Thursday, October 1, 2009

mencegah kecelakaan di gunung

Di Indonesia pun begitu. Hampir semua kelompok pencinta alam mengawali kegiatannya dengan mendaki gunung. Alasannya tiada lain, karena kegiatan alam bebas ini paling gampang dilakukan. Bandingkan dengan arung jeram, panjat tebing, atau penelusuran goa, misalnya. Selain medannya yang lebih sulit ditemui, juga tiga kegiatan tersebut memerlukan latihan dasar dan kekuatan fisik lebih.
Sudah begitu, mendaki gunung juga relatif murah dilakukan. Ongkosnya tak mahal. Bahkan, kalau kita sempat jalan ke Cipanas, masih ada saja pendaki yang bermodal jempol tangan untuk transport, alias menghentikan truk di pinggir jalan untuk ditebengi.
Peralatannya pun tak sebanyak kegiatan outdoor activity lainnya. Cukup tas ransel, tenda, jaket, dan sepatu. Semuanya tak sulit dicari. Pendeknya, kita tinggal lenggang kangkung kalau mau mendaki gunung. Makanya, tak heran jumlah wisatawan yang mendaki gunung makin banyak saja.
Gunung Gede (2958 mdpl) dan Pangrango (3019 mdpl) saban akhir minggu padat pendaki. Begitu pula gunung lainnya di Pulau Jawa. Bahkan pada setiap 17 Agustus, ratusan bahkan ribuan pendaki menggelar upacara Hari Proklamasi di puncak gunung. Rute pendakian seperti jalur lalu lintas saja.
“Rem pakem”
Dari catatan peristiwa kelabu ini, membuktikan bahwa umumnya disebabkan oleh faktor manusia. “Yang utama karena kesalahan diri sendiri,” tegas Antonius.
“Banyak anak sekolah yang menyepelekan kondisi alam di gunung. Mereka berangkat tanpa tujuan jelas, membawa peralatan seadanya, dan persiapan minim,” tambah Perdana.
Kata Antonius, ada julukan yang kerap disandangkan ke pendaki yang asal-asalan. “Namanya Rem Pakem alias Remaja Pencinta Kemping,” lanjutnya. Maksudnya adalah pendaki yang datang dan sekadar menikmati pemandangan. “Mereka kurang paham, kalau di balik itu (pendakian) ada bahayanya,” sambungnya.
Bahaya yang kerap datang persis seperti yang dialami Mad Rizal tadi. Tak bisa dipungkiri, gunung-gunung di Pulau Jawa kebanyakan masih menyimpan belerang aktif. Belerang yang tersimpan di kawah ini menghasilkan gas yang bisa mengganggu pernapasan.
“Orang kadang nggak tahu. Begitu sampai puncak, merasa capek, terus tidur-tiduran. Dia nggak tau kalau di situ dekat sumber belerang,” jelas Antonius. Pada saat itulah orang lantas menghirup gas tanpa sadar. Tiba-tiba kepala terasa pening dan mual hebat.
Padahal, sebetulnya kita bisa lebih waspada. “Kalau nggak ada makhluk hidup di sekitarnya, berarti ada kemungkinan di situ ada gas beracun atau belerang,” tandas Perdana.
Memang, pada rute-rute pendakian gunung di Pulau Jawa, jarang sekali ditemui binatang buas atau kondisi alam yang benar-benar berat. “Sepengetahuan gue, kondisi gunung-gunung di Jawa itu relatif aman,” terang Perdana yang sudah 12 tahun tergabung di pencinta alam.
Karena aman-aman saja, tak heran kalau kemudian banyak pendaki kurang awas. Di sisi lain, faktor alam seringkali justru menjadi halangan. Sikap tak hati-hati inilah yang membuat pendaki justru “dipermainkan” oleh alam itu sendiri. Seperti cuaca yang kerap susah ditebak. Cuaca yang semula bersahabat, tiba-tiba berubah menjadi musuh. “Cuaca yang buruk seperti hujan deras, angin kencang, dan kabut bisa saja terjadi,” kata Perdana.
Sudah banyak terjadi hal begini. Perubahan cuaca di gunung umumnya diiringi dengan perubahan suhu udara yang drastis dan sangat dingin. Seorang pendaki serampangan sangat mudah terserang hipotermia atau menurunnya suhu tubuh akibat dinginnya udara luar. Pada kondisi seperti ini, pendaki akan menggigil.
“Pada kondisi parah akan terjadi frostbite, yaitu bekunya darah pada bagian tubuh tertentu,” jelas Perdana. Jika tak segera diambil tindakan penyembuhan, hal yang paling fatal adalah mengamputasi bagian tubuh yang terkena frostbite.
Salah jalur
Penguasaan medan perjalanan yang minim juga salah satu faktor yang bikin celaka pendaki. Kecelakaan di Gunung Salak salah satunya juga akibat si korban tersesat. “Mereka keluar jalur. Karena mendapat tantangan, perasaan petualangannya menjadi gede.”
Para pendaki biasanya tersesat justru pada saat turun gunung. “Ini terjadi karena kewaspadaan makin menurun akibat kondisi fisik yang menurun,”. Sudah begitu, ada pula yang mau buru-buru sampai bawah. Bukannya sampai titik awal pendakian, pendaki malah mengalami disorientasi jalur lalu mereka tersesat.
Dari sejumlah kasus di atas, makin jelaslah bahwa umumnya kecelakaan di gunung bukan lantaran faktor alam. Tapi lebih karena perilaku manusia itu sendiri. Bisa oleh sebab kurang persiapan matang. “Bisa juga karena takabur.
Jadi, walau sepertinya tak sulit, mendaki gunung tetap perlu persiapan yang matang. Toh, alam bukan untuk ditaklukkan, tapi untuk diajak bersahat dan dikenali dengan baik kelakuannya.

JUNGLE SURVIVAL

JUNGLE SURVIVAL

A. Latar belakang
Hutan Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang bervariasi sesuai dengan faktor Geografis dan Topografisnya. Hutan ini terdiri dari Hutan tropis, Hutan hujan tropis, padang rumput dan rawa atau hutan mangrope(bakau). Keberadaan manusia di hutan disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena sengaja memasuki hutan tersebut, adanya musibah pesawat terbang yang jatuh kedalam hutan atau karena sebab lain. Hal yang terjadi di hutan kadangkal tidak dapat terduga sebelumnya dan membuat seseorang atau sekelompok orang yang berada didalamnya mungkin dalam keadaan tidak menentu.. Hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh lingkungan hutan yang asing dari kebiasaan sehari-hari, atau dalam kondisi darurat dimana sarana terbatas kurangnya kemampuan untuk beradaptasi dan kondisi hutan

B. Maksud dan Tujuan
Pengetahuan Jungle Survival dapat memberikan gambaran dan tindakan yang harus dilakukan untuk mempertahankan hidup dihutan. Dengan berbekal pengetahuan, semangat hidup yang tinggi, berdoa dan berusaha, diahrapkan berhasil apabila menghadapi kondisi survival dihutan. Sehingga suatu saat mampu menghadapi kondisi di medan kritis, setelah melatih diri untuk dapat berinisiatif dan mampu menghadapi kesulitan yamg dihadapi


KONDISI JUNGLE SURVIVAL

A. Pengertian Jungle Survival
Jungle survival adaalh suatu keadaan yang tidak menentu yang dihadapi seseorang atau sekelompok oarang pada daerah terasing dan terisolir dihutan. Survive berarti mampu mempertahankan hidup dan lolos dari kondisi yang tidak menentu. Sedangkan Survivor adalah individo atau kelompok orang yang berusaha mempertahankan hidup pada keadaan atau kondisi tidak menentu yang tidak dapat diduga sebelumnya.

B. Problema Jungle Survival
Problema atau masalah yang berpengaruh tergantung pada situasi yang dihadapi dan satu sam lain memiliki hubungan sebab akibat. Masalah ini berasal dari tiga aspek yaitu :
1. Aspek psikologis yang merupakan masalah mental. Contoh : takut, cemas, panik, terasing, bosan, kesepian, tertekan dan putus asa
2. Aspek fisiologis yang berkaitan dengan masalag fisik. Contoh : lapar, haus, lelah, mengantuk dan sakit
3. Aspek lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor. Contoh : panas, dingin, hujan, angin, hewan berbahaya, hutan lebat dan medan berbahaya
Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut. Seseorang yamg biasa hidup dengan berbagai fasilitas akan sulit menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan tidak ditunjang dengan pengetahuan survival

C. Tindakan pada saat Jungle Survival
Tahap awal sebelum melakukan tindakan adalah survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tidakan yang diamabil berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak beguna.

1. Tindakan Umum
Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang, istirahat yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP.
S-Stop, berhenti dan beristirahat
T-Thinking, berfikirlah sadari masalah yang dihadapi
O-Observe, amati keadaan sekeliling
P-Planning, buat rencana mengenai tindakan atau usaha yang akan dilakukan
Problem atau masalah yangdihadapi soseorang akan lebih banyak daripada berkelompok, karena semua resiko yang akan terjadi hanya dihadapi oleh satu orang. Jangan bertindak sendiri-sendiri jika seorang survivor labih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat menghemat waktu dan tenaga demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi. Timbuhkan rasa kebersamaan kelompok dan toleransi antar individu. Pilih seorang yang dianggap mampu untuk jadi pemimpin. Buatlah rencana dan ambil keputusan berdasarkan musyawarah.

2. Tindakan Saat Musibah
a. Bebrapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk tetap tinggal dilokadi dan menunggu pertolongan SAR.
1. Survivor mengetahui bahwa telah diketahuai hubungan radio atau rute perjalanan ada yang mengetahui.
2. Cari daerah yang terbuka untuk memudahkan tim SAR menemukan atau mengetahui dan bisa melakukan komunikasi lapangan
3. Cari lokasi yang terdapat sumber air dan makanan
4. Menangani survivor yang menderita
Tindakan yang dilakukan :
1. Rawat survivor yang sakit atau menderita
2. Membuat tempat berlindung dari cuaca buruk dan hewan berbahaya
3. Hemat pesediaan makanan yang ada dan beruasaha mencari tambahan disekitar lokasi
4. Siapkan dan buatlah tanda darat keudara dengan piroteknik maupun dengan tanda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap dari membakar sampah dan lain-lain


b. Tindakan bila meninggalkan lokasi :
1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat dibawa dalam perjalanan
2. Tentukan arah yang dituju berdasarkan kompas, matahari atau alat petunjuk lainnya
3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan bahan yang dibawa, serta arah yang diatuju.
4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan
5. Ikutilah punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada didaerah pegunungan
6. Carilah makanan dan air sebelum persediaan yang dibawa habis
7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivaok dan jangna melakukan perjalanan malam
8. Buatlah perapian untuk memasak, mengahangatkan tubuh dan untukmelindingi diri dari serangga dan hewan berbahaya

TEKNIK JUNGLE SURVIVAL

A. Menentukan Arah Dan Lintasan

Pada keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan, kemudian memilih lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai.
1. Menentukan Arah
a. Berpedoman pada arah matahari, matahari selalu terbit dari timur dan terbenam arah barat
b. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang salib, garis diagonalnya bila ditarik sampai kekaki langit, menunjukkan arah selatan
c. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka, cari sebuah pohon dan lihatlah lumuat yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat sedangkan yang tipis arah timur. Petunjuk ini tidak berlaku untuk daerah lereng atau lembah atau hutan lebat
2. Memilih Lintasan
a. Melakukan perjalanan didataran rendah :
Pertama tentukan arah yang dituju, hal ini dimaksudkan untuk menghindari lintasan yang tidak mementu atau berputar-putar disekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yag besar dan sulit disebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival, karena kemungkinan akan melewati perkampungan penduduk
b. Melakukan perjalanan dipegunungan :
Tentukan arah dan ikuti punggungan gunung. Jangan berjalan di lembah atau pada aliran sungai, karena sungai dipegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun

B. Jejak

Pada kawasan hutan banyak ditemui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentu ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang melintas daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan SURVIVOR
1. Jejak hewan
Berupa telapak kaki, kotoran dan sibakan tumbuhan, dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan, pola dan tingkah laku. Sehingga dapat diambil tindakan membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya
2. Jejak manusia
Berupa telapak kaki, sepatu atau sandal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Sehingga dapat menunjukkan aktivitas aktivitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor
3. Membuat jejak
Usaha survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat membuat jejak yang jelas agar Tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat dibuat sesuai dengan alat atau barang yang dibawa atau tanpa alat
1. Menggunakan alat atau barang
a. Potongan tali yang diikatkan pada batang pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan
b. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon
c. Sampah, potongan kain dan barang lain terutama yang berwarna mencolok, diletakkan pada jarak tertentu sepanjang jalu yang dilalui
2.Tanpa menggunakan alat
a. Menyibakan atau mematahkan tumbuhan
b. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuan semak yang berwarna mencolok
c. Menyi\usun batu atau ranting membentuk panah
d. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gembur

C. Mencari air

Air merupakan kebuutuhan pokok manusia. Dalam survive, penggunaan air harus dihemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Ketersediaan air dihutan cukup banyak dan dapat diproleh dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, air diperoleh perlu dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum.
1. Air yang dimurnikan
Air ini perlu diendapkan atau dimasak karena kemungkinan keruh, mengandung cacing dan mikroorganisme yang berbahaya.
Air ini adalah sebagai berikut
a. Air yang berasal dari sungai yang besar
b. Air genangan
c. Air dari perasan lumut
d. Air dari tebasan pohon pisang
e. Air dari bunga kantung semar
f. Air dari hasi menggali pasir dari sungai kering
g. Air sungai pegunungan, walaupun dapat diminum langsung, alangkah baiknya dimasak dulu
2.Air yang dapat langsung diminum
a. Air hujan yang ditampung pada daun lebar, ponco dan alat lainnya
b. Air berasal dari mata air
c. Air embun pada daun
d. Air dari tebasan rotan dan akar gantung atau liana
e. Air pada ruas bambu
f. Air dari tebasan dari bunga(manggar) aren, nipah atau jenis palem lainnya
g. Air hasil pengembunan dengan cara menyelubungi ranting pohon berdau lebat dengan plastik besar

D. Tempat berlindung
Kendala survivor saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan dilokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat diperlukan untuk menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan, sehingga kebutuhan istirahat terbutuhi secara aman. Membuat tempat berlindung harus disesuaikan dengan jumlah survivor, alat atauperlengkapan yang ada, sarana yang disediakan oleh alam danberapa ;ama survivor pada lokasi tesebut
Macam-macam tempat berlindung
1. Gua atau Gua atau cekungan
2. Pohon tumbang
3. Lubang besar pada pohon
4. Bivoak yang dibuat dari rangka batang dan susunan daun lebar
5. Bivoak dengan bahan ponco, plastik, parasut dan bahan lebar lainnya
6. Didaerah rawa dapat dilakukan dengan membuat para-para, dengan jaring(hammock) dan duduk pada cabang dengan tubuh di ditambat tali kepohon
Pergerakan malam dihutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari terbenam

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivoak :
1. Pilih lokasi yang datar
2. Bivoak tidak bocor dan tegenang air saat hujan
3. Tidak pada aliran air
4. Terlindung dari terpaan angin
5. Tidak didasar lembah atau dekat lereng terjal
6. Tidak pada lintasan binatang buas
7. Tidak berada dibawah pohon lapuk
8. Lokasi dekat dengan sumber air jika survivor tidak berpindah-pindah
Dalam pembuatan bivoak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivoak sebaiknya diberi alas dengan daun-daun kering atau dengan alat yang dibawa agar tubuh tudak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah

E. Perapian

Api sangat diperlukan untuk memasak, menghangatkan tubuh pada cuaca dingin dan mengusir serangga. Beberapa hewan tidak akan mendekat apabila ada perapian. Asap dari hasil pembakaran dapat dijadikan tanda dari darat ke udara sehingga memudahkan Tim Sar untuk mengetahui posisi survivor berada. Untuk membuat perapian dibutukan 3 unsur yaitu : bahann bakar, udara dan sumber panas

1. Bahan bakar
Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan kayu dan ranting , kemudian potong dan dibelah. Jika hanya menemukan kayulembab, maka bauanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Getah damar yang mengandung terpetin dapat digunakan sabagai bahan bakar pemicu, demikian pula kalau ada lilin, kain atau bahan lain yang mudah terbakar
2. Udara
Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayu jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Susunan ini dapat membentuk piramda atau kerucut
3. Sumber panas
a. Berasal dari korek api
b. Sinar matahari yang difokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar
c. Gesekan bambu dengan bambu
d. Gesekan busur dengan gurdi
e. Benturan golok atau pisau baja pada batu
f. Dari alal lain seperti : batu pematik atau fire starter yang ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang ditimbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api saat membuat perapian tanpa korek api sangat sulit, jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi

F. Makanan

Manusia sanagat membutuhkan makanan untuk kelangsungan proses metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan danhewan dalam keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu diperhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat, hindarilah makanan kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila ketersediaan air terbatas. Dalam keadaan survive, tenaga yang dimiliki sangat tergantung dari makanan, oleh karena itu jangan gelisah dan menghambur-hamburkan tenaga secara percuma sebab kebutuhan makanan dan air akan meningkat. Usahakan mengelola atau memasak bahan makanan yang didapat, hal ini penting untuk mensterilkan bahan makanan dan dapat untuk mempermudah kerja pada alat pencernaan.

FLORA DAN FAUNA YANG BERMANFAAT DAN BERBAHAYA
Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia cukup tinggi sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat dimakan dan sebagai obat perlu diketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula apabila memakan satu jenis hewan atau tumbuhan, tidak semua bagian dapat dimakan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi adapula bagian dari tumbuhan atau hewan yang mengandung racun.
1. Tumbuhan Hutan Sebagai Sumber Makanan
Yang perlu diperlu diperhatikan dalam memilih makanan yang bersumber dari sekian banyak tumbuhan hutan adalah :
1. Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
2. Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter)
3. Tumbuhan tersebut tidak berwarna menyolok, tidak bergetah susu dan berbau kurang sedap
4. Jangan memakan jenis tumbuhan yang terasa gatak atau panas pada kulit, bibir dan lidah
5. Jangan memakan satu jenis tumbuhan saja
6. Sebaiknya dimasak dulu sebelum dimakan
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi cukup adalah umbi kemudian buah, daun muda dan umbut atau batang muda. Adapula beberapa jenis tumbuhan yang dapat dimank bunganya
Jenis tumbuhan yang dapat dimakan antara lain :
1. Umbi talas(Colocasia sp), rumput teki(Cyperus rotundus), uwi atau gadung(Dioscorea hispida) dan ganyong(Canna hybrida)
2. Buah senggani atau herendong(Malastoma polyantum), arbei hutan(Rubus sp), markisa atau konyal(Passiflora quadrangularis) dan ceplukan(Physalis angilata)
3. Biji muda sengon(Albizia lophanta) dan kaliandra(Caliandra cathartica)
4. Daun muda paku tiang(Alsophia glauca), rasamala(Altingia excelsa), selada air(Nasturtium officinale), poh-pohan atau banyon(Pileamelastomoides), sintrong(Gynura arrantiaca), dan antanan atau gagan atau kaki kuda(Cantella asiatica)
5. Umbut paku tiang, batang muda ketebon(Genostegia hirta}, umbut palem muda(Fam palmae), batang daun begonia(Begonia sp) dan rebung bambu(Bambosa sp)
6. Bunga honje dan kecombrang(Nicolaria sp), bunga turi(Sesbania glandiflora), pisang hutan(Musa sp) yang dapat dimakan yaitu :buah, jantung, batang bagian dalamk dan bongkol pisang muda.
7. Jenis jamur yang bisa dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu jamur kuping(Aircularia judae) dan jamur tiram(Pleuretus ostratus). Hati-hatilah bila memakan jamur, karena banyak yang beracundan bila tidak mengenali lebih baik menghindar.
2. Manfaat Lain Dari Tumbuhan Hutan
Dalam keadaan survival dimana seorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfaatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat mencari air.
1. Sebagai tumbuhan obat
Tumbuham obat atau simplisia nabati banyak terdapat di Indonesia tetapi masihkurang dikenal dan diketahui khasiatnya oleh umum. Adapula jenis-jenis tumbuhan obat yang ditanam disela-sela hutan produksi dan disebut empon-empon. Pengenalan dan pemanfaatan obat masih secara trsisional dan disampaikan secara turun-temurun pada masyarakat Indonesia.
Beberapa jenis tumbuhan obat yang ditemui di hutan yaitu :
i. Lumut hati, bila diamakan dapat sebagai obat hepatitis(penyakit hati)
ii. Antanan atau gagan atau kaki kuda daunnya bila dimakan atau dilalap, dapat sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan
iii. Kaliandra, dau dan biji mudanya dapat sebagai obat sariawan
iv. Sembung manis, jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut
v. Kiurat, daunnya untuk obat luar, seperti luka dan salah urat(keseleo)
vi. Numpong, daunnya dihaluskan untuk obat lika
vii. Getah kamboja, untuk menghilangkan bengkak
Masih banyak jenis tumbuhan obat yang berasal dari hutan, tetapi untuk penggunaannya harus dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu
2. Untuk bahan bakar
Kayu dan ranting kering, getah damar dan getah pinus yang mengandung terpetin.
3. Untuk membuat atap bivoak
Daun anggrek tanah atau congkok, daun honje, daun pisang, daun pandan hutan, daun palem hutan, daun aren dan daun paku sarang burung yang biasa menempel pada hutan besar
4. Penimpan air
Tumbuhan palem, bambu, rotan dan tali air atu liana yang biasa menggantung dari pohon ke pohon
Tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat peralatan dan dijadikan arah pergerakan survivor
3. Tumbuhan Yang Berbahaya Dan Beracun
Beberapa jenis tumbuhan dapat berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis ini kebanyakan mempunyai karekteristik tersendiri terlihat dari bentuk mofologisnya
Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung dengan kulit :
1. Rengas atau ingas, getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak jaringan kulit
2. Kemadu atau pulus, bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan panas
3. Rarawean atau raweh, kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat kulit gatal
4. Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal
Jenis tumbhan beracun jika dimakan yaitu :
1. Jarak, racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing
2. Pangi atau picung, seluruh pohonnya mengandung asam sianida yang sangat beracun
3. Kecubung, daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi
4. Jamur amannita verna, mengandung meskarin yang dapat mematikan hewan maupun manusia
5. Jamur Psilocybe sp, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi
6. Jamur jenis lain yang mengandung racun : Amanita muscaria, Corprinus sp, Hygrophorus miniatus, Gomphus bonarii, Microglossum rufum

4. Hewan Sebagai Sumber Makanan
Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan yaitu :
1. Jenis hewan tersebut
2. Tempat hidup atau habitat nya
3. Ukuran tubuhnya
4. Makanannya
5. Pola tingkah laku hewan tersebut
Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena sifat hewan yang mobile. Maka mendapatkannya lebih sulit dibanding tumbuhan. Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan trsebut. Ada hewan yang keluar dari tempat persembunyian \nya dan mencari makan pada malam hari (noctural), sehingga siang hari sulit ditemukan, adapula yang keluar siang hari saja (diurnal). Hampir semua jenis hewan dapat dimakan tetapi dalam menagkap hewan tersebut harus hati-hati karena ada beberapa jenis hewan yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk untuk menangkap atau menjerat hewan tersebut. Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung juga bisa dengan melihat kotoran dan jejak kaki hewan tersebut.
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
1. Mollusca
Yang termasuk kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang. Siput umumnya hidup disemak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup disaluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur
2. Annelida
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing dan lintah. Cacing dapat diperoleh dengan cara menggali tanah atau disarang burung pada pohon. Cacing yang mempunyai ukuran yang cukup besar adalah cacing Sonari. Jika akan dimanfaatkan, isi perutnya perlu dibersihkan dahulu.
3. Insecta (berbagai macam serangga)
Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena mudah dijumpai didaerah berumput. Dibeberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang mengandung protein tinggi, seperti ulat sagu dan ulat jati.
4. Crutascea
Yang termasuk jenis hewan ini adalah kepiting dan udang. Hewan ini dapat dijumpai pada aliran air yang mengalir dipegunungan, terutama didaerah pinggiran sungai yang berbatu
5. Pisces
Sama hal nya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di pegunungan, sungai dan danau, karena air merupakan habitat ikan
6. Amphibia (berbagai jenis katak)
Banyak dijumpai dekat aliran air dihutan terutama pada malam hari, karena katak bersifat noctural. Katak yang bisa dimakan jenis (rana sp). Di hutan Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi banyak ditemukan jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis katak beukuran besar yang bisa dimakan
7. Reptilia (berbagai jenis hewan melata)
Yang termasuk kelompok ini adalah ular, kadal, cicak dan sebagainya. Didaerah hutan merupakan hunian ular besar seperti ular sanca. Disampin berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa dan dapat dimakan. Daging dari jenis ular berbisa dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perytnya harus dibuang karena dikepala terdapat kelenjar bisa
8. Mamalia (berbagai jenis hewan menyusui)
Yang termasuk kelompok hewan ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk mendapatkan hewan ini cukup sulit karena gerakannya yang lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menagkapnya
9. Aves (berbagai jenis burung)
Yang termasuk kelompok ini adalah aym hutan, yang dapat dijerat, seadngkan jenis burung lainnya sulit didapat karena kemampuan tebangnya.

5. Hewan Yang Berbahaya Dan Berbisa
Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahay bagi manusia salah satu sebabnya karena terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tesebut menyerang. Adapula jenis hewan, terutama hewan pengisap darah dan hewan carnivora besar yang memanfaatkan kehadiran manusia sebagai sumber makanannya
Jenis hewan yang berbahay dan berbisa antara lain adalah :
1. Nyamuk malaria.
Nyamuk ini merupakan vector dari bakteri Plasmodium malariae
2. Agas
Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Gigitan hewan ini dapat menyebabkan gatal dan panas
3. Semut api
Hewan ini hidupnya diatas permukaan tanah merayap diantara guguran daun. Gigitan semut ini menyebabkan panas dan perih pada kulit
4. Tawon atau Lebah
Sengatan hewan ini bisa menyababkan bengkak, sakit dan menimbulkan demam bagi penderita
5. Kelabang
Sengatannya menyebabkan bengkak dan sakit sekali
6. Kalajengking
Sengatan kalajengking menyebabkan bengkak dan sakit sekali. Hewan ini mempunyai capit, akan tetapi yang berbahaya adalah ekornya (talson)
7. Pacet dan Lintah
Kedua jenis hewan ini mempunyai alat penghisap darah yang mengandung zat anti pembeku darah
8. Harimau dan Macan Kumbang
Kedua jenis hewan ini masih terdapat di hutan Sumatra
9. Buaya
Terdapat dimuara sungai dan rawa Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya
10. Ular
Beberapa jenis ular berbisa seperti ular cobra, ular belang, ular tanah, ular hijau, ular cabe dan ular pucuk, masing-masing mempunyai karekteristik tersendiri

Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
1. Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular yang kepalanya bebentuk segitiga adalah ular berbisa. Sisik dibawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal, sedangkan pada ular tidak berbisa membentuk lempengan membelah
2. Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung dari mulai dari belakang kepala sampai ekor
3. Mempunyai kelenjar dan gigi bisa pada bagian kepala

Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Hindarilah jika berjumpa ular berbisa, apabila terpaksa unatuk memanfaatkannya sebagai bahan makanan, maka langsung saja dibunuh menggunakan alat dan jangan berusaha menangkapnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan buruk akibat ular tersebut

rute angkutan umum

Metromini

* 001 rute Senen - RS Islam Cempaka Putih - Taman Solo
* 003 rute Senen - Cempaka Putih - Rawamangun
* 005 rute Senen - Johar Baru - Mardani
* 007 rute Senen - Cempaka Mas - Semper
* 010 rute Senen - Kemayoran - Sunter
* 011 rute Senen - Kemayoran - Bendungan Jago
* 015 rute Senen - Sabang - Setiabudi
* 017 rute Senen - Cikini - Manggarai
* 023 rute Tanjung Priok - Cilincing
* 024 rute Tanjung Priok - Sunter - Senen
* 029 rute Kota - Pademangan - Sunter
* 030 rute Kota - Pluit - Muara Angke
* 041 rute Pulo Gadung - Tugu - Tanjung Priok
* 042 rute Pulo Gadung - Penggilingan - Perumnas Klender
* 043 rute Pulo Gadung - Pondok Ungu - Seroja
* 044 rute Pulo Gadung - Penggilingan - Pulo Gebang
* 045 rute Pulo Gadung - Jatiwaringin - Pondok Gede
* 046 rute Pulo Gadung - Utan Kayu - Kampung Melayu
* 047 rute Senen - Cempaka Putih - Pondok Kopi
* 049 rute Pulo Gadung - Utan Kayu - Manggarai
* 050 rute Kampung Melayu - Duren Sawit - Perumnas Klender
* 052 rute Kampung Melayu - Buaran - Stasiun Cakung
* 053 rute Kampung Melayu - Condet - Kampung Rambutan
* 054 rute Kampung Melayu - Kalimalang - Pondok Kelapa
* 058 rute Cililitan - Pondok Bambu - Perumnas Klender
* 060 rute Manggarai - Tebet - Kampung Melayu
* 061 rute Manggarai - Bukit Duri - Kampung Melayu
* 062 rute Manggarai - Pancoran - Pasar Minggu
* 064 rute Pasar Minggu - Kalibata - Cililitan
* 069 rute Blok M - Kyai Maja - Kreo - Ciledug
* 070 rute Blok M - Pos Pengumben - Joglo
* 071 rute Blok M - Tanah Kusir - Kodam Bintaro
* 072 rute Blok M - Pondok Indah รข€“ Lebak Bulus
* 074 rute Blok M - Tanah Kusir - Rempoa
* 075 rute Blok M - Mampang - Pasar Minggu
* 076 rute Blok M - Cilandak - Kampung Rambutan
* 077 rute Blok M - Kemang - Ragunan
* 078 rute Blok M - Mayestik - Kebayoran Lama - Cidodol
* 079 rute Blok M - Fatmawati - Lebak Bulus
* 082 rute Kalideres - Kamal - Kapuk - Grogol
* 084 rute Kalideres - Pluit - Kota
* 085 rute Kalideres - Permata Hijau - Lebak Bulus
* 091 rute Batusari - Tanjung Duren - Citraland - Grogol - Roxy Mas - Tanah Abang
* 092 rute Joglo - Kedoya - Jalan Panjang - Daan Mogot - Grogol
* 506 rute Kampung Melayu - Klender - Pondok Kopi
* 610 rute Blok M - Cipete - RS Fatmawati - Pondok Labu
* 611 rute Blok M - Pondok Pinang - Pasar Jum'at
* 619 rute Blok M - Pangeran Antasari - Pondok Labu - Cinere
* 640 rute Pasar Minggu - Pancoran - Tosari
* 719 rute Lebak Bulus - Pondok Gede - Jatiasih
* 733 rute Blok M - Bintara - Kranji
* 783 rute Kampung Melayu - Kalimalang - Cibubur - Cileungsi
* 789 rute Perumnas Klender - Pulo Gadung - Harapan Indah
* 792 rute Perumnas Klender - Pondok Kelapa - Bekasi
* 811 rute Blok M - Lebak Bulus - Rempoa - Bintaro


kopaja
* 19 trayek Tanah Abang - Sudirman - Kb. Ragunan
span >* 20 trayek Lebak Bulus - Rasuna Said - Senen
* 27 trayek Pasar Senen - Kelapa Gading
* 57 trayek Blok M - Kalibata - Cililitan
* 63 trayek Blok M - Ampera - Depok
* 66 trayek Blok M - Sudirman - Manggarai
* 68 trayek Kp. Melayu - Ps. Minggu - Kb. Ragunan
* 86 trayek Lebak Bulus - Slipi - Grogol
* 502 trayek Kampung Melayu - Tanah Abang
* 602 trayek Tanah Abang - Mampang - Kb.Ragunan
* 605 trayek Blok M - Kemang - Kp. Rambutan
* 605A trayek Blok M - Kemang - Kb.Ragunan
* 608 trayek Blok M - Tanah Abang
* 612 trayek Kp.Melayu - Kemang - Kb. Ragunan
* 613 trayek Blok M - Bintaro
* 614 trayek Pasar Minggu - Blok M - Cipulir
* 615 trayek Tanah Abang - Blok M - Lebak Bulus
* 616 trayek Blok M - Ps Minggu - Cipedak
* 620 trayek Blok M - Mampang - Pasar Rumput
* 95 trayek Rawa Bokor - Taman Anggrek


Mayasari Bhakti
P6 : Grogol - Kp Rambutan
P55 : Grogol - Kp Melayu
57 : Blok M - Pulogadung
300 : Blok M - Rawamangun
107 : Kp Melayu - Blok M

Patas AC 81 : Depok - Kalideres
Patas AC 43 : Grogol - Cibinong
Patas AC 05 : Bekasi - Blok M


PPDPPD 45 : Blok M - Kp Rambutan (biasanya hanya sampe cililitan)
PPD 46 : Grogol - Kp Rambutan (biasanya hanya sampe cililitan)
PPD Patas AC 79 : Rambutan - Kota




TransJakarta (buswe)

KORIDOR I

* Halte Kota
* Halte Glodok
* Halte Olimo
* Halte Mangga Besar
* Halte Sawah Besar
* Halte Harmoni
* Halte Monas
* Halte Bank Indonesia
* Halte Sarinah
* Halte Bundaran HI
* Halte Tosari
* Halte Dukuh Atas
* Halte Setia Budi
* Halte Karet
* Halte Benhill
* Halte Polda Metro
* Halte Gelora Bung Karno
* Halte Bunsen
* Halte Masjid Agung
* Halte Blok M

——————————————————————————————–

KORIDOR II

* Halte Pulo Gadung
* Halte Bermis
* Halte Pulomas
* Halte Asmi
* Halte Pedongkelan
* Halte Cempaka Timur
* Halte RS. Islam
* Halte Cempaka Tengah
* Halte Pasar Cempaka Putih
* Halte Rawa Selatan
* Halte Galur
* Halte Senen
* Halte RSPAD
* Halte Deplu
* Halte Istiqlal
* Halte Juanda
* Halte Pecenongan
* Halte Harmoni

——————————————————————————————–

KORIDOR III

* Halte Harmoni
* Halte Jelambar
* Halte Indosiar
* Halte Taman Kota
* Halte Jembatan Gantung
* Halte Dispenda
* Halte Jembatan Baru
* Halte Rawa Buaya
* Halte Sumur Bor
* Halte Pesakih
* Halte Kalideres

——————————————————————————————–

KORIDOR IV

* Halte Pulogadung
* Halte Tugas
* Halte Pertamina
* Halte Telkom
* Halte Tarakanita
* Halte Sunan Giri
* Halte IKIP
* Halte Kehakiman
* HalteBPKP
* HalteUtan Kayu
* Halte Pasar Genjing
* Halte Pasar Pramuka
* Halte Matraman I
* Halte Manggarai
* Halte Pasar Rumput
* Halte Halimun
* Halte Dukuh Atas 2

——————————————————————————————–

KORIDOR V

* Halte Ancol
* Halte WTC
* Halte Mangga Dua Square
* Halte Jembatan Merah
* Halte Kartini Halte Lautze
* Halte Golden Trully
* Halte Budi Utomo
* Halte Depertemen Keuangan
* Halte Senen
* Halte Pal Putih/Xerox
* Halte Kramat Sentiong
* Halte Unversitas Indonesia
* Halte St. Carolus
* Halte Matraman
* Halte Gramedia
* Halte Gereja ST Joseph
* Halte Urip Sumohardjo
* Halte Jatinegara Timur
* Halte Jatinegara Barat
* Halte Terminal Kampung Melayu

——————————————————————————————–

KORIDOR VI

* Halte Ragunan
* Halte Departemen Pertanian
* Halte Gotong Royong
* Halte Mangga Besar
* Halte Pejaten
* Halte Buncit Indah
* Halte Waring Jati Barat
* Halte Imigrasi
* Halte Graha Ferostal
* Halte Mampang Prapatan/Hero
* Halte Rasuna Said/Timah
* Halte Graha Irama
* Halte Yayasan RPI
* Halte Pasar Festival
* Halte Plaza Kuningan
* Halte Jasa Raharja
* Halte Menara Duta
* Halte Sultan Agung
* Halte Latu Harhari

——————————————————————————————–

KORIDOR VII

* Halte Kampung Rambutan
* Halte Tanah Merdeka
* Halte Makro
* Halte RS Harapan Bunda
* Halte Pasar Induk Kramat Jati
* Halte Terminal Cililitan
* Halte Mayjen Sutoyo
* Halte UKI
* Halte Rumah Susun
* Halte Gelanggang Remaja
* Halte Depkeu
* Halte Kampung Melayu




PO. Deborah
Trayek Depok - Lb Bulus
Trayek Depok - Kalideres
PO. Tunggal Daya
Trayek Lb Bulus - Bekasi





Steady Safe
Patas AC 48 : Depok - Grogol
Patas AC 104 : Kp Melayu - Cimone

Damri
Bandara - Lb Bulus
Bandara - Blok M
Bandara - Gambir
Bandara - Rw Mangun
Bandara - Rambutan
Bandara - Ps Minggu
Bandara - Bekasi
Bandara - Bogor
Bandara - Cikarang
Gambir - Tanjung Karang (Lampung)



Koantas Bima
* 101 rute Tanah Abang - Pondok Cabe
* 102 rute Tanah Abang - Ciputat
* 507 rute Kampung Melayu - Cimanggis
* 509 rute Kampung Rambutan - Lebak Bulus
* 510 rute Kampung Rambutan - Ciputat
* 621 rute Blok M - Ciputat
* 104 rute Perumnas Tangerang - Grogol
* 106 rute Cimone - Senen
* 103 rute Poris - Grogol





Angkot & Mikrolet di Jakarta
Angkutan Umum B03 ===>Joglo - Citraland, lewat Meruya, Kedoya, Tanjung Duren.
Angkutan Umum B14 ===> Puri Indah - Citraland, lewat Pasar Puri, Kedoya, Terusan Arjuna, Tanjung Duren.
Angkutan Umum C01 ===> Kebayoran Lama - Ciledug
Angkutan Umum C14 ===> Lebak Bulus - Ciledug
Angkutan Umum C05 ===> Kebayoran Lama - Ceger
Angkutan Umum D18 ===> Ciputat - Ciledug
Angkutan Umum D01 ===> Kebayoran Lama - Ciputat
Angkutan Umum D02 ===> Pondok Labu - Pamulang
Angkutan Umum S03 ===> Kebayoran Lama - Pondok Labu
Angkutan Umum S08 ===> Lebak Bulus - Bintaro
Angkutan Umum S11 ===> Lebak Bulus - Pasar Minggu
Angkutan Umum S12 ===> Lebak Bulus - Bona Indah
Angkutan Umum S14 ===> Lebak Bulus - Petukangan
Angkutan Umum M09 ===> Kebayoran Lama - Tanah Abang
Angkutan Umum M11 ===> Meruya - Tanah Abang

Angkutan Umum M10 [Jembatan Lima - Tanah Abang]
Angkutan Umum M08 [Kota - Tanah Abang]

Mikrolet M16 ===> Trayek Pasar Minggu - Kampung Melayu
Mikrolet M06 ===> Trayek Kampung Melayu - Gandaria
Mikrolet M18 ===> Rute Kampung Melayu - Pondok Gede [Lewat Kali Malang]
Mikrolet M19 ===> Cililitan - Klender Bekasi
Mikrolet M29 ===> Cililitan - Kranji
Mikrolet M28 ===> Kampung Melayu - Pondok Gede [ Lewat Cawang]
Mikrolet M01 ===> Rute Kampung Melayu - Pasar Senen
Mikrolet M27 ===> Rute Pulo Gadung - Kampung Melayu
Mikrolet M20 ===> Pasar Minggu - Jati Padang
Mikrolet M44 ===> Trayek Kampung Melayu, Ambassador Mall, Karet Kuningan
Angkot 461 ===> Rute UKI cawang - Pondok Gede

Sejarah multimedia





Sejarah multimedia


      Istilah multimedia berawal dari teater, bukan computer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia.
·        Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987 dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak audio visual connection(AVC) dan video adhapter card ps/2
·        Pada tahun 1994 diperkerkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia dipasaran.
·        Multimedia memungkinkan pemakai komputer untuk mendapatkan output dalam bentuk yang jauh lebih kaya dari pada media table dan grafik konvensional. pemakai dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video bergerak atau animasi dan mendengar suara stereo, perekaman suara atau alat musik.
·        Beberapa sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pemakai memilih output dengan mouse atau kemampuan layar sentuh untuk mendapatkan dan menjalankan aplikasi itu.

Pengertian multimedia

ร˜      Multi-banyak, Media-sarana berkomunikasi untuk melewatkan informasi.
ร˜      Suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan alat – alat lain seperti televisi, monitor video dan sistem piringan optik atau sistem stereo yang dimaksudkan untuk menghasilkan penyajian audio visual yang utuh.

Beberapa pakar mengartikan multimedia sebagai berikut :
1.      Multimedia secara umum merupakan kombinasi 3 element yaitu suara,gambar dan teks (Mc Cormick,1996)
2.      Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit 2 media input atau output dari data,media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan gambar (Turban dkk, 2002)
3.      Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan prestasi yang dinamis dan intraktif yang mengkombinasikan teks grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001)
4.      Multimedia adalah pemanfaatan computer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berintraksi, berkreasi dan berkomunikasi (Hofstetter, 2001)

“ Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi “

Kelebihan Multimedia

Dari berbagai media informasi, multimedia memilki suatu kelebihan tersendiri yang tidak dapat digantikan oleh penyajian media informasi lainya.

Kelebihan dari multimedia adalah menarik indra dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan,suara dan gerakan.

Lembaga riset dan penerbitan komputer yaitu Computer Technology Research (CTR) menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20 %  dari yang dilihat  dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang mengingat 50 %  dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.
                                                             

Komponen Multimedia

Multimedia terbagi dalam beberapa element-element multimedia:
a.       Teks
Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks. Teks dapat membentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks bergantung kepada penggunaan aplikasi multimedia.
b.      Image (grafik)
Alasan untuk menggunakan gambar dalam presentasi atau publikasi multimedia adalah karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan dengan teks. Gambar dapat meringkas menyajikan data yang kompleks dengan cara yang baru dan lebih berguna. Gambar juga dapat berfungsi sebagai ikon, yang bila dipadukan dengan teks, merupakan opsi yang bisa dipilih.

c.       Bunyi (audio)
PC multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan multimedia. Bunyi dapat ditambahkan dalam multimedia melalui suara, musik dan efek-efek suara. Seperti halnya grafis, dapat membeli ataupun menciptakan sendiri.

d.      Video
Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi aplikasi multimedia.

e.       Animasi
Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layer.
f.        Virtual Reality
Virtual reality merupakan penggunaan multimedia untuk penerapan secara langsung.

NTSC System
NTSC (National Television System Committee) merupakan sistem milik Amerika Serikat dengan lebar layar 525 baris,  digunakan di negara Kanada, Greenland, Mexico, Kuba, Jepang, Philipina, Puerto Rico dan beberapa negara di Amerika Selatan.
Resolution :       NTSC              640 X 480
                        NTSC DV       720 X 480
                        NTSC WideScreen  720 X 480
                        NTSC D1        720 X 486
                        NTSC Square Pix   720 X 540
Frame Rate      : 30 fps

PAL dan SECAM System
Banyak negara yang menggunakan kedua sistem ini yakni PAL (Phase Alternating Line) atau SECAM (Sequential Color and Memory). Kedua sistem ini memiliki lebar layar 625 baris
Resolution        : PAL D1/DV                           : 720 X 576
                          PAL D1/DV Square Pix         : 768 X 576
                          PAL D1/DV   WideScreen     : 720 X 576
Frame Rate      : 25 fps


HDTV
HDTV (High Definition Television) adalah standar internasional baru untuk dunia televisi. HDTV dapat digunakan dalam 1.125 baris.
Resolution  1280 X 720
Frame Rate 29.9 Fps

Software Multimedia
  1. Viewing: Untuk melihat hasil pemgolahan multimedia (Winamp, power DVD)
2.      Capturing : Untuk mendapatkan hasil rekaman yang didapat melalui device multimedia. (software scanner, capture, camdig)
  1. Editing    : Untuk mengolah bahan multimedia menjadi senuah sajian (adobe)
  2. Authoring : Software Multimedia untuk keperluan interaktif (director, flash)

alamat Pencinta Alam

KONI PUSAT KEMBARAN INSANI IBNU BATUTAH HIMPALA STAI AL-HIKMAH REMAJA PENCINTA ALAM LUAS-REPTIL
Gedung Direksi Gelora Senayan Kampus IAIN, Jl.Ir.H.Juanda 95 Jl. Jeruk Purut No. 10 Bojong Raya, Jl. Madrasah No.35, Rt.10/04
Jl. Pintu I Senayan, Jakarta 10270 Jakarta Selatan Cilandak Timur - Jakarta Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta 11740

WANACHALA MELPA ATEM-Akademi Teknik MPA TRADYAKALA - STMI WWF INDONESIA
Kampus Unika Atmajaya Elektro Medic, Jl.Hang Jebat III Blok F-3 JL. Let. Jend. Suprapto No. 26 Jl. Kramat Pela No. 3
Jl.Jend.Sudirman No.51, Jakarta 12930 Keb.Baru-Jakarta Selatan 12120 Cempaka Putih - Jakarta 10510 Gandaria Utara - Jakarta 12140

KRISNAPALA Pecinta Alam SREKANEX ARGA GANECA AGRAWITAKA
Kampus Univ.Krisnadwipayana Jl. Raya Depok, Gg. Haji Sibi Rt.002/02 Unika ATMA JAYA Jakarta Univ.Prof.Dr.Mustopo (Beragama)
Blok C Lt.II, Jl. Raya Jatiwaringin Km 6,5 No. 41, Srengseng Sawah, Jagakarsa Fak. Ilmu Administrasi Jl. Hang Lekir I/8, Keb.Baru
Pondok Gede, Jakarta Timur 13774 Jakarta 12640 Jl. Jend. Sudirman No. 51, Jakarta 12930 Jakarta Selatan

WANACALA-UNIV. ATMAJAYA EDELWEISS - FE UNIV. ATMAJAYA OMPA TAPAL IISIP DHARMAPALA APP
Jl. Jend. Sudirman No. 51 Jl. Jend. Sudirman No. 51 Jl. Raya Lenteng Agung 32 Kampus APP - Jl. Timbul No. 34
Jakarta Selatan 12930 Jakarta Selatan 12930 Jakarta Selatan Srengseng Sawah - Jakarta Selatan

CAMP STICK APP IMPEESA - STIE PERBANAS HIMPALA - UNIV. NASIONAL MPA AESTHETICA
Kampus APP - Jl. Timbul No. 34 Jl. Perbanas Karet Kuningan Jl. Sawo Manila Pejaten ISTN Bumi Srengseng Indah
Cipedak Jagakarsa-Jakarta 12630 Jakarta Selatan Ps. Minggu - Jakarta Selatan Jl. Moj.Kahfi II-Jakarta Selatan

YCAB - IISIP KEMPALA - UT HIMAPA - STIE SWADAYA SWANARA PALA
Jl. Raya Lenteng Agung 32 Univ. Terbuka - IKIP Rawamangun Jl. Jatiwaringin Raya No. 36 STMIK Bina Nusantara
Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Timur 13620 Jl. KH. Saadan - Jakarta Barat

MAPALA LPI PATAGA - UNTAG STACIA-UNIV.MUHAMMADIYAH JKT ALPINISTE STIE AHMAD DAHLAN
Jl. Cikini Raya No. 64 Kampus Untag ,Jl. Sunter Permai Raya Jl.KH.Ahmad Dahlan, Ciputat JL. Ciputat Raya No.77A
Jakarta Pusat Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Selatan


KMPA EKA CITRA - UNJ STUPALA - UNIV. BOROBUDUR MPA MAPALAYA - UNIV. JAYABAYA HIMAPALA TI - UNIV.GUNADARMA
Ged. G - Univ. Negeri Jakarta Jl. Raya Kali Malang, Pondok Gede Jl. Jend. A.Yani kaV.23-By Pass Jl.Kebon Jahe 7 No.18, Rt.007/002
Rawamangun - Jl. Pemuda, Jkt 13220 Jakarta Timur 13620 Kampus Univ.Jayabaya-Jakarta Timur Petojo Selatan-Gambir, Jkt 10160

PALP MEDICAL CICERA - UNIV. PANCASILA MAPALABI SAPALA
FK Univ. Tarumanegara Jl. Borobudur No. 7 Jl. Matraman Raya No. 15 Kamp.Univ.Kristen Indonesia
Jl. Letjen. S.Parman 1 - Jakarta 11440 Jakarta Pusat Jakarta Pusat Jl.Letjen Sutoyo, Cawang-Jaktim

MARSIPALA - FT UNTAR KMPA ARANYACALA SAPALA - FT UKI IMAPALA UNJ MUH.JAKARTA
Jl. Letjen S. Parman 1 Univ.Trisakti - Jl. Kyai Tapa No. 1 Kampus UKI - Jl. Mayjen Utoyo Kampus FPIPS, Jl.Tanah Merdeka
Jakarta 11440 Jakarta 11440 Cawang - Jakarta 13630 Kp.Rambutan, Ps.Rebo - Jaktim

TALASETA - FE UNIV.PANCASILA HIMAPALA-UNIV.NASIONAL MAKOPALA-STTK BUDI LUHUR MAPA IISIP
Jl. Srengseng Indah, Lenteng Agung Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu Jl. Raya Cileduk, Petukangan Utara Kampus IISIP - Jl. Lenteng Agung
Pasar Minggu - Jakarta 12640 Jakarta Selatan Pesanggrahan, Jakarta 12260 Jakarta Selatan
PALATIKA PA ADI LUHUR SWATALA, UNIV.MERCU BUANA WANACALA-UNIV.ATMA JAYA
Jl. BRI Radio Dalem Jl. Condet Raya No. 4 Jl.Meruya Selatan Raya, Kembangan Jl. Sudirman 51
Keb.Baru - Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat 11650 Jakarta Selatan 12930

YCAB IISIP MAHUPA, FH.Univ.Tarumanegara MEGA - FE.Univ.Tarumanegara STAPALA STAN
Jl. Raya Lenteng Agung No. 32 Jl. Letjend. S.Parman No. 1 Kampus II, Jl.Tj.Duren Utara No.1 Jl. Sanjaya, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan Jakarta 11440 Jakarta Barat - 11470 Jakarta Selatan

YAYASAN LEMBAH BALIEM MATASITAS UNIV. SAHID KPA PANDAPA MAPALA ABA - ABA LIPI INDONESIA
Jl. Kramat No. 68-07/02 - Lubang Buaya Jl. Dr. Soepomo Univ.Darma Persada, Jl.Rd.Inten II, Jl. Cikini Raya No. 64
Jakarta Timur Jakarta Selatan Ters.Casablanca, Jakarta Jakarta 10330

MATESAPALA WANAPALA JEJAK PENCINTA ALAM MPA GIRIGAHANA-UPN VETERAN
Jl.Hang Jebat III/F.3, Keb.Baru Jl. Kramat Raya No. 71 STIE Nusantara, Lt.3, Jl.D.I. Panjaitan No.24 Jl. RS. Fatmawati - Pondok Labu
Jakarta 12120 Jakarta Pusat Jakarta Timur 13630 Pangkalan Jati - Jakarta Selatan

VANAPRASTHA TRAMP INDONESIA MAPALA - UNIV. INDONESIA WANADRI PERWAKILAN JAKARTA
Jl. E-7 Taman Setiabudhi Posko Gelanggang Olah Raga Bulungan Ged.Pusgiwa Lt. Dasar Jl. Pahlawan No.12A
Jakarta Selatan Jl.Bulungan No.1 Kebayoran Baru, Jaksel Kampus Baru UI - Depok 16424 Kalibata - Jakarta 12760

ABAPALA CALANDRA ADVENTURE BSI MAPA GUNADHARMA MPA PALAMATER
Kampus Univ.ABA, Jl. Cikini Raya 64 Kampus BSI, Jl. RS.Fatmawati 24 Kampus Univ.Gunadharma, Jl.Akses UI STIMK BUNDA MULIA, Jl.A.M Sangaji 20
Jakarta Pusat Pd.Labu-Jakarta 12450 Kelapa Dua, Cimanggis, Jakarta Timur Jakarta Pusat

MATASITAS UNIV. SAHID PA SAKUNTALA STIE CAKRAWALA, Outbound Facilities UNISASPALA UIA, Kampus UIA
Jl.Prof.Dr.Supomo,SH no.84 Kampus STIE, Jl. Kayu Jati Raya 11A Jl.Sekolah Duta V/20 Jl.Jatiwaringin, Pondok Gede
Jakarta Selatan Rawamangun-Jakarta Timur Jakarta Selatan 12310 Jakarta Timur

TRANSQUILIZER Adventure Team PEPALA LIBEL'S MAPALA STIE BHAKTI HIGHCAMP THE ADVENTURES
d/a PT.Roche Indonesia Up. Taufik Ismail PEMBANGUNAN (PALABA) Attn. Hendri Agustin
Ged.Artha Graha 22nd Floor Sunter Agung Utara Blok F No.35 STS Jl. Sabar No.66, Petukangan Selatan Jl. Ciliwung Sairi No. 126 G
Sudirman Central Business District, Lot 25 Rt.04/018, Jakarta Utara 14350 Jakarta 12270 Cililitan - Jakarta Timur 13640
Jl.Jend.Sudirman Kav.52-53, Jkt 12190

HIMAPALA C'MARA BUANA Kamuka Parwata (KAPA) – FTUI BELATI UNISPA ASTACALA - POLTEK UI
Fakultas hukum UKI Pusgiwa Fak.Teknik Lt.2 Universitas Surapati Kampus Baru - Univ. Indonesia
Jl.Diponegoro 80-86, Jakarta Pusat Kampus Baru UI Depok 16424 Jl. Dewi Sartika No.184A, Cawang, Jaktim Pondok Cina - Jakarta Selatan

CALANDRA ADVENTURE BSI SWAPALA PA. SREKANEX MONTANA
Kampus Bina Sarana Informatika Kampus Politeknik Swadharma Jl. Raya Depok, Gg. Haji Sibi Rt 002/02 Volunteer TNGP
Jl. RS.Fatmawati No.24 Pondok Labu (Gedung BNI Cab. Fatmawati) No. 41, Srengseng Sawah, Jagakarsa Jl. Raya Cibodas 74 Cipanas
Jakarta 12450 Jl. Raya R.S. Fatmawati, Jakarta Selatan Jakarta 12640 Cianjur - Jawa Barat 43253, PO Box 111

HARSHA PRATALA - STEKPI 8Adventure
Kampus STEKPI, Jl. TMP Kalibata Jl. Panjang No. 8A Kebon Jeruk
Jakarta Selatan 12760 Jakarta Barat

Monday, September 28, 2009

Survival

Survival adalah suatu tindakan yang paling awal yang dilakukan oleh setiap makhluk yang hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, survival adalah perjuangan agar tetap hidup.

Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka pengetahuan survival ini harus disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang akan ditemui adalah : hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya.

Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:

1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan, dll.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.

Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya), yaitu:

• Semangat untuk mempertahankan hidup.
• Kesiapan diri.
• Alat pendukung.

Beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :
Perlindungan terhadap ancaman :

• cuaca,
• binatang,
• makanan/minuman
• penyakit

Untuk mengatasi keadaan cuaca yang dingin atau panas adalah dengan membuat bivak atau tempat berlindung sebagai sarana perlindungan yang nyaman bagi kita dari ancaman faktor-faktor alam yang ekstrim, selain itu agar badan kita tetap nyaman, usahakan selalu memakai pakaian yang kering.

Beberapa cara dan teknik pembuatan bivak dengan berbagai macam medan dan bahan yang digunakan.
Fungsi utama membuat bivak adalah melindungi diri dari cuaca, binatang dll.


Makanan dan minuman juga sangat penting yang harus didapatkan dalam menghadapi keadaan yang genting dimana kita butuh tenaga / kalori untuk melakukan aktifitas. Ciri-ciri dan karakteristiknya harus kita kenali agar tidak membahayakan. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Zoologi dan Botani praktis.

* Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar dari misting / rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air)
* Potonglah ranting kering dengan panjang kira-kira 50 cm, siapkan selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas hujan).
* Letakkan misting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi dengan pastik, jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser. (lihat gambar 1)
* Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.

teknik pembuatannya sama saja hanya saja dibuat tumpukan daun kering disekelilingnya dengan jarak yang cukup agar ponco / plastik tidak meleleh, dan nyalakan (perhatikan api jangan terlalu besar). Tunggulah air yang menguap dari permukaan tanah (hal ini dapat dilakukan kapan pun).

Api sangat berguna untuk menghangatkan tubuh kita, untuk memasak dan untuk melindungi diri kita dari ancaman binatang-binatang buas, teknik dan cara pembuatan api harus kita kuasai dengan baik. Membuat jebakan untuk mendapatkan makanan juga salah satu cara untuk tetap bertahan.


Tindakan dalam menghadapi survival :
Ingat semboyan 'STOP' :

S = Stop (berhenti).
T = Thinking (mulailah berpikir, dengan ketenangan berpikir akan mudah bertindak)
O = Observe (amati keadaan disekitar kita, apa yang bisa kita kerjakan)
P = Planning (buat perencanaan mengenai tindakan yang akan kita lakukan)

Bahaya Gas Beracun Kawah Gn Gede

Gunung Gede merupakan salah satu gunung aktif di Jawa Barat, mengingat letusan pada tahun 1747 yang sangat dasyat maka orang mengidentikan nama Gede berasal dari letusan yang sangat dasyat tersebut. Nah Berkenaan dengan aktifitas Gn Gede saat ini, berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunungapi Gede Pasir Sumbul, Badan Geologi-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, bahwa status gunung Gede adalah aktiv normal (level 1)dengan ciri frekuensi gempa dan semburan gas beracun masih dalam batas normal.

Namun mengingat cuaca mendung dan seringnya turun hujan dapat menyebabkan uap/gas beracun tertahan di sekitar kawah yang dapat membahayakan para pendaki apabila terhisap. Disarankan para pendaki tidak melebihi 30 menit berada di kawah Gn Gede. Jadi kepada para pendaki diharapkan meningkatkan kewaspadaan demi keselamatan dan kenyamanannya terutama ketika di Kawah. Selamat berwisata dengan aman di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

berikut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi=>>

http://gedepangrango.org/wp-content/uploads/2009/09/daftar-gunung-berapi-jawa-barat.jpg

7 langkah membasmi virus Conficker

1. Putuskan komputer yang akan dibersihkan dari jaringan/internet. Matikan akses WiFi kalau ada dan cabut kabel ethernet dari jaringan LAN.
2. Matikan system restore (Windows XP/Vista).
Caranya pilih Start>>All Program>>Accesories>>System Tools>>System Restore kemudian pada menu setting pilih off untuk seluruh partisi.
3. Matikan proses virus yang aktif pada services. Gunakan removal tool dari Norman untuk membersihkan virus yang aktif. Program ini tersedia cuma-cuma dan dapat di-download di http://download.norman.no/public/Norman_Malware_Cleaner.exe
4. Delete service svchost.exe gadungan yang ditanamkan virus pada registry. Anda dapat mencari secara manual pada registry.
5. Hapus Schedule Task yang dibuat oleh virus. (C:-WINDOWS-Tasks)
6. Hapus string registry yang dibuat oleh virus. Untuk mempermudah dapat menggunakan script registry di bawah ini. Salin script ini lalu install.
[Version]
Signature=”$Chicago$”
Provider=Vaksincom Oyee
[DefaultInstall]
AddReg=UnhookRegKey
DelReg=del
[UnhookRegKey]
HKCU, Software-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Explorer-Advanced, Hidden, 0×00000001,1
HKCU, Software-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Explorer-Advanced, SuperHidden, 0×00000001,1
HKLM, SOFTWARE-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Explorer-Advanced-Folder-Hidden-SHOWALL, CheckedValue, 0×00000001,1
HKLM, SYSTEM-CurrentControlSet-Services-BITS, Start, 0×00000002,2
HKLM, SYSTEM-CurrentControlSet-Services-ERSvc, Start, 0×00000002,2
HKLM, SYSTEM-CurrentControlSet-Services-wscsvc, Start, 0×00000002,2
HKLM, SYSTEM-CurrentControlSet-Services-wuauserv, Start, 0×00000002,2
[del]
HKCU, Software-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Applets, dl
HKCU, Software-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Applets, ds
HKLM, SOFTWARE-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Applets, dl
HKLM, SOFTWARE-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Applets, ds
HKLM, SYSTEM-CurrentControlSet-Services-Tcpip-Parameters, TcpNumConnections
Gunakan notepad untuk menyalin, kemudian simpan dengan nama “repair.inf” (gunakan pilihan Save As Type menjadi All Files agar tidak terjadi kesalahan). Jalankan repair.inf dengan klik kanan, kemudian pilih install.
Catatan : Untuk file yang aktif pada startup, anda dapat men-disable melalui “msconfig” atau dapat men-delete secara manual pada string :
“HKLM, SOFTWARE-Microsoft-Windows-CurrentVersion-Run”
7. Untuk pembersihan virus W32/Conficker.DV secara optimal dan mencegah infeksi ulang, sebaiknya menggunakan antivirus yang ter-update dan mampu mendeteksi virus ini dengan baik dan patch komputer anda dengan http://www.microsoft.com/technet/security/Bulletin/MS08-067.mspx guna mencegah infeksi ulang.

Thursday, April 30, 2009

GUNUNG SALAK

GUNUNG SALAK

Gunung salak salak terletak antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi memang sering didaki oleh “hikers”, akan tetapi banyak para hikers yang kurang memahami jalur-jalur yang akan ditempuh. Gunung Salak ini sangat menarik para wisatawan asing maupun lokal karena G.Salak memiliki cirri khas tersendiri disbanding gunung-gunung di Jawa Barat.

Puncak Gunung Salak dapat di tempuh melalui 4 jalur, yaitu:
1. Jalur Cangkuang (Cidahu/ jalur lama/ javana spa)
2. Jalur Cimelati
3. Jalur Curug Pilung (Girijaya)
4. Jalur Curug Nangka
Keterangan perkiraan waktu tempuh jalur Cangkuang:

o Javana spa – Shelter 1 ( -/+ 1,5 jam )
Disini Shelter 1/ Pos 3 jalur baru sebagai titik pertemuan jalur lama
(jalur javana spa) dan jalur baru.

o Shelter 1 – shelter 2 (-/+ 30 menit )
Disini shelter 2 (pos 4 jalur baru), sebagai titik pertemuan jalur menuju puncak Salak 1 dan Kawah Ratu.
o Shelter 2- Kawah Ratu (-/+ 1 jam).
o Shelter 2 – shelter 3 (-/+ 1,5 – 2 jam).
o Shelter 3 – shelter 4 (-/+ 1,5 jam ).
o Shelter 4 – shelter 5 (-/+ 1 – 1,5 jam ).
o Shelter 5 –shelter 6 (-/+ 30 menit ).
o Shelter 6 – shelter 7 (-/+ 30 menit ).
o Shelter 7 – puncak Salak 1 (-/+ 15 menit )

Shelter 7 merupakan titik pertemuan dengan jalur Curug Pilung (Girijaya ).
Jadi perkiraan melewati jalur Lama/ Javana Spa kira-kira membutukan waktu sekitar 7,5 – 8,5 jam dengan jalan kaki atau hiking.

TUTORIAL NAVIGASI 1

TUTORIAL NAVIGASI 1
Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :
-Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita ketahui, memang ada rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. tetapim rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :
1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum
2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.
Titik Triangulasi
Selain dari garis kontur, Kita dapat dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan titk ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu titikatau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi :
- Primer : P.14/3120  Kuarter : Q.20/1350
- Sekunder : S.75/1750  Tersier : T.16/975
Mengenal Tanda Medan
Di samping tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali di peta, yang kita sebut tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda "baca" dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada cari dilokasi, tanda-tanda medan itu antara lain :
- puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
- lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai.
- belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
- bila berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas , begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya
- di daerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.
- dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan sebagainya dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Teknik Peta Kompas

Teknik Peta Kompas
1. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok; b) Letakkan peta pada bidang datar; c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. d) Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan. e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu : a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran; b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran; c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta; b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah; c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu; d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth; e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya; f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.

NAVIGASI SUNGAI

NAVIGASI SUNGAI
1. Pendahuluan
Dalam perjalanan menyusuri sungai, baik berjalan kaki atau dengan perahu, kita dituntut untuk menguasai navigasi sungai seperti halnya navigasi darat dalam perjalanan gunung hutan. Secara praktis ilmu navigasi sungai telah lama dikenal oleh orang dayak di pedalaman kalimantan. Sebab sungai merupakan satu-satunya sarana angkutan bagi mereka. Dan dalam penentuan kedudukannya di sungai, mereka menggunakan tanda-tanda alam yang berupa riam, belokan sungai, penyempitan/pelebaran sungai, muara dan lainnya.
2. Pengertian Navigasi Sungai
Navigasi sungai adalah teknik untuk menentukan kedudukan secara tepat dalam perjalanan penyusuran sungai. Perbedaan yang mendasar antara navigasi sungai dan navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk menentukan kedudukan. Pada navigasi darat, yang diambil sebagai acuan dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang digambarkan oleh garis kontur, sedang pada navigasi sungai acuan dasarnya adalah bentuk dari tepi kiri dan kanan sungai, yaitu belokan-belokan sungai yang tergambar di peta.
3. Perlengkapan Navigasi sungai
a. Peta
Ada dua macam peta yang digunakan yaitu:
1. Peta situasi sungai, peta ini tidak mempunyai garis kontur, yang tergambar adalah sungai dan desa yang ada di sepanjang daerah aliran sungai. Skala peta yang dipakai sebaiknya 1:50.000 atau 1:25.000, yang cukup jelas menggambarkan kondisi fisik sungai. Peta ini umumnya dibuat oleh perorangan yang pernah tinggal atau melakukan survey dan pemetaan disepanjang sungai tersebut.
2. Peta topografi, mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan peta situasi karena dapat membantu membaca kondisi alam di sekitar sungai seperti berupa rawa, tebing, bukit maupun pegunungan.
b. Kompas
Digunakan untuk menentukan sudut belokan-belokan sungai, kompas bidik dan kompas orienteering dengan keakuratan yang baik dapat digunakan untuk keperluan ini.
c. Alat Tulis
Berupa kertas tulis, busur derajat, penggaris dan alat tulis. Dipakai untuk menentukan posisi, setelah terlebih dahulu membidik sudut kompas dari sungai dan melakukan penaksiran jarak.
d. Altimeter
Altimeter bukan merupakan peralatan yang paling utama untuk menentukan posisi, tetapi lebih tepat untuk mengetahui gradien sungai, yaitu beda tinggi antara dua titik di sungai dalam jarak 1 km (contoh gradien sungai 9 m/km, yaitu beda tinggi 9 m antara dua titik yang berjarak 1 km). Karena perbedaan tinggi pada penurunan sungai relatif kecil untuk tiap km panjang sungai, maka sebaiknya digunakan altimeter yang cukup teliti, misalnya dengan kemampuan membaca perbedaan tinggi sampai 10 meter (sebagai gambaran, untuk sungai yang berarus deras dan banyak air terjunnya, perbedaan sungai rata-rata untuk tiap kilometer hanya sekitar 40 meter).
4. Menentukan Kedudukan Pada Peta
Dilakukan dengan cara bergerak menyusuri sungai sambil memperhatikan perubahan arah belokan sungai, dibantu dengan tanda-tanda alam tertentu yang terdapat disepanjang sungai. Ada dua cara yang dapat dipakai untuk menentukan kedudukan:
a. Dengan Bantuan Tanda-Tanda alam
Misalnya kita sedang melakukan penyusuran sungai dari titik A ke titik B, kemudian pada suatu tempat dijumpai sebuah muara anak sungai di sebelah kiri, untuk menentukan kedudukan pada saat ini adalah: Lakukan orientasi peta, kemudian amati sekitar medan dengan teliti, ukur sudut kompas (azimuth) dari lintasan sungai pada belokan di depan dan di belakang dengan menggunakan kompas, ingat tanda alam sebelumnya yang terdapat di belakang ( misalnya di belakang kita terdapat sebuah delta) dan lihat juga tanda alam di depan (misalnya belokan sungai ke arah kiri), kemudian gambar situasi sungai yang telah di dapat, kemudian cari padanannya pada peta (perlu diketahui bahwa delta yang terdapat pada sungai adalah delta yang cukup besar, tidak tertutup pada saat banjir, dan di tumbuhi pepohonan, jika tidak memenuhi persyaratan tersebut tidak akan digambarkan pada peta.) apabila masih kurang jelas, maka perlu dilakukan penyusuran sampai pada tanda alam berikutnya yang dapat lebih memperjelas kedudukan kita.
b. Membuat Peta Sendiri
Teknik pelaksanaannya yaitu dengan penaksiran jarak dan pengukuran sudut kompas (azimuth). Sebelum melakukan cara ini, sebaiknya mata kita di latih dahulu untuk menaksir jarak, misalnya untuk jarak 50 meter atau 100 meter. Cara termudah adalah dengan berlatih di jalan raya dengan bantuan sepeda motor atau mobil yang penunjuk jaraknya masih berlaku dengan baik, dapat juga dengan bantuan tiang listrik (setiap 50 meter), patok kecil di sepanjang jalan raya (100 meter). Jika mata sudah terlatih, dapat dipraktekkan pada jalan dalam kota yang banyak belokannya. Untuk sungai di daerah hulu yang sempit dan banyak tikungannya, maka di pakai patokan jarak setiap 50 meter dengan sisa ukuran terkecil adalah 10 meter. Sedangkan untuk sungai di daerah tengah dan hilir yang relatifr lebih lebar dan lurus (kecuali pada daerah meander), atau jari-jari belokan besar (sudut belokannya relatif kecil untuk jarak 100 meter), maka dipakai patokan jarak setiap kelipatan 100 meter dengan sisa ukuran terkecil 25 meter.
Jadi kita membuat sungai menjadi sebuah batang yang terdiri dari banyak ruas panjang dan pendek, yang berbelok-belok sesuai dengan sudutnya. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan sungai adalah : sediakan peralatan yang diperlukan, buat tabel pada kertas yang terdiri dari dua kolom, kolom pertama untuk derajat (azimuth)dan kolom kedua untuk jarak (meter). Jika ingin lebih teliti dapat ditambahkan dua kolom lagi, yaitu untuk lebar sungai dan keterangan yang diperlukan (misalnya jika ada penyempitan, batu besar di tengah sungai, tebing terjal di kiri dan kanan sungai dan lainnya), bidik kompas pada awal pergerakan, dan taksir jaraknya dengan mata yang sudah terlatih, isikan hasil bidikan pada kolom 1 dan 2, jika menggunakan perahu sebaiknya dilakukan dari tengah sungai, hitung jaraknya sambil bergerak maju setiap 50 dan 100 meter. Setelah sampai pada batas yang telah ditentukan dari ruas sungai, lakukan pembidikan dan taksirkan jaraknya kembali, ulangi sampai melampaui 3 belokan sungai, kemudian buat gambar sungai tersebut berdasarkan hasil catatan yang ada pada tabel, skala dapat di misalkan 1 cm untuk 100 meter atau lebih kecil lagi, kemudian cari padanan atau bentuk yang mirip dari gambar sungai yang kita buat dengan peta sungai yang kita bawa, dengan demikian kedudukan kita di peta dapat ditentukan yaitu pada titik terakhir yang kita buat, jika belum di dapat juga ulangi sampai beberapa belokan lagi.