Thursday, June 2, 2011

Makanan sehat pengganti daging

Selain murah, sumber protein nabati tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh seperti sumber protein hewani. Protein nabati juga mengandung berbagai karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya yang membantu menurunkan risiko berbagai jenis penyakit.

Nilai kalori yang dihasilkan sumber protein nabati pun cenderung sama dengan sumber protein hewani. Berikut beberapa sumber protein nabati yang dapat menggantikan sumber protein hewani, seperti dikutip dari laman Daily Mail:

1. AlpukatTidak seperti buah pada umumnya, alpukat mengandung protein, karbohidrat, dan omega 6 sehingga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh. Alpukat mengandung 2 persen protein lengkap. Buah ini juga mengandung serat yang sangat baik untuk penceranaan. Protein dari 15 buah alpukat setara dengan protein satu potong ayam.

2. BuncisDengan karakter rendah lemak dan tinggi protein, buncis menjadi salah satu asupan yang baik untuk diet. Buncis dapat menjadi alternatif pengganti daging yang lebih murah. Buncis memiliki 23 persen
protein, tapi tidak lengkap. Jadi, gabungkan dengan kacang lainnya, nasi, dan beberapa biji wijen.

3. Miso soupMiso soup adalah makanan tradisional Jepang yang dibuat dari fermentasi kacang kedelai. Kacang kedelai mengandung isoflavone yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan menghambat hipertensi. Kacang kedelai juga mengandung 12 persen protein lengkap.

Miso mengandung probiotik yang sama dengan yang Anda temukan pada yogurt sehingga dapat mencegah kembung, dan meningkatkan fungsi pencernaan. Protein dari tiga mangkuk miso sama dengan protein dari satu potong ayam.

4. Selai KacangSelai kacang mengandung 28 persen protein dan lemak tak jenuh yang dapat melindungi pengakit kardiovaskular. Kacang juga mengandung resveratrol, antioksidan yang sama pada anggur merah sehingga dapat melindungi kesehatan jantung.  Namun, kacang bukan protein lengkap.

5. KelapaKelapa merupakan protein lengkap yang kaya serat. Namun, hati-hati pada lemak yang terkandung pada dagingnya karena termasuk lemak jenuh. Campurkan pada susu atau daging cincang serta nasi, atau buatlah kari Thailand dengan kacang polong dan nasi. Protein dari sembilan porsi sama dengan satu potong ayam.

6. Nasi merahNasi merah kaya mineral dan serat yang bagus untuk menurunkan glykemik indeks. Makanan ini mengandung 2,5 persen protein tidak lengkap. Jadi campurkan dengan sumber protein tidak lengkap lainnya untuk membuat asam amino.

7. UbiUbi mengandung kalori yang rendah, namun kaya antioksidan seperti betanin yang mengandung sifat antiinflamasi dan meningkatkan fungsi hati. Ubi memiliki 3 persen protein lengkap yang dapat melengkapi protein lainnya. Enam potongan kecil ubi sama dengan satu potong ayam.

8. GandumGandum hanya mememiliki protein lengkap di bawah 3 persen. Gandum juga kaya betaglucan yang terbukti dapat mengurangi kadar kolesterol. Gandum juga kaya mangan dan sumber selenium yang baik, serta antioksidan. Gandum juga mengandung glykemik indeks yang rendah sehingga membuat Anda kenyang lebih lama. Sebelas porsi gandum setara dengan satu potong ayam.




sumber : vivanews

Olahraga di Pagi Hari Semakin Menyehatkan

Rata-rata orang akan merasa enggan bila diajak untuk berolahraga, apalagi bila di pagi hari. Aduuh, malas rasanya. Biasanya yang pertama kali terlintas di kepala ketika bangun pagi yakni secangkir kopi, membaca atau membuka e-mail.

Namun, ada nilai lebih bila kita berolahraga di pagi hari ketimbang di sore hari. Mau tahu? Berikut tiga alasan sehatnya berolahraga di pagi hari seperti dikutip dari Shine.com:

1. Olahraga di pagi hari meningkatkan mood
Apakah Anda tipe orang yang kerap menggerutu di pagi hari? Menurut penelitian, olahraga mampu meningkatkan endorfin yakni hormon pencipta suasana hati yang menyenangkan. Joging di pagi hari pastinya bisa menghindarkan Anda dari emosi serta membuat Anda tersenyum sepanjang hari.

2. Olahraga pagi membantu membakar kalori lebih banyak
Tak hanya bekerja, aktivitas apa pun, seperti bekerja di pagi hari, kata para ahli, mendorong metabolisme tubuh dan mengatur agar tubuh membakar kalori lebih banyak sepanjang hari, bahkan ketika beristirahat.

3. Udara di pagi hari lebih sehat
Para peneliti percaya bahwa secara umum kualitas udara di pagi hari mungkin lebih baik ketimbang sore hari sehingga tubuh Anda tak akan terpapar banyak zat beracun dari polusi.

Menarik bukan? Apakah tiga alasan di atas cukup membuat Kamu ingin mencoba berolahraga di esok pagi? 
 
source : micom

Mengenal Lebih Jauh Jenis-Jenis Terumbu Karang Indonesia yang Cantik dan Menawan!

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3.Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui
Berikut Beberapa Jenis Terumbu Karang yang ada di Indonesia
1. Acropora digitifera:

         

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora digitifera
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk digitata, umumnya permukaannya rata dengan ukuran bisa mencapai lebih dari 1 meter. Percabangannya kecil, berbentuk bulat atau pita. Aksial koralit kecil. Radial koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran yang sama, pinggir koloni berwarna terang.
Warna : Jingga, krem atau kuning, sering berwarna biru muda. Umumnya memiliki warna krem atau kuning pada ujung koloni.
Kemiripan : A. japonica, A. humilis, A. gemmifera.
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Australia, Mikronesia, Jepang, Zanzibar, Tanzania.Habitat : Di daerah yang bergelombang dan perairan dangkal.


2. Acropora humillis



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora humillis
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 1 – 7 meter.
Ciri-ciri : Umumnya memiliki korimbosa, percabangan tebal dan memiliki koralit aksial yang besar serta mempunyai radial koralit dengan dua ukuran.
Warna : Umumnya memiliki warna yang beragam, namun yang paling utama adalah warna krem, coklat, atau biru.
Kemiripan : Karang ini tidak memiliki kemiripan dengan A. gemmifera dan A. monticulosa.
Distribusi : Tersebar di perairan Indonesia, Laut Merah hingga Amerika Tengah dan sekitar Australia.
Habitat : Umumnya dijumpai di daerah reef slope dan reef flat.

3.Acropora hyacinthus 


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora hyacinthus
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koralit terlihat seperti piringan. Cabangnya tipis. Radial koralit berbentuk mangkok.
Warna : Umumnya berwarna krem, coklat, keabu-abuan, hijau, biru dan merah muda.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. cytherea, A. Spicifera dan A. Tanegashimensis.
Distribusi : Tersebar dari perairan Indonesia, dan Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.


4. Acropora gemmifera


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora gemmifera
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloninya berbentuk digitata, percabangan tebal, aksial koralit berukuran kecil, Radial koralit memiliki 2 ukuran biasanya berbaris.
Warna : Jingga, biru, krem atau coklat. Ujung cabang berwarna biru atau putih.
Kemiripan : A. humilis, A. Monticulosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Australia, Philipina, Madagaskar. Habitat : Hidup pada daerah perairan dangkal dan tahan terhadap kekeringan (daerah pasang surut).

5. Acropora palifera


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora palifera
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni sepeti piringan berkerak dengan punggung tebal berkolom dan bercabang, cabang biasanya tegak tetapi secara umum bentuknya horizontal tergantung dari pengaruh gelombang, tidak ada aksial koralit, koralit lembut.
Warna : Umumnya berwarna krem dan coklat.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. cuneata dan A. elizabethensis.
Distribusi : Tersebar di Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Solomon dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

6. Acropora cervicornis

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih

7. 
 Acropora elegantula


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora elegantula
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial koralitnya jelas.
Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi.
Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka.
Habitat : Fringing reefs yang dangkal.

8. 
Acropora acuminata


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.
9. 
Acropora micropthalma


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
10. 
Acropora millepora


Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

sumber : google

20 Tempat Petualangan Terbaik Di Dunia



1. Hike to Everest Base Camp


Perjalanan ke puncak Everest membutuhkan kebugaran yang serius, kemauan, keberuntungan, dan $ 60.000 untuk perjalanan dengan pemandu. Bagi kita yang ingin menyaksikan gunung dengan hemat ada pilihan alternatif: hiking ke “Everest Base Camp”. Perjalanannya lebih dari sepuluh hari, track perjalanan lebih dari 97 km pada ketinggian lebih dari 5.182 m. Berjalan adalah satu-satunya cara untuk melihat kisah legendaris di balik prestasi besar di dunia pendakian. Akan ditemui kuil dengan denting lonceng “yak”, kuil terpencil yang dihiasi dengan bendera doa warna-warni, cedar dan hutan pinus di bawah bayang-bayang , pada ketinggian 6.096 meter.

2. Get Airborne in Queenstown

Bungee Jumping setinggi 43 m dari Kawarau Bridge, tempat operasi bungee komersial pertama. Atau belajar untuk tandem hang glide, sky dive, atau naik balon udara di atas beberapa gunung yang diselimuti hutan hijau dan danau yang berfungsi sebagai latar belakang film The Lord of the Rings.
Olahraga udara paling utama adalah jumping BASE. Untuk mempersiapkan, dibutuhkan pembimbing pribadi dari jumper BASE profesional. Bagi mereka yang tidak bersedia mencurahkan waktu dan bertanggung jawab atas risiko melaju melalui atmosfer, Queenstown melayani panduan Pure Adventure menawarkan pengalaman dengan cita rasa langka. Pilot helikopter mengantarkan tamu sampai tebing terdekat untuk menyaksikan BASE jumper pro Chuck Berry mempersiapkan lompatan “death-defying”.

3. Surf the North Shore

Hawaii tahu bahwa mengendarai arus memerlukan kombinasi langka antara ketenangan, percaya diri, dan menghormati kekuatan laut. Itulah bagaimana peselancar terbaik di dunia naik turun menghadapi gelombang yang mencapai 12 m. Ombak ini lebih bersahabat dan lebih dapat diprediksi dari pada di tempat lain yang berukuran sama, ini membuatnya menjadi favorit para surfer pro. Surfing lahir di pantai ini, dan banyak dari kompetisi terbesar, seperti Triple Crown dilaksanakan di sini, itulah sebabnya Oahu adalah salah satu tempat dimana surfer dari semua tingkatan bertemu

4. Hike the Appalachian Trail

Appalachian Trail tidak hanya melintasi hutan, padang rumput, rawa, dan puncak dari 14 negara bagian timur, melainkan juga jendela warisan budaya dan sejarah dari bagian terpanjang negara ini. Ini adalah dari hiking trails terbesar dengan jarak jauh dan sudah berusia, perjalanan melalui negara pertanian, kota-kota tua, dan medan perang bertingka. Itu sebabnya, untuk setiap pejalan kaki, Appalachian Trail adalah lencana kehormatan akhir, dan sekitar 11.600 orang telah menaklukannya. Perjalanan yang menantang, rata-rata 13 sampai 40 km per hari dan lima juta langkah kaki selama lima sampai enam bulan.

5. Ski Denali

Silsilah Denali sebagai gunung tertinggi di Amerika Utara membuatnya menjadi target bagi pendaki gunung, tetapi juga memiliki impressiveness visual : Dari dataran rendah di sekitarnya, itu naik lebih dari tiga mil vertikal ke batu raksasa, gletser, dan salju . Rute pemulanya ramah saja, Buttress Barat, menjadi bagian pendakian internasional pada bulan Mei dan Juni, tetapi banyak orang ber-ski di situ.
Ski, tentu saja, lebih teknis daripada berjalan, dan hanya pemain ski ahli dengan pengalaman BackCountry yang mampu. Beberapa memilih membawa papan mereka ke puncak untuk ski dengan kemiringan 55 derajat seperti pada zona celah Messner dan Orient Express.

6. Climb the Tetons' Cathedral Traverse

Tetons telah menarik daftar pendaki gunung kelas A. Pegunungan ini ternyata memiliki banyak rute yang diantaranya 13.770 kaki (4.197 meter) Grand Teton (foto) yang menjorok sampai seperti sirip hiu.

7. Camel Trek Morocco

Boleh dibilang lanskap Maroko yang paling mengesankan adalah hamparan luas padang pasir, dan cara tradisional untuk menikmatinya adalah dengan unta, yang menawarkan tampilan yang tak tertandingi di tanah indah monokromatik. Perjalanan dapat ditempuh dalam 13 hari, perjalanan sepanjang rute kafilah kuno melalui padang gurun. Petualanganya adalah langsung dari Lawrence of Arabia: Anda akan mengunjungi runtuhan raksasa casbahs, melihat puncak-puncak tinggi Pegunungan Atlas yang bersalju, dan pemandangan bukit-bukit karang, langit kobalt, dan gunung-gunung vulkanik, ada bisa menemui beberapa orang desa Berber dan sekelompok nomaden. Pada malam hari, trekker kamp bermalam di tenda-tenda kanvas dan menatap ke arah bintang di langit, mengagumi kesunyian mendalam.

8. Kayak or Raft the Zambezi

Menaklukan jeram dari sungai , dengan gelombang bisa mencapai setinggi 30 kaki. Tak hanya itu tapi masih ada tantangan lain, seperti bertemu dengan kuda nil, ataupun buaya sepanjang 8 meter. Perjalanan sepanjang 113 km dapat ditempuh dalam 8 hari

9. Climb Java's Volcanoes

Lebih dari setengah dari gunung berapi subaerial dunia terletak di Cincin Api, serangkaian pegunungan vulkanik yang berada di garis tepi lempeng Pasifik tektonik, dan salah satu hot spot yang paling dramatis adalah di Jawa, Indonesia. Rumah bagi 42 gunung berapi yang menyebabkan kerusakan selama ribuan tahun. Satu-satunya cara untuk benar-benar memahami kekuatan gunung berapi adalah menyaksikannya secara langsung. Itu sebabnya penjual pakaian eceran Volcano Discovery yang berbasis di Jerman menawarkan perjalanan dipandu ahli gunung api, 18 hari menelusuri jantung Jawa.
Peserta mengunjungi lebih dari setengah lusin gunung berapi hidup, mengunjungi Krakatau, Selama minggu-minggu berikutnya, mereka berkemah di pantai Rakata Island, berendam di air panas, hingga mengintip ke kawah, dan jika mereka beruntung, menyaksikan gunung api aktif memuntahkan lahar panas bersinar. Mereka juga melihat efek abadi dari letusan bencana, termasuk pemandangan seperti abu, aliran lava, danau pirus, mengukus kawah, dan kolam lumpur mendidih.

10. Dive Glacial Meltwater

Pada bagian hulu Atlantik yang dingin, Islandia memiliki gunung berapi dan presisi dingin steamrolling gletser. Ini juga merupakan tempat ketidakstabilan yang luar biasa, terletak tepat di atas celah antara Amerika Utara dan lempeng tektonik Eropa. Dijuluki Silfra, fisura diisi dengan air yang meleleh dari gletser dan disaring melalui ladang lava. Meskipun air hampir mencapai titik beku,tapi tetap menjadi favorit para penyelam.

huft cape juga, lanjut lagi ke bawah yaa mood 

11. Ski the Dave Murray Downhill, Whistler

Beberapa hal yang bisa menghibur adalah menonton Olimpiade Musim Dingin. Pada tahun 2010, Whistler's Dave Murray Downhill, pembawa acara alpine ski laki-laki, melakukan hal yang spektakuler. Menaklukkan turunan terpanjang kedua di dunia, turunan itu lebih dari 914 m. Untuk mencapai kecepatan 120 km/jam, pemain ski harus benar-benar berada di garis lurus. Dikombinasikan dengan gunung Blackcomb, resor ini memiliki salah satu luncuranr vertikal terbesar di Amerika Utara.

12. Trek the Salcantay Route to Machu Picchu

Machu Picchu, sebuah kota yang hilang terselip jauh di hutan tropis pegunungan Peru itu "ditemukan" oleh Hiram Bingham 1911. Ribuan trekker berjalan sepanjang Inca Trail setiap tahun untuk menyaksikan reruntuhan enshrouded puncak gunung berkabut, tetapi hanya sedikit yang memilih jalur alternatif baru: Rute Salcantay. Berkelok-kelok melalui pedesaan, perkebunan kopi, kebun, dan pondok jerami, rute 63 km melintasi 15 ekosistem dan tops di lebih dari 15.000 kaki (4.572 meter). Grand finalnya adalah pemandangan dari Machu Picchu dari barat daya, yang bisa melihat beberapa wisatawan. Banyak Backpackers kamp di sepanjang jalan, tetapi bagi mereka yang lebih memilih untuk melakukan perjalanan seperti bangsawan Inca, ada ecolodges luxe terpencil di sepanjang jalan. Di sana, jawaban atas kaki yang sakit adalah mandi di bak mandi air panas, masakan organik hangat, dan pemandangan stupefying puncak suci Inca yang bersalju.

13. Climb Aconcagua

Aconcagua adalah sirene dunia mountaineering. Puncak tertinggi di Amerika Selatan pada 6.962 m, kecantikannya, tinggi, dan dua rute nonteknis untuk yang berpengalaman. Ini adalah rute pendakian yang sulitg dan secara rutin sangat berangin dan sangat dingin dan membutuhkan aklimatisasi perhitungan. Tetapi di antara tujuh puncak, itu adalah salah satu ascents paling sederhana, dan tidak seperti pendakian Kilimanjaro, musim Desember sampai Maret menarik bagi banyak orang.

14. Dive the Yucatán's Cenotes

Selain pantai yang berpasir putih dan hutannya yang subur, Semenanjung Yucatán menyerupai keju Swiss. Itu kabar baik bagi penyelam gua, berisi air biru segar, menawarkan dunia menyelam bawah tanah. Dan karena cenote berada disekitar Playa del Carmen yang hangat, lebar, dan relatif dangkal, penyelam amatir dapat mengeksplorasinya, membuat area ini terkenal di dunia penyelaman gua.
Di sini, lubang yang terkenal seperti Dos Ojos menawarkan jendela ke dalam perut bumi: stalaktit yang terbentuk selama ribuan menggantung di langit-langit, fosil bersembunyi di sudut, dan lubang di batu membawa pertunjukan laser cahaya biru dan hijau listrik. Mempelajari lebih jauh ke dalam gua masa lalu dengan peringatan kematian, tengkorak, dan tulang bersilang, tetapi tidak peduli. Bahkan dalam beberapa ratus meter permukaan, cenote menawarkan sekilas ke apa yang suku Maya percaya sebagai lorong-lorong suci ke neraka.

15. Bike the Baja Peninsula

Peregangan otot ala seorang bikers dengan bersepeda ribuan mil ke selatan dari San Diego, semenanjung Baja California telah lama memberi isyarat dengan cuaca yang menyenangkan, lalu lintas sepi, dan terpencil, dan pantai yang belum berkembang. Di sini, membentang gurun liar yang hanya diselingi oleh pemandangan pantai, hutan kaktus, dan pohon boojum kurus yang tumbuh keluar dari bumi.
Rute, yang sebagian besar melalui Meksiko Highway 1, bukanlah tanpa tantangan: penampakan sopir truk bunuh diri menjerit menuruni jalan raya, badai debu di musim dingin. Namun sensasi yang didapatkan sungguh sangat luar biasa. Dan sering, kita dapat menyaksikan sekilas kumpulan paus bermigrasi, menemukan perkemahan pantai yang sempurna, atau menikmati taco ikan dan Pacifico cerveza.

16. Skipper Your Own Boat

Sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan persiapan yang cukup, namun pelaut bisa mendapatkan kesenangan seperti ekspedisi dengan sebuah piagam bareboat selama seminggu di tempat yang berangin seperti Grenadines (foto). Banyak pilihan, mengemudikan perahu sendiri, snorkling di pirus dangkal bercahaya, menjelajahi pulau berpenghuni, berhenti di pantai sepi, menyaksikan migrasi ikan paus biru, ikan lumba-lumba, hiu, dan mola-mola laut. Melewati bermil-mil dari pantai dan pegunungan, pantai pasir putih, dan kadang mengunjungi desa-desa nelayan.

17. Dive With Hammerheads

Jika bukan karena Darwin, Kepulauan Galápagos mungkin tetap dalam ketidakjelasan dengan kekayaan satwa liar anehnya, adat, dan keberanian. Teori evolusinya membantu tanah kepulauan ini menjadi tujuan wisata, tetapi penemuan besar terjawab di salah satu pemandangan paling menakjubkan dari Galápagos yaitu alam bawah lautnya. Pulau-pulau, 966 km dari pantai Ekuador, dilalui arus hangat dan dingin, dengan Antartika upswelling, menyediakan hamparan nutrisi laut, dan menarik kehidupan laut lain.
Berikut penyelam melihat penguin di samping ikan karang tropis, keluarga singa laut, dan batfish bibir merah langka. Kebanyakan penyelam datang, untuk melihat dominasi megafauna. Selama musim Juli-Oktober, penyelam berenang dengan ratusan hiu kepala martil dan puluhan spot hiu paus seukuran bus. Dan ternyata, mereka itu tidak berbahaya.

18. Trek the Mont Blanc Circuit

Rute trekker dengan pemandangan yang sempurna: melewati antara desa Alpine yang memiliki padang rumput luas dan penuh bunga-bunga liar, beberapa gletser terakhir Eropa, dan pemandangan ikon dari salah satu gunung benua paling bertingkat dan tempat kelahiran west mountaineering. Ini juga salah satu dari sedikit tempat di mana trekker dapat berjalan di antara negara-Perancis, Swiss, dan Italia (foto) dan melalui padang gurun dan kota-kota ski kelas dunia seperti Chamonix dan Courmayeur. Melalui trek vertikal sepanjang 1.219 meter, menyeberangi sungai, berburu foto, bermalam di sebuah gubuk dan menghidupkan kembali petualangan dengan teman-teman dengan menikmati sup lezat, dan roti buatan sendiri.

19. Raft the Grand Canyon

Di Grand Canyon, kita bisa mendengar jeram jauh sebelum kita melihatnya. Dimulai dengan suara dengungan rendah, berubah menjadi gemuruh, dan akhirnya tumbuh menjadi raungan yang menggema di dinding ngarai. Keganasan jeram, yang sering menghasilkan gelombang setinggi 6 meter, hanya satu alasan mengapa Grand Canyon adalah tempat yang tepat untuk perjalanan arung jeram. Ini juga salah satu perjalanan terpanjang komersial di padang gurun melalui sungai, berkelok-kelok sepanjang 364 kilometer tanpa memotong jalan tanah. Dan itu salah satu yang paling spektakuler, melalui situs geologi berusia dua miliar tahun.
Di perjalanan kita dapat menyaksikan penemuan reruntuhan Anasazi abad-tua dan mekarnya kaktus langka, menyaksikan nyala api unggun dari tebing, dan ketika sungai menggemakan bisikan dari dinding ngarai.

20. Sweden Adventure Race

Swedia mengadakan petualangan balap ideal sepanjang 670 mil (1.078 kilometer) dan memakan waktu antara empat dan tujuh hari. Medan Swedia yang lebih menantang daripada lokasi yang lain membuat lomba menarik sekelompok tim internasional yang kuat. Karena dalam enam tahun terakhir, telah berubah menjadi sesuatu yang langka: kompetisi kelas dunia terbuka bagi siapa saja.
Kesulitannya adalah peserta tidak pernah tau hal apa yang akan menghadangnya. Setiap tahun, penyelenggara lomba berpikir kreatif, membuat rute baru dan satu set kegiatan baru. Pada tahun 2010, pembalap melakukan perjalanan 520 mil (837 kilometer) dari puncak tertinggi Norwegia, turun melalui lembah-lembah sungai Swedia, dan ke pantai Baltik, trekking, mountaineering, kayak, bersepeda gunung, dan rappelling sepanjang jalan.

Cerita dari Maluku

Maluku: Indonesia dalam Ukuran (Tak Terlalu) Kecil

Ketika diminta juri program Aku Cinta Indonesia (ACI) oleh Detik.com untuk memilih provinsi di Indonesia yang ingin dikunjungi, dengan mantap saya bilang: Maluku.

Ya. Saya selalu terinspirasi dengan kemampuan dan keuletan saudara-saudara kita yang tinggal di pulau-pulau kecil atau terpencil dalam berjuang hidup di tengah kerasnya alam. Maluku, sebagai provinsi dengan 559 pulau – terbanyak di Indonesia – terbukti selalu menarik untuk didatangi.

Dalam waktu tiga bulan – akhir Januari hingga pertengahah April 2011 – saya diberi tiga kali kesempatan untuk mengunjungi Ambon – ibu kota Maluku – dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Tak terlalu banyak yang saya lihat dibandingkan yang ditawarkan provinsi kepulauan ini. Di luar cita-cita saya, ketiga kunjungan super singkat ini lagi-lagi membuka mata: Indonesia itu beragam.

Maluku adalah Indonesia dalam ukuran (tak terlalu) kecil: manusia dan keberagamannya. Jadi, tak seperti berita-berita tak mengenakkan beberapa tahun terakhir, nampaknya kita perlu berita dan cerita yang meneguhkan kembali kalaukeberagaman adalah ikon Indonesia sesungguhnya.

Dan keberagaman ini juga yang bikin saya ogah mengucap Amatooo (Selamat Jalan)...

Kaos Singlet dan Celana Selutut

Teman saya di Jakarta – keturunan Ambon – sering berbagi cerita tentang mudahnya membedakan orang Ambon dari pakaiannya. “Kaos singlet, celana jeans selutut dan bisanya kalung rantai berbandul salib ukuran besar,” ujarnya sembari terkekeh.

Dan itu pula lah yang saya temui ketika sore itu, 26 Januari 2011, masuk ke kota Ambon. Udara yang panas dan gerah sering jadi alasan. Buat saya, suasana penuh keakraban dan easy-going nya orang Ambon nampaknya lebih menggambarkan ‘seragam’ laki-laki Ambon itu.

Walau didapuk sebagai kota terbesar kedua di kawasan Indonesia Timur, Ambon tak setergesa-gesa seperti Makassar apalagi Jakarta. Terlepas dari kendaraan yang sering mandek di jalan-jalan sempit berkontur dan satu arah, kota ini tetap menawarkan detak kehidupan yang lebih santai.

Island living. Hammock. Ukulele. Sibu-sibu1. Apalagi yang lebih cocok dikenakan selain kaos singlet dan celana santai selutut?

Ikan Bakar dan Colo-Colo: (Nikmatnya) Terbawa Mimpi

Seperti saya duga, tak sulit mencari makanan laut di Kota Ambon. Sayang memang, tak banyak tempat makanan laut yang sempat saya sambangi. Beberapa yang akhirnya saya jadikan referensi – tanpa berpromosi – adalah ‘kakak-adik’ Ratu Gurih dan Sari Gurih.

Keduanya berlokasi di pusat kota. Sebagai ‘adik’, Sari Gurih ber-setting lebih bersahaja, ‘ngumpet’ di jalan lebih sempit, dan lebih ramah dengan kantong. Ratu Gurih dengan gagah ‘nangkring’ di salah satu jalan utama Kota Ambon; senantiasa mengusik penciuman siapapun yang melintasinya.

Soal menu dan kualitas makanan, tak banyak beda. Selain ikan bakar, cobalah kepiting saus padang di Ratu Gurih. Sausnya sering diintai sebagai after-taste, pamungkas tepat menutup santap siang atau malam.

Uniknya, makanan laut paling berkesan yang saya rasakan di Kota Ambon ternyata di Pantai Santai, Latuhalat. Lobster sebesar-besar paha bayi manusia akhirnya sukses meluncur ke perut dan mematahkan kegalauan saya. Kenapa? Ya. Saya lihat sendiri bagaimana lobster-lobster itu ‘dipanen’ dari sarangnya, di kedalaman puluhan meter di bawah laut.

Setahu saya, lobster memang bukan spesies terancam. Tapi, melihat – dan mendokumentasikan – ‘pembantaian’ mereka sembari menyelam siang harinya sempat bikin saya dihantui mimpi dicapit lobster raksasa malam harinya. Benar juga kata orang, kalau sedang makan, jangan pikir bagaimana makanan itu didapat atau dibuat.

Baiknya memang lobster ini dimakan langsung di tempat seperti Sari Gurih atau Ratu Gurih. Ditemani colo-colo2, nikmatnya makanan laut Kota Ambon tak perlu menyandera diri hingga terbawa mimpi.

Musik, Joget dan ... Sopi

Seperti masyarakat lain di Indonesia Timur, orang Ambon – dan sekitarnya – identik dengan musik dan joget. Tak hanya di tempat hiburan, di pinggir jalan, di tempat makan, di atas ferry hingga di pasar menunggu pelanggan, dimana ada musik, di situ pasti ada keriaan. Nyanyi dan joget dua hal yang patut hadir. Yang ketiga? Sopi.

Saya tidak asing dengan minuman beralkohol hasil fermentasi tanaman keluarga palem (kelapa, aren, atau lontar) ini. Sopi adalah jawaban cepat untuk menghangatkan suasana, menjembatani kekakuan hingga alat diplomasi. Terlepas fungsinya, efek sopi memang dahsyat.

Satu malam di Saparua – satu jam naik kapal cepat dari Ambon – saya larut dengan pemuda-pemuda lokal ditemani sopi. Awalnya kami cuma ngobrol ngalor ngidul (baca: nyanyi-nyanyi), joget-joget hingga akhirnya mereka mabuk.

Hari sudah menjelang pagi. Selain kota yang memang sunyi, tak banyak orang lalu-lalang lagi. Konon, efek sopi membuat (justru!) yang tidak minum lari ketakutan, menghindari pukulan atau senjata tajam peminumnya. Dengan saya, pemuda-pemuda ini anehnya tak menunjukkan tanda-tanda bahaya. (Oya, saya sudah pelajari teknik menghindari mabuk sopi, makanya bisa bikin tulisan ini J)

Pukul setengah tiga pagi, kamar penginapan saya digedor-gedor. Saya pikir mimpi, ternyata pemuda-pemuda tadi sukses terkapar di luar. Mereka ingin numpang tidur di kamar saya. Untunglah pegawai penginapan berhasil ‘mengusir’ mereka baik-baik.

Sebelum melanjutkan tidur, pegawai penginapan itu menyindir saya, “Hati-hati bergaul dengan preman ... dan sopi.”

Sibu-Sibu dan Joas: Santai Saja, Bung!

Setahu saya – dan setelah dikonfirmasi staf Dinas Pertanian Provinsi Maluku – Maluku bukan penghasil kopi. Tapi, di  Kota Ambon, minuman paling populer (err, setelah sopi tentunya) adalah kopi. Nongkrong di warung-warung kopi sudah jadi ritual banyak warga kota.

Beberapa di antaranya adalah Kedai Kopi Tradisional Joas dan Walang Kopi Sibu-Sibu. Kopi memang jadi andalan utama kedua kafe ini. Makanan kecil seperti sukun goreng, kasbi tone, koyabu, porces dan bruder sageru jadi pelengkapnya. Uniknya, jauh sebelum ada gerai-gerai kopi modern, sesungguhnya suasana santai dan ngobrol ngalor ngidul lah yang dicari pengunjungnya.

Berjarak hanya beberapa puluh meter di badan jalan yang sama, dua tempat minum kopi ini paling sering saya kunjungi untuk melepas lelah. Uniknya, tak hanya ngobrol, meeting hingga diskusi sering terlihat di kedua tempat ini. Anggota DPRD, pekerja LSM hingga pegawai pemerintahan sering terlihat nongkrong di kedua tempat ini, terutama lepas jam kantor.

Saya bahkan sempat melirik dan menguping sebuah golden shake ditemani senyum lebar dua orang yang akhirnya saya ketahui anggota DPRD Kota Ambon dan seorang kontraktor dari Jakarta. Wah!

Teringat kebiasaan saya di Jakarta, kafe adalah ruang meeting saya. Ternyata, jauh sebelum ada kafe-kafe moderen, Sibu-Sibu, Joas dan deretan warung kopi di jalan-jalan Kota Ambon telah lebih dulu jadi tempat bersantai atau bekerja dengan santai.

Pilih sendiri.

Kisah Dua Saudara

Sungguh berat memulai tulisan satu ini. Membuka luka yang belum kunjung sembuh, mengorek kesedihan yang tak juga sirna dan membangunkan trauma yang masih penuh mengisi udara. Kerusuhan 1999 masih terpatri jelas di setiap sendi kehidupan warga Ambon.

Malam pertama di Kota Ambon, saya ngobrol dengan seorang teman baru sembari menyantap nasi kuning di Jalan AM. Sangadji. Pemuda duapuluh dua tahun di depan saya ini nampak resah. Sekali-sekali ia menoleh ke kiri-kanan, bahkan ketika sedang bicara. Tak jarang ia membalikkan badan mencari sumber suara-suara ramai di seberang jalan.
“Ini bukan daerah saya, mas,” begitu jawabnya ketika ditanya. “Sejak kerusuhan (tahun 1999), saya jarang ke tempat ini kecuali terpaksa.”

Walau berat dan tak nyaman, mengalirlah cerita sendu betapa kerusuhan menoreh luka teramat dalam. Ia dan keluarganya terpaksa pindah rumah karena menjadi Kristen di BatuMerah sama dengan menaruh leher di bawah pisau yang siap menebas kapan saja.
Cerita yang tak jauh beda dialami seorang teman yang terpaksa terpisah secara fisik dari ayahnya hanya karena mereka berbeda agama. Padahal, mereka tak pernah punya masalah sebelumnya.

Ya, kini sebagian besar daerah (desa, kelurahan bahkan sepotong jalan) di Kota Ambon punya label tak tertulis: Islam atau Kristen. Walau intensitasnya semakin berkurang, keengganan berada apalagi tinggal di daerah ‘yang bukan semestinya’ masih terasa.

Pengalaman traumatis ini nampaknya tak akan segera sirna. Tak sedikit LSM dan badan-badan dari luar Ambon berusaha mempercepat rekonsiliasi. Salah satunya adalah Ambon Bergerak. Komunitas ini diprakarsai oleh teman baru saya, Ipank.

Perdamaian tidak hanya lewat seremonial dan tugu peringatan. Ipank yakin, anak muda Ambon yang asertif dan terbuka adalah kunci untuk mengobati trauma ini. Dan lewat kegiatan kreatif lah, anak-anak muda ini dapat membuktikan kalau perbedaan (baca: keragaman) jadi modal, bukan penghalang.

Hari terakhir saya di Ambon jatuh tepat di hari Jumat Agung. Tak terlihat banyak keramaian di kota ini, hingga Subuh esok harinya, rombongan jemaat berduyun-duyun menuju gereja mereka. Saya jadi terbawa memori setahun sebelumnya, ketika menyaksikan Semana Sancta di Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Terhanyut suasana, saya mengirimkan twit ke teman saya yang terpisah keluarganya tadi. “Di Larantuka, Paskah dijaga pemuda mesjid. Begitu juga, IdulFitri dijaga pemuda gereja. Kapan ya di Ambon bisa seperti itu?”

(Calon) Metropolis dari Timur

Di sore terakhir saya di Ambon, jalan-jalan di sekitar penginapan saya dilanda kemacetan total. Segala macam jenis kendaraan mengisi tiap jengkal aspal jalan: mobil, truk, oto (angkutan umum), motor hingga becak. Di sebuah persimpangan bahkan tercipta posisi kunci. Tak tertarik dengan pemandangan ini, saya mempercepat langkah menuju kamar berpendingin udara.

Ambon makin macet. Begitu yang sering saya dengar dari teman-teman baik penduduk asli maupun pendatang yang lama tinggal di kota ini. Posisi kota yang terjepit laut dan bukit curam sayangnya tak menandakan masa depan yang lebih baik.

Bahkan, berita buruknya: tanpa solusi yang baik, kesemrawutan Ambon akan segera menyusul Jakarta dengan kecepatan jauh lebih tinggi.

Memang, bukit-bukit menjulang yang memeluk kota telah diberdayakan sebagai lokasi pembangunan dan pemukiman. Daerah-daerah seperti Halong atau Kudamati bahkan menawarkan pemandangan cantik dengan rumah-rumah menghiasi punggung bukit. Tapi cobalah berkendara di jalan-jalan curam di kedua daerah ini dan rasakan sensasi menginjak rem tanpa henti, melawan gravitasi terlalu tinggi.

Di sisi lain Teluk Ambon, pemandangan terlihat lebih berbeda. Passo, daerah padat lalu lintas, terkenal akan kemacetan akibat bertemunya kendaraan dari penjuru pulau Ambon. Daerah di ‘leher’ sempit pulau Ambon ini memang sangat strategis. Sebegitu strategis hingga seorang developer yang saya temui dalam penerbangan menuju Jakarta bergurau, 

“Sayangnya, orang Ambon nggak ngelihat ini. Jadi, kenapa nggak saya yang bangun?” Ngomong-ngomong, pengusaha Jakarta ini adalah pemilik mal di Passo yang akan dibuka Agustus ini dan konon bakal jadi yang paling besar di seluruh Maluku.

Ah, lagi-lagi saya harus bertemu dengan kapitalis dari Ibu Kota yang pintar melihat peluang. “Orang Ambon itu hobi belanja. Jadi, saya bangun tempat supaya mereka bisa puas belanja,” ujar pengusahanya sembari terkekeh.

sumber: endrocn.wordpress.com