Tuesday, January 4, 2011

Ciri Tumbuhan yang dapat dikonsumsi

Patokan sederhana untuk menentukan tumbuhan yang dapat dikonsumsi adalah :
• Permukaan Daun atau Batang yang tidak berbulu atau berduri.
• Tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat.
• Tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya pada kulit atau bibir.
• Tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat. dapat dicoba di ujung lidah.

Monday, January 3, 2011

Gunung Kerinci via Solok Selatan, Sum-Bar

PENDAKIAN GUNUNG KERINCI
DI KABUPATEN SOLOK SELATAN – SUMATERA BARAT

Wilayah Solok Selatan sangat kaya dengan potensi alamnya. Daerah ini memiliki pesona yang indah, dikelilingi oleh perbukitn dan hutan sehingga menghadirkan hawa yang sejuk. Kabupaten Solok Selatan terletak dibagian selatan propinsi Sumatera Barat yang berbatasan dengan propinsi Jambi. Rangkain panorama di Solok Selatan ini dimahkotai oleh Gunung Kerinci yang posisinya 80% berada dalam wilayah Solok Selatan dan 20% di Kecamatan Kerinci Propinsi Jambi. Gunung kerinci merupakan puncak tertinggi di pulau Sumatera dan gunung api aktif tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3.805 meter DPL.

Sebagai gunung vulkanik yang tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci banyak dikunjungi oleh penggemar olah raga pendakian gunung baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu Gunung Kerinci juga merupakan kawasan konservasi plasma nuftah yang dijadikan di taman nasional yang dikenal dengan TNKS ( Taman Nasional Kerinci Seblat ) dan menyebabkan kawasan ini menjadi kawasan wisata yang cukup potensial dan menarik.

Selama ini alur pendakian ke Gunung Kerinci hanya melalui Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi yang merupakan satu-satunya pintu gerbang untuk naik kepuncak, sedangkan di Kabupaten Solok Selatan belum ada dibuat pintu gerbang untuk naik kepuncak. Sebagai alternative kedua di buka jalur baru di Kabupaten Solok Selatan.

DESKRIPSI JALUR PENDAKIAN SUNGAI LAMBAI
(PTP XVIII) – TOP GUNUNG KERINCI

Pintu Rimba -------------) Camp I (4640 : 1675) 1750 mdpl
-   Waktu tempuh : +2 jam
-   Kemiringan jalur ±60°
-   Lokasi camp pada pintu rimba dapat dijadikan camping ground
-   Lokasi camp pada camp I dapat digunakan untuk 5 tenda, akan tetapi dapat juga
    memungkinkan untuk tambahan 2 sampai 3 tenda
-   Sumber air pada pintu rimba berupa sungai dengan jarak tempuh ± 300 m, tetapi
    dapat juga memanfaatkan pipa air yang digunakan penduduk untuk
    mendistribusikan air kepemukiman (Blok E PTP VIII)
-   Sedangkan sumber air pada camp I dapat ditemui berupa sungai kecil dengan
    jarak tempuh ± 150 m
-   Vegetasi yang ditemui sewaktu melakukan perjalanan menuju camp I berupa
    hutan datar berketinggin ± 1500 mdpl, daerah tersebut cukup rapat, oleh
    karena itu diperlukan pembenahan jalur (finishing jalur) sehingga jalur dapat
    lebih jelas lagi.

Camp I (4640 ; 1675) 1750) 1750 mdpl ---------------) Camp II (4842 : 1388) 1750 mdpl
-   Waktu tempuh : +1 ½ jam
-   Kemiringan jalur + 60°
-   Lokasi camp pada camp II dapat digunakan untuk 5 tenda, akan tetapi dapat juga
    memungkinkan untuk tambahan 2 sampai 3 tenda
-   Vegetasi yang ditemui masih berupa vegetasi hutan berketinggian 1500 - 1750
    mdpl, vegetasi pada jalur ini cukup rapat, diperlukan pembenahan pada jalur ini.
-   Sumber air pada camp II berupa sungai, namun pada pertengahan jalur yakni
    pada koordinat 4660; 1565 juga terdapat sumber air.

Camp II (4842; 1388) 1750 mdpl ---------------) Camp III (4842 ; 1388) 2150 mdpl
-  Waktu Tempuh : + 1 ½ Jam
-  Kemiringan Jalur + 60°
-  Lokasi Camp pada Cam III dapat digunakan untuk hanya memungkinkan + untuk
   5 tenda.
-  Sumber air pada Camp III dapat berupa aliran sungai kecil, dengan jarak tempuh
   menurun kebawah + 50 meter (jalur ke sumber air tidak terlalu curam)
-  Vegetasi yang ditemui berfariasi berupa vegetasi hutan berketinggian + 2000
   mdpl.
-  Pada jalur ini juga dapat ditemui bunga bangkai, yakni pada koordinat 4863: 1370

Camp III (4842 : 1388) 2150 mdpl ------------) Camp IV (4890 : 1335) 2400 mdpl
-  Waktu Tempuh : + 1 Jam
-  Kemiringan Jalur : + 60°
-  Perlu pembenahan jalur, dikarenakan pada tanjakan pendakian yang sangat
   curam, hal ini dapat dilakukan dengan melambungkan rute jalur dari daerah yang
   curam kearah kiri rute jalur tersebut + sepanjang 50 meter.

Camp IV (4890 : 1335) 2400 mdpl  ----------) Camp V (5060 : 1295) 3175 mdpl
-  Waktu tempuh : + 3 Jam
-  Kemiringan Jalur + 60°
-  Lokasi Camp memadai untuk 5 s/d 6 tenda Dome
-  Sumber Air Camp IV berjarak + 50 meter dari lokasi Camp, namun hanya berupa
   mata air pada cerukan – cerukan.
-  Sumber air Camp IV lainnya dapat ditemui sungai kecil dengan jarak + 150 meter
   dari lokasi Camp, namun kondisi medan yang akan ditemui cukup curam.
-  Pada awal perjalanan dari Camp IV Vegetasi bervariasi, beberapa bagian pada
    rute terdapat vegetasi pohon paku Ransam sepanjang 30 meter.
-  Sebelum memasuki daerah vegetasi pohon cantigi perjalanan akan cukup
    menyulitkan, dikarenakan vegetasi yang diremui adalah hutan lumut, dan
    perjalanan dilakukan  diatas tumpukan pohon-pohon tumbang. Apabila akan
    dilakukan pembenahan pada daerah tersebut sangat diperlukan alat potong.

Camp V (5060 ; 1295) 3175 mdpl  ------------) Titik Akhir (5115; 1275) 3537 mdpl
-  Waktu tempuh : + 1½ Jam
-  Kemiringan Jalur 45° s/d 60°
-  Lokasi Camp memadai untuk 2 s/d 3 Tenda Dome, namun dapat dikondisikan untuk
   penambahan 3 tenda Dome lagi.
-  Sumber Air pada camp V belum ditemukan
-  Medan yang akan ditemui terdapat  vegetasi pohon cantigi yang sangat rapat,
   jalur bervariasi, beberapa kali pergerakan untuk melalui daerah ini harus dilalui
   dentgan merangkak karehna rapatnya vegetasi pohon cantigi tersebut, bunga
   edelweiss dan bunga padi banyak ditemui pada daerah ini.
-  Setelah melewati vegetasi pohon cantigi medan yang akan ditemui adalah cadas
   bebatuan, dan daerah tersebut merupakan batas vegetasi.
-  Diperlukan kewaspadaan sewaktu melakukan pergerakan pada daerh ini
   dikarenakan lintasan jalur belum terbentuk oleh jejak-jejak kaki pendaki.
-  Pergerakan team dihentikan pada titik 5060 ; 1295, dikarenakan medan yang akan
   dilalui cukup beresiko, yakni pasir bebatuan, untuk melanjutkannya sangat
   diperlukan peralatan Mountaineering yang sangat memadai.
-  Dari titik akhir pergerakan team menuju Top Kerinci jarak tempuhanya adalah
   ± 1 km, dengan kenaikan ketinggian ± 250 m.

Jembatan Akar, Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatra Barat

image

Jembatan Akar Painan bersifat unik untuk pesona alam Sumatera Barat. Jembatan sepanjang 10 meter dan lebar satu meter yang terbuat dari akar konvergensi dari dua pohon beringin yang terletak di dua sisi tebing saling berhadapan.

Jembatan ini menghubungkan desa pulut-pulut dan Lubuk Silau di Koto Bayang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) yang dipisahkan oleh Sungai Batang Bayang permukaan terletak sekitar 5-6 meter dari pangkal jembatan. Ini air sungai yang berasal dari air danau di daerah County Twin Solok. Di tepi sungai terdapat batu-batu besar yang cocok untuk bersantai.
Menurut cerita setempat, awalnya dua desa hanya dihubungkan oleh jembatan gantung dari bambu. Dikatakan bahwa para pemimpin tradisional di daerah bernama Pakih persediaan menanam dua pohon ara dalam dua tebing yang saling berhadapan. persediaan Pakih akan menggelar ritual mandi bersumpah darah kambing jika akar pohon beringin yang menghubungkan keduanya.
Setelah beberapa saat, entah bagaimana, akar dua pohon beringin yang saling terkait satu sama lain dan juga memasok Pakih sangat bersukacita. Kemudian, Pakih pasokan menepati janjinya dan mengadakan ritual kambing dan menyiram akar konvergensi dengan darah kambing setiap tahun.
"Jadi yang tidak angker juga, ia berkata," kata Ibu Darwanis sambil menyeduh kopi dan teh yang dipesan oleh pengunjung lain.
Namun, hubungan antara sejarah jembatan ini dengan mitos jodoh pelarian tidak terlalu jelas. Ibu Darwanis tersangka, mitos ini disebabkan oleh dua pohon beringin linkage takjub masyarakat akar, yang terletak di seberang bahkan sangat kuat untuk dilewati.
Ibu Darwanis sudah puluhan tahun untuk menjual makanan dan minuman ringan di resor ini, tepatnya di desa Lubuk Silau. Warung Ibu Darwanis bahkan terletak di atas batu besar di tepi Sungai Batang Bayang. Sambil bersantai di Darwanis warungnya, pengunjung juga dapat menikmati kesenangan anak-anak desa setempat yang mandi di sungai atau melompat ke sungai dari sisi tebing.
Menurut Ibu Darwanis Selain itu, daerah ini ramai dengan pengunjung di musim tinggi. Selain ramai dengan pengunjung, kios-kios di sisi jembatan juga dipenuhi dengan pedagang yang menjual berbagai souvenir.
Kawasan yang telah ditentukan untuk menjadi objek wisata ini terletak 65-70 km sebelah selatan Padang, 15 km dari tau Painan, ibukota Pessel. Perjalanan akan melewati Teluk Bayur, pelabuhan legendaris di Sumatera Barat. Teduh dari persimpangan, perjalanan sekitar 1 Km lagi diteruskan untuk menemukan lokasi jembatan akar. Selain menggunakan kendaraan pribadi, lokasi ini dapat dicapai juga dengan menggunakan transportasi umum.
Proses dari tempat wisata ini tidak meninggalkan kesan yang mengecewakan. Di jalan kiri dan kanan berbaring ladang hijau dan keseluruhan populasi Batang Bayang dengan melambaikan pohon-pohon palem di sepanjang tepi.