Danau Singkarak Dari Puncak Merapi
Gunung yang memiliki  ketinggian 2891 mdpl (meter diatas permukaan laut) ini selalu menjadi  tujuan bagi pendaki yang berasal dari dalam maupun dari luar Sumatera  Barat. Karenanya, Gunung ini jadi terkenal setelah Gunung Kerinci yang  merupakan Gunung tertinggi di Pulau Sumatera.
Gunung  Marapi menjadi target pendakian pendaki gunung Indonesia karena  terletak berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek serta  merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia. Selain itu  akses menuju kaki gunung tersebut mudah dicapai. Jika anda kebetulan  berasal dari Bukittinggi atau sering melewati Kota Bukittinggi, tentu  sudah tidak asing lagi dengan kemegahan Gunung ini. Titik start  pendakian berada di jalan raya Padang Panjang - Bukittinggi tepatnya di  Kotobaru. Dari Kota Padang, hanya memerlukan waktu 1,5 jam menuju  Kotobaru dengan ongkos Rp 10.000,- selanjutnya berjalan menuju  Pesanggerahan selama ±30 menit.
Pesanggerahan adalah suatu daerah datar (Camping Ground) yang merupakan Pintu Rimba sebelum mulai mendaki ke Puncak Gunung Marapi. Karena daerahnya yang datar dan lumayan luas tadi, banyak juga loh yang pergi camping cuma sampai ke Pesanggerahan ini. Terutama di hari-hari libur atau diakhir minggu (Jumat - Minggu). Sehingga suasana seperti pasar malam sudah tidak asing lagi ditemui di kawasan ini. Ditambah lagi dengan kehadiran penduduk sekitar kaki Gunung Marapi yang memanfaatkan keramaian tersebut untuk mencari rezeki dengan menjual berbagai macam makanan dan minuman bagi para pendaki.
Pesanggerahan adalah suatu daerah datar (Camping Ground) yang merupakan Pintu Rimba sebelum mulai mendaki ke Puncak Gunung Marapi. Karena daerahnya yang datar dan lumayan luas tadi, banyak juga loh yang pergi camping cuma sampai ke Pesanggerahan ini. Terutama di hari-hari libur atau diakhir minggu (Jumat - Minggu). Sehingga suasana seperti pasar malam sudah tidak asing lagi ditemui di kawasan ini. Ditambah lagi dengan kehadiran penduduk sekitar kaki Gunung Marapi yang memanfaatkan keramaian tersebut untuk mencari rezeki dengan menjual berbagai macam makanan dan minuman bagi para pendaki.
Setelah  Pesanggerahan, pendakian menuju Puncak Gunung Marapi baru dimulai  dengan jalan setapak yang terus mendaki dan lumayan menguras tenaga.  Waktu normal untuk mencapai puncak ialah 6 jam. Kalau anda takut  tersesat, jangan khawatir, jalur Kotobaru ini sangat jelas, yang pasti  kalau ada percabangan jalan, terus saja ke atas karena kalau ke bawah  kemungkinan besar itu adalah jalan menuju sumber air atau lembah. Supaya  lebih aman, sebaiknya ajak teman yang sudah pernah naik Gunung Marapi  sehingga kemungkinan tersesat bisa semakin diperkecil.
Setelah  perjalanan penuh tanjakan dan lumayan menguras tenaga tadi, kita akan  memasuki kawasan Cadas Marapi. Yaitu kawasan bebatuan yang merupakan  wilayah puncak gunung merapi. Disini vegetasinya sudah berubah,  pohon-pohon besar yang berada dijalur sebelumnya, berganti dengan semak  belukar dan beberapa tumbuhan khas puncak gunung. Tapi kalau anda ingin  mencari edelweis, sangat disayangkan di sekitar jalur pendakian ini  vegetasinya sudah sangat sedikit. Kalaupun ada itu cuma pohon-pohon  tanpa bunga. Ini diakibatkan ulah tangan-tangan jahil yang merusak dan  mengambil bunga-bunga edelweis dengan alasan untuk kenang-kenangan.  Padahal, tentu akan lebih indah dipandang mata apabila bunga-bunga abadi  tersebut tetap berada di tempatnya. Cukuplah dengan mengambil foto  untuk dijadikan kenang-kenangan tanpa harus merusak. Setuju bro!
Letihnya  badan karena mendaki beberapa jam tadi, akan segera terobati dengan  keindahan alam yang dihadirkan Sang Pencipta di Puncak gunung ini.  Kawasan luas dan datar seluas lapangan bola akan ditemui di dekat dua  kawah Merapi. Jadi kalau anda mau main bola di atas gunung, disinilah  tempatnya. Tapi yang harus diwaspadai apabila kawah tersebut  menyemburkan asap belerang (batuk) sebaiknya jangan mendekat karena  sangat beresiko keracunan apabila terhirup. Bila mau terus mendaki dan  berjalan di tepi kawah, kita akan sampai di Puncak Merpati. Dari sini  pemandangan sekitar kaki Marapi, Gunung Singgalang, Tandikek sampai Kota  Bukittinggi akan terlihat jelas. Pokoknya indah dipandang deh…
Satu  hal yang sangat disesalkan dari keadaan sekitar jalur Kotobaru ini  adalah banyaknya sampah (bungkus mie, kaleng sarden, kotak rokok dan  sebagainya) yang ditinggalkan para pendaki dan benar-benar merusak alam.  Ini tentu dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat dan pendaki  untuk ikut menjaga kelestarian alam dengan minimal, tidak membuang  sampah sembarangan. Kalau ada sampah, ya dibawa turun dong, dibuang ke  tempat yang seharusnya, bukan ditinggalkan di Gunung. Kesadaran ini  harus kita tanamkan ke diri pribadi masing-masing agar kelestarian alam  yang merupakan titipan anak cucu kita dapat terjaga.
Kacawali, Jalur Ekstrim untuk Petualangan.
Untuk  anda yang merasa memiliki jiwa petualangan dan menginginkan tantangan  lebih di Gunung Marapi, ada satu jalur alternatif yang benar-benar  menantang dan masih terjaga keasriannya. Jalur ini menyuguhkan trek-trek  ekstrim namun diimbangi panorama alam yang jauh lebih indah dan  menarik.
Untuk  menempuh jalur ini, dari Kota Padang kita bisa naik bis jurusan Padang -  Payakumbuh dan turun di Simpang Candung. Selanjutnya dengan menggunakan  angkutan desa selama ± 30 menit kita akan sampai di Desa Kacawali. Desa  Kacawali yang terletak di sisi Utara Gunung ini merupakan titik start  pendakian yang akan langsung membawa kita ke Puncak Triangulasi  (tertinggi) gunung Marapi. Jalur yang dibuka oleh Anggota Muda MAPALA  UNAND pada tahun 2003 ini memang belum terlalu dipublikasikan. Saat ini  hanyalah kalangan pecinta alam yang ingin merasakan petualangan lebih  saja yang memakai jalur ini. Bagi yang mau mencoba jalur ini, dapat  memperoleh info jalur secara lengkap dan guide dengan menghubungi Kantor  MAPALA UNAND di PKM Universitas Andalas Limau Manis Padang.
Waktu  tempuh untuk mencapai Puncak Marapi juga lebih lama dibandingkan  melewati jalur Kotobaru, mencapai 10 jam dengan perjalanan konstan dan  tidak berhenti. Track pendakiannya pun lebih ekstrim dengan kemiringan  mencapai 80 derajat menyebabkan tidak semua orang sanggup melewati jalur  ini. Banyaknya pohon-pohon besar yang rebah di jalur dan jurang sedalam  ±500 meter di sebelah kiri jalur menyebabkan adrenalin makin terpacu  untuk mencapai puncak tertinggi Marapi ini.
Kelebihan  dari jalur ini adalah keadaan alamnya yang benar-benar masih alami dan  bebas dari sampah serta terdapatnya 3 buah air terjun di tengah-tengah  jalur yang memiliki ketinggian ±300 meter. Jadi kita bisa beristirahat  sambil menikmati pemandangan air terjun di tengah-tengah perjalanan.  Sumber air di jalur ini baru akan ditemui pada ketinggian 2000 mdpl,  jadi untuk berjaga-jaga sebaiknya membawa persediaan air yang cukup  banyak. Selain itu terdapat juga hewan-hewan liar khas pegunungan  seperti Harimau, Babi Hutan, Rusa, Siamang dsb. 
Selanjutnya  pada saat mencapai puncak, keindahan alam yang disuguhkan Sang Pencipta  semakin menakjubkan dan mempesona mata. Jauh lebih indah dan menarik  bila dibandingkan dengan mendaki dari jalur Kotobaru yang memang sudah  tidak terjaga lagi keasriannya.
Dari  puncak tertinggi gunung Marapi ini (2891 Mdpl), pemandangan keseluruhan  Puncak Merapi akan terlihat jelas. Kawah Marapi, Puncak Merpati, Telaga  Dewa, Lembah Hantu, Gunung Singgalang dan Tandikek, bahkan Danau  Singkarak akan telihat jelas dari sini. Vegetasi edelweis sang bunga  abadi juga masih terjaga dan menghiasi sepanjang kawasan triangulasi  dengan warna putihnya. Pokoknya benar-benar indah deh! 
Untuk  menambah tantangan, Kita bisa melanjutkan perjalanan menuju lapangan  bola dari titik triangulasi ini. Jalurnya lebih ekstrim lagi, jalan  setapak yang berada diantara lembah pada kiri dan kanan jalur membuat  kita harus melangkah ekstra hati-hati atau bisa terperosok. Setelah ± 2  jam perjalanan, kita akan sampai di lapangan bola dan bisa memilih untuk  turun dari jalur Kotobaru (jalur normal) atau dari jalur Simabur.  Tentunya petulangan dan pengalaman yang didapatkan akan sangat  mengesankan. Dalam satu kali pendakian Gunung Marapi, Kita bisa menempuh  dua jalur yang berbeda sekaligus. Tertarik? Ayo coba dan rasakan  adventurenya!.
Sumber:  Mapalaunand.com
