Thursday, November 12, 2009

MENDAKI GUNUNG

Semakin lengkap perbekalan dan peralatan mendaki gunung yang kita bawa dalam ransel semakin baik. Artinya kita akan nyaman dan aman selama mendaki gunung. Tidak akan kekurangan makanan dan minuman, hangatnya tidur dalam sleeping bag, nyenyak bobo dalam tenda terhindar dari hujan lebat atau dingin yang menusuk tulang.

Perlengkapan yang harus dibawa bisa kita urutkan dari atas kepala seperti topi atau balaklava untuk menghangatkan kepala, kemudian kaca mata gelap menahan sinar matahari terik yg menyilaukan, syal untuk menahan dingin pada bagian leher, untuk bagian badan kita bawa kaos, sweeter, raincoat/jacket dan jam, sedangkan bagian pinggul kebawah, celana panjang/pendek, celana dalam dan bagian kaki kaos kaki, sepatu dan sandal.

Perlengkapan berteduh dari panas dan hujan dan agar kita bisa istirahat dengan tenang, kita harus bawa tenda. Supaya kita bisa tidur dengan nyaman dan hangat kita bawa sleeping bag. Jangan lupa bawa matras, agar sleeping bad tidak langsung bersentuhan dengan tanah yg dingin.

Di gunung udara sangat dingin, semakin malam semakin dingin terlebih lagi bila angin berhembus kencang. Biasanya tenda yang kita bawa tidak cukup melindungi dan menahan angin pegunungan yang dingin. Makanya sleeping bag diperlukan agar kita bisa tidur dengan hangat dan istirahat dengan nyaman. Karena badan kita bisa istirahat dan kembali fit keesokan harinya. Jangan bawa selimut tebal yang hanya akan memberatkan ransel dan menghabiskan ruang di ransel.

Di hutan atau gunung pastinya tidak ada rumah makan atau warung baso, maka segala kebutuhan makan dan minum harus kita bawa sendiri. Kalau perjalanan pendek kita tidak perlu bawa alat masak seperti kompor dan kawan-kawan. Namun kalau perjalanan panjang 2-3 hari atau lebih, alangkah baiknya kalau kita bawa alat masak. Agar kita bisa memasak dan meramu makanan sesuai selera kita.

Perelengkapan lain yang wajib kita bawa adalah alat komunikasi seperti walkie talkie, hp gsm atau hp satellite, kemudian bawa GPS dan peta. Alat ini berguna bila terjadi keadaan darurat kita tetap bisa berhubungan dengan orang lain, menginformasikan kondisi dan keberadaan kita.

Namun, banyaknya barang yang kita bawa dalam ransel mengakibatkan konsekuensi lain, ransel berat dan akan membebani pendakian kita. Jadi bawalah ransel dengan isinya sesuai kemampuan kita.

Ransel yang berat tidak hanya akan membebani kita, membuat gerak kita lambat dan membuat tenaga kita cepat terkuras. Akibatnya kita akan lemas, banyak keringat keluar dan bisa mengakibatkan dehidrasi. Bagilah barang bawaan dengan rekan seperjalanan kita, agar berat bisa dibagi. Kalau kita bawa tenda, biar teman lain bawa alat masak.

Kita bisa menyeleksi ulang barang bawaan kita, meninggalkan atau mengurangi jumlah barang yang dirasa tidak penting seperti mengurangi pakaian cadangan, karena kita tidak akan sering berganti pakaian di gunung. Pakaian cadangan biasanya di gunakan bila pakaian kita basah. Jadi kalau hanya mendaki 2-3 hari, bawalah satu set pakaina cadangan yang terdiri, 1 kaos, satu celana panjang/pendek, 3 celana dalam.

Kemudian kita tidak banyak membawa makanan dan minuman kaleng. Bawalah makanan yang dibungkus dalam kemasan plastik atau kertas.

Taruh pelengkapan tidur kita, sperti sleeping bag, matras di bagian bawah ransel, karena peralatan tersebut paling akhir kita pakai. Kemudian taruh diatasnya peralatan masak, bahan makanan, dan yang paling atas adalah minuman dan makanan kecil agar mudah kita raih dan makan.

Kemudian letakan di bagian atas ransel raincoat agar ketika hujan mudah kita kenakan. Dan juga sweater dan satu potong pakaian kering. Ketika kita istirahat untuk makan siang, kita bisa mengganti pakaian basah dengan pakain kering, kemudian kita pake sweater agar badan kita tetap hangat.

Hati-hati dengan barang bawaan berupa elektronik seperti jam, camera digital, camcorder hp, walkman, radio, cd player dan lain dari hujan. Masukan dalam plastik kedap air semua peralatan ini, kalau pelican brief case terlalu mahal, kita bisa memakai box lock and lock yang murahan namun kedap udara apalagi air.

Bila kita tidak ingin kehilangan momen selama pendakian, gantung camera digital atau camcorder di bahu kita, atau di tempat yang mudah dijangkau, namun jangan lupa siapkan plastik untuk jaga-jaga kalau hujan turun.

Ketika mendaki gunung pakailah sepatu, bagus lagi kalau sepatu khusus untuk mendaki gunung atau hiking. Yang didisain melindungi kaki maksimal dengan telapak atau sol yang mampu menapak lebih baik di tanah.

Sepatu juga melindungi kaki dari cedera karena terkilir atau dari benda tajam. Memakai sandal gunung atau sandal jepit sangat beresiko, kaki tidak terlindung dari batu dan kayu tajam, licin dan tidak nyaman di telapak kaki. Sayangilah kakimu, karena dengan kaki yang sehat, kuat dan tidak sakitlah kita bisa menikmati gunung dengan segala keindahannya.

Kegiatan mendaki gunung adalah aktifitas yang berat, butuh tenaga dan konsentrasi tinggi untuk mengikuti kegiatan ini. Persiapkan badan dengan baik bila mau mendaki gunung. Berolah-raga beberapa minggu sebelum pendakian adalah persiapan terbaik, agar otot terlatih dan daya tahan badan kuat untuk menghadapi deraan fisik yang melelahkan.

Selama air mudah diperoleh selama pendakian, minumlah air sebanyak-banyaknya. Dalam keadaan normal saja manusia butuh minum 2-3 liter air sehari, apalagi ketika mendaki yang berat, pastinya harus lebih banyak. Karena beratnya aktifitas fisik pastinya banyak mengeluarkan keringat, maka kita harus gantikan, kalau tidak maka kepala pusing dan tubuh dehidrasi (keadan kekuarangan cairan). Kondisi ini akan melelahkan bagian organ tubuh lainnya dan kita akan jatuh sakit. Resikonya bukan hanya teracam batalnya pendakian, namun mengancam jiwa pendaki yang sakit.

Kadang kita meremehkan sarapan pagi, karena malas atau ingin cepat2 jalan, kadang kita memasak makanan pagi seadanya, cukup mie instant atau makan beberapa potong biskuit saja.

Justru pagilah kita harus makan besar, nasi dengan segala lauk pauknya jejalkan ke perut. Karena pagi disaat kita mulai melakukan pendakian kita butuh tenaga atau energi yang semuanya diperoleh dari karbohidrat (nasi, havermut, kentang, mie). Kalau makan seadanya, maka badan akan lemas dan kita tidak cukup kuat untuk mendaki. Makan besar kita buat lagi ketika makan siang, untuk menggantikan energi yang habis terbakar selama pendakian setengah hari.

Selama pendakian, menemani langkah demi langkah, bagus kalau sambil nyemil…. daripada ngelamun jorok…. cemilan bisa berupa permen, biskuit, pisang, dodol, gula merah, kacang-kacangan, coklat dan sebagainya. Makanan kecil ini mampu menambah energi, semangat dan membuat selalu ceria….kalau bisa.

Bila malam tiba, maka waktu memasak lebih leluasa, kita bisa berkreasi untuk memasak makan malam. Namun utamakan memasak makanan yang mengandung protein seperti ikan, ayam, telur ….protein ini dibutuhkan untuk mengganti sel-sel yang rusak akibat aktifitas pendakian seharian.

Malam hari kita tidak butuh tenaga besar, karena selesai masak kita akan tidur, kecuali kalau memang mau ronda di gunung. Karena tidak butuh tenaga, maka kurangi makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang dan lain-lainya. Karbohidrat yang tidak dibakar karena gerak tubuh hanya akan menjadi lemak. Kecuali memang kita memang punya perut melayu, belum makan, kalau tidak makan nasi, maka silahkan saja makan nasi sampai gembul.
Berjalanlah perlahan dengan langkah pendek ketika menyusuri trek yang menanjak. Lebih baik jalan perlahan, lama, sedikit istirahat dengan jarak tempuh panjang/jauh. Daripada jalan cepat, jarak pendek dan berulangkali beristirahat. Berjalan perlahan, berguna untuk membiasakan otot dan jantung bekerja dengan stabil dan tidak mengagetkan. Kalau kita masih bisa ngobrol dengan temen seperjalanan kita, berarti kita berjalan perlahan dan nafas tidak memburu. Berjalan cepat, bisa mengakibatkan otot jantung kaget dan otot kaki atau perut bisa kram.

Pilihlah jalan yang datar, lebih baik jalan memutar sedikit daripada memilih trek terjal mendaki. Selain lebih aman, juga tidak membuat kaget dan lelah otot kaki.

Pilih pijakan kaki yang tidak tinggi untuk mencapai ketinggian. Memilih pijakan tinggi apalagi dengan menggunakan tangan untuk menarik badan kita memang akan cepat mencapai ketinggian, namun percayalah cara ini akan membuat tenaga anda cepat terkuras dan cepat lelah.

Tidak masalah kalau anda mempunyai fisik prima dan sering berlatih, tenaga akan cepat pulih. Namun bagi yang tidak mempunyai fisik prima, akan lemas, tidak bertenaga, lama pulih dan bisa jadi pusing, mata berkunang-kunang dan kaki bisa kram.

Cermat memilih pijakan di tanah, hati-hati dengan akar yang keluar dari tanah atau menyilang di tengah trek, biasanya akar licin membuat kita tergelincir ketika di injak. Akar pohon, batu berlumut atau yang labil dan mudah bergeser lebih baik dihindari, tidak usah diinjak.

Perhatikan dan konsentrasi penuh ketika meniti batang pohon, gesek-gesek dahulu telapak sepatu ke batu atau kayu untuk melepaskan tanah dan lumpur yang menempel, agar telapak tidak licin. Pastikan kayu yang akan kita injak atau kita raih kuat dan tidak rapuh atau mudah patah.

Kencangkan ikatan ransel di punggung, jangan sampai ransel bergoyang kekiri atau ke kanan yang hanya akan mengurangi keseimbangan ketika kita melangkah meniti sebatang kayu. Bebaskan kedua tangan dari barang apapun, kedua tangan nantinya akan kita gunakan untuk keseimbangan.

Pilih pijakan dengan benar di batang pohon, pastikan kita tidak menginjak bagian berlumut. Melangkahlah dengan tenang, tidak usah tergesa, konsentrasi penuh, perlahan namun pasti kita bergerak maju selangkah demi selangkah.

Ketika memanjat dinding tanah yang terjal, pilih tumpuan dengan benar, kalau menginjak batu pastikan batu tersebut kuat dan tidak rapuh, kalau tidak ada batu, kita tendang2 tanah hingga berlobang sebagai pijakan.

Untuk pegangan hati-hati bila menggapai batang pohon, pastikan kuat dan tidak mudah tercabut akarnya, jangan pegang tumbuhan berduri. Jangan pegang batang pohon mati, karena sebesar apapun kemungkinan besar rapuh dan mudah patah. Bila batang pohon atau batu tersebut dirasakan kuat, kita bisa mulai memanjat perlahan.

Pilihlah tempat mendirikan tenda yang nyaman dan aman. Jangan diatas bebatuan tajam, jangan diatas tumbuhan duri, jangan di lokasi aliran air, jangan dibawah pohon besar yang mati, jangan di badan sungai, jangan merapat dinding batu atau tanah yang rapuh.

Buatlah parit di sekeliling tenda untuk menghindari aliran air hujan masuk tenda. Kencangkan kuat-kiat semua tali tenda, agar tenda beridiri kokoh dan dinding tenda tidak menampung air hujan.

Setelah tenda berdiri kokoh dan kuat, ganti semua pakain basah dengan pakaian kering. Sekarang silahkan masak memasak, kemudian tidur nyenyak, memulihkan tenaga untuk pendakian keesokan harinya.

Selamat mendaki gunung…..jangan lupa berdoa.

Bencana Alam "Mengendus" Gempa Melalui Perilaku Ular

Bagai selebritas di lensa paparazi, begitupun nasib ular-ular di kawasan
Nanning, sebelah utara Provinsi Guangxi, China. Dua puluh empat jam sehari, para peneliti pada Biro Penelitian Gempa Bumi di Nanning dapat mengamati gerak-gerik ular melalui monitor khusus yang terhubung jaringan internet.

Perilaku ular bagi para peneliti di sana sangat istimewa. Mereka yakin
indera penciuman ular mampu "mengendus" gempa dari jarak 120 kilometer, atau lebih dari lima hari sebelum terjadi gempa.

Ular yang menangkap "sinyal" pertanda akan terjadinya gempa terlihat dari perilakunya yang aneh. Ular-ular akan keluar sarangnya sekalipun pada musim dingin. Bila gempa bumi akan besar, ular pun nekat menabrakkan tubuh pada dinding atau penghalang lain untuk melarikan diri.

"Melalui kamera-kamera yang dipasang di beberapa sarang ular, kami
mengembangkan kemampuan meramalkan gempa. Sistem serupa dapat diperluas lagi di beberapa daerah untuk memastikan ketepatan meramal gempa," kata Direktur Biro Gempa Bumi Nanning, Jiang Weisong, seperti dikutip The China Daily, pekan lalu.

Kawasan Nanning merupakan salah satu dari 12 kota di China yang menjadi "langganan" gempa. Pada tahun 1976, sekitar 250.000 jiwa tewas setelah kota Tangshan di kawasan itu diluluhlantakkan gempa.

Saat ini, selain mengembangkan dan memasang 143 unit sistem pemantauan pada satwa melata itu, China juga memasang peralatan berteknologi tinggi untuk mendeteksi intensitas gempa.

"Dari semua ciptaan di bumi, ular barangkali salah satu hewan paling
sensitif terhadap gempa," tambah Weisong. Menurut dia, berbagai jenis reptil berperilaku aneh sebagai respons perubahan yang terjadi sebelum gempa.

Seperti diketahui, hingga kini belum ada teknologi yang dapat memastikan
kapan gempa akan terjadi. Kemampuan sebatas memperkirakan dalam kisaran waktu tertentu.

Karena itulah, peneliti-peneliti di Nanning antusias mengamati perilaku
sensitif ular, sebagai alternatif untuk mengetahui datangnya gempa, beberapa hari sebelumnya. Dengan demikian, dapat dilakukan langkah antisipasi sehingga jumlah korban jiwa dapat ditekan.

Kepekaan ular

Peneliti ular dan amfibi (herpetolog) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Irvan Sidik menyatakan, ular memang memiliki kepekaan tinggi.
Kelebihan itu diperoleh bukan dari ketajaman penciumannya, tetapi dari
pori-pori tubuhnya.

"Secara umum, ular sangat peka terhadap perubahan temperatur. Namun, secara morfologi tidak terlihat," kata peneliti yang akan berangkat ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi S-3-nya tentang ular itu.

Sejak aktif meneliti ular dan reptil, Irvan mengaku belum pernah mendengarpenelitian perilaku ular untuk memprediksi gempa. Kalaupun ada, lanjut dia, kemungkinan besar memanfaatkan jenis ular yang tinggal di lubang-lubang tanah (fossoreal) seperti jenis ular cabe dan weling.

Melalui kepekaan pori-pori tubuhnya, perubahan temperatur bumi akan
direspons khusus, seperti keluar sarang. "Sebagai makhluk yang hidup di
alam, kepekaan terhadap gejala alam pasti lebih tinggi dibandingkan
manusia," kata dia.

Dan, atas nama penelitian gempa, ular pun nyaris bernasib sama dengan para selebritas; diamati gerak-geriknya, namun ini untuk maksud positif.

Thursday, November 5, 2009

mengurangi pencemaran



Jika anda mendaki gunung atau sekalipun hanya perjalanan hiking satu hari pulang pergi sangat menyenangkan sekali, selain melatih otot juga bisa membersihkan paru-paru dengan menghirup okesigen bersih tanpa polusi yang telah disaring oleh pepohonan yang ada di sekitarnya. Akan tetapi sering kali saat tengah asyiknya menimati keindahan alam dan bau wewangian lumut dan hutan, tiba-tiba saja penciuman kita terantuk pada bau yang tidak sedap, bahkan tidak jarang mata kita tertumbuk pada pemandangan yang menjijikan, yaitu kotoran manusia.

Sangat tidak nyaman sekali saat kita tengah mengatur alur irama nafas dengan membuka lebar-lebar pintu pernafasan lewat hidung dan mulut tiba-tiba tercekik oleh bau tidak sedap yang tercium oleh indera penciuman kita. Memang kadang kotoran tersebut tidak berada dan tidak kelihatan dari jalan setapak akan tetapi meskipun begitu baunya saja sudah cukup menjadi pelanggaran terhadap kenikmatan saat bercengkrama dengan alam. Bahkan tidak jarang juga ditemukan di jalur jalan setapak dan yang lebih parah adalah di dipinggir sumber mata air dan bahkan tidak jarang didalam genangan sumber mata air yang sering dipakai oleh para pendaki untuk mengambil persediaan airnya.

Banyak kasus seperti ini terjadi di banyak gunung di Indonesia, namun yang terparah adalah di Gunung Gede – Pangrango Jawa Barat, sekalipun diadakan operasi bersih secara berkala, namun pelaku tindak pelanggaran kebersihan ini selalu saja ada. Kucing saja selalu menggali lobang untuk membuang kotorannya dan kemudian menimbunnya kembali hingga bau tidak sedapnya sampai tidak tercium olehnya. Nah manusia yang diaku sebagai makhluk paling pintar dan berbudaya ternyata masih belum mampu melakukan hal disiplin sebagaimana yang dilakukan oleh kucing. Pernah satu ketika saya coba iseng-iseng berbicara dengan beberapa orang pendaki yang kepergok habis buang hajat oleh saya di dalam semak-semak di pinggir Alun-alun Surya Kencana, kemudian iseng saya bertanya kenapa tidak ditimbun, jawab mereka satu yaitu ngga ada alat untuk gali lobang, kalo di gunung lain bisa bawa golok atau pisau komando yang bisa dipakai untuk gali lobang, sedangkan di Gunung Gede ini yang berada dibawah pengawasan Taman Nasional Gede Pangrango, punya aturan super ketat, yaitu tidak dibenarkan membawa senjata tajam dalam bentuk apapun kecuali pisau kecil dan itupun dibatasi satu pisau untuk setiap regunya.

Argumen dari pendaki tersebut benar juga, gimana caranya gali lobang karena ngga punya alat untuk itu, masak mau gali pake Victoninox…????? Kapan kelarnya, sementara yang mau keluar sudah tidak mau kompromi. Dulu pernah dibangun WC di beberapa tempat di Gunung Gede, tapi ya begitulah, pembangunan yang tidak pada tempatnya membuat WC-WC ini jadi tidak bermanfaat, bagaimana bisa bermanfaat jika pembangunan WC ini jauh dari sumber air, atau tidak ada sumber air yang mengalir ke WC tersebut.

ImageNamun tidak sepenuhnya alasan pendaki tadi benar, masih ada alat yang bisa dipakai. Sebetulnya jika mereka memang punya niat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan gunung tempat mereka bermain, ada jalan untuk itu, yaitu dengan membawa sekop kecil berkebun yang terbuat dari plastik, diluar negeri ada produsen peralatan yang mengkhususkan diri membuat peralatan kecil yang membantu para penggiat alam bebas. Salah satu peralatan itu adalah sebuah sekop kecil untuk menggali lobang untuk membuang kotoran manusia, alat kecil ini mereka sebut dengan nama “Backpack Trowel” sebuah sekop kecil yang sangat ringan namun kuat dan mampu menggali lobang cukup dalam. Di Indonesia saya tidak menemukan alat ini, namun bisa disiasati dengan membawa sekop kecil berkebun dari plastik, dan saya yakin Taman Nasional Gede Pangrango pasti tidak akan keberatan dengan sekop plastik ini terlebih jika penggunaannya ditujukan untuk menghindari dampak yang diakibatkan oleh kotoran manusia. Menurut prinsip Leave No Trace, sebaiknya lubang untuk kotoran manusia adalah sekitar kedalaman 20 cm dan lebar sekitar 15 cm, serta dianjurkan untuk menggali lobang di pada permukaan yang bertanah atau permukaan berhumus organik, hindari tempat yang berpasir.

Alangkah menyenangkannya bila kita bisa menikmati alam yang indah tanpa harus terganggu dengan bau tidak sedap atau pandangan yang terganggu pada onggokan kotoran manusia yang sungguh-sungguh menghilangkan kenikmatan kita saat bercekrama dengan alam. Mari kita masyarakatkan di kalangan pendaki gunung kebiasaan gali dan timbun padaa saat membuang kotoran manusia, bawalah sekop kecil plastik selalu di ransel anda, dengan begini anda sudah membantu terhindarnya pencemaran terhadap sumber air yang akan mengalir ke sungai-sungai yang terus mengalir hingga ke pemukiman. Mari kita selamatkan sumber mata air gunung.