budget yang kita miliki. Karena setiap saat bila kita punya uang lebih dan kita ingin tantangan lauin frame maupun komponen bisa kita upgrade ke yang lebih tinggi. Atau ganti sepeda denga spek yang mumpuni.

Untuk pemula, yang baru pertama kali main sepeda, jenis sepeda yang cocok adalah XC. Seiring dengan semakin seringnya main, semakin baiknya pengendalian di berbagai medan, maka bisa berganti kemudian ke sepeda AM, tidak berhenti sampai disitu kalau ingin tantangan lain, ingin mencoba drop off setinggi 1 meter lebih maka bisa merakit sepeda FR atau DH.

Banyak pilihan frame dan komponen sepeda XC, AM dan FR/DH di pasaran. Biasanya harga yang berbeda menentukan jenis bahan, berat atau ringan, ketahanan dan kenyamanan sebuah frame atau komponen sepeda gunung.

Banyak merk frame dan komponen diperjualbelikan di pasaran. Ada baiknya kita melihat-lihat dulu di toko-toko sepeda, pilih-pilih, browsing di internet, Tanya-tanya teman yang sudah lebih dulu main sepeda, menganai frame dan komponen apa yang bagus dan sesuai dengan budget yang kita miliki.

Merakit sepeda biasanya akan membuat budget membengkak, karena biasanya kita akan memilih frame dan komponen bagus. Kalau hal ini tidak ingin terjadi, pilihan satu-satunya adalah beli sepeda gunung utuh (full bike) yang tinggal kita tunggangi dan jalan.

Jangan lupa bawa alat komunikasi seperti HP atau HP Satelit atau kalau mau eksplore ke trek baru bawa peta dan GPS sangat dianjurkan. GPS berguna untuk merekam perjalanan kita, sehingga kalau kita akan kembali ke trek tersebut kita tidak perlu repot-repot bertanya atau mengingat-ingat. Atau kalau kita kesasar kita akan dituntun kembali ke trek semula. GPS juga menginformasikan kepada kita rata-rata kecepatan bersepeda (average speed), kecepatan maksimum di turunan (max speed), waktu bergerak (moving time), jarak tempuh (odo meter), waktu diam/istirahat (stop time), kontur trek, ketinggian tanah dari permukaan laut dan sebagainya.

Sunday, November 22, 2009

MEMFILEMKAN PETUALANGAN

Setiap kita melakukan perjalanan wisata atau petualangan seru dimanapun, di tanah air tercinta, sangat bagus kalau kita memfilemkannya. Film perjalanan dan petualangan ini nantinya bisa kita perlihatkan kepada keluarga, teman, saudara, pacar, tetangga (apa urusannya yah) cem-ceman dan sebagainya.

Memfilemkan atau membuat dokumentasi video perjalanan bisa kita lakukan dengan berbagai perangkat camcorder atau video camera yang kita miliki, baik jenis Video 8, VHS, MiniDV, HDV atau yang paling sederhana yaitu dari Video HP yang kita miliki. Semua bisa kita buat, tentunya dengan kwalitas hasil yang berbeda dari setiap camcorder yang kita miliki.

Tidak ada sataupun kegiatan yang tidak bisa kita filemkan. Mulai dari traveling ke obyek wisata, mendaki tingginya gunung, menyusuri kegelapan goa, bersepeda gunung atau bahkan menyelami dalamnya lautan.

Semua bisa kita lakukan asal perangkat yang tersedia mendukung, seperti kalau mau buat dokumentasi video diving tentunya camcorder kitra harus memiliki casing underwater minimal untuk kedalaman hingga 40 meter. Demikian juga kalau mau bermain rafting, harus ada rain cover, untuk melindungi dari cipratan air sungai. Atau kita harus punya Mini Cam yang kita pasang di helm atau frame sepeda untuk bisa merekam petualangan bersepeda gunung.

Selain unit camcorder yang kita bawa, kita harus bawa juga tripod, baterai cadangan, charger, rain coat, drybag, tas camera, kaset kosong secukupnya dan pembersih camera.

Banyak peristiwa atau momen terjadi begitu cepat dihadapan kita. Seperti ketika kita mendaki gunung Semeru yang tiba-tiba meletup dan mengeluarkan asap tebal, tiba-tiba ada burung cantik hinggap di dahan, tupai mendekat, teman terpeleset atau muntah-muntah dan sebagainya.

Agar kita bisa menangkap momen-momen tersebut maka camera jangan dimasukan dalam ransel, gantung saja di leher. Bagus lagi kalau ada tasnya, untuk menghidari benturan dan goresan dengan kayu atau ranting.Letakan raincoat atau plastik di tempat yang mudah dijangkau kalau tiba-tiba turun hujan.

Hal lain yang penting adalah, pastikan baterai yang kita bawa cukup untuk selama perjalanan. Terlebih lagi bila selama perjalanan tidak ada listrik. Bawa baterai cadangan yang banyak. Kita juga harus tahu persis kemampuan baterai kita berapa lama, sehingga kita bisa memperkirakan berapa lama kita bisa ambil gambar.

Bila kita tidak punya baterai cadangan cukup. Ada beberap cara untuk menghemat baterai diantaranya ketika kita ambil gambar, jangan membuka LCD, intip saja view finder (atau lubang bidik). LCD yg terbuka membuat baterai lebih boros. Pakai menu manual untuk zoom (kalau ada) jangan yg otomatis. Atau jangan memainkan zoom in atau out sama sekali.

Jangan sering mematikan atau menghidupkan kamera dalam waktu berdekatan. Biarkan kamera on selama ada momen lain yg kita tunggu. Bungkus baterai kita dengan kain atau pakaian hangat di dalam tas kita. Suhu dingin di pegunungan kadang membuat kemampuan baterai drop 20 hingga 50 %.

Cara lain untuk menghemat baterai adalah kita harus tahu persis itinerary perjalanan kita. Apa saja yang akan kita lalui dan kita lakukan. Jadi tahu persis kapan keluarkan camera dan ambil gambar. Ambil gambar seperlunya, jangan melakukan pengulangan di angle yg sama. Ambil satu shoot beberapa detik, jangan di rooling.

Tidak sulit membuat gambar bagus dan cantik dengan camera video kita. Kalau kita tidak begitu paham dengan segala teknis pengambilan gambar sperti sudut pengambila gambar, kecepatan rana, kompisisi, pencahayaan dan sebagainya. Yang paling mudah namun sulit adalah, jangan goyang selama mengambil gambar, jangan ambil nafas selama tombol merah record menyala.

Ketika ada momen bagus dihadapan kita, segera nyalakan camera, arahkan ke subyek, tarik nafas panjang lalu tahan sambil tombol record kita tekan (on). Tahan selama 7-9 detik. Tekan lagi tombol record untuk mematikan (off). Gambar bergerak atau goyang-goyang membuat penonton filem kita pusing dan gak betah nonton.

Setelah menguasai pengambilan gamba diam, mulai coba teknih pen, yaitu kamera berger dari kiri ke kanan, atau kanan ke kiri juga dengan tahan nafas. Gambar moving, camera dan obyek bergerak bersamaan, bisa dari samping, belakang atau dari depan.

Ambil gambar aktifitas manusia dari depan, tampak wajah mereka dengan jelas. Penonton setelah tahu apa yg dilakukan biasanya ingin tahu siapa yang melakukan aktifitas. Ambil close up orang-orang yang melakukan aktifitas. Jangan gunakan zoom in, karena kalau zoom in, dipastikan gambar akan goyang, sekalipun jantung kita berhenti berdetak. Dekati obyek lalu record.

Ada beberapa obyek yang tidak bagus kalau diambil dengan camera di tangan, seperti ketika matahari terbit, matahari terbenam, close binatang, pemandangan dengan cahaya yang redup dan sebagainya. Ketika menemukan momen seperti inilah, tripod berguna, kalai tidak bawa kita bisa gunakan batu, pohon atau lantai, dimana camera bisa kita letakan dengan statis.

Selama camera stadby, digantung di leher, dan kita terus berjalan. Seting camera di otomatis, baik itu focus, speed (kecepatan bukaan rana) maupun iris (bukaan lensa), karena bila mendakak ada momen penting kita bisa cepat merekamnya. Kita tidak direpotkan lagi dengan pengaturan focus, cahaya maupun speed. Camera sekarang canggih-canggih, semua fasilitas memudahkan penggunanya, kita tinggal pencet-pencet saja.

Dalam kondisi udara dingin biasanya di gunung tinggi, camera kita kadang berembun. Ini terjadi karena ada perbedaan suhu di dalam kamera dengan suhu di luar. Agar tidak berembun, ketika tidak di pakai jangan simpan camera di tempat hangat seperti dalam tas, ransel, atau camera diselimuti kaos, selimut, sweater atau sleeping bag. Letakan saja camera di pojokan tenda atau ruangan, yang aman dari air. Sehingga tidak ada perbedaan suhu dalam camera dengan suhu diliuar.

Kalau masih juga berembun, yang biasanya terlihat dalam lensa seperti ada lapisan kabut tipis. Kita harus berusaha membuang embun ini dari lensa, kalau tidak apapun gambar yang kita ambil maka gambar akan buram dan tidak tajam. Jangan letakan camera di bawah matahari terik atau coba-coba membuka lensa dan membersihkan embunnya. Bawa camera ketempat terbuka, cari udara hangat, diangin-angin, tunggu beberapa saat, embun akan menghilang dengan sendirinya.

Bila camera tanpa sengaja terguyur air atau kecemplung dalam keadaan mati. Kita punya harapan camera masih bisa berfungsi. Kalau dalam posisi hidup, kemasukan air dan mati, kemungkinan camera terbakar dan harus diperbaiki.

Camera yang dalam keadaan mati kena air. Kita lap, keringkan dengan hydrayer kalau ada, keringkan di tempat terbuka atau hangat. Agar air dan kelembaban di dalam camera bisa kering dan hilang. Kalau belum yakin camera kering, jangan coba-coba menyalakan camera, biarkan camera berhari-hari. Jika yakin sudah kering silahkan dinyalakan. Sedangkan kaset yang kena air kemungkinan besar akan rusak karena pita lengket, dan tidak bisa dipakai lagi. Relakan gambar yang pernah kita buta dalam kaset tersebut.

Camera selain tidak tahan air juga tidak tahan panas yang menyengat. Sinar matahari atau udara panas akan merusak sensor dan elektronik di dalamnya, membuat camera tidak bisa berfungsi normal. Lindungi camera ketika mengambil gambar di tengah udara panas menyengat dengan payung.

Segala jenis camera tidak tahan goncangan keras apalagi benturan kuat. Pegang kuat-kuat camera yang di gantung di leher bila kita hendak melakukan gerakan mendadak, main sepeda, melompat. Sekali camera terbentur atau jatuh, maka tamat riwayatnya.

Berasarkan penglaman jenis camera Sony MiniDV stadar broadcast (DSR PD-150) dan Handycam (HDC-115E) mampu menghadapi suhu ekstrim hingga minus 20 derajat celcius di Pegunungan Jayawijaya Papua dan tekanan rendahnya oksigen di ketinggian 5.950 mdpl di puncak Kilimanjaro Africa dan bertahan di kelembaban tinggi dalam Goa Ngerong di Jawa Timur. Kemudian masih mampu menerima goncangan di ketika berarung jeram di Sungai Pekalen Probolinggo, Jatim dan bersepeda gunung di Semeru, downhill dari Kali Mati hingga Tumpang.

Untuk membuat filem perjalanan atau petualangan yang baik tidak cukup memiliki peralatan standar yang memadai, namun juga harus punya kemauan keras, selain itu harus memiliki kemampuan fisik prima dan mental kuat, karena dia harus ambil gambar dari depan ke belakang, dari belakang ke depan, harus bisa bangun pagi untuk dapat momen matahari terbit, harus rela kehabisan makan karena harus ambil gambar teman memasak dan makan. Tidak boleh marah karena kehabisan lapak untuk tidur, karena harus ambil gambar bulan atau suasana hutan ditengah malam. Tidak boleh manyun disaat teman menikmati secangkir kopi panas dalam tenda, sementara anda diluar berbasah ria kedinginan karena harus ambil gambar suasana hujan. Jadi pilihan di tangan anda…..repot juga ternyata yah….hehehe

Selamat bertualang dan membuat filem….jangan lupa berdoa.