Saturday, January 15, 2011

Tahapan Suatu Operasi SAR

Dalam sistem transportasi pelayaran dan penerbangan, faktor keselamatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem tersebut sehingga baik IMO maupun ICAO sebagai regulator secara internasional mengatur masalah keselamatan secara ketat melalui konvensi yang mengikat bagi negara anggota yang telah meratifikasinya. Sebagai pedoman bagi negara-negara anggota dalam mengimplementasikan pelayanan SAR di bidang pelayaran dan penerbangan maka IMO dan ICAO menerbitkan manual yang dikenal dengan IAMSAR Manual.
Dalam melaksanakan operasi SAR harus dilaksanakan secara cepat dan andal serta dilaksanakan oleh personel berketrampilan yang telah memperoleh pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia pelayaran dan penerbangan, penyelenggaraan operasi SAR digunakan suatu sistem SAR, terdiri dari 5 tahap kegiatan ditunjang dengan dengan 5 komponen dengan memperhatikan 3 keadaan darurat (emergency phase).

Daftar isi:

  • 1 Tiga Keadaan Darurat
    • 1.1 Fase Meragukan ('Uncertainly Phase/INCERFA)
    • 1.2 Fase Mengkhawatirkan ('Alert Phase/ALERFA)
    • 1.3 Fase Memerlukan Bantuan ('Distress Phase/DISTRESSFA)
  • 2 Lima komponen SAR
    • 2.1 Organisasi
    • 2.2 Fasilitas SAR (SAR Unit/SRU)
    • 2.3 Komunikasi
    • 2.4 Pelayanan darurat
    • 2.5 Dokumentasi
  • 3 5 tahap operasi SAR
    • 3.1 Tahap Menyadari (Awareness Stage')
    • 3.2 Tahap Tindak Awal (Initial Action Stage)
    • 3.3 Tahap Perencanaan (Planning Stage)
    • 3.4 Tahap Operasi (Operation Stage)
    • 3.5 Tahap Akhir Penugasan (Conclusion Stage)

Tiga Keadaan Darurat

Tiga fase keadaan darurat merupakan suatu fase dimana suatu sistem trasnportasi mengalami keadaan darurat. Fase ini tidak harus berurutan dari pertama sampai ke-tiga, dengan demikian keadaan darurat bisa langsung ke Distresfa sehingga operasi SAR harus segera dilaksanakan.

Fase Meragukan ('Uncertainly Phase/INCERFA)

Tahap ini merupakan tahap di mana kondisi penumpang pesawat/kapal dalam keadaan meragukan karena mengalami keterlambatan tiba di tempat tujuan sesuai waktu yang diperkirakan

Fase Mengkhawatirkan ('Alert Phase/ALERFA)

Merupakan kelanjutan dari tingkat INCERFA di mana penumpang pesawat/kapal dalam keadaan mengkhawatirkan karena keselamatannya terancam.

Fase Memerlukan Bantuan ('Distress Phase/DISTRESSFA)

Merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA dimana penumpang pesawat/kapal memerlukan bantuan karena pesawat keadaan mendarat darurat, jatuh atau kapal dalam keadaan tenggelam, tabrakan, terbakar dan lain-lain.

Lima komponen SAR

Untuk melaksankan operasi SAR secara cepat dan efektif maka harus tersedia lima komponen SAR.

Organisasi

Struktur organisasi tugas terdiri atas : SAR Coordinator (SC); SAR Mission Coordinator (SMC); On-Scene Coordinator (OSC); dan SAR Unit (SRU).

Fasilitas SAR (SAR Unit/SRU)

SRU adalah unit-unit yang melakukan operasi SAR di lokasi musibah/bencana, SRU terbagi menjadi tiga macam matra yaitu: SRU Laut seperti kapal dan rubber boat; SRU Udara seperti pesawat udara, helikopter; dan SRU Darat seperti Rescue Jeep, Rescue Truck dan ambulan.

Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk pertukaran informasi dalam kegiatan operasi SAR. Peralatan komunikasi yang digunakan seperti radion HF/VHF, telepon, INMARSAT, dan Beacon

Pelayanan darurat

Adalah komponen berupa penyediaan fasilitas perawatan darurat yang bersifat sementara, termasuk pemberian bantuan medis kepada korban di lokasi musibah sampai ke tempat penampungan/perawatan yang lebih memadai. Yang termasuk komponen ini adalah: posko-posko medis, dokter, paramedis, obat-obatan, dan rumah sakit

Dokumentasi

Adalah komponen berupa pendataan laporan atau kegiatan, biasanya didukung dengan data visual berupa foto/rekaman gambar seperti peta udara, laut dan topografi, analisa serta data-data seperti data kapal, data pesawat, dan manifes. Data-data ini akan menunjang efisiensi pelaksanaan operasi SAR serta meningkatkan kemampuan operasi.

5 tahap operasi SAR

Penyelenggaraan operasi SAR dilaksanakan melalui 5 tahap rangkaian tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi SAR dalam merespon suatu kejadian musibah, dimulai sejak diketahuinya ada musibah hingga akhir penanganan musibah tersebut. Lima tahap tersebut adalah:

1. Tahap Menyadari (Awareness Stage')

Adalah tahap disadari/diketahui adanya keadaan darurat atau musibah yang mengancam keselamatan jiwa penumpang pesawat terbang/kapal. Dalam tahap ini kecepatan informasi awal yang disampaikan sangat penting untuk dapat mencegah keadaan darurat/musibah lebih lanjut. Informasi awal bisa berasal dari pesawat terbang/kapal yang mengalami distress, unit-unit siaga (ATS, Radio Pantai), atau masyarakat umum yang mendengar dan menyaksikan terjadinya musibah

2. Tahap Tindak Awal (Initial Action Stage)

Kegiatan awal dengan melakasanakan aksi setelah disadari adanya keadaan darurat seperti melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut: menentukan jenis keadaan darurat/musibah yang terjadi; menyiagakan fasilitas SAR; pencarian awal dengan menggunakan alat komunikasi (PRECOM) atau NOTAM.

3. Tahap Perencanaan (Planning Stage)

Pada tahap ini disusun rencana operasi pencarian, pertolongan, dan penyediaan tempat perawatan medis setelah evakuasi medis.

4. Tahap Operasi (Operation Stage)

Pada tahap yang merupakan pelaksanaan operasi berdasarkan rencana yang telah dilaksanakan.

5. Tahap Akhir Penugasan (Conclusion Stage)

Dalam tahap ini berarti pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan/penyelamatan dinyatakan telah selesai, semua SRU dikembalikan ke kesatuan masing-masing dan SMC membuat laporan.

Selayang Pandang tentang Kantong Semar

pict1473.JPG
Bagi kalangan pencinta tanaman, jenis ini merupakan pendatang baru yang sedang naik daun. Kantong Semar sebuah nama yang tidak asing lagi bagi kita akan tetapi masih banyak orang yang belum melihat secara lansung si Tanaman Karnivora. Nepenthes, pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne. Nama Nephentes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia, disebut sebagai kantong semar, dengan sebutan beragam di berbagai daerah, periuk monyet (Riau), kantong beruk (Jambi), ketakung (Bangka), sorok raja mantri (Jawa Barat). ketupat napu (Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), dan selo begongong (Dayak Tunjung).
Tumbuhan yang termasuk dalam golongan tumbuhan liana (merambat) ditanah ataupun di ranting-ranting pohon,berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Nepenthes merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Karenanya tumbuhan ini digolongkan sebagai tanaman karnivora (carnivorous plant), selain Venus Flytrap (Dionaea muscipula), sundews (Droseraceae) dan beberapa jenis lainnya. Tanaman karnivora umumnya hidup pada tanah miskin hara, khususnya nitrogen, seperti kawasan kerangas.
Nepenthes termasuk dalam famili Nepenthaceae dan kelas Magnoliopsida pada umumnya tumbuh pada hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, padang savanna dan tepi danau. Nepenthes tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Terdapat sekitar 82 jenis nepenthes di dunia dan 64 jenisnya berada di Indonesia Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) merupakan pusat penyebaran nepenthes di dunia. Sesuai dengan ketinggian tempat hidupnya, Nepenthes dibagi menjadi tiga golongan, yaitu yang hidup pada dataran rendah (0-500 mdpl (meter dari permukaan laut)), dataran menengah (500-1.000 mdpl) dan dataran tinggi (di atas 1.000 mdpl). Untuk di dataran rendah meliputi jenis N. gracilis, N. mirabilis, N. reinwardtiana, dan N. raflesiana, N. adnata, N. clipeata, N. mapuluensis merupakan jenis yang dapat hidup di dataran menengah. Sedangkan yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi meliputi N. diatas, N. densiflora, N. dubia, N. ephippiata dan N. eymae. Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan memisahkan anakan. Umumnya Nepenthes yang hidup terrestrial di dataran rendah tumbuh di tempat-tempat yang berair atau dekat sumber air pada substrat yang bersifat asam. Nepenthes juga membutuhkan cahaya matahari intensif dengan panjang siang hari antara 10-12 jam setiap hari sepanjang tahun, dengan suhu udara antara 23-31°C dan kelembaban udara antara 50-70%.
Manfaat Kantong Semar
Selain semangat tanaman hias Kantong Semar juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting, diantaranya :
1. Sebagai Indikator Iklim
Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawsan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembapan diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara
2. Tumbuhan Obat
Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.
3. Sumber air minum bagi Petualang
Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar jenis N. gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral (6-7), tetapi kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam, pH-nya 3 dan rasanya masam.
4. Sebagai Pengganti tali
Batang dari Kantong Semar ini bisa di gunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang.
Ancaman Si Kantong Semar
Semua jenis Nepenthes adalah dilindungi, akan tetapi keberadaannya sekarang ini sudah semakin sedikit. Habitatnya yang semakin sempit baik itu di karenakan aktifitas manusia secara lansung maupun maupun tidak lansung.
Ancaman terhadap si Kantong Semar :
1. Pembukaan Kawasan Tambang
2. Pembukaan Kawasan Untuk Tambak
3. Eksploitasi jenis untuk di komersilkan
Pesona nephentes kini kian melejit. Banyak penggemar tanaman mulai mengoleksi beragam jenisnya. Keunikan sosok dan sifat menjadi daya tarik utama. Misalnya, kemampuan tanaman memangsa serangga. Meski umum ditemukan di dataran tinggi, tetapi beberapa mampu beradaptasi di dataran rendah. Sayang, merawat agar kantongnya banyak dan memperbanyak nephentes tidaklahlah mudah. Butuh penanganan dan perawatan yang tepat agar tampil prima. Bila tak piawai merawat, biarkan keindahan kantong semar itu berada di habitatnya agar si pemangsa tetap jadi penguasa Rimba Raya.

Thursday, January 13, 2011

Gunung Marapi (Merapi)


Merapi











 Danau Singkarak Dari Puncak Merapi
Gunung yang memiliki ketinggian 2891 mdpl (meter diatas permukaan laut) ini selalu menjadi tujuan bagi pendaki yang berasal dari dalam maupun dari luar Sumatera Barat. Karenanya, Gunung ini jadi terkenal setelah Gunung Kerinci yang merupakan Gunung tertinggi di Pulau Sumatera.
Gunung Marapi menjadi target pendakian pendaki gunung Indonesia karena terletak berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek serta merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia. Selain itu akses menuju kaki gunung tersebut mudah dicapai. Jika anda kebetulan berasal dari Bukittinggi atau sering melewati Kota Bukittinggi, tentu sudah tidak asing lagi dengan kemegahan Gunung ini. Titik start pendakian berada di jalan raya Padang Panjang - Bukittinggi tepatnya di Kotobaru. Dari Kota Padang, hanya memerlukan waktu 1,5 jam menuju Kotobaru dengan ongkos Rp 10.000,- selanjutnya berjalan menuju Pesanggerahan selama ±30 menit.
Pesanggerahan adalah suatu daerah datar (Camping Ground) yang merupakan Pintu Rimba sebelum mulai mendaki ke Puncak Gunung Marapi. Karena daerahnya yang datar dan lumayan luas tadi, banyak juga loh yang pergi camping cuma sampai ke Pesanggerahan ini. Terutama di hari-hari libur atau diakhir minggu (Jumat - Minggu). Sehingga suasana seperti pasar malam sudah tidak asing lagi ditemui di kawasan ini. Ditambah lagi dengan kehadiran penduduk sekitar kaki Gunung Marapi yang memanfaatkan keramaian tersebut untuk mencari rezeki dengan menjual berbagai macam makanan dan minuman bagi para pendaki.
Setelah Pesanggerahan, pendakian menuju Puncak Gunung Marapi baru dimulai dengan jalan setapak yang terus mendaki dan lumayan menguras tenaga. Waktu normal untuk mencapai puncak ialah 6 jam. Kalau anda takut tersesat, jangan khawatir, jalur Kotobaru ini sangat jelas, yang pasti kalau ada percabangan jalan, terus saja ke atas karena kalau ke bawah kemungkinan besar itu adalah jalan menuju sumber air atau lembah. Supaya lebih aman, sebaiknya ajak teman yang sudah pernah naik Gunung Marapi sehingga kemungkinan tersesat bisa semakin diperkecil.
Setelah perjalanan penuh tanjakan dan lumayan menguras tenaga tadi, kita akan memasuki kawasan Cadas Marapi. Yaitu kawasan bebatuan yang merupakan wilayah puncak gunung merapi. Disini vegetasinya sudah berubah, pohon-pohon besar yang berada dijalur sebelumnya, berganti dengan semak belukar dan beberapa tumbuhan khas puncak gunung. Tapi kalau anda ingin mencari edelweis, sangat disayangkan di sekitar jalur pendakian ini vegetasinya sudah sangat sedikit. Kalaupun ada itu cuma pohon-pohon tanpa bunga. Ini diakibatkan ulah tangan-tangan jahil yang merusak dan mengambil bunga-bunga edelweis dengan alasan untuk kenang-kenangan. Padahal, tentu akan lebih indah dipandang mata apabila bunga-bunga abadi tersebut tetap berada di tempatnya. Cukuplah dengan mengambil foto untuk dijadikan kenang-kenangan tanpa harus merusak. Setuju bro!
Letihnya badan karena mendaki beberapa jam tadi, akan segera terobati dengan keindahan alam yang dihadirkan Sang Pencipta di Puncak gunung ini. Kawasan luas dan datar seluas lapangan bola akan ditemui di dekat dua kawah Merapi. Jadi kalau anda mau main bola di atas gunung, disinilah tempatnya. Tapi yang harus diwaspadai apabila kawah tersebut menyemburkan asap belerang (batuk) sebaiknya jangan mendekat karena sangat beresiko keracunan apabila terhirup. Bila mau terus mendaki dan berjalan di tepi kawah, kita akan sampai di Puncak Merpati. Dari sini pemandangan sekitar kaki Marapi, Gunung Singgalang, Tandikek sampai Kota Bukittinggi akan terlihat jelas. Pokoknya indah dipandang deh…
Satu hal yang sangat disesalkan dari keadaan sekitar jalur Kotobaru ini adalah banyaknya sampah (bungkus mie, kaleng sarden, kotak rokok dan sebagainya) yang ditinggalkan para pendaki dan benar-benar merusak alam. Ini tentu dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat dan pendaki untuk ikut menjaga kelestarian alam dengan minimal, tidak membuang sampah sembarangan. Kalau ada sampah, ya dibawa turun dong, dibuang ke tempat yang seharusnya, bukan ditinggalkan di Gunung. Kesadaran ini harus kita tanamkan ke diri pribadi masing-masing agar kelestarian alam yang merupakan titipan anak cucu kita dapat terjaga.
Kacawali, Jalur Ekstrim untuk Petualangan.
Untuk anda yang merasa memiliki jiwa petualangan dan menginginkan tantangan lebih di Gunung Marapi, ada satu jalur alternatif yang benar-benar menantang dan masih terjaga keasriannya. Jalur ini menyuguhkan trek-trek ekstrim namun diimbangi panorama alam yang jauh lebih indah dan menarik.
Untuk menempuh jalur ini, dari Kota Padang kita bisa naik bis jurusan Padang - Payakumbuh dan turun di Simpang Candung. Selanjutnya dengan menggunakan angkutan desa selama ± 30 menit kita akan sampai di Desa Kacawali. Desa Kacawali yang terletak di sisi Utara Gunung ini merupakan titik start pendakian yang akan langsung membawa kita ke Puncak Triangulasi (tertinggi) gunung Marapi. Jalur yang dibuka oleh Anggota Muda MAPALA UNAND pada tahun 2003 ini memang belum terlalu dipublikasikan. Saat ini hanyalah kalangan pecinta alam yang ingin merasakan petualangan lebih saja yang memakai jalur ini. Bagi yang mau mencoba jalur ini, dapat memperoleh info jalur secara lengkap dan guide dengan menghubungi Kantor MAPALA UNAND di PKM Universitas Andalas Limau Manis Padang.
Waktu tempuh untuk mencapai Puncak Marapi juga lebih lama dibandingkan melewati jalur Kotobaru, mencapai 10 jam dengan perjalanan konstan dan tidak berhenti. Track pendakiannya pun lebih ekstrim dengan kemiringan mencapai 80 derajat menyebabkan tidak semua orang sanggup melewati jalur ini. Banyaknya pohon-pohon besar yang rebah di jalur dan jurang sedalam ±500 meter di sebelah kiri jalur menyebabkan adrenalin makin terpacu untuk mencapai puncak tertinggi Marapi ini.
Kelebihan dari jalur ini adalah keadaan alamnya yang benar-benar masih alami dan bebas dari sampah serta terdapatnya 3 buah air terjun di tengah-tengah jalur yang memiliki ketinggian ±300 meter. Jadi kita bisa beristirahat sambil menikmati pemandangan air terjun di tengah-tengah perjalanan. Sumber air di jalur ini baru akan ditemui pada ketinggian 2000 mdpl, jadi untuk berjaga-jaga sebaiknya membawa persediaan air yang cukup banyak. Selain itu terdapat juga hewan-hewan liar khas pegunungan seperti Harimau, Babi Hutan, Rusa, Siamang dsb.
Selanjutnya pada saat mencapai puncak, keindahan alam yang disuguhkan Sang Pencipta semakin menakjubkan dan mempesona mata. Jauh lebih indah dan menarik bila dibandingkan dengan mendaki dari jalur Kotobaru yang memang sudah tidak terjaga lagi keasriannya.
Dari puncak tertinggi gunung Marapi ini (2891 Mdpl), pemandangan keseluruhan Puncak Merapi akan terlihat jelas. Kawah Marapi, Puncak Merpati, Telaga Dewa, Lembah Hantu, Gunung Singgalang dan Tandikek, bahkan Danau Singkarak akan telihat jelas dari sini. Vegetasi edelweis sang bunga abadi juga masih terjaga dan menghiasi sepanjang kawasan triangulasi dengan warna putihnya. Pokoknya benar-benar indah deh!
Untuk menambah tantangan, Kita bisa melanjutkan perjalanan menuju lapangan bola dari titik triangulasi ini. Jalurnya lebih ekstrim lagi, jalan setapak yang berada diantara lembah pada kiri dan kanan jalur membuat kita harus melangkah ekstra hati-hati atau bisa terperosok. Setelah ± 2 jam perjalanan, kita akan sampai di lapangan bola dan bisa memilih untuk turun dari jalur Kotobaru (jalur normal) atau dari jalur Simabur. Tentunya petulangan dan pengalaman yang didapatkan akan sangat mengesankan. Dalam satu kali pendakian Gunung Marapi, Kita bisa menempuh dua jalur yang berbeda sekaligus. Tertarik? Ayo coba dan rasakan adventurenya!.
Sumber:  Mapalaunand.com