Tuesday, October 19, 2010

Obat tradisonal untuk diare

Ramuan Obat Tradisional 1 :

Daun jambu biji sebanyak 30 gram direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari



Ramuan Obat Tradisional 2 :

Daun urang-aring sebanyak 30 gram direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari



Ramuan Obat Tradisional 3 :

Kulit delima kering sebanyak 30 gram dan 10 gram daun teh direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian air rebusannya diminum selagi hangat.

Pemakaian : Konsumsi 2 kali sehari



Ramuan Obat Tradisional 4 :

Cuci bersih 2 jari kayu bungur, lalu tumbuk sampai halus. Seduh dengan ½ cangkir air, aduk sampai rata lalu saring.

Pemakaian : Minum sekaligus.



Ramuan Obat Tradisional 5 :

Remas-remas daun cincau di dalam air masak, saring, lalu biarkan bberapa saat sampai membentuk agar-agar. Tambahkan santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.

Pemakaian : Makan sekaligus.



Ramuan Obat Tradisional 6 :

Cuci bersih 2 genggam daun gude segar, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin, saring.

Pemakaian : Minum 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas.



Ramuan Obat Tradisional 7 :

Rebus 3 potong akar iler dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.

Pemakaian : Minum pada pagi dan sore hari.



Ramuan Obat Tradisional 8 :

Cuci bersih 5 lembar daun jambu biji serta 1 potong akar, kulit dan batangnya, rebus dengan 1,5 liter air  sampai mendidih. Setelah dingin, saring.

Pemakaian : Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

Have fun (travelling). Be responsible.

Kita – pehobi wisata – yang paling rugi jika tempat wisata makin berkurang jumlah dan daya tariknya. Padahal – sadar atau tidak – kita juga salah satu penyebabnya.

“Jadi, siapa yang harus menjaga (tempat wisata) sementara kita sudah mengeluarkan uang tak sedikit untuk bisa pergi ke sana?” tanya teman saya.

Di Amerika dan Eropa, kesadaran untuk menjaga tempat wisata sudah jadi tindakan nyata. Konsep ecotourism, green traveling dan lain-lain pun sudah banyak dijadikan komoditas wisata. Salah satu konsep alternatif yang menjaga kelangsungan lokasi wisata adalah wisata lebih bijak dan bertanggungjawab atau biasa disebut responsible traveling.

Responsible traveling bukan konsep baru. Hampir seluruh pehobi wisata – termasuk kita – telah melakukan praktik responsible traveling jauh sebelum istilah ini ada dan gerakan ini dideklarasikan secara global di Cape Town, Afrika Selatan tahun 2002.

Uniknya, konsep ini justru lahir dari para pehobi wisata dengan alasan yang kurang lebih sama dengan teman saya: ingin memastikan tempat yang hari ini mereka kunjungi, dapat dinikmati anak-cucu mereka.

Lebih dari perjalanan yang menyenangkan, responsible traveling menjanjikan wisatawan merasa nyaman (feel good) sekembalinya dari perjalanan mereka dengan meminimalkan (bukan menihilkan) dampak negatif perjalanan pada lingkungan dan masyarakat di sekitar tempat wisata.

Menurut teorinya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang responsible traveler. Memilih tempat wisata yang sedang tidak terancam kondisi lingkungannya. Memilih transportasi dengan emisi karbon paling kecil. Menginap di hotel yang menggunakan tenaga listrik alternatif dan pengelolaan sampah dengan baik. Dan yang sering terlupakan: memastikan sesedikit mungkin kunjungan kita mengkontaminasi budaya setempat.

Teman saya langsung berkerut dahi ketika kami mendiskusikan teori tersebut. Terlalu banyak syarat. Sulit. Tidak praktis. Tidak bebas. Dan sederet alasan yang memaksa saya untuk mengafirmasi diri, “Apa benar harus se-ribet itu?”

Yang penting diingat, walau tujuannya sama, aplikasi responsible traveling di Amerika dan Eropa belum tentu cocok dilaksanakan di Indonesia. Banyak praktek responsible traveling yang perlu disesuaikan agar lebih mudah dilaksanakan. Bahkan, kita bisa mulai dari hal-hal kecil dan sederhana!

Kembali ke pertanyaan teman saya, nampaknya tak perlu lagi ditanyakan siapa yang harus mulai. Dengan hal-hal yang sangat praktis, kita – pehobi wisata – bisa bangga jadi responsible traveler yang ikut menjaga tempat wisata.

Semakin banyak pehobi wisata yang menjadi responsible traveler, semakin banyak pula alasan pengelola tempat wisata, pengelola akomodasi, penyedia transport, pemerintah bahkan masyarakat sekitar lokasi wisata untuk jadi bagian dan mendapat keuntungan dari gerakan positif ini.

Tak ada pilihan lain, kita harus dan kita bisa mulai dari diri sendiri: menjadi responsible traveler di rumah sendiri.

Agar wisata Indonesia terus membawa keuntungan bagi anak bangsa, sekarang dan di masa datang.

Tips menjadi Responsible Traveler: start small!
  1. Dahulukan jalan-jalan ke tempat terdekat dari rumah kita. Selain mengurangi jejak karbon, kita bisa jadi lebih kenal dan pede jadi tuan rumah di daerah sendiri.
  2. Gunakan transportasi umum atau – jika bepergian dalam kelompok – menyewa alat transportasi bersama.
  3. Menginap di penginapan milik penduduk lokal. Selain membantu ekonomi mereka, lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan kebiasaan dan budaya setempat.
  4. Membeli makanan lokal atau, jika memungkinkan, masak dan makan bersama penduduk lokal. Selain menambah pemasukan, kita bisa belajar kehidupan mereka melalui pengalaman kulinernya.
  5. Minimalkan kerusakan alam. Bawa kembali sampah kita ketika naik gunung atau pergi ke pulau-pulau kecil.
  6. Asah kemampuan berenang sebelum snorkelling di daerah berterumbu karang. Dan seterusnya.
  7. Menawar seperlunya. Penduduk lokal punya kesempatan cari uang yang lebih sedikit dibandingkan kita – penduduk kota. Seribu rupiah yang kita hemat bisa jadi berkurangnya lauk makan mereka.
  8. Tidak mengkritik atau mencela kebiasaan setempat. Bisa jadi mereka sudah hidup dengan kebiasaan tersebut jauh sebelum kita berkunjung.
  9. Selalu minta ijin sebelum mengambil gambar penduduk lokal dan katakan sebenarnya jika memang sulit untuk menjanjikan mengirimkan foto.
  10. Membawa oleh-oleh untuk penduduk lokal. Selama berguna dan tidak berlebihan, mereka akan semakin menghargai wisatawan yang datang.
  11. Sebarkan pengalaman yang baik. Perbuatan yang baik bisa jadi virus yang baik pula. Bicarakan dengan teman dan keluarga. Buatlah blog dan pastikan banyak orang yang membaca.
Pantai Selatan P. Tidung, Kep. Seribu, Jakarta

Dayak Meratus dan Kebersahajaan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, merupakan daerah terkecil ketiga setelah Kota Banjarmasin dan Banjarbaru.

Dengan luas 1.743,11 Km2, HST dihuni oleh penduduk sebanyak 240.382 jiwa, terdiri dari etnis Banjar dan Dayak sebagai penduduk asli serta Jawa, Arab, Bugis, Madura dan Cina dengan jumlah yang lebih kecil.

Keanekaragaman penduduk HST dengan budaya dan perilakunya yang berbeda, membawa nuansa tersendiri di bumi `Murakata` (sebutan lain untuk HST) itu. Puluhan bahkan ratusan tahun dalam perbedaan, ternyata tidak menimbulkan konflik di sana dan masyarakatnya hidup dalam keharmonisan.

Etnis Banjar adalah mayoritas yang menguasai sebagian besar aspek kehidupan. Sementara, etnis Dayak yang mendiami wilayah pegunungan Meratus, meski juga merupakan penduduk asli tetapi memiliki peran yang lebih kecil, bahkan terkadang lebih kecil dibandingkan etnis pendatang yang mendiami wilayah perkotaan.

Tak jarang, etnis Dayak Meratus terpinggirkan dan seakan hanya sebagai pelengkap saja ketika bersentuhan dengan persoalan administrasi pemerintahan atau penguasaan teknologi. Begitu pula ketika masuk dalam ranah ekonomi, nyaris tak ada etnis Dayak Meratus yang berperan sebagai pelaku usaha.

Etnis Dayak Meratus, biasa disebut pula suku Bukit oleh etnis Banjar Pahuluan (yang mendiami kawasan Banua Anam atau hulu) dan suku Biaju oleh etnis Banjar Kuala (yang mendiami wilayah pesisir atau hilir).

Terkadang, ada sebagian masyarakat yang menganggap sebutan suku Bukit atau Biaju sebagai ungkapan ketertinggalan terhadap suku Dayak. Mendengar kata Dayak saja terkadang memunculkan gambaran tentang etnis terasing dan primitif.

Dalam hal penguasaan teknologi, orang Banjar dikenal sebagai etnis yang lebih maju. Hal itu berkenaan dengan peran mereka yang lebih besar dalam hal itu.

Menurut Koordinator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Adat (LPMA) Borneo Selatan, Juliade yang menaungi etnis Dayak di Kalsel, perasaan tertinggal dan terpinggirkan memang dirasakan nyata oleh etnis itu.

"Bukan hanya perasaan tertinggal tetapi bahkan banyak dari orang Dayak, khususnya mereka yang berpikiran kritis, justru beranggapan telah ditinggalkan," ujarnya.

Tertinggal dan ditinggalkan, jelas mempunyai makna yang berbeda. Bila tertinggal, artinya masih ada kesempatan untuk mengejar agar menjadi sama atau sejajar.

Namun bila ditinggalkan, menimbulkan kesan bahwa etnis Dayak memang tidak dianggap atau dengan kata lain ada unsur kesengajaan disitu. Dan itu, sungguh menyakitkan.

Perasaan ditinggalkan, nyata terungkap saat pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) di Jakarta tanggal 17 Maret 1999 lalu. Di mana perwakilan etnis Dayak Meratus melontarkan harapan agar diakui.

Mereka menyatakan bahwa hanya akan mengakui keberadaan Negara Indonesia bila Negara mengakui mereka. Kiranya itu merupakan sebuah pernyataan di tengah keterdesakan atas sebuah pengakuan.

Mereka berharap, Negara mengakui kedaulatan masyarakat adat meliputi wilayah, agama dan tradisi sebagai bentuk penghargaan bila memang bangsa ini ingin dihargai pula.

Dalam hal ini, menurutnya tidak ada pihak yang harus disalahkan. Akses pembangunan misalnya, yang tidak menjangkau pemukiman etnis Dayak Meratus lebih disebabkan oleh lokasi mereka yang jauh di pedalaman.

"Dimana dalam hal ini, untuk melakukan pembangunan pada kawasan itu memerlukan investasi yang tidak sedikit," katanya.

Hal itu ditambah lagi letak pemukiman dalam satu wilayah yang disebut Balai, letaknya saling berjauhan sehingga aspek manfaat pembangunan menjadi berkurang karena jumlah penduduk yang sedikit.

Kondisi tersebut kemudian memunculkan kesan tentang ketidakpedulian dan keterasingan walau sebenarnya tidak semua etnis Dayak Meratus menganggapnya terlalu serius.

Berbeda dengan etnis Banjar misalnya, yang mendiami wilayah tertentu dalam jumlah banyak sehingga lebih mudah dilakukan pembangunan karena aspek manfaat yang lebih besar.

Etnis Dayak Meratus sendiri menyadari hal itu. Mereka yang lebih senang berdiam di kawasan hutan, memiliki tingkat keterbukaan lebih rendah terhadap etnis lain. Karena itulah, tak pernah terjadi konflik meski perasaan ditinggalkan itu sebenarnya ada.

"Konflik bisa muncul bila ada pihak ketiga yang berperan sebagai provokator. Provokator bisa dari luar Dayak yang memanfaatkan keluguan etnis itu untuk tujuan tertentu atau justru berasal dari etnis itu sendiri,"tambahnya.

Provokator yang berasal dari etnis itu sendiri sangat jarang terjadi bila hanya bersinggungan dengan masalah ekonomi misalnya atau bukan pada hal yang prinsipil.

Itupun biasanya, diperankan oleh orang Dayak Meratus yang telah terkontaminasi oleh kehidupan modern dengan tuntutan materialismenya.

Namun konflik akibat provokator jenis ini, biasanya tidak diikuti oleh mayoritas Dayak keseluruhan namun hanya sebagian kecil saja.

Pengamat sosial budaya dan politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) Banjarmasin, Taufik Arbain menilai, etnis Dayak Meratus memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap pendatang atau orang dari luar etnis mereka.

"Dayak Meratus adalah kelompok etnis yang sangat bersahaja dan tidak memiliki sifat kompetitif, sangat bertolak belakang dengan etnis Banjar yang kompetitif," ujarnya yang juga Ketua Litbang Dewan Kesenian Budaya Banjar itu.

Kebersahajaan dan sifat tidak kompetitif itulah yang mendorong mereka mengambil keputusan untuk hidup menyendiri dan bersahaja, karena bagi mereka hal itu lebih baik dan lebih nyaman.

Di sisi lain, etnis Banjar meski berperan lebih dominan dalam berbagai aspek kehidupan, namun apa yang dilakukan bukanlah sebuah bentuk penguasaan secara masif sistemik.

Etnis Banjar yang memiliki sifat kompetitif, hanya menjalankan perannya di tengah kebersahajaan etnis Dayak Meratus yang membuka peluang untuk itu. Karena itulah, tak pernah ada konflik di antara kedua etnis itu.

Begitu pula etnis lain sebagai kaum pendatang. Pola yang mereka terapkan di HST bukanlah sebuah penguasaan seperti halnya yang dilakukan oleh perusahaan besar yang secara nyata telah melakukan penguasaan sumber ekonomi.

"Sebagaimana halnya manusia, potensi konflik antara etnis Dayak dengan Banjar maupun yang lainnya, selalu ada. Tetapi hal itu tidak signifikan dibandingkan dengan potensi kekhawatiran yang muncul," katanya.

Antara etnis Dayak Meratus dengan Banjar, hal itu sangat mendasar karena mereka memiliki rumpun yang sama dalam hal kebudayaan. Sehingga ketika terjadi konflik bisa mengkomunikasikan hak-hak mereka melalui pendekatan budaya.

Penyelesaian konflik dengan cara pendekatan asas rumpun yang sama berdasarkan persamaan genetik yang hanya dibedakan oleh kepercayaan, membuat konflik yang muncul tidak sampai meruncing dan melebar pada persoalan lain.

Etnis pendatang yang ada di HST, kiranya juga melakukan pendekatan serupa meski mereka tidak berasal dari rumpun yang sama. Keserasian sosial antar identitas etnis akhirnya menghindari terjadinya konflik.

"Konflik antara etnis Dayak Meratus dengan Banjar atau lainnya, dapat terjadi bila muncul kesenjangan akibat penguasaan ekonomi yang berimbas pada rasa ketidakadilan hingga memunculkan kondisi dimana hilangnya hak-hak dasar mereka," tambahnya.

Namun hal itu juga tidak terlalu signifikan sebagai penyebab munculnya konflik yang melibatkan seluruh elemen. Etnis Dayak Meratus dengan tingkat toleransi dan kebersahajaan mereka relatif dapat mentoleransi hal-hal yang berlatar belakang ekonomi.

Keadaannya akan menjadi berbeda ketika bersinggungan dengan harga diri dan budaya yang dikeramatkan.

Sebagai etnis yang menjunjung tinggi harga diri dan nilai-nilai kearifan lokal, Dayak Meratus lebih mengedepankan hal-hal budaya dengan nilai-nilai rohaniah. Sehingga, konflik hanya akan terjadi bila penguasaan ekonomi yang dilakukan etnis tertentu, bersinggungan dengan harga diri dan menabrak nilai-nilai kultural.

Di luar itu, etnis Dayak Meratus akan lebih toleransi dan lebih memilih menjalani kehidupan mereka yang bersahaja.

Mereka tidak akan pernah mempermasalahkan apapun bentuk `penguasaan` yang dilakukan etnis lain selama masih menghargai dan menghormati harga diri dan nilai-nilai kultural yang ada.

Sifat toleransi dan `mengalah` pada diri Dayak Meratus sebenarnyalah berada pada tingkatan tertinggi.

Namun bila harga diri dan nilai-nilai kultural sudah tidak lagi diindahkan, maka etnis Dayak Meratus akan memperlihatkan sikap tegas mereka yang didasari oleh sikap untuk bertahan.

Bentuk `penguasaan` oleh etnis Banjar yang kemudian diadaptasi oleh etnis pendatang lain, dilakukan dengan santun dan penuh penghormatan terhadap harga diri serta nilai-nilai kultural yang berlaku.

Sebelum memasuki ranah adat, etnis Banjar menampilkan sikap bijaksana dengan merangkul etnis Dayak melalui sebuah prosesi kebudayaan yang disebut `ba angkatan dangsanak`.

`Ba angkatan dangsanak` adalah sebuah pengakuan yang mensejajarkan antara etnis Dayak Meratus dengan Banjar. Melalui proses itu, mereka menjadi sepasang saudara sehingga tidak mungkin akan muncul konflik.

Sebuah penghormatan yang dilakukan dengan bijak sehingga bilapun muncul konflik akan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Karena bukankah sesama saudara tidak semestinya bertikai. " Karena itulah, konflik yang bilapun ada, hanya akan berupa riak-riak untuk kemudian menghilang begitu saja," katanya.

Taufik menilai, peran pemerintah dalam hal ini sangat besar dalam upaya menghindari kemungkinan munculnya konflik antar etnis.

"Peran aktif pemerintah mutlak diperlukan. Karena konflik yang terjadi akan berimbas bukan hanya pada tatanan kehidupan mereka yang berkonflik tetapi juga kepada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Pemerintah dipandang perlu melakukan komunikasi secara terus menerus terhadap nilai-nilai yang menghargai keberagaman identitas etnik dan agama.

Penting dilakukan tindakan yang memberikan kesempatan dan keadilan terhadap akses sumber-sumber, seperti sumber ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pendidikan dan kesehatan, atas masing-masing etnis.

Tak kalah pentingnya adalah menyelenggarakan kegiatan yang mengarah pada interaksi antar etnis.

"Bila terjadi konflik, pemerintah harus melakukan tindakan penyelesaian melalui pendekatan secara kultural sebelum melakukan penyelesaian secara hukum dan keamanan," tambahnya.

Melalui tindakan-tindakan itu, dipercaya akan mampu menekan kemungkinan munculnya sebuah konflik horisontal antar etnis.

Terlebih lagi pada etnis Dayak Meratus, dengan kebersahajaan mereka, konflik bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan akan terjadi selama tidak bersinggungan dengan harga diri dan nilai-nilai kultural yang berlaku.

Kunyit Gantikan Fungsi Kemoterapi

Salah satu bumbu dapur yang biasa kita gunakan sebagai campuran untuk berbagai variasi masakan, kunyit, memang diketahui memiliki khasiat sebagai obat berbagai penyakit seperti diabetes melitus, tifus, usus buntu, disentri, dan keputihan. Dari sekian banyak khasiatnya bagi kesehatan, para peneliti Inggris telah menemukan bahwa kunyit mampu membantu manghancurkan sel kanker yang resistan terhadap kemoterapi.

Selama ini, peneliti dari Universitas Leicester kerap menggunakan kurkumin, ekstrak akar kunyit, untuk mengatasi sel-sel yang kebal terhadap kemoterapi dengan memasukkannya ke jaringan tumor kolektoral.

"Saat proses pengobatan kanker, beberapa sel kanker terkadang mampu bertahan meski telah dikemoterapi. Itulah yang membuat kanker dapat kembali kambuh," kata Dr Karen Brown, seperti dikutip dari Tha Daily Mail. "Sel-sel ini tampaknya memiliki sifat yang berbeda dengan sel-sel lainnya sehingga mereka pun mampu bertahan," tambahnya.

Dalam penelitian sebelumnya, diketahui pula bahwa kurkumin tak hanya mampu meningkatkan efetivitas kemoterapi, tapi juga mengurangi jumlah sekl kanker resistan yang memicu kanker untuk tumbuh kembali.

Dr Brown pun berharap hasil uji cobanya akan memberikan pencerahan tentang pemahanan mengenai khasiat kunyit dalam mengatasi sel kanker yang resistan terhadap kemoterapi. "Juga, dapat membantu para ahli medis dalam mengidentifikasi penyakit menggunakan ekstrak kunyit di masa depan," tandasnya.

Barang berfungsu ganda dalam pendakian.

Pilih Barang yang Dapat Berfungsi Ganda
Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki gunung selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa. Contoh : Nesting (tempat memasak untuk tentara), bisa digunakan untuk memasak juga untuk tempat makan maupun menyimpan alat-alat mendaki. Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di ransel.
Matras
Sebisa mungkin matras disimpan di dalam ransel jika akan pergi ke lokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak pendaki gunung yang lebih senang mengikatkan matras di luar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.
Kantung Plastik
Selalu siapkan kantung plastik/ trash bag di dalam ransel anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun gunung, baju basah dan lain sebagainya. Dapat juga berfungsi untuk lapisan anti air bagi ransel. Atau dapat juga dimanfaatkan sebagai jas hujan saat darurat.
Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang-barang di dalam ransel anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.
Menyimpan Pakaian
Jika anda meragukan ransel yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda di dalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.
Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih
Menyimpan Makanan
Sebaiknya makanan dikelompokkan sesuai ketahanan/ awetnya makanan disimpan. Untuk makanan yang tidak terlalu tahan lama, sebaiknya dibungkus dengan rapat atau di tempatkan memakai perlakuan khusus. Pilihlah makanan yang bervariasi tetapi mudah dan cepat dalam penyajian. Untuk makanan kaleng ada baiknya tidak terlalu banyak, karena selain berat kita juga harus membawa turun lagi kalengnya setelah dikonsumsi, karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang sembarangan.
Menyimpan Korek Api Batangan
Simpan korek api batangan anda di dalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
Packing Barang / Menyusun Barang Di Ransel
Selalu simpan barang yang paling berat di posisi atas, gunanya agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung maupun saat turun nantinya. Usahakan untuk selalu mengingat-ingat dimana barang bawaan anda di tempatkan di dalam ransel, karena ada kalanya kita akan mencari barang tersebut dengan penerangan yang tidak memadai, jadi akan lebih cepat jika anda mengetahui dengan pasti dimana letak barang yang anda cari tanpa melihatnya sekalipun. Akan lebih baik anda membawa hal-hal yang menunjang selama perjalanan dan jangan membawa barang yang tidak dibutuhkan selama anda mendaki, karena selain tidak akan berguna juga memberatkan bekal bawaan di perjalanan.
Obat- obatan
Ada kalanya penting juga untuk membawa obat-obatan P3K, atau obat-obat pribadi dalam kantung atau tempat yang mudah terjangkau, karena jika kita mengalami keadaan yang darurat obat itu mudah untuk ditemukan semua orang.
Minuman beralkohol
Sebaiknya tidak dibawa. Sering kali orang ditempat dingin membutuhkan minuman yang hangat, akan tetapi minuman beralkohol bukan pilihan yang tepat disana. Oleh karena minuman tersebut dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.
Manajemen Pendakian
Ada baiknya sebelum memulai pendakian, Anda mencari informasi jalur dan angkutan serta info-info penting lainnya pada para pendaki yang pernah berkunjung kesana, karena hal itu akan sangat berguna untuk persiapan pendakian berkaitan dengan bujet (dana), alat dan perlengkapan yang akan dibawa, transportasi apa yang memungkinkan dan paling cepat, berapa lama anda akan menginap, serta makanan apa saja yang akan anda siapkan, berapa banyak air yang harus dibawa, dll. Hal itu sangat penting mengingat kita akan jauh dari fasilitas yang bisa kita dapatkan di perkotaan, sehingga jika terjadi hal-hal yang di luar kendali kita, paling tidak kita ada persiapan sebelumnya.
Cahaya / Lampu
Benda ini sifatnya sangat vital, tetapi kadang kurang diperhatikan. Ada baiknya kita membawa cadangan sumber cahaya di gunung. Bisa memakai senter ataupun penerangan konvensional semacam lilin ataupun lampu minyak. Hal ini dapat dipilih berdasarkan murah dan gampangnya bahan bakarnya didapatkan. Hal lain yang musti menjadi perhatian adalah, jika mengunakan penerangan berupa api harus mewaspadai keamanan dan tempatnya karena akan jadi mimpi buruk jika kita tidak berhati-hati dalam menjaganya. Sediakan pula dop dan baterai cadangan dan simpan di tempat yang mudah dijangkau, sehingga jika dibutuhkan sewaktu-waktu dapat segera ditemukan. Ada baiknya baterai bekas di bawa turun lagi, agar tidak menyebabkan polusi.
Jas Hujan
Perlengkapan satu ini mutlak dibawa walaupun tidak musim hujan, karena perlengkapan ini mempunyai banyak fungsi di gunung. Selain dipakai saat hujan tiba, jas hujan dapat juga digunakan sebagai tenda darurat (bivoak), alas tidur darurat, atap darurat, selimut darurat, juga bisa dipakai sebagai unsur penting tandu darurat. Jadi jangan sepelekan perlengkapan yang satu ini.

Indonesia memiliki 3 objek dengan status “World Heritage of Culture”.

Objek-objek tersebut antara lain adalah:

1. Candi Borobudur
Candi Borobudur mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi yang bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala (lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha) ini tidak memakai semen sama sekali dalam pembangunannya, melainkan dengan sistem interlock (seperti balok Lego yang bisa menempel tanpa lem).
borobudur.jpg

2. Candi Prambanan
Candi Prambanan mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi yang terletak 17 km dari pusat kota Yogyakarta ini dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, yakni Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Candi ini memiliki tiga candi utama di halaman utama, yakni Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut merupakan lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu
prambanan.jpg

3. Situs Sangiran
Situs Sangiran diakui UNESCO pada tahun 1996. Merupakan sebuah situs arkeologi yang terletak di Jawa Tengah. Secara administratif terletak di kabupaten Sragen dan Karanganyar. Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau. Di situs ini, kita bisa menemukan banyak informasi soal sisa-sisa kehidupan masa lampau. Selain itu, terdapat informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dari soal tempat hidup, pola kehidupannya, satwa yang hidup bersamanya sampai proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.

Indonesia memiliki 4 objek dengan status “World Heritage of Nature”.

Objek-objek tersebut antara lain adalah:

1. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman yang menjadi taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia ini mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Taman nasional ini terletak di bagian paling barat dari Pulau Jawa. Taman yang juga meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang ini memiliki luas sekitar 1.206 km2, di mana 443 km2 di antaranya adalah laut. Sebenarnya, pada awalnya, taman ini merupakan daerah pertanian sampai akhirnya menjadi hancur lebur dan habis penduduknya akibat letusan Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883. Kejadian tersebut menyebabkan kawasan ini kembali menjadi hutan.

badakjawa.jpg

2. Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 1991. Taman yang terletak di antara pulau Sumbawa dan Flores ini terdiri atas tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil lainnya. Taman ini didirikan pada tahun 1980 untuk melindungi komodo serta habitatnya. Selain komodo, di taman nasional ini juga terdapat sekitar 277 spesies hewan lainnya yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan Australia. Selain itu, terdapat pula sekitar 253 spesies terumbu karang di perairannya yang terkenal juga sebagai salah satu titik terbaik di dunia untuk menyelam. Kini, taman nasional ini juga masuk menjadi salah satu dari nominasi 7 keajaiban dunia.

komodo_dragon_komodo_island_indonesia-300x225.jpg

3. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz, Papua Barat diakui oleh UNESCO pada tahun 1999. Dengan luas wilayah sebesar 25.000 km2, taman nasional ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di daerah tropis. Taman ini memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan. Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di taman ini berjumlah sekitar 630 jenis burung dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini yakni dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis dara/merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx). Satwa mamalia yang tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

lorentz.jpg

4. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)
Warisan hutan hujan tropis Sumatera yang meliputi tiga taman nasional tersebut mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 2004.
 Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sendiri merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua provinsi, yakni Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. TNGL ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pengunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis. Di kawasan TNGL ini, terdapat tumbuhan langka dan khas yaitu daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga raflesia (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora) serta Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter. Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.
Sedangkan, taman nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional yang terbesar di Sumatera. Taman ini membentang ke empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Taman ini terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan yang merupakan wilayah dataran tertinggi di Sumatera, mata air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, Gunung Tujuh. Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Titan Arum. Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lain Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Gajah Sumatra, Macan Dahan, Tapir Melayu, Beruang Madu dan sekitar 370 spesies burung.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk dalam administrasi wilaya Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, di mana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung. Taman ini sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 individu). Taman ini masuk juga dalam Global 200 Ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat

sumatra_0164.jpg   rafflesiaarnflw1.jpg

Minum Kopi Atasi Penyakit Kronis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Hasil penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi kopi efektif mengatasi berbagai penyakit kronis. Namun untuk mencapai manfaat yang dimaksud, konsumsi kopi tidak boleh sembarangan dan harus berkualitas baik dan asli.
Surip Mawardi, peneliti kopi dan kakao Indonesia di sela-sela Konferensi Internasional Ilmu Pengetahuan Kopi 2010 di Nusa Dua Bali menyatakan, berdasarkan hasil penelitian terbaru, kopi bisa mengatasi berbagai macam penyakit seperti diabetes, kanker usus bahkan jantung koroner.
Dari hasil penelitian terbaru itu, lanjutnya, terungkap juga bahwa minum kopi seumur hidup memberikan efek yang menetralkan kesehatan jantung bagi peminumnya.
“Hal itu berdasarkan data metaanalisa terbaru terhadap 21 penelitian kohort prospektif yang dilakukan dari 1996 sampai 2008 dengan total kasus sebanyak 15.559 dengan melibatkan 407.806 sukarelawan untuk objek penelitian,” ujarnya menjelaskan.
Dikatakan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat konsumsi minum kopi tidak mengubah risiko perkembangan penyakit jantung koroner. “Bahkan dengan mengkonsumsi kopi kurang dari dua cangkir per hari bisa mengurangi derita penyakit jantung koroner,” terangnya.
Hasil penelitian tersebut, kata Surip, bisa mementahkan dugaan yang selama ini menilai bahwa minum kopi merusak kesehatan, terutama sistim jantung dan kardiovaskular.
Di sisi lain, Surip mengatakan, pendekatan penelitian yang umum dilakukan oleh para peneliti adalah mempelajari pengaruh suatu komponen tunggal dalam kopi terhadap kesehatan peminumnya. Kemudian mereka menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dengan menggunakan senyawa tunggal tersebut.
Perlu diketahui, lanjutnya, kopi merupakan minuman mengandung senyawa yang sangat kompleks, terdiri lebih dari 800 komponen yang berbeda dan saling berinteraksi dalam jenis senyawa yang berdiri sendiri.
“Saat ini, banyak bukti medis dan ilmiah yang mendukung kesimpulan bahwa minum kopi dengan porsi normal antara dua sampai empat cangkir per hari dengan kandungan kafein sampai dengan 100 miligram per cangkir, merupakan bagian dari pola makan yang berimbang,” katanya.
Ia menambahkan, dengan mengkonsumsi kopi dalam takaran itu, tergolong aman dan tidak memberikan dampak yang merugikan terhadap kesehatan manusia.   

sumber : http://kesehatan.myhendra.web.id/2010/10/minum-kopi-atasi-penyakit-kronis.html

Thursday, October 7, 2010

“The seven summits of Indonesia”

Berdasarkan atas tujuh pulau yang terbesar di Idonesia, maka tujuh puncak tertinggi di tujuh pulau/kepulauan utama di Indonesia (The Seven Summits of Indonesia) adalah:
Gn. Kerinci 
Puncak tertinggi di Pulau Sumatera
Puncak Gunung tertinggi dipulau ini di pegang oleh Gunung Kerinci dengan ketinggian puncaknya 3.800 m dari permukaan laut. Gunung ini Berada di perbatasan propinsi Sumatera Barat dan Jambi pada lintang 10°45,50′ LS dan 1010°160′ BT. Gunung ini juga berada di bawah naungan administrasi dari Taman Nasional Kerinci Seblat. Gunung kerinci merupakan gunung berapi yang tergolong aktif. Gunung ini bisa didaki dari rute normal pendakiannya didesa Kersik Tuo.
Gn. Semeru 
Puncak tertinggi di Pulau Jawa
Dipulau ini banyak sekali terdapat gunung-gunung yang dengan ketiggian diatas 3.000 m, dan gunung yang tertinggi di pulau ini adalah Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3.676 m dari permukaan laut. Posisi gunung ini berada di propinsi Jawa Timur diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT. Semeru adalah salah satu gunung berapi yang teraktif di Indonesia, setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam bercampur pasir dan batu-batu kecil. Gunung ini berada dibawah pengawasan administrasi dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Rute pendakian normal gunung ini dimulai dari Desa Ranupane.
Gn. Rinjani 
Puncak tertinggi diKepulauan Bali/Lombok/Sumbawa/Flores
Dikelompok kepulauan utama ini puncak gunung tertingginya adalah Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dari permukaan laut. Rinjani juga merupakan gunung berapi yang masih aktif dan secara periodik memperlihatakan keaktifan dari kepundan anak gunung barunya yang muncul dari tengah danau kaldera yang terkenal dari gunung ini yaitu Danau Segara Anak. Gunung ini berada di pulau Lombok propinsi Nusa Tenggara Barat pada posisi lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT. Secara administrasi gunung ini berada dibawah naungan Taman Nasional Gunung Rinjani. Rute normal pendakian ke puncak gunung ini ada dua yaitu dari Desa Sembalun dan Desa Senaru.
Gn. Bukit raya 
Puncak tertinggi di Pulau Kalimantan
Dipulau ini sebenarnya puncak gunung tertingginya adalah gunung Kinabalu, akan tetapi gunung tersebut berada dibawah kedaulatan negara jiran Malaysia sehingga tidak bisa dimasukan kedalam kelompok “The Seven Summits of Indonesia”. Oleh karena itu maka puncak gunung tertingginya dipengang oleh Gunung Bukit Raya dengan ketinggian 2.278 m dari permukaan laut, gunung ini berada di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah pada posisi 112º 07′ – 112º 56′ BT dan 00º 24′ – 00º 59′ LS. Gunung ini bukan gunung berapi, dan berada dibawah pengawasan Taman Nasional Bukit Baka – Bukit Raya. Rute normal pendakian gunung ini berawal dari Nanga Popai, akses ke Nanga Popai ini bisa dilakukan dari Pontianak.
Gn Latimojong 
Puncak tertinggi di Pulau Sulawesi
Puncak gunung tertinggi di pulau ini dipegang oleh pegunungan Latimojong dengan puncak tertingginya bernama Rante Mario memiliki ketinggian 3.430 m dari permukaan laut. Pegunungan Latimojong ini berada di kabupaten Enrekang propinsi Sulawesi Selatan, pada koordinat 120°01’30″ BT – 03°23’01″ LS serta bukan merupakan gunung berapi. Akses rute normal pendakiannya berawal dari desa Karangaan
Gunung Binaiya 
Puncak tertinggi di Kepulauan Maluku
Kepulauan Maluku juga dikelompokan sebagai satu kepulauan utama, puncak gunung tertinggi di kepulauan ini adalah puncak Gunung Binaiya dengan ketinggian 3.027 m dari permukaan laut.dan terletak di propinsi Maluku, tepatnya di pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah pada posisi geografis 3° 10′ LS dan 129° 28′ BT. Gunung ini juga bukan gunung berapi. Akses rute normal pendakian kepuncaknya bisa dimulai dari desa Kanike.
Gn. Carstenzs 
Puncak tertinggi di Pulau Irian
Puncak gunung tertinggi di pulau ini adalah merupakan juga puncak tertinggi di Indonesia dan juga masuk kedalam salah satu Seven Summit di tujuh benua dunia, yaitu Cartenzs Pyramid dengan ketinggian 4.884 m dari permukaan laut, puncak Carstenzs berada didalam kawasan pegunungan Jaya Wijaya pada posisi 04º03’48″LS 137º11’09″BT, yang merupakan gunung karang (limestone), dan terdapat hamparan salju abadi dibeberapa tempat di pegunungan ini. Gunung yang berada di provinsi Papua ini bisa diakses lewat rute normal dari desa Ilaga.
Rekor dalam
The seven Summit of Indonesia
Seperti halnya seven summits dunia, banyak pendaki yang telah membukukan rekornya untuk tingkat dunia. The Seven Summits of Indonesia juga memiliki peluang untuk para pendaki membuat rekor-rekornya, dan sudah pasti rekor ini hanya untuk tingkat Indonesia. Rekor yang bisa dibuat didalam konsep “The Seven Summit of Indonesia” adalah sbb:
1-Rekor Tim pertama yang mencapai ke tujuh puncak tersebut.
2-Rekor individu pertama yang mencapai ke tujuh puncak tersebut
3-Rekor secara gender yang pertama mencapai ke tujuh puncak tersebut
4-Rekor secara umur yang pertama mencapai ke tujuh puncak tersebut
5-Rekor secara waktu kecepatan mencapai ke tujuh puncak tersebut.
Keterangan logo dari Konsep “The Seven Summits of Indonesia”
Bentuk
Ada tujuh setitiga yang diletakan secara berdempet yang melambangkan ke tujuh puncak tersebut. Dan didasar ada garis tebal hijau yang melambangkan hutan lebat yang ada di gunung-gunung tersebut.
Warna
Ada empat warna yang mewakili arti sebagai berikut;
Warna Hitam: Gunung tidak aktif atau bukan gunung berapi, yang mewakili Gunung Bukit Raya, Gunung Latimojong dan Gunung Binaiya
Warna Merah: Gunung yang aktif atau gunung berapi, yang mewakili Gunung Kerinci, Gunung Semeru dan Gunung Rinjani.
Warna abu-abu muda: Gunung karang (limestone), yang mewakili Gunung Cartenzs.
Warna Hijau: Hamparan hutan yang subur yang merupakan bagian dari gunung-gunung tersebut.
Posisi/tata letak
Penempatannya disesuaikan dengan tingkat kelompok menurut ketinggian gunung tersebut dalam konsep “The Seven Summits of Indonesia” ini saya kelompokan menjadi sbb:
Bagian atas yang mewakili puncak paling tertinggi dan hanya ada satu yaitu Puncak Carstenzs Pyramid 4.884 m
Bagian Tengah yang mewakili tiga puncak gunung berapi aktif yaitu Gunung Kerinci 3.800 m, Gunung Rinjani 3.726 m, dan Gunung Semeru 3.000 m.
Bagian bawah yang mewakili tiga puncak gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Bukit Raya 2.278 m, Gunung Latimojong 3.430 m, dan Gunung Binaiya 3.027 m.
Bagian paling bawah berwarna hijau, adalah perlambang hutan lebat yang ada di kaki gunung-gunung tersebut.
Logo ini bisa dipakai siapa saja dalam proyek seven summit Indonesia mereka, dan jika memilih tidak memakainya juga tidak mengapa, tidak ada paksaan dalam penggunaannya.
Demikian konsep :The Seven Summits of Indonesia ini saya kenalkan dengan harapan gairah para pendaki gunung Indonesia bisa lebih bersemangat untuk menjamah ketujuh puncak tersebut dan menciptakan record domestic untuk bidang mountaineering di Indonesia.

Ternyata bulu babi bisa untuk menyembuhkan penyakit kanker

Pastinya orang yang pernah bermain ke pantai atau pulau-pulau kecil sudah mengenal makhluk satu ini, Bulu Babi. Sosoknya yang berduri (yang sama sekali tidak mirip dengan babi), menjadi biota yang paling dihindari oleh para penikmat laut saat sedang snorkeling ataupun sekedar berenang di area ekosistem pesisir dan lautan.
Meski sebenarnya tidak mematikan, tapi cukup membuat demam semalaman, jika tertusuk durinya. Malah secara ekologis, dianggap keberadaan biota ini dianggap hama (indikator ekologis buruk), jika populasicsudah banyak maka akan mengganggu ruang terumbu karang dan berbagai biota lainnya. Namun, dibalik sosoknya yang hitam pekat dan berduri panjang, ternyata terkandung zat-zat yang berguna dalam dunia medis.
Sebelumnya kita bahas dulu siapa sebenarnya Bulu Babi ini. Bulu babi (Sea urchins) merupakan biota ekinodermata yang berasal dari lebih 540 juta tahun yang lalu. Bulu babi ini mempunyai gonad, yang sudah menjadi makanan populer di Korea dan Jepang, dan juga menjadi makanan tradisional di Chili. Namun dibalik atraksi kulinernya, bulu babi dikenal mempunyai sistem immune yang kuat dan umur yang panjang, beberapa dapat hidup sampai 100 tahun.
Proyek penelitian sekarang ini sudah banyak yang mengarah pada bagaimana sistem imun dari bulu babi ini bekerja. Sebagai perbandingan, manusia terlahir dengan imunitas alami dan juga dilengkapi dengan imunitas tambahan sepanjang waktu, yang diproduksi oleh antibodi tubuh dalam merespon berbagai macam infeksi. Sedangkan
bulu babi hanya mempunyai imunitas alami, dengan 10 sampai 20 kali gen lebih banyak dari manusia. Harapannya adalah dengan mengkaji bulu babi akan menyediakan sebuah set baru antibodi dan antiviral untuk melawan berbagai macam penyakit. Para peneliti banyak menggunakan bulu babi untuk mengkaji penyakit seperti kanker, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson.
Meskipun biota ini adalah invertebrata, namun pada level genetik biota ini mempunyai kesamaan lebih dari 7000 gen dengan manusia. Hal yang sangat menakjubkan adalah meskipun tidak mempunyai mata, telinga dan hidung, tetapi biota ini indra untuk melihat, mendengar dan mencium, dari gen manusia yang dimilikinya.
Hal yang menguntungkan juga dengan menggunakan bulu babi adalah proses reproduksi yang cepat dari biota ini, sehingga jumlah sample juga tidak menjadi masalah. Maka akan mendukung penelitian berjalan dengan cepat.
Dengan pemetaan DNA yang lengkap dari biota ini, ilmuwan dapat mempelajari bagaimana memperlakukan dan mencegah penyakit pada manusia dengan lebih baik. Mungkin suatu hari dokter dapat mengetahui dengan tepat bagaimana memperlakukan dan bahkan mencegah berbagai kanker.penyakit, termasuk

Sumber : http://netsains.com/2010/02/bulu-babi-obat-medis-dari-lautan/

Sunday, October 3, 2010

Ciri-ciri jamur beracun

ciri-ciri jamur beracun dan cara menghindari nya yaitu sebagai berikut:

* Jamur beracun memiliki cawan atau cincin pada pangkal batangnya.
* Jika jamur mengeluarkan bau seperti telur busuk atau bau amoniak ini biasanya jamur beracun.
* Seperti katak panah beracun yang memiliki warna cerah, jamur beracun juga banyak yang memiliki warna mencolok seperti merah darah, oranye, atau kuning terang. Namun, harus hati-hati juga karena jamur beracun juga ada yang warnanya putih.
* Akan meninggalkan noda atau warna hitam atau biru ketika dipotong oleh pisau stainless steel.
* Kalau dimasak, warna jamur beracun akan berubah menjadi kehitam-hitaman atau lebih gelap.

Untuk menghindari keracunan yang disebabkan oleh jamur ada baiknya mengikuti tips berikut:

* Jamur yang tumbuh pada kotoran hewan sebaiknya tidak dimakan karena dapat menimbulkan efek tertawa kepada yang mengkonsumsinya. Bila dikonsumsi berlebihan jamur dari kotoran hewan, biasanya sapi, ini akan menimbulkan halusinasi berlebihan dan akan membuat pengkonsumsinya kelihatan gila.
* Jangan memakan jamur yang busuk, tidak hanya jamur makanan busuk juga sebaiknya tidak dikonsumsi.
* Disarankan agar memasak jamur terlebih dahulu sebelum memakannya.
* Jangan memakan jamur yang bergetah karena itu mungkin tanda sudah busuk atau beracun.

Friday, October 1, 2010

Menari di Air Manna Menembus Jeram Perawan Lahat

Mirip - Bisa disimpulkan, karakteristik jeram Air Manna hampir mirip Sungai Asahan di Sumatera Utara. Arusnya cenderung agresif dan liar. Di musim hujan, bentukan sungainya bisa mencipta rangkaian standing waves panjang dan saling terhubung (atas).

Kembali ke alam, apa pun bentuknya, selalu menjadi momen paling menyenangkan. Alasan itu juga yang memacu saya untuk melawat ke Desa Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat - Sumatera Selatan ini. Selama dua hari, saya dan beberapa rafters (pengarung jeram) coba menjajal ketangguhan jeram-jeram Sungai Air Manna yang bercokol di kelebatan rimba. Seperti wilayah pinggiran Sumatera lainnya, empat jam perjalanan Lahat - Tanjung Sakti itu penuh kelokan tajam. Sesekali, terlihat jurang menganga. Tapi di lain waktu, tampak kuning padi meliuk-liuk di antara nuansa hijau belantara raya dan hamparan perkebunan kopi yang lama-kelamaan semakin mendominasi pemandangan.
 
Setibanya di Tanjung Sakti, kami langsung bersua dengan Erwin Gumay, penggiat alam bebas dari Lahat. Kedatangan kami juga disambut senyum ramah penduduk setempat yang menyongsong di muka dusun. Bahkan, Drs. Lukman Panggarbesi, camat desa itu berada di antara mereka. Uniknya, ia sendiri pun rela bergabung dan siap memandu kami melakukan survei jeram siang hari itu juga. Sebagai aktivitas pra-pengarungan, kegiatan pertama itu hanya berkutat pada penelusuran data-data sungai. Mulai dari pencarian entry point, menandai bentukan dan tingkat kesulitan jeramnya, hingga ke soal penentuan jalur bagi tim darat yang akan mengiringi selama pengarungan.

Tentu, bukan perkara enteng melakukan hal itu. Memburu entry point yang mudah kami jangkau dari tepi jalan setapak penduduk, misalnya. Terpaksa golok dan parang dikeluarkan demi menerabas kepungan hutan perawan nan lebat ini.Herannya, sepanjang menyi-sir lembah penuh onak duri, tak tampak satu pun bekas tebangan liar. Yang pasti, sejauh pengamatan mata dan atas informasi penduduk setempat yang saya peroleh, hutan yang mengepung sungai ini masih sangat alami dan terjaga keasliannya. Dan tampaknya, baik penebang maupun para cukong kayu dari kota-kota besar masih "silap mata" dengan kelestarian itu.

Terbukti, selama puluhan tahun, hujan lebat tak pernah menjadikan penduduk wilayah ini kerepotan dengan musibah banjir dan longsor. Bagi peminat arung jeram, tentu saja menguntungkan, sebab debit air sungai yang berhulu di Gunung Dempo (3.159 mdpl) ini tak pernah surut, kendati di musim kemarau seperti sekarang.
 
Hari Pertama
Sehari usai pendataan, ihwal kehebatan Air Manna total terbukti. Di hari pertama, kami membagi dua etape pengarungan. Etape pertama bermula dari dusun Sindang Panjang (desa Tanjung Sakti) hingga dusun Gunung Kerto. Etape selanjutnya berlangsung di antara jeram-jeram dusun Gunung Kerto dan berakhir di dusun Simpur. Total 19 kilometer yang akan ditempuh hari ini.

Bara semangat kepalang berkobar di dada, pantang untuk mundur. Apalagi, saya, Dompi, Jack, Erwin Gumay dan rekannya, Andi, sudah bersiap dalam posisi mendayung. Maka, selepas doa bersama, dayung pun dikayuh. "Majuu...!" aba-aba Jack. Belum jauh jarak perahu dari tepi sungai. Mendadak, kesialan menimpa. Saat perahu melabrak jeram pertama, benda karet itu berguncang hebat. Sialnya, pijakan kaki saya kurang mantap, alhasil, tubuh saya limbung seketika dan terlempar dari perahu.

Untunglah, di antara derasnya gelombang standing waves (jeram berbentuk ombak berdiri) tersebut, Andi masih bisa meraih tangan saya. Sigap. Tapi selanjutnya, malah gantian dia yang bernasib serupa. Kendati selamat, pemuda kelahiran Lahat ini sempat dua kali timbul tenggelam dipermainkan buih-buih jeram. Sampai menjelang akhir etape satu, kami belum merasakan rintangan yang berarti. Kecuali satu buah jeram besar berbentuk penurunan (drop) setinggi satu meter. Sesuai aba-aba Jack, perahu masuk perlahan ke mulut jeram itu. Tepat, begitu mulut jeramnya habis, kayuhan semakin diperkuat untuk menghindari hisapan arusnya ke tebing. Perahu lolos.

Pengarungan terasa makin seru, saat memasuki dusun Gunung Kerto. Aliran Air Manna menyatu dengan Air Suka Merindu. Akibatnya debit air menjadi lebih tinggi. Ini terbukti dengan standing wave yang dari jauh terlihat biasa saja, ternyata malah sebaliknya. Besar dan menyeramkan, membuat bentuk perahu seolah mengecil.

Selepas jeram itu, perahu menepi untuk rihat. Puas menjerang rihat, pengarungan kembali berlanjut. "Siapkan konsentrasi penuh, kita tak tahu ada apa di depan," komando Jack, seraya mulai mendayung. Betul saja. Satu lidah riam menyambut, berbuih dan sangat menantang. Terbentuk dari dua buah jeram hydraulic (terbentuk karena aliran vertikal). Demi memperoleh siasat untuk melaluinya dengan gemilang, kami melakukan scouting (pengintaian jeram) di tepi sungai berbatu. "Kita ambil jalur kanan. Usahakan jangan sampai ada yang jatuh," tukas skipper (juru kemudi) kami itu, lantang.

Kiranya, inilah saat paling tepat membentrokkan nyali dan rasa takut yang porsinya sudah tak jauh berbeda. Maka, perlahan dayung dikayuh, seiring aba-aba Jack mengarahkan perahu masuk ke dalam amukan jeram itu. Dalam hitungan detik, saya sulit mengingat apa-apa lagi. Yang ada, hanya berkonsentrasi penuh mendengar arahan skipper, sambil mendayung cepat laksana kemasukan setan.

Mendebarkan, memang. Apalagi, saat saya mengetahui, perahu kami gagal menghindari jalur kanan yang pertama. Karena perahu miring 45 derajat, Dompi dan Andi terlempar ke luar. Nyaris, Jack pun ikut terlempar dan dilalap air. Tapi dengan kesigapan tinggi ia bisa menghindarinya. Di tengah situasi kacau balau, Erwin yang duduk di sebelah saya terjerembab ke bagian dalam perahu. Tak ayal, posisi perahu menjadi kurang seimbang, bisa terbalik. Terpaksa, agar itu tidak terjadi, saya mengimbangi berat perahu dengan berpindah posisi ke bagian kanan.
 
Hari Kedua
Memasuki hari kedua, tingkat kesulitan sedikit berkurang. Kendati begitu, pengarungan di sepanjang rute Dusun Simpur hingga desa Pulau Timun itu tetap berjalan seru dan menegangkan.
Kebanyakan jeram di 10 kilometer rute tersebut hanya berkisar pada standing waves. Kami pun banyak berjumpa patahan sungai yang tingginya bisa melebihi satu setengah meter atau lebih. Hanya Jeram Lubuk Sibayang, sebuah jeram yang sempat membuat otak kami lama berputar untuk menentukan jadi atau tidaknya diarungi.

Bentuk Lubuk Sibayang berupa patahan setinggi 1,5 meter. Tepat di depannya, sebuah batu besar sudah siap menghadang laju perahu. Jika stag di situ, risikonya bisa terbalik, Maka, bersiaplah diempas rangkaian standing waves yang jaraknya pun tak berjauhan dengan patahan tersebut. Nasib baik, lagi-lagi, masih berpihak pada tim perahu. Perlahan dan penuh kewaspadaan mereka menyongsong lidah jeramnya. Dan, begitu melewati patahan itu, mereka lantas mendayung kuat, sehingga benda karet itu tak sampai tertahan di batu.

Menjelang petang, tim tiba perahu di lokasi finish dusun Pulau Timun. Saya, Armen, dan Ican yang menjadi tim darat, tercengang menyaksikan kerumunan penduduk. Tampaknya, mereka tak sabar lagi ingin menyaksikan "pemandangan" tak lazim di dusun mereka yang terpencil itu.
Malamnya, dalam suasana keluarga desa nan damai di pelukan rimba belantara, kami menghabiskan waktu. Bercengkerama ihwal ketegangan-ketegangan yang kami alami selama dua hari ini. (m. latief)




Copyright © Sinar Harapan 2003

Berarung Jeram (yang aman dan nyaman)

Kegiatan arung jeram atau rafting merupakan kegiatan polular yang disenangi tua dan muda, lelaki dan perempuan. Berbasah ria dan menikmati tantangan diayun arus air kuat, diombang ambing jeram dan meliuk-liuk diantara bebatuan merupakan sensasi yang mendebarkan. Menyaksikan pemandangan menakjubkan di sepanjang badan sungai. Sungguh sebuah pengalaman yang mengagumkan dan tidak bakal terlupakan.

Dibalik keindahan dan serunya berarung jeram, bahaya setiap saat mengancam para pengarung jeram bila tidak hati-hati. Walaupun kegiatan arung jeram di lakukan di sungai dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi dan bisa dilalui wisatawan, namun jeram tetap berbahaya bagi wisatwan bila kita terjebak di dalamnya.

Hati-hati dan selalu mengutamakan keselamatan adalah kunci aman lancar dan menyenangkannya berarungjeram. Pertama kali yang harus kita perhatikan kalau ingin berarung jeram adalah pilihlah operator arung jeram ternama, punya pengalaman dan mengutamakan keselamatan ketimbang harga yang bersaing.

Musim hujan adalah waktu terbaik untuk melakukan petualangan wisata ini. Karena disaat musim hujan debit air sungai tinggi sehingga aliran air cukup kencang dan jeram-jeram besar, sungguh sebuah tantangan yang menarik. Walaupun debit air sungai tinggi, operator berpengalaman tetap memperhatikan keamanan dan terus memantau tingginya permukaan air sungai. Bila arus sungai semakin besar dan kuat, biasanya operator akan membatalkan pengarungan saat itu juga.

Pakailah kaos yang nyaman di tubuh, kalau takut hitam atau lengan terbakar panas matahari, kenakan kaos lengan panjang. Agar kaki leluasa bergerak, kenakan celana pendek (celana pendek lapangan). Jangan pakai celana panjang karena berat dan kaki tidak leluasa bergerak di perahu. Celana panjang juga menyulitkan kita berenang. Jangan gunakan celana pendek dari bahan kain atau katun tanpa ikatan atau ikat pinggang. Karena dalam keadan basah akan berat dan mudah melorot (ini sudah bahasa Indonesia yah)

Pakai topi dan kacamata gelap bila tidak tahan dengan silau sinar matahari. Kemudian yang wajib dikenakan pengarung jeram adalah helm yang pas dikepala, tidak kekecilan (akan menimbulkan rasa sakit) atau terlalu besar, longgar (sehingga mudah bergerak dan bisa menutup mata). Pastikan memilih helm yang baik, tidak pecah atau retak dan masih ada tali pengikat ke dagu. Kalau tidak ada talinya, helm akan mudah lepas dan hilang. 

Helm digunakan di arung jeram untuk melindungi kepala dari benturan batu bila kita tercebur ke sungai. Helm juga berguna untuk melindungi kepala dari benturan dayung dari tamu yang pecicilan di perahu. Jangan lupa gunakan sun block atau tabir surya yang waterproof untuk melindungi kulit wajah dan lengan dari sengatan matahari. 

Pilih pelampung yang disediakan operator rafting yang pas di badan, pelampung yang kekecilan akan membuat sesak badan dan sulit bernafas, sedangkan kalau kebesaran tidak akan maksimal membuat tubuh terapung dengan benar. Malah pelampung akan mudah terlepas dari tubuh. 

Pilih pelampung yang masih baik, semua tali lengkap dan tidak ada bagian yang sobek. Pelampung berguna agar kita tetap terapung bila tercebur ke sungai dan mempertahankan badan tetap diatas permukaan air.

Alas kaki sebaiknya mengenakan sepatu khusus untuk di air atau paling tidak sandal gunung, sepatu kets atau sepatu olah raga lainnya tidak dianjurkan dikenakan. Karena selain berat juga licin di permukaan perahu karet.

Sebelum pengarungan sungai pastikan segala barang dan perhiasan berharga dilepas kemudian disimpan di mobil atau titip ke operator, seperti dompet, kacamata baca, kalung, anting dan gelang karena bisa saja jatuh dan hilang. Jam tangan yang tidak waterproof sebaiknya tidak dikenakan. Periksa kantong celana untuk memastikan tidak ada barang yang bakal rusak kena air seperti uang, kartu atm, id card, hp dan sebagainya.

Tidak dianjurkan membawa camera foto atau video selama pengarungan, karena resiko rusak terkena air sangat besar. Biasanya operator rafting membuat dokumentasi pengarungan, menempatkan photographer di beberapa lokasi yang bagus untuk mengambil gambar seru aktifitas berarung jeram. Hasil jepretan ini kemudian di cetak dan dijual kepada para tamu di lokasi finish. 

Bila ingin sekali mendokumentasikan pengarungan, maka sampaikan rencana ini ke operator. Biasanya photographer atau cameramen akan ditempatkan tersendiri, tidak digabung dengan tamu lain, di perahu yang terdiri dari guide atau pengarung jeram berpengalaman. Ini dimaksudkan agar lebih aman dan perahu mudah dikendalikan sehingga dapat mengambil gambar dengan baik.

Siapkan drybag untuk menyimpan camera. Keluarkan camera dan bidik momen bagus sepanjang pengarungan, bila kondisi memungkinkan, jeram tidak terlalu besar dan dirasakan aman. Kalau perahu akan memasuki jeram besar, dan biasanya akan diberitahukan skipper, maka segera masukan dalam drybag. Jangan ambil resiko, tetap mengambil gambar dalam situasi seperti ini. Sayangi nyawa dan barang anda.

Sebelum pengarungan biasanya operator akan memperagakan beberapa langkah atau cara aman bila tercebur di sungai. Kalau kita tercebur di sungai usahakan posisi menghadap kedepan dengan kaki dalam posisi siap menjejak. Posisi ini dimaksudkan agar kita bisa melihat sekeliling, menghidari batu atau jeram yang kuat. Kaki kita gunakan untuk menahan badan agar tidak membentur bebatuan besar. 

Skiper atau nahkoda di perahu karet yang duduk paling belakang adalah bos di perahu. Ikutin segala perintahnya kalau ingin perahu ingin tetap terapung lengkap dengan penumpangnya. Kalau dia bilang maju, maka semua penumpang perahu wajib mendayung maju, kalau bilang mundur maka semua medayung mundur. Kalau di bilang stop, tidak boleh ada satupun yang boleh mendayung. 

Walaupun kita tamu dan membayar mahal untuk wisata petualangan ini, namun kita harus berbesar hati mau di perintah oleh skipper. Kalau tidak semua akan menanggung resikonya tercebur ke sungai atau lebih parah lagi perahu terbalik.

Biasanya pendayung sebelah kanan paling depan menjadi patokan gerakan mendayung, agar kompak dan seragam. Mendayung maju semua mendayung maju, mundur semua mundur tidak ada yang berbenturan.

Sekali lagi, sungai berjeram biasanya terletak di hulu sungai. Jadi jangan berfikir ada buaya di hulu sungai. Buaya banyak di muara sungai. Binatang yang bisa kita saksikan disepanjang sungai biasanya biawak, ular, kupu-kupu, burung, serangga dan binatang lainnya…..dan semuanya aman. Sama sekali tidak membahayakan pengarungjeram. Jadi apalagi yang diragukan ayo berarung jeram dan rasakan sensasinya.

Sumber: Dody Djohanjaya (ex JP)

Thursday, September 30, 2010

Cara Mudah & Murah Berantas Nyamuk


Nyamuk cukup mengganggu dan sangat berbahaya sebagai penyebar berbagai penyakit 
mematikan. Cairan pembunuh serangga di pasaran kurang efisien dan bahkan membawa dampak 
sampingan yang serius.
Berikut ini cara MUDAH dan MURAH yang bisa dicoba. Cocok untuk segala kondisi pemukiman, 
sekolah, rumahsakit, dll. Sangat KREATIF bila dikenalkan pada para siswa sekolah untuk dicoba di 
sekolah dan di rumah masing-masing. 

Yang dibutuhkan: 
•200 ml air, 
•50 gram gula merah, 
•1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan) 
•botol plastik 1,5 liter 

Langkah-langkah Pembuatan : 

1.Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol. 
 

2.Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di 
separuh bagian potongan bawah botol. 

 
3.Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida. 
 

4.Pasang/Masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong. 

 
5.Bungkus botol dengan sesuatu yang hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa 
sudut rumah Anda. 

 


Dalam dua minggu, Anda akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol. 
Selain membersihkan habitat mereka, tempat berkembang biak nyamuk, kita dapat menggunakan 
metode ini sangat berguna di sekolah-sekolah, TK, rumah sakit dan rumah. 

 

(sebarkan kepada anak, teman, dan kerabat anda agar Nyamuk bisa diberantas)