Friday, October 1, 2010

Berarung Jeram (yang aman dan nyaman)

Kegiatan arung jeram atau rafting merupakan kegiatan polular yang disenangi tua dan muda, lelaki dan perempuan. Berbasah ria dan menikmati tantangan diayun arus air kuat, diombang ambing jeram dan meliuk-liuk diantara bebatuan merupakan sensasi yang mendebarkan. Menyaksikan pemandangan menakjubkan di sepanjang badan sungai. Sungguh sebuah pengalaman yang mengagumkan dan tidak bakal terlupakan.

Dibalik keindahan dan serunya berarung jeram, bahaya setiap saat mengancam para pengarung jeram bila tidak hati-hati. Walaupun kegiatan arung jeram di lakukan di sungai dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi dan bisa dilalui wisatawan, namun jeram tetap berbahaya bagi wisatwan bila kita terjebak di dalamnya.

Hati-hati dan selalu mengutamakan keselamatan adalah kunci aman lancar dan menyenangkannya berarungjeram. Pertama kali yang harus kita perhatikan kalau ingin berarung jeram adalah pilihlah operator arung jeram ternama, punya pengalaman dan mengutamakan keselamatan ketimbang harga yang bersaing.

Musim hujan adalah waktu terbaik untuk melakukan petualangan wisata ini. Karena disaat musim hujan debit air sungai tinggi sehingga aliran air cukup kencang dan jeram-jeram besar, sungguh sebuah tantangan yang menarik. Walaupun debit air sungai tinggi, operator berpengalaman tetap memperhatikan keamanan dan terus memantau tingginya permukaan air sungai. Bila arus sungai semakin besar dan kuat, biasanya operator akan membatalkan pengarungan saat itu juga.

Pakailah kaos yang nyaman di tubuh, kalau takut hitam atau lengan terbakar panas matahari, kenakan kaos lengan panjang. Agar kaki leluasa bergerak, kenakan celana pendek (celana pendek lapangan). Jangan pakai celana panjang karena berat dan kaki tidak leluasa bergerak di perahu. Celana panjang juga menyulitkan kita berenang. Jangan gunakan celana pendek dari bahan kain atau katun tanpa ikatan atau ikat pinggang. Karena dalam keadan basah akan berat dan mudah melorot (ini sudah bahasa Indonesia yah)

Pakai topi dan kacamata gelap bila tidak tahan dengan silau sinar matahari. Kemudian yang wajib dikenakan pengarung jeram adalah helm yang pas dikepala, tidak kekecilan (akan menimbulkan rasa sakit) atau terlalu besar, longgar (sehingga mudah bergerak dan bisa menutup mata). Pastikan memilih helm yang baik, tidak pecah atau retak dan masih ada tali pengikat ke dagu. Kalau tidak ada talinya, helm akan mudah lepas dan hilang. 

Helm digunakan di arung jeram untuk melindungi kepala dari benturan batu bila kita tercebur ke sungai. Helm juga berguna untuk melindungi kepala dari benturan dayung dari tamu yang pecicilan di perahu. Jangan lupa gunakan sun block atau tabir surya yang waterproof untuk melindungi kulit wajah dan lengan dari sengatan matahari. 

Pilih pelampung yang disediakan operator rafting yang pas di badan, pelampung yang kekecilan akan membuat sesak badan dan sulit bernafas, sedangkan kalau kebesaran tidak akan maksimal membuat tubuh terapung dengan benar. Malah pelampung akan mudah terlepas dari tubuh. 

Pilih pelampung yang masih baik, semua tali lengkap dan tidak ada bagian yang sobek. Pelampung berguna agar kita tetap terapung bila tercebur ke sungai dan mempertahankan badan tetap diatas permukaan air.

Alas kaki sebaiknya mengenakan sepatu khusus untuk di air atau paling tidak sandal gunung, sepatu kets atau sepatu olah raga lainnya tidak dianjurkan dikenakan. Karena selain berat juga licin di permukaan perahu karet.

Sebelum pengarungan sungai pastikan segala barang dan perhiasan berharga dilepas kemudian disimpan di mobil atau titip ke operator, seperti dompet, kacamata baca, kalung, anting dan gelang karena bisa saja jatuh dan hilang. Jam tangan yang tidak waterproof sebaiknya tidak dikenakan. Periksa kantong celana untuk memastikan tidak ada barang yang bakal rusak kena air seperti uang, kartu atm, id card, hp dan sebagainya.

Tidak dianjurkan membawa camera foto atau video selama pengarungan, karena resiko rusak terkena air sangat besar. Biasanya operator rafting membuat dokumentasi pengarungan, menempatkan photographer di beberapa lokasi yang bagus untuk mengambil gambar seru aktifitas berarung jeram. Hasil jepretan ini kemudian di cetak dan dijual kepada para tamu di lokasi finish. 

Bila ingin sekali mendokumentasikan pengarungan, maka sampaikan rencana ini ke operator. Biasanya photographer atau cameramen akan ditempatkan tersendiri, tidak digabung dengan tamu lain, di perahu yang terdiri dari guide atau pengarung jeram berpengalaman. Ini dimaksudkan agar lebih aman dan perahu mudah dikendalikan sehingga dapat mengambil gambar dengan baik.

Siapkan drybag untuk menyimpan camera. Keluarkan camera dan bidik momen bagus sepanjang pengarungan, bila kondisi memungkinkan, jeram tidak terlalu besar dan dirasakan aman. Kalau perahu akan memasuki jeram besar, dan biasanya akan diberitahukan skipper, maka segera masukan dalam drybag. Jangan ambil resiko, tetap mengambil gambar dalam situasi seperti ini. Sayangi nyawa dan barang anda.

Sebelum pengarungan biasanya operator akan memperagakan beberapa langkah atau cara aman bila tercebur di sungai. Kalau kita tercebur di sungai usahakan posisi menghadap kedepan dengan kaki dalam posisi siap menjejak. Posisi ini dimaksudkan agar kita bisa melihat sekeliling, menghidari batu atau jeram yang kuat. Kaki kita gunakan untuk menahan badan agar tidak membentur bebatuan besar. 

Skiper atau nahkoda di perahu karet yang duduk paling belakang adalah bos di perahu. Ikutin segala perintahnya kalau ingin perahu ingin tetap terapung lengkap dengan penumpangnya. Kalau dia bilang maju, maka semua penumpang perahu wajib mendayung maju, kalau bilang mundur maka semua medayung mundur. Kalau di bilang stop, tidak boleh ada satupun yang boleh mendayung. 

Walaupun kita tamu dan membayar mahal untuk wisata petualangan ini, namun kita harus berbesar hati mau di perintah oleh skipper. Kalau tidak semua akan menanggung resikonya tercebur ke sungai atau lebih parah lagi perahu terbalik.

Biasanya pendayung sebelah kanan paling depan menjadi patokan gerakan mendayung, agar kompak dan seragam. Mendayung maju semua mendayung maju, mundur semua mundur tidak ada yang berbenturan.

Sekali lagi, sungai berjeram biasanya terletak di hulu sungai. Jadi jangan berfikir ada buaya di hulu sungai. Buaya banyak di muara sungai. Binatang yang bisa kita saksikan disepanjang sungai biasanya biawak, ular, kupu-kupu, burung, serangga dan binatang lainnya…..dan semuanya aman. Sama sekali tidak membahayakan pengarungjeram. Jadi apalagi yang diragukan ayo berarung jeram dan rasakan sensasinya.

Sumber: Dody Djohanjaya (ex JP)

Thursday, September 30, 2010

Cara Mudah & Murah Berantas Nyamuk


Nyamuk cukup mengganggu dan sangat berbahaya sebagai penyebar berbagai penyakit 
mematikan. Cairan pembunuh serangga di pasaran kurang efisien dan bahkan membawa dampak 
sampingan yang serius.
Berikut ini cara MUDAH dan MURAH yang bisa dicoba. Cocok untuk segala kondisi pemukiman, 
sekolah, rumahsakit, dll. Sangat KREATIF bila dikenalkan pada para siswa sekolah untuk dicoba di 
sekolah dan di rumah masing-masing. 

Yang dibutuhkan: 
•200 ml air, 
•50 gram gula merah, 
•1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan) 
•botol plastik 1,5 liter 

Langkah-langkah Pembuatan : 

1.Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol. 
 

2.Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di 
separuh bagian potongan bawah botol. 

 
3.Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida. 
 

4.Pasang/Masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong. 

 
5.Bungkus botol dengan sesuatu yang hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa 
sudut rumah Anda. 

 


Dalam dua minggu, Anda akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol. 
Selain membersihkan habitat mereka, tempat berkembang biak nyamuk, kita dapat menggunakan 
metode ini sangat berguna di sekolah-sekolah, TK, rumah sakit dan rumah. 

 

(sebarkan kepada anak, teman, dan kerabat anda agar Nyamuk bisa diberantas) 

Luka Bakar, 30 Menit yang Menentukan

Penderita luka bakar, apa pun penyebabnya, hanya punya waktu 30 menit untuk mendapat pertolongan dokter. Semakin besar dan dalam luka, semakin lambat mendapat perawatan medis, dan salah dalam memberikan pertolongan pertama, akan memperkecil peluang korban untuk dapat diselamatkan.

Pertolongan penderita luka bakar ditentukan dari menit ke menit. Dalam tempo kurang dari setengah jam, penderita harus mendapat cairan infus karena penguapan pada luka bakar akan sangat besar. Potensi korban terinfeksi penyakit lain juga sangat besar,” ungkap Kepala Unit Luka Bakar Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Aditya Wardhana di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain rentang waktu menunggu pertolongan medis, faktor lain yang bisa memicu kematian korban adalah luasan dan kedalaman luka bakar, ada tidaknya gangguan pernapasan, serta faktor penyerta lain. Jika luka bakar yang terjadi lebih dari 30 persen dari seluruh permukaan tubuh, itu termasuk kritis.

Kedalaman luka dapat memengaruhi fungsi organ tubuh bagian dalam. Luka bakar yang dalam akan memicu munculnya racun yang menjalar secara sistemik dan tak bisa dicegah. Racun itu dapat menempel pada organ dalam tubuh sehingga membuat fungsi organ turun dan memunculkan kegagalan fungsi multiorgan. Kejadian ini dapat membunuh korban.

Pada korban luka bakar akibat ledakan, baik ledakan mercon, ledakan tabung gas, maupun ledakan bom, umumnya mereka juga mengalami gangguan pernapasan. Ledakan itu biasanya menimbulkan pengembangan udara di sekitarnya secara tiba-tiba. Udara yang mengembang itu bisa memicu terbakarnya baju di badan ataupun benda-benda di sekitar korban.

Udara panas beserta bahan-bahan hasil pembakaran gelombang panas yang muncul itulah yang akan dihirup penderita luka bakar. Produk hasil pembakaran itu berasal dari benda-benda di sekitar sumber ledakan yang ikut terbakar, seperti cat rumah, lapisan semen, hingga metal.

Saat cat rumah terbakar, kandungan sulfur dalam cat ikut terurai. Masuknya sulfur yang menyebar dalam udara dan terhirup oleh korban akan sangat membahayakan. Saluran pernapasan korban dapat mengalami iritasi dan mengecil sehingga korban susah bernapas.

Faktor penyerta lain yang bisa memicu parahnya luka bakar, antara lain, usia lanjut lebih dari 50 tahun, usia kurang dari lima tahun, serta adanya berbagai penyakit bawaan, seperti asma, jantung, dan diabetes.

Pertolongan pertama
Penanganan pertama terhadap korban akan sangat memengaruhi kondisi korban selanjutnya. Salah dalam memberikan pertolongan pertama justru bisa memperparah kondisi korban.

Saat korban terkena sumber penyebab luka bakar, apakah itu air panas, api, bahan-bahan kimia atau listrik, ia harus segera menjauh atau dijauhkan dari sumber tersebut.

Jika sumbernya berupa api, api yang membakar tubuh korban harus dimatikan terlebih dahulu. Barang-barang di badan yang dapat menyimpan panas juga harus dilepaskan dari tubuh korban, seperti baju, cincin, jam tangan, atau benda-benda logam lain.

”Korban dapat juga proaktif dengan bergulung-gulung di tanah atau pasir untuk memadamkan api di tubuhnya. Hal itu perlu dilakukan karena terkadang orang di sekitar korban terbakar justru ikut panik atau tidak berani memadamkan api di tubuh korban,” ujar Aditya.

Penanganan luka bakar tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Untuk luka yang kecil, seperti akibat tersiram air panas, terciprat minyak panas, atau terkena knalpot, luka itu cukup disiram dengan air bersih yang mengalir sekitar 20 menit, bukan direndam. Cara ini untuk menghilangkan panas dan mengurangi rasa nyeri.
Air yang digunakan untuk menyiram luka harus air biasa, tidak boleh menggunakan air dingin atau air es. Penggunaan air dingin atau perendaman luka akan memicu kerusakan jaringan tubuh dan luka yang semakin dalam akibat perubahan suhu secara tiba-tiba.

Sedangkan untuk luka bakar luas yang tidak memungkinkan disiram dengan air, korban harus diselimuti dengan kain atau selimut yang bersih.
”Jangan gunakan odol (pasta gigi), mentega, kecap, minyak goreng, minyak tanah, bubuk kopi, sabun colek, atau segala bahan kimia lain. Bahan-bahan itu tidak akan membantu mengatasi penyembuhan luka bakar, justru akan memperparah karena luka yang dialami korban semakin dalam,” ujarnya.

Penyembuhan
Selain ancaman kematian, pasien luka bakar yang selamat juga akan menghadapi kemungkinan cacat permanen. Kecacatan itu bervariasi, mulai dari yang paling ringan berupa perbedaan warna kulit hingga yang paling berat berupa menyatunya beberapa bagian tubuh.

Sesudah disembuhkan, pada bekas luka bakar akan muncul jaringan parut yang tumbuh berlebihan. Apabila parut itu tumbuh pada sendi, akan menyebabkan memendeknya jaringan kulit yang membuat sendi susah digerakkan. Untuk meminimalisasi parut yang tumbuh, bagian yang luka harus dibuat tetap hangat dan lembab.

Jaringan parut itu dapat dihilangkan melalui operasi pengangkatan parut dan menutup bekas luka dengan jaringan kulit dari bagian tubuh lain penderita. Jaringan kulit itu biasanya berasal dari paha dan punggung, sedangkan bekas kulit yang diambil itu umumnya akan sembuh dengan sendirinya.

Meski dapat disembuhkan, Kepala Divisi Bedah Plastik RSUPN Cipto Mangunkusumo Chaula Djamaloeddin menjelaskan, korban luka bakar tidak dapat langsung beraktivitas seperti semula. Walau luka yang diderita korban sudah mengering dan korban tidak lagi dirawat inap di rumah sakit, sejumlah perawatan tetap harus dilakukan sebelum sembuh total.

”Jaringan kulit yang masih muda belum seutuhnya sembuh. Karena itu, pekerjaan yang bisa dilakukan korban umumnya bertahap hingga luka bakarnya sembuh total. Waktu penyembuhan itu bisa antara enam bulan dan satu tahun, bergantung pada kondisi luka bakar yang dialaminya,” ucapnya.

Selain menghindari pekerjaan yang bersentuhan dengan air, penderita luka bakar sebaiknya tidak banyak terkena sinar matahari langsung. Kulit baru masih sensitif dan belum kuat menyaring sinar matahari.

sumber: kompas.com