Showing posts with label minang. Show all posts
Showing posts with label minang. Show all posts

Thursday, January 13, 2011

Gunung Marapi (Merapi)


Merapi











 Danau Singkarak Dari Puncak Merapi
Gunung yang memiliki ketinggian 2891 mdpl (meter diatas permukaan laut) ini selalu menjadi tujuan bagi pendaki yang berasal dari dalam maupun dari luar Sumatera Barat. Karenanya, Gunung ini jadi terkenal setelah Gunung Kerinci yang merupakan Gunung tertinggi di Pulau Sumatera.
Gunung Marapi menjadi target pendakian pendaki gunung Indonesia karena terletak berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek serta merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia. Selain itu akses menuju kaki gunung tersebut mudah dicapai. Jika anda kebetulan berasal dari Bukittinggi atau sering melewati Kota Bukittinggi, tentu sudah tidak asing lagi dengan kemegahan Gunung ini. Titik start pendakian berada di jalan raya Padang Panjang - Bukittinggi tepatnya di Kotobaru. Dari Kota Padang, hanya memerlukan waktu 1,5 jam menuju Kotobaru dengan ongkos Rp 10.000,- selanjutnya berjalan menuju Pesanggerahan selama ±30 menit.
Pesanggerahan adalah suatu daerah datar (Camping Ground) yang merupakan Pintu Rimba sebelum mulai mendaki ke Puncak Gunung Marapi. Karena daerahnya yang datar dan lumayan luas tadi, banyak juga loh yang pergi camping cuma sampai ke Pesanggerahan ini. Terutama di hari-hari libur atau diakhir minggu (Jumat - Minggu). Sehingga suasana seperti pasar malam sudah tidak asing lagi ditemui di kawasan ini. Ditambah lagi dengan kehadiran penduduk sekitar kaki Gunung Marapi yang memanfaatkan keramaian tersebut untuk mencari rezeki dengan menjual berbagai macam makanan dan minuman bagi para pendaki.
Setelah Pesanggerahan, pendakian menuju Puncak Gunung Marapi baru dimulai dengan jalan setapak yang terus mendaki dan lumayan menguras tenaga. Waktu normal untuk mencapai puncak ialah 6 jam. Kalau anda takut tersesat, jangan khawatir, jalur Kotobaru ini sangat jelas, yang pasti kalau ada percabangan jalan, terus saja ke atas karena kalau ke bawah kemungkinan besar itu adalah jalan menuju sumber air atau lembah. Supaya lebih aman, sebaiknya ajak teman yang sudah pernah naik Gunung Marapi sehingga kemungkinan tersesat bisa semakin diperkecil.
Setelah perjalanan penuh tanjakan dan lumayan menguras tenaga tadi, kita akan memasuki kawasan Cadas Marapi. Yaitu kawasan bebatuan yang merupakan wilayah puncak gunung merapi. Disini vegetasinya sudah berubah, pohon-pohon besar yang berada dijalur sebelumnya, berganti dengan semak belukar dan beberapa tumbuhan khas puncak gunung. Tapi kalau anda ingin mencari edelweis, sangat disayangkan di sekitar jalur pendakian ini vegetasinya sudah sangat sedikit. Kalaupun ada itu cuma pohon-pohon tanpa bunga. Ini diakibatkan ulah tangan-tangan jahil yang merusak dan mengambil bunga-bunga edelweis dengan alasan untuk kenang-kenangan. Padahal, tentu akan lebih indah dipandang mata apabila bunga-bunga abadi tersebut tetap berada di tempatnya. Cukuplah dengan mengambil foto untuk dijadikan kenang-kenangan tanpa harus merusak. Setuju bro!
Letihnya badan karena mendaki beberapa jam tadi, akan segera terobati dengan keindahan alam yang dihadirkan Sang Pencipta di Puncak gunung ini. Kawasan luas dan datar seluas lapangan bola akan ditemui di dekat dua kawah Merapi. Jadi kalau anda mau main bola di atas gunung, disinilah tempatnya. Tapi yang harus diwaspadai apabila kawah tersebut menyemburkan asap belerang (batuk) sebaiknya jangan mendekat karena sangat beresiko keracunan apabila terhirup. Bila mau terus mendaki dan berjalan di tepi kawah, kita akan sampai di Puncak Merpati. Dari sini pemandangan sekitar kaki Marapi, Gunung Singgalang, Tandikek sampai Kota Bukittinggi akan terlihat jelas. Pokoknya indah dipandang deh…
Satu hal yang sangat disesalkan dari keadaan sekitar jalur Kotobaru ini adalah banyaknya sampah (bungkus mie, kaleng sarden, kotak rokok dan sebagainya) yang ditinggalkan para pendaki dan benar-benar merusak alam. Ini tentu dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat dan pendaki untuk ikut menjaga kelestarian alam dengan minimal, tidak membuang sampah sembarangan. Kalau ada sampah, ya dibawa turun dong, dibuang ke tempat yang seharusnya, bukan ditinggalkan di Gunung. Kesadaran ini harus kita tanamkan ke diri pribadi masing-masing agar kelestarian alam yang merupakan titipan anak cucu kita dapat terjaga.
Kacawali, Jalur Ekstrim untuk Petualangan.
Untuk anda yang merasa memiliki jiwa petualangan dan menginginkan tantangan lebih di Gunung Marapi, ada satu jalur alternatif yang benar-benar menantang dan masih terjaga keasriannya. Jalur ini menyuguhkan trek-trek ekstrim namun diimbangi panorama alam yang jauh lebih indah dan menarik.
Untuk menempuh jalur ini, dari Kota Padang kita bisa naik bis jurusan Padang - Payakumbuh dan turun di Simpang Candung. Selanjutnya dengan menggunakan angkutan desa selama ± 30 menit kita akan sampai di Desa Kacawali. Desa Kacawali yang terletak di sisi Utara Gunung ini merupakan titik start pendakian yang akan langsung membawa kita ke Puncak Triangulasi (tertinggi) gunung Marapi. Jalur yang dibuka oleh Anggota Muda MAPALA UNAND pada tahun 2003 ini memang belum terlalu dipublikasikan. Saat ini hanyalah kalangan pecinta alam yang ingin merasakan petualangan lebih saja yang memakai jalur ini. Bagi yang mau mencoba jalur ini, dapat memperoleh info jalur secara lengkap dan guide dengan menghubungi Kantor MAPALA UNAND di PKM Universitas Andalas Limau Manis Padang.
Waktu tempuh untuk mencapai Puncak Marapi juga lebih lama dibandingkan melewati jalur Kotobaru, mencapai 10 jam dengan perjalanan konstan dan tidak berhenti. Track pendakiannya pun lebih ekstrim dengan kemiringan mencapai 80 derajat menyebabkan tidak semua orang sanggup melewati jalur ini. Banyaknya pohon-pohon besar yang rebah di jalur dan jurang sedalam ±500 meter di sebelah kiri jalur menyebabkan adrenalin makin terpacu untuk mencapai puncak tertinggi Marapi ini.
Kelebihan dari jalur ini adalah keadaan alamnya yang benar-benar masih alami dan bebas dari sampah serta terdapatnya 3 buah air terjun di tengah-tengah jalur yang memiliki ketinggian ±300 meter. Jadi kita bisa beristirahat sambil menikmati pemandangan air terjun di tengah-tengah perjalanan. Sumber air di jalur ini baru akan ditemui pada ketinggian 2000 mdpl, jadi untuk berjaga-jaga sebaiknya membawa persediaan air yang cukup banyak. Selain itu terdapat juga hewan-hewan liar khas pegunungan seperti Harimau, Babi Hutan, Rusa, Siamang dsb.
Selanjutnya pada saat mencapai puncak, keindahan alam yang disuguhkan Sang Pencipta semakin menakjubkan dan mempesona mata. Jauh lebih indah dan menarik bila dibandingkan dengan mendaki dari jalur Kotobaru yang memang sudah tidak terjaga lagi keasriannya.
Dari puncak tertinggi gunung Marapi ini (2891 Mdpl), pemandangan keseluruhan Puncak Merapi akan terlihat jelas. Kawah Marapi, Puncak Merpati, Telaga Dewa, Lembah Hantu, Gunung Singgalang dan Tandikek, bahkan Danau Singkarak akan telihat jelas dari sini. Vegetasi edelweis sang bunga abadi juga masih terjaga dan menghiasi sepanjang kawasan triangulasi dengan warna putihnya. Pokoknya benar-benar indah deh!
Untuk menambah tantangan, Kita bisa melanjutkan perjalanan menuju lapangan bola dari titik triangulasi ini. Jalurnya lebih ekstrim lagi, jalan setapak yang berada diantara lembah pada kiri dan kanan jalur membuat kita harus melangkah ekstra hati-hati atau bisa terperosok. Setelah ± 2 jam perjalanan, kita akan sampai di lapangan bola dan bisa memilih untuk turun dari jalur Kotobaru (jalur normal) atau dari jalur Simabur. Tentunya petulangan dan pengalaman yang didapatkan akan sangat mengesankan. Dalam satu kali pendakian Gunung Marapi, Kita bisa menempuh dua jalur yang berbeda sekaligus. Tertarik? Ayo coba dan rasakan adventurenya!.
Sumber:  Mapalaunand.com

Menjekaki di Atas Tanah Tertinggi Ranah Minang.




Tak banyak yang menyangka kalau Gunung Talamau (2982 mdpl) di Propinsi Sumbar menyimpan segudang pesona yang sayang tuk di lewatkan. Bagi mereka yang gemar wisata petualangan; mendaki gunung, mencoba keeksotisan gunung ini pasti memberi kesan tersendiri. Kawasan hutan yang masih perawan ditingkahi kicauan burung berpadu indah dengan puluhan telaga yang terserak di kawasan puncak, membuat perjalanan panjang ini terasa tak sia-sia.
Saat tawaran menjajal keelokan gunung ini datang, rasa was was mucul dalam hati. Pasalnya, gunung tertinggi di Sumatera Barat ini terkenal angker dan tidak banyak orang yang pernah menggapai puncaknya. Apalagi, keberadaan harimau Campo, yang disebut-sebut menjadi penguasa tempat ini, konon kerap terlihat, saat pendaki tiba di puncak.
Gunung yang terletak di di Desa Pinagar Kabupaten Pasaman Barat ini, merupakan satu dari beberapa gunung yang mempunyai panorama alam menarik di daerah Minang Kabau. Dengan ketinggian 2982 mdpl menjadikannya sebagai laboratorium alam terlengkap sebagai kawasan hutan hujan tropis yang kaya dengan aneka sumberdaya alam.
Untuk mencapai gunung ini bisa dilakukan dari beberapa arah, baik dari arah Rau (baca: Perbatasan Sumut-Sumbar) maupun dari Padang-Sumbar. Kebanyakan para pendaki memulainya dari Terminal Bingkuang-Padang. Dengan menaiki bus jurusan Padang - Pasaman (seperti; PO. Mandala, PO Persada), kita bisa tiba di kaki gunung dengan merogoh kocek sebesar Rp. 11.000/ orang (baca; tahun 2000).
Berhubung pintu rimba (baca: jalan masuk) yang dikenal para pendaki hanya dari Desa Pinagar (320 mdpl). Kami pun memulainya dari tempat itu. Desa berpenduduk 300 kk tersebut berada di pinggir jalan berjarak ±179 km dari Padang. Selain dari sini, ternyata ada rute lain yang pantas dicoba, tepatnya dari Desa Durian Kandang Aia Maruek. Rutenya akan membawa kita menuju Gunung Pasaman terlebih dahulu, lalu turun menyadel ke Gunung Talamau. Sebagai informasi, Gunung Talamau terletak bersebelahan dengan Gunung Pasaman. Hanya saja, jalur ke Gunung Pasaman tak begitu jelas. Jika ingin kesana, dibutuhkan pemahaman navigasi darat yang memadai agar tidak tersesat.
Setibanya di Desa Pinagar, biasanya para pendaki akan ditawarin peta tematik sebagai penunjuk arah oleh penduduk. Walau kelihatannya aneh, -karena bukan peta topografi-, ternyata benda ini cukup membantu menggapai puncak, pasalnya tanda penunjuk arah mirip dengan kondisi sebenarnya.
Setelah semua dirasa beres, perjalanan segera dimulai. Inilah awal petualangan yang sesungguhnya. Dalam setiap pendakian, kondisi awal pasti menyiksa. Bagaimana tidak, rute yang lebar dan mulai menanjak, memaksa kami harus berjalan kaki selama 4 jam dengan beban ±25 kg. Membuat butir-butir keringat mengalir begitu cepat.
 
Tujuan berikutnya adalah Pondok Bang Danil. Danil adalah pendaki pertama yang berhasil menggapai puncak Talamau di tahun 1985. Berhubung dia penduduk lokal, pemerintah setempat mempercayakan pengelolaan kawasan ini kepadanya. Itu sebabnya, setiap pendaki harus mendaftar disini, jika ingin mencapai puncak.
Di pondok ini, kita harus membayar retribusi plus asuransi pendakian sebesar Rp. 5000/ orang (baca: bisa jadi sekarang terjadi perubahan), dan sebagai kenang-kenangan kita akan diberi cendramata oleh bang Danil.
Untuk mendaki gunung ini ternyata tak mudah, ada banyak syarat dan pantangan yang harus diperhatikan. Untuk syarat yang harus dipenuhi, antara lain; KTP/ SIM, surat ijin dari orang tua dan surat ijin dari organisasi, –jika dia punya organisasi pencinta alam–. Semua surat-surat tadi di perlihatkan saat mendaftar. Selain itu, perlengkapan dan logistik yang dibawa akan di data jumlahnya. Ini perlu, untuk mengetahui jumlah sampah yang akan dibawa turun. Di tempat ini, sama seperti Gunung Gede-Pangrango di Jawa Barat, setiap sampah wajib dibawa turun. Aturan tersebut perlu untuk menjaga gunung ini tetap lestari.
Sedangkan larangan yang berlaku di gunung ini cukup banyak, antara lain: tidak dibenarkan merusak flora dan fauna, tidak dibenarkan membawa alat-alat musik, tidak dibenarkan membawa sabun/bahan-bahan yang bisa mencemari sumber air, tidak dibenarkan membawa minuman keras, tidak diijinkan berpencar-pencar, tidak diijinkan pendaki putra dan putri tidur dalam satu tenda, tidak boleh berteriak-teriak/bernyanyi keras, tidak boleh menyalakan api di daerah yang rawan kebakaran, tidak boleh memasuki kawasan telaga seperti mandi, mencuci, kecuali mengambil air untuk minum dan memasak, dilarang keras melakukan tindakan vandalisme, dilarang keras membuang kotoran disembarang tempat. Setiap pendaki harus menghormati adat istiadat setempat. Pendaki harus mematuhi lama ijin pendakiannya serta melaporkan kejadian/ kerusakan lainnya pada petugas lapangan atau posko.
Sebuah Proses.
Di Indonesia, gunung-gunung terletak dalam satu rangkaian yang mengikuti garis lengkung dari Pulau We (Aceh) sampai ke Indonesia bagian timur. Gunung berapi ini tidak hanya menyebar di daratan, namun sampai ke dasar laut. Selanjutnya gunung-gunung tersebut tersebar di sepanjang nusantara.
Sebagai cikal bakalnya, semua bermula dari kerak bumi, yang di dalamnya terdapat sepuluh lempengan utama, yaitu: Lempeng Afrika, Lempeng Antartika, Lempeng Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Pasifik, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, lempeng India.

Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak. pergerakan antar lempeng-lempeng, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif dengan daya yang begitu besar, menyebabkan misalnya; gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi, seperti diungkapkan Bas Hansen dari University of New South Wales.
Proses ini secara perlahan mengeluarkan batuan yang telah lama terkubur dan memusnahkan yang lainnya selama berjuta-juta tahun
 
Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Ini berarti gunung memiliki semacam akar berupa perpanjangan yang menancap dan menghujam ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Dengan kata lain, gunung tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle (jaket).
Dengan cara ini, gunung mencegah kerak bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung sebagaimana paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu
Dari sisi geologi, kawasan Gunung Talamau didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan yang bersifat vulkan kuarter. Bahan-bahan vulkanik ini kaya dengan plagioklas dan umumnya bersifat masam (dasitikliparitik), sedangkan pada pantai barat terdapat formasi andesit tersier yang bersifat masam - sangat masam.
 
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Research Center for Geotechnology The Indonesian Institute of Sciences), pembentukan Gunung Talamau berasal dari berbagai jenis batuan, yaitu batuan vulkanik produk Galau Talamau, yang dari Major Elemen menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu basa (basalt), menengah (andesit), agak asam (dasit), dan granit (asam).
Rute Perjalanan
Bagi pendaki yang baru tiba di posko pemeriksaan (Posko Pondok Bukik Harimau Campo; red), di ketinggian 710 mdpl, istirahat sejenak terasa begitu berarti. Apalagi tidak jauh dari lokasi ini bisa ditemukan sebuah air terjun yang cukup besar bernama air terjun Puti Lenggo Geni dengan tinggi 109 m. Lumayan, bisa melepas lelah sambil menikmati deburan air terjun.
Berhubung hari mulai senja, perjalanan di hentikan sementara. Tim memutuskan menginap disana. Berkumpul sambil bersenda gurau, menenggak coklat susu sambil melingkari api unggun yang mulai menyala, membuat suasana begitu akrab.
 
Keesokan paginya, selepas sarapan dan berbenah, petualangan dilanjutkan kembali. Tujuan selanjutnya adalah Pondok Rindu Alam, terletak di ketinggian 1100 mdpl. Jalur pendakian yang mulai menyempit dengan sekerumunan pacat pun mulai menampakkan diri. Walau ukuran mahluk penghisap darah ini kecil, tetapi tetap saja merepotkan. Selain bentuk yang menjijikkan, jumlahnya yang banyak, membuat pendaki enggan berlama-lama.
Dalam waktu 3 jam perjalanan, pos tersebut berhasil dicapai. Dari pos yang tidak berbentuk pondok ini, kita dapat mendengar suara aneka jenis burung. Kicauannya yang bersahut-sahutan terdengar begitu indah. Dari pengamatan sekilas, terlihat beberapa jenis burung, seperti: rangkong (Buceros rhinoceros), sempidan sumatera (Lophura inornata), burung alap-alap (Black-thighed Falconet), ayam hutam merah (Red Junglefowl). Selain itu, di sebelah pondok kita dapat menemukan sungai kecil. Disinilah para pendaki mengisi kembali pundi-pundi airnya.
Saat istirahat dirasa cukup, perjalanan kembali di lanjutkan. Rute yang mulai menanjak dengan rapatnya polulasi tanaman hutan dari famili Dipterocarpaceae, seperti; tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans), markisa (Passiflora sp.), sirsak (Annonaceae), senggani (Melastoma sp.) membuat jalur mulai samar dan sering terputus putus. Untuk itu kewaspadaan diperlukan agar tidak tersesat. Tak terasa setelah 3 jam berjalan dengan tempo lambat, akhirnya kita tiba di Pos Bumi Sarasah (1860 mdpl). Pos ini dinamakan demikian, karena banyaknya serasah hutan berpadu dengan tanaman perdu.
 
Berhubung suasana mulai gelap, tim memutuskan untuk nge-camp di tempat ini. Selain jarak pandang yang mulai terbatas akibat turunnya hujan dan kabut tebal, kondisi badan pun sudah melemah. Istirahat menjadi pilihan yang logis. Apalagi, sumber air yang tak terlalu jauh dari pos, membuat perasaan begitu nyaman. Tak perlu takut kehabisan air.
Keesokan paginya, saat badan kembali bugar, perjalanan menuju puncak digelar kembali. Dengan semangat empat lima, tim memulai pendakian. Kalau kemarin, populasi tumbuhan hutan (baca: sangat rapat dan tinggi) begitu mendominasi, berbeda dengan kawasan ini. Disini tumbuhan hutan diwakili famili lauraceae dan podocarpaceae, yang tumbuh merana dan diselubungi lumut. Di ketinggian ini, kondisi yang benar-benar lembab membuat pakaian yang melekat langsung basah saat melaluinya.
 
Dalam kawasan yang plasmanuftahnya melimpah, keberadaan hewan penunggu kawasan ini, kerap terlihat saat pagi dan sore hari. Pasalnya, disaat-saat tersebut, mereka turun mencari minum di sumber air. Adapun binatang yang sering terlihat, antara lain: babi jenggot (Sus barbatus), musang leher kuning (Martes flavigula), owa (Hylobates muelleri), lutung dahi putih (Presbytis frontata), bajing tiga warna (Callosciurus prevostii), dan tupai gunung (Tupaia montana), beruang madu (Helarctos malayanus), musang belang (Hemigalus derbyanus), kucing batu ( Felis marmorata), rusa (Cervus unicolor) dan macan dahan (Neofelis nebulosa) yang sering disebut sebagai harimau Campo oleh masyarakat setempat.
 
Dengan perlahan, satu persatu anggota tim berhasil menapak di Pos Peninjauan, berjarak 2,5 jam perjalanan. Rute ke tempat ini lebih curam dibanding sebelumnya. Seringkali kita harus menggunakan tangan untuk membantu naik. Pasalnya, selain jalannya kecil, medan yang begitu licin, sering menyulitkan, jika tak hati-hati. Seperti sebelumnya, setiap pos punya pemaknaan tersendiri. Tempat ini bernama “peninjauan”, artinya kita bisa melepas pandang ke sekeliling. Dari sini, aroma puncak mulai kental terasa. Tumbuhan perdu dengan hawa dinginnya, membuat kami tak ingin berlama-lama.
Lepas dari istirahat tadi, perjalanan tahap akhir segera di mulai. Tujuan kali ini adalah Padang Siranjano (2880 mdpl), yang banyak kalangan menyebutnya “Basecamp Rajawali Putih”. Dengan berjalan kaki sekitar 75 menit, kita bisa sampai disana. Lokasinya sangat terbuka dengan luas ± 40 ha. Hanya decak takjub yang bisa kami ucapkan. Akhirnya, semua penat dan beban dilampiaskan dengan masak dan mendirikan tenda, tak jauh dari telaga yang memang banyak di kawasan ini. Dari sini juga puncak sejati Gunung Talamau tampak berdiri kokoh.
 
Berdasarkan informasi dari Bang Danil (baca: pengelola), kabarnya ada 13 telaga tersebar di tempat ini, yaitu: Talago Puti Sangka Bulan,Talago Tapian Sutan Bagindo, Talago Tapian Puti Mambang Surau, Talago Siuntuang Sudah, Talago Puti Bungsu, Talago Rajo Dewa, Talago Satwa Talago Lumuik, Talago Biru, Talago Mandeh Rubiah, Talago Imbang Langik, Talago Cindua Mato, dan Talago Buluah Parindu.
Berhubung masih siang, tim berencana menuju puncak hari itu juga. Diperkirakan jaraknya tak terlalu jauh. Benar saja, selepas makan siang, tim mulai menapak jalur yang sedikit berputar mengelilingi telaga menuju arah puncak. Tak banyak kendala yang timbul, sehubungan jalur yang cukup jelas. Hanya butuh waktu 1 jam, puncak tertinggi di Sumbar ini berhasi dicapai. Ternyata puncaknya terdiri dari batu-batuan yang dihiasi rerumputan. Sungguh, tak ada yang bisa menggantikan kebahagiaan kami saat itu. Kembali tak henti-hentinya, hanya ucapan syukur yang bisa kami panjatkan. Semua beban itu seakan sirna berganti haru yang meluap-luap.
 
Kabarnya, di puncak ini (baca: Tri Martha, 2982 mdpl) terdapat titik triangulasi (baca: titik ketinggian), yang seiring waktu patok beton tersebut hancur digerus jaman. Hanya sisa-sisanya yang bisa dinikmati. Jika diamati, ternyata kawasan ini memiliki 2 puncak lain dengan letaknya agak berjauhan, yaitu: Puncak Rajawali dan Puncak Puncak Rajo Dewa. Selain itu, telaga yang kabarnya ada 13, hanya beberapa yang bisa kita nikmati, itupun telah banyak yang tak berair lagi.
Saat sayup-sayup kulepas pandang agak keujung sana. Ternyata gunung-gunung yang letaknya jauh mulai terlihat, seperti; Gunung Talang, Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan gunung Tandikat, serta tak ketinggalan Gunung Pasaman (Puncak Rajo Imbang Langik) yang letaknya bersebelahan.
 
Ah.., puas rasanya bisa menjelajah ke tempat-tempat tinggi seperti ini. Selain bisa mengenal alam dan masyarakat, kita pun mampu menakar diri. Rasanya, benar yang diucapkan Soe Hok Gie, perihal kegilaannya mendaki gunung: “…hanya pemuda yang sehat jiwa dan raganya bisa menilai arti nasionalisme. Nasionalisme tidak timbul dari slogan-slogan dan hipokrisi. Nasionalisme timbul ketika kita dekat dengan alam dan masyarakatnya. Itulah sebabnya, mengapa kami mendaki gunung”

(catt: tulisan ini karya lawas yang terendap lama di blogger)

Gunung Tandikek (Tandikat)



Gunung Tandikek, merupakan gunung aktif yang cadasnya mirip Gunung Merapi, namun lebih sempit. Air dari gunung Tandikek, menuju ke bawah membentuk air terjun yang terkenal dengan nama aia mancua Lembah Anai di daerah Padang Panjang (Malibo Anai)

DATA UMUM GUNUNG Tandikek
• Tinggi : 2437 mdpl. • Letak : di Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Peta JANTOP TNI AD tahun 1982 helai peta 1224-II. • Karakteristik : gunung api aktif, ditutupi hutan hujan tropis, trek pendakian tidak begitu terjal. • Jalur Pendakian : - Ganting Titik start : desa Ganting (1225 mdpl), Kec. X Koto Kab. Tanah Datar. Lama pendakian normal 7 jam. Berjarak 73 Km dari Padang. - Singgalang - Tandikat Titik start : telaga Dewi gunung Singgalang Kec. IV Koto Kab. Tanah Datar. Lama pendakian normal 6 jam.
• Transportasi : - Ganting • MAPALA UNAND - Terminal Bingkuang Padang, Angkutan Kota Jurusan Pasar Raya – Air Pecah (@ Rp. 2.000,-). • Terminal Bingkuang – Lubuk Mata Kucing Padang Panjang, Bus Jurusan Padang -Bukittinggi (turun di terminal Padang Panjang) PO. ANS, NPM dan sebagainya (@ Rp. 8.000,-). • Terminal Lubuk Mata Kucing – desa Ganting, angkutan desa jurusan Terminal Padang Panjang - desa Ganting (@ Rp. 2.000.)


• Kondisi Medan : - Ganting • Ganting – Pintu Rimba: ladang tebu, tanjakan ringan, sumber air di sepanjang jalur (wt 1,5 jam). • Pintu rimba -Puncak: Tanjakan terjal, semak-semak, hutan sekunder - hutan primer, sumber air di sepanjang jalur, habitat pacet (wt 5,5 jam). - Singgalang - tandikat • Telaga Dewi G. Singgalang – Salo (2000 mdpl): hutan lumut, landai, telaga Kumbang (wt 4 jam). • Salo – puncak Tandikat: hutan primer, tanjakan terjal, sumber air (wt 2 jam). • Perizinan : Lapor di Pos polisi terdekat atau pada kepala desa terakhir. • Potensi : Kawah aktif, bunga Edelweis, Panorama gunung Merapi dan Singgalang.
Sumber:  parimbo.com

Gunung Talakmau (3.005 mdpl)

Gambaran Umum
Gunung Talakmau terletak di Kabupaten Pasaman (Lubuk Sikapiang sebagai ibukota kabupaten), tepatnya pada Kecamatan Simpang Empat, dengan titik awal pendakian di Desa Pinaga. Mata pencarian penduduk umumnya bertani atau berkebun.Dari Padang, ada 2 jenis kendaraan umum yang dapat digunakan, yang bisa ditemukan di Terminal Regional Bingkuang, Aie Pacah. Yang pertama angkutan bus biasa dengan ongkos Rp 10.000,- dengan lama perjalanan sekitar 6 jam, dan yang lainnya adalah bus SE 21 dengan ongkos Rp 15.000 dengan lama perjalanan sekitar 4 jam.
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Rute Perjalanan / Pendakian
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Untuk melakukan pendakian ke Gunung Talakmau, sebaiknya anda melengkapi dengan surat-surat perjalanan dari organisasi masing-masing. Sedangkan untuk pendaki putri, sebaiknya ditambah dengan surat izin dari orang tua masing-masing. Hal ini dikarenakan pada Pos Harimau Campo (tempat pelaporan pendakian) akan selalu ditanyakan oleh Daniel Zulekha yang diserahi tanggung jawab oleh Dinas Pariwisata Tk. II Pasaman untuk menjaga kelestarian Gunung Talakmau.
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Untuk start pendakian dari Harimau Campo, sebaiknya dilakukan sebelum jam 09.00 pagi. Hal ini bertujuan agar kita dapat mencapai dan bermalam di shelter III, disamping merupakan area paling aman untuk menginap, juga ada semacam pondok untuk bermalam. Sedangkan pada shelter I, disamping jarak yang masih terlalu dekat dengan Pos Harimau Campo, binatang rimba juga masih banyak berkeliaran di area ini. Pada shelter II, sebaiknya hanya digunakan untuk memasak makanan (makan siang), karena binatang rimba juga cukup banyak di area ini.
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Selain itu, hindarilah untuk menginap di daerah Padang Siranjano, karena sering dihantam badai.
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Sumber Air
Pada Harimau Campo, sumber air akan berada disebelah kiri pos tersebut, sekitar 50 m turun kebawah. Selanjutnya, pada shelter I berada di sebelah kiri (rute pendakian normal akan memotong aliran air tersebut).
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Kemudian pada shelter II berada dibagian sebelah kanan, dengan jarak sekitar 10 m ke bawah. Selanjutnya, pada shelter III (Bumi Sarasah) berada di sebelah kiri, dengan jarak sekitar 30 m. Dan kemudian, pada daerah Padang Siranjano anda dapat memilih sumber air yang anda suka (ada 13 buah telaga).
Gunung Talakmau (3.005 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Catatan:
Bagi pendaki putri yang berencana naik Gunung Talakmau, sebaiknya membawa minimal 1 orang rekan putrinya yang lain, karena biasanya Daniel tidak pernah mengizinkan satu orang saja pendaki putri naik ke puncak Talakmau, dan sebaiknya juga membawa 2 buah tenda seandainya dalam rombongan itu ada ada pendaki putra dan putri. 

sumber.  maprog.org

Gunung Singgalang (2.877 mdpl)

Gunung Singgalang terletak berdekatan dengan dua gunung lainnya, yaitu Gunung Tandikek pada bagian yang sama dan Gunung Merapi pada bagian yang lainnya. Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh Gunung Singgalang adalah Telaga Dewi, yang berada pada ketinggian 2762 mdpl dengan luas sekitar 1 ha. Disamping air yang jernih, daerah disekitar telaga dapat dijadikan sebagai tempat menginap bagi para pendaki.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP

Untuk mencapai Koto Baru sebagai titik awal pendakian, dari Padang anda dapat menggunakan Bus jurusan Bukittinggi, yang bisa ditemukan di Terminal Regional Bingkuang, Aie Pacah, dengan ongkos Rp 8.000,- beberapa diantaranya ANS dan NPM dan dengan lama perjalanan sekitar 2 jam.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Sedangkan bagi anda yang ingin naik dari rute Salimparik, anda harus turun di daerah Padang Lua (setelah Koto Baru kalau dari Padang).
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Rute Perjalanan / Pendakian
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Dari Koto Baru (sebagai titik awal pendakian) memakan waktu sekitar 2 jam berjalan kaki menuju Pesanggrahan (sekarang disamping Tower RCTI), yang juga merupakan tempat untuk melaporkan pendakian. Anda juga bisa menggunakan angkutan pedesaan (biasa disebut dengan Cigak Baruak) berupa Carry.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Untuk menuju ke Telaga Dewi atau ke puncak Gunung Singgalang (Pilar), tidak susah lagi untuk mencari pedoman perjalanan, dengan adanya tiang-tiang listrik yang terpasang sampai ke tower RCTI di Pilar. Bagi saya, tiang listrik tersebut merusak dan menghancurkan keindahan yang ada, dan juga membuat perjalanan menjadi amat membosankan, apabila ditambah dengan petunjuk-petunjuk "iseng" yang dipasang di tiang listrik tersebut. "50 tiang lagi, puncak!". "10 tiang lagi, puncak!". Gila! bukannya menikmati perjalanan dan keindahan yang sudah dirusak oleh tiang listrik, kita malah jadi sibuk menghitung-hitung tiang listrik yang kita lewati.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Bagi anda yang lebih menyukai rute perjalanan yang sunyi dan jarang dilewati oleh pendaki lainnya serta pemandangan yang masih alami, anda dapat menggunakan rute dari Salimparik, Sungai Tanang (saya sendiri mungkin lebih menyarankan anda untuk naik Gunung Singgalang dari rute ini, lebih nyaman dan lebih landai, walaupun memakan waktu yang lebih lama kalau dibandingkan dari Koto Baru).
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Dari simpang Padang Luar (Pasar Padang Luar), anda dapat naik angkutan pedesaan menuju ke Dusun Salimparik dengan ongkos Rp 1.500,- dan turun di batas akhir jalan, dimana mobil akan berputar lagi ke bawah.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Kalau anda tidak ingin melakukan pendakian malam hari, sebaiknya pendakian dilakukan paling lambat pada jam 13.00, dimana dengan perjalanan santai memakan waktu sekitar 3 jam menuju ke bivak I. Sebelum menuju ke bivak I (sekitar 15 m sebelum bivak I, kita akan memotong aliran sungai (pindah punggungan), yang merupakan sumber air pada saat kita menginap di area ini.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Apabila anda berniat naik pagi (sekitar jam 09.00), anda bisa mencapai bivak II (sekitar jam 16.00). Pada area ini, kalau anda mau, banyak tumbuhan hutan yang bisa makan, seperti pakis gajah, begonia, arbei, dan beberapa tumbuhan lainnya yang lainnya.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Dari bivak II, apabila berangkat sekitar jam 09.00, dengan jalan santai anda akan sampai di Cadas sekitar pukul 13.00. Untuk masuk ke daerah cadas, dari rute perjalanan sebelumnya anda akan bertemu simpang jalan (kedua jalan tersebut sama-sama mengarah ke Telaga Dewi, jadi anda bisa memilih rute yang anda suka). Untuk rute yang mengarah ke kanan, maka dalam jarak sekitar 10 m anda akan sampai di daerah cadas, dan 100 m dari sana kembali masuk hutan yang menuju ke daerah Telaga Dewi.
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Sumber Air
Gunung Singgalang (2.877 mdpl) oleh Gufron P 158 GP
Untuk rute dari Salimparik, sumber mata air yang dapat digunakan adalah anak-anak sungai yang walaupun dalam kondisi kemarau masih dialiri oleh air. Pada bivak I (tempat bermalam yang dapat digunakan di perjalanan), sumber air adalah aliran air pada lembah yang kita lintasi dalam perjalanan. Sedangkan pada bivak II, sumber airnya adalah aliran air yang sama pada bivak I, namun untuk mencapainya turun agak jauh ke bawah, sekitar 10 m ke arah kiri jalur. 



di copy dari Maprok.org

Monday, January 3, 2011

Gunung Kerinci via Solok Selatan, Sum-Bar

PENDAKIAN GUNUNG KERINCI
DI KABUPATEN SOLOK SELATAN – SUMATERA BARAT

Wilayah Solok Selatan sangat kaya dengan potensi alamnya. Daerah ini memiliki pesona yang indah, dikelilingi oleh perbukitn dan hutan sehingga menghadirkan hawa yang sejuk. Kabupaten Solok Selatan terletak dibagian selatan propinsi Sumatera Barat yang berbatasan dengan propinsi Jambi. Rangkain panorama di Solok Selatan ini dimahkotai oleh Gunung Kerinci yang posisinya 80% berada dalam wilayah Solok Selatan dan 20% di Kecamatan Kerinci Propinsi Jambi. Gunung kerinci merupakan puncak tertinggi di pulau Sumatera dan gunung api aktif tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3.805 meter DPL.

Sebagai gunung vulkanik yang tertinggi di Indonesia, Gunung Kerinci banyak dikunjungi oleh penggemar olah raga pendakian gunung baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu Gunung Kerinci juga merupakan kawasan konservasi plasma nuftah yang dijadikan di taman nasional yang dikenal dengan TNKS ( Taman Nasional Kerinci Seblat ) dan menyebabkan kawasan ini menjadi kawasan wisata yang cukup potensial dan menarik.

Selama ini alur pendakian ke Gunung Kerinci hanya melalui Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi yang merupakan satu-satunya pintu gerbang untuk naik kepuncak, sedangkan di Kabupaten Solok Selatan belum ada dibuat pintu gerbang untuk naik kepuncak. Sebagai alternative kedua di buka jalur baru di Kabupaten Solok Selatan.

DESKRIPSI JALUR PENDAKIAN SUNGAI LAMBAI
(PTP XVIII) – TOP GUNUNG KERINCI

Pintu Rimba -------------) Camp I (4640 : 1675) 1750 mdpl
-   Waktu tempuh : +2 jam
-   Kemiringan jalur ±60°
-   Lokasi camp pada pintu rimba dapat dijadikan camping ground
-   Lokasi camp pada camp I dapat digunakan untuk 5 tenda, akan tetapi dapat juga
    memungkinkan untuk tambahan 2 sampai 3 tenda
-   Sumber air pada pintu rimba berupa sungai dengan jarak tempuh ± 300 m, tetapi
    dapat juga memanfaatkan pipa air yang digunakan penduduk untuk
    mendistribusikan air kepemukiman (Blok E PTP VIII)
-   Sedangkan sumber air pada camp I dapat ditemui berupa sungai kecil dengan
    jarak tempuh ± 150 m
-   Vegetasi yang ditemui sewaktu melakukan perjalanan menuju camp I berupa
    hutan datar berketinggin ± 1500 mdpl, daerah tersebut cukup rapat, oleh
    karena itu diperlukan pembenahan jalur (finishing jalur) sehingga jalur dapat
    lebih jelas lagi.

Camp I (4640 ; 1675) 1750) 1750 mdpl ---------------) Camp II (4842 : 1388) 1750 mdpl
-   Waktu tempuh : +1 ½ jam
-   Kemiringan jalur + 60°
-   Lokasi camp pada camp II dapat digunakan untuk 5 tenda, akan tetapi dapat juga
    memungkinkan untuk tambahan 2 sampai 3 tenda
-   Vegetasi yang ditemui masih berupa vegetasi hutan berketinggian 1500 - 1750
    mdpl, vegetasi pada jalur ini cukup rapat, diperlukan pembenahan pada jalur ini.
-   Sumber air pada camp II berupa sungai, namun pada pertengahan jalur yakni
    pada koordinat 4660; 1565 juga terdapat sumber air.

Camp II (4842; 1388) 1750 mdpl ---------------) Camp III (4842 ; 1388) 2150 mdpl
-  Waktu Tempuh : + 1 ½ Jam
-  Kemiringan Jalur + 60°
-  Lokasi Camp pada Cam III dapat digunakan untuk hanya memungkinkan + untuk
   5 tenda.
-  Sumber air pada Camp III dapat berupa aliran sungai kecil, dengan jarak tempuh
   menurun kebawah + 50 meter (jalur ke sumber air tidak terlalu curam)
-  Vegetasi yang ditemui berfariasi berupa vegetasi hutan berketinggian + 2000
   mdpl.
-  Pada jalur ini juga dapat ditemui bunga bangkai, yakni pada koordinat 4863: 1370

Camp III (4842 : 1388) 2150 mdpl ------------) Camp IV (4890 : 1335) 2400 mdpl
-  Waktu Tempuh : + 1 Jam
-  Kemiringan Jalur : + 60°
-  Perlu pembenahan jalur, dikarenakan pada tanjakan pendakian yang sangat
   curam, hal ini dapat dilakukan dengan melambungkan rute jalur dari daerah yang
   curam kearah kiri rute jalur tersebut + sepanjang 50 meter.

Camp IV (4890 : 1335) 2400 mdpl  ----------) Camp V (5060 : 1295) 3175 mdpl
-  Waktu tempuh : + 3 Jam
-  Kemiringan Jalur + 60°
-  Lokasi Camp memadai untuk 5 s/d 6 tenda Dome
-  Sumber Air Camp IV berjarak + 50 meter dari lokasi Camp, namun hanya berupa
   mata air pada cerukan – cerukan.
-  Sumber air Camp IV lainnya dapat ditemui sungai kecil dengan jarak + 150 meter
   dari lokasi Camp, namun kondisi medan yang akan ditemui cukup curam.
-  Pada awal perjalanan dari Camp IV Vegetasi bervariasi, beberapa bagian pada
    rute terdapat vegetasi pohon paku Ransam sepanjang 30 meter.
-  Sebelum memasuki daerah vegetasi pohon cantigi perjalanan akan cukup
    menyulitkan, dikarenakan vegetasi yang diremui adalah hutan lumut, dan
    perjalanan dilakukan  diatas tumpukan pohon-pohon tumbang. Apabila akan
    dilakukan pembenahan pada daerah tersebut sangat diperlukan alat potong.

Camp V (5060 ; 1295) 3175 mdpl  ------------) Titik Akhir (5115; 1275) 3537 mdpl
-  Waktu tempuh : + 1½ Jam
-  Kemiringan Jalur 45° s/d 60°
-  Lokasi Camp memadai untuk 2 s/d 3 Tenda Dome, namun dapat dikondisikan untuk
   penambahan 3 tenda Dome lagi.
-  Sumber Air pada camp V belum ditemukan
-  Medan yang akan ditemui terdapat  vegetasi pohon cantigi yang sangat rapat,
   jalur bervariasi, beberapa kali pergerakan untuk melalui daerah ini harus dilalui
   dentgan merangkak karehna rapatnya vegetasi pohon cantigi tersebut, bunga
   edelweiss dan bunga padi banyak ditemui pada daerah ini.
-  Setelah melewati vegetasi pohon cantigi medan yang akan ditemui adalah cadas
   bebatuan, dan daerah tersebut merupakan batas vegetasi.
-  Diperlukan kewaspadaan sewaktu melakukan pergerakan pada daerh ini
   dikarenakan lintasan jalur belum terbentuk oleh jejak-jejak kaki pendaki.
-  Pergerakan team dihentikan pada titik 5060 ; 1295, dikarenakan medan yang akan
   dilalui cukup beresiko, yakni pasir bebatuan, untuk melanjutkannya sangat
   diperlukan peralatan Mountaineering yang sangat memadai.
-  Dari titik akhir pergerakan team menuju Top Kerinci jarak tempuhanya adalah
   ± 1 km, dengan kenaikan ketinggian ± 250 m.

Jembatan Akar, Kabupaten Pesisir Selatan di Sumatra Barat

image

Jembatan Akar Painan bersifat unik untuk pesona alam Sumatera Barat. Jembatan sepanjang 10 meter dan lebar satu meter yang terbuat dari akar konvergensi dari dua pohon beringin yang terletak di dua sisi tebing saling berhadapan.

Jembatan ini menghubungkan desa pulut-pulut dan Lubuk Silau di Koto Bayang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) yang dipisahkan oleh Sungai Batang Bayang permukaan terletak sekitar 5-6 meter dari pangkal jembatan. Ini air sungai yang berasal dari air danau di daerah County Twin Solok. Di tepi sungai terdapat batu-batu besar yang cocok untuk bersantai.
Menurut cerita setempat, awalnya dua desa hanya dihubungkan oleh jembatan gantung dari bambu. Dikatakan bahwa para pemimpin tradisional di daerah bernama Pakih persediaan menanam dua pohon ara dalam dua tebing yang saling berhadapan. persediaan Pakih akan menggelar ritual mandi bersumpah darah kambing jika akar pohon beringin yang menghubungkan keduanya.
Setelah beberapa saat, entah bagaimana, akar dua pohon beringin yang saling terkait satu sama lain dan juga memasok Pakih sangat bersukacita. Kemudian, Pakih pasokan menepati janjinya dan mengadakan ritual kambing dan menyiram akar konvergensi dengan darah kambing setiap tahun.
"Jadi yang tidak angker juga, ia berkata," kata Ibu Darwanis sambil menyeduh kopi dan teh yang dipesan oleh pengunjung lain.
Namun, hubungan antara sejarah jembatan ini dengan mitos jodoh pelarian tidak terlalu jelas. Ibu Darwanis tersangka, mitos ini disebabkan oleh dua pohon beringin linkage takjub masyarakat akar, yang terletak di seberang bahkan sangat kuat untuk dilewati.
Ibu Darwanis sudah puluhan tahun untuk menjual makanan dan minuman ringan di resor ini, tepatnya di desa Lubuk Silau. Warung Ibu Darwanis bahkan terletak di atas batu besar di tepi Sungai Batang Bayang. Sambil bersantai di Darwanis warungnya, pengunjung juga dapat menikmati kesenangan anak-anak desa setempat yang mandi di sungai atau melompat ke sungai dari sisi tebing.
Menurut Ibu Darwanis Selain itu, daerah ini ramai dengan pengunjung di musim tinggi. Selain ramai dengan pengunjung, kios-kios di sisi jembatan juga dipenuhi dengan pedagang yang menjual berbagai souvenir.
Kawasan yang telah ditentukan untuk menjadi objek wisata ini terletak 65-70 km sebelah selatan Padang, 15 km dari tau Painan, ibukota Pessel. Perjalanan akan melewati Teluk Bayur, pelabuhan legendaris di Sumatera Barat. Teduh dari persimpangan, perjalanan sekitar 1 Km lagi diteruskan untuk menemukan lokasi jembatan akar. Selain menggunakan kendaraan pribadi, lokasi ini dapat dicapai juga dengan menggunakan transportasi umum.
Proses dari tempat wisata ini tidak meninggalkan kesan yang mengecewakan. Di jalan kiri dan kanan berbaring ladang hijau dan keseluruhan populasi Batang Bayang dengan melambaikan pohon-pohon palem di sepanjang tepi.

Saturday, October 17, 2009

Tips Keselamatan dalam Gempa Bumi


                         Tips Keselamatan dalam Gempa Bumi

Oleh: Doug Copp
Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI)

PENGALAMAN
Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan, bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara, dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara serta salah satu dari ahli PBB untuk Mitigasi Bencana selama 2 tahun.

Saya telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia sejak tahun 1985.

Pada tahun 1996 kami membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang saya buat.

PERCOBAAN
Kami meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya. 10 boneka "menunduk dan berlindung" dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup "segitiga kehidupan".
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya. Film itu menunjukkan bahwa mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup dan mereka yang menggunakan metode saya "segitiga kehidupan" bertahan hidup 100%.Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.

FAKTA
Bangunan pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City pada gempa bumi tahun 1985.Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing. Semua anak remuk sampai ke tulang mereka. Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.

TEORI SEGITIGA KEHIDUPAN
Secara sederhana, saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda ini, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.Ruangan kosong ini lah yang saya sebut "segitiga kehidupan".Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk.Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.

AMATI
Suatu saat anda melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah "segitiga kehidupan" yang anda temui.
Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.

10 TIP DALAM KESELAMATAN GEMPA BUMI

1. Hampir semua orang yang hanya "menunduk dan berlindung" pada saat bangunan runtuh meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.

2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus anda lakukan pada saat gempa.Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Anda dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit.Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya

3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk.Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping. Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.

4. Jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur.
Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur.Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.

5. Jika terjadi gempa dan anda tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.

6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.
Mengapa? Jika anda berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang anda akan tertimpa langit-langit di atasnya.Jika pintu tersebut rubuh ke samping, anda akan tertimpa dan terbelah dua olehnya.Dalam kedua kasus tersebut, andatidak akan selamat!

7. Jangan pernah lari melalui tangga.
Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama).
Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut.Orang- orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya.Bahkan jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.

8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan.
Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya.Semakin jauh anda dari bagian luar bangunan akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri anda tertutup.

9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka & meninggal. Mereka mungkin dapat selamat dengan keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan mereka. Semua kendaraan yang hancur memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.

10. Saya menemukan, pada saat saya merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas