Showing posts with label edukasi. Show all posts
Showing posts with label edukasi. Show all posts

Thursday, July 1, 2010

Akuratnya semburan kobra.

.

Ada yang bertanya bagaimana sih kok semburan kobra penyembur itu selalu akurat? Ini jawabannya:
Semua ular kobra mematikan, namun yang mengagumkan adalah semprotan racunnya. Kobra bisa menargetkan mata korbannya dari jarak lebih dari 1,5 meter dengan ketepatan lebih 80%. Ternyata ular bisa memiliki ketepatan yang luar biasa dalam memprediksi di mana target mereka berada, hanya dengan waktu setengah kali yang dibutuhkan bagi mata untuk berkedip.
Untuk menganalisi bagaimana reptil itu memiliki tembakan mematikan, ahli morfologi Bruce Young di University of Massachusetts berdiri di belakang sebuah lapisan plastik dan merekam semprotan racun dari kobra yang meludah Afrika Selatan yang menargetkan matanya. Anehnya, ular ini menggoyangkan kepala sebelum semprotan tersebut terbang. Herpetologist Guido Westhoff dari University of Bonn Jerman, juga melihat bahwa pergerakan kepala pada kobra tersebut sehingga peneliti dan para koleganya bekerja sama untuk mencari tahu.
Untuk membangkitkan ular meludah, “Saya hanya menaruh kaca mata dan kobra mulai meludah seluruhnya,” kata Young. Dia juga menggunakan pelindung yang menghubungkan akselerometer untuk melacak pergerakan kepalanya. Di saat yang sama, peneliti lain merekam perubahan kobra dengan 500 gambar setiap detik atau sekitar 20 kali lebih cepat dari kecepatan kamera rata-rata.
Selama 6 minggu, Young ‘mengejek’ ular tersebut dengan menggoyangkan kepalanya di depan para kobra sehingga menyebabkan 100 kali ludahan. Saat para peneliti menganalisis pergerakan Young, mereka menemukan sekitar 200 milidetik sebelum kobra ini menyemprotkan ludah. Pada seperlima detik setelah kepala bergerak, sama seperti separuh waktu yang dibutuhkan untuk mengedipkan mata, ular ini memprediksi di mana arah korban tersebut, kata para peneliti. Selama meludah yang kedua, ular juga menggerakkan kepala dengan cara yang sama dari pergerakan mata si target, sebagai pedoman akurasi untuk menargetkan mata. Ular ini juga sedikit memindahkan kepalanya saat penyemprot racun tersebut menyebar dan memberikan jarak untuk menargetkan mata si target. “Yang mereka butuhkan hanya satu kesempatan dari racun tersebut untuk mengenai kornea, satu tetesan kecil,” kata Young. “Saya telah melihat apa yang terjadi saat racun mematikan mengenai kornea. Pada dasarnya ini langsung melumpuhkan.” Kemampuan untuk mencegat target bergerak dengan akurasi seperti ini menunjukkan tingkat kecerdasan yang tidak dimiliki ular atau reptil lain sebelumnya, catat para peneliti.

Tuesday, June 22, 2010

Rasa sakit akibat gigitan kobra

Saturday, June 19, 2010

Taman Nasional menurut Ditjen PHKA

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.

Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut :
Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami;
* Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan
maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami;
* Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
* Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai
pariwisata alam;
* Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan,
Zona Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi
kawasan, ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung
upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan
sebagai zona tersendiri.

Manfaat taman nasional
Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain :
Ekonomi Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis,
sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki
produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan
pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.
* Ekologi
* Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan
maupun perairan.
* Estetika
* Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai
usaha pariwisata alam / bahari.
* Pendidikan dan Penelitian
* Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan
penelitian.
* Jaminan Masa Depan
* Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di
perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang
lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.

Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu
kawasan taman nasionali kelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun
berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan,
dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan kawasan.

Pengelolaan Taman nasional didasarkan atas sistem zonasi, yang dapat dibagi atas
:
* Zona inti
* Zona pemanfaatan
* Zona rimba; dan atau yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan
pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Kriteria zona inti, yaitu :
* mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
* mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya
* mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan
atau tidak atau belum diganggu manusia
* mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan
yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami
* mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi
* mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang
langka atau yang keberadaannya terancam punah.

Kriteria zona pemanfaatan, yaitu :
* mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi
ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik
* mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya
tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam
* kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata
alam.

Kriteria zona rimba, yaitu :
* kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangan dari jenis
satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi
* memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti
dan zona pemanfaatan
* merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.

Upaya pengawetan kawasan taman nasional dilaksanakan sesuai dengan sistem zonasi
pengelolaannya:

Upaya pengawetan pada zona inti dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan.

Upaya pengawetan pada zona pemanfaatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam

Upaya pengawetan pada zona rimba dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan
* pembinaan habitat dan populasi satwa.

Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan :
* pembinaan padang rumput
* pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa
* penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber
makanan satwa
* penjarangan populasi satwa
* penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau
* pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.

Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman
nasional adalah :
* merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem
* merusak keindahan dan gejala alam
* mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan
* melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan
atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.

Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan
kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah :
* memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan
* membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu,
menebang, merusak, memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam
kawasan.

Taman nasional dapat dimanfaatkan sesuai dengan sistem zonasinya :

Pemanfaatan Zona inti :
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* ilmu pengetahuan
* pendidikan
* kegiatan penunjang budidaya

Pemanfaatan zona pemanfaatan :
* pariwisata alam dan rekreasi
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* pendidikan dan atau
* kegiatan penunjang budidaya

Pemanfaatan zona rimba :
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* ilmu pengetahuan
* pendidikan
* kegiatan penunjang budidaya
* wisata alam terbatas.

Source : http://www.ditjenphka.go.id/

Jenis- jenis arus dalam arung jeram

1. Edi
adalah kondisi air yang tenang di pinggir sungai.. edi terbentuk karena sungai berbelok atau ada batuan besar di pinggir sungai sehingga air tenang setelah batuan itu mencegah arus besar melewati jalurny. Edi ini biasa digunakan untuk parkir boat kalau butuh istirahat atau jka kita hanyut bisa mengarah ke edi untuk istirahat dan emegang sesuatu agar gak kehabisan tenaga. Benda benda di edi biasanya gak akan berpindah kalau gak di geser mendekati arus lewat.. pernah dayung kami lepas dari pegangan dan nyangkut di edi.. terpaksa harus berenang kembali untuk mengambilnya..

2. Drop
bentukan arus yang terjadi karena aliran sungai melewati batuan kecil.. 
setelah melalui diatas batu, air akan embentuk "tejunan" kecil. air drop atau jatuh ini tak trlalu bahaya jika perahu melewatinya dengan baik.. 


Foto : salah satu peserta rafting serayu terjungkal
setelah mencoba trik duduk didepan boat dan melewati drop drop kecil .. :)


3. Double drop
Nah ini arus sungai yang melewati atau melampaui batuan besar biasanya membentuk double drop atau terjunan yang besar dan berurutan.. double drop yang besar jika dilalui perahu tanpa kayuhan bisa menyebabkan perahu tertarik terus dan tak bisa jalan maju.. 

double drop bisa membuat perahu kehilangan keseimbangan dan dengan ke ahlian skipper atau pemandu sungai akan bisa dilalui dengan super duper nyaman asal para rafter ngikutin perintahnya.. Terjatuh di duble drop bisa jadi rafter juga akan ter tahan di sana dan tak bisa keluar.. 
karena nya perlu usaha lebih untuk segera keluar dari jebakan bentukan air ini. 


Foto : saat  masuk ke jaram Budil, jeram maskotnya Sungai Progo.. banyak Double drop den jebakan arus liar yang sangat luar biasa memicu andrenalin.. tapi disitu kan asyik nya ? :D

4. Standing wave
Berbentuk seperti gelombang laut.. 
meski gak besar dan tinggi namun bisa memakasa perahu jumping dan mengayun depan belakang. Standing wave akan seru jika dilalui pas dari depan.. agak dihindari kena gelombang dari samping karena kemungkinan banya menyebabkan boat flip/terbalik. 

Namun arus tetap lah liar.. 
sang gelombang tak ukur jarak dan waktu mebentuk iramanya.. saat kita masuk jeram sempit bisa jadi wave akan di bentuk oleh benturan bentura dinding sungai atau batuan besar di kanan kiri jalur.. liar nya gelombang ini akan mengasyikkan meski perlu di waspadai.. contohnya ada di jeram budilnya Progo bawah dan jeram Godbless nya pekalen bawah...

Standing wave yang rata dan panjang bisa dinikmati di serayu river dan progo bawah saat penghujan tiba.. naek boat serasa naek kuda tunggang yang melonjak lonjak berirama dan embolak balik isi perut.. hehehe.. Jatuh di kawasan Standing wave yang penting jangan panik.. minum air pastilah karena terpaan gelombang ke muka akan menjungkirbalikkan kita juga ... 
prinsip membelakangi arus dan kaki dinamis harus ttep dipegang.. :) 


Foto : Standing Wave di Progo bawah.. arus diatas normal dikiiiitttt.. :)


5. Turbulence
nah ini gelombang berpusar di bawah permukaan air..
biasanya terbentuk kerana kedalaman sungai yang di hiasi batuan batuan besar atau jatuhnya air dari ketinggian sebelumnya.. misalnya air terjun atau air jatuh dari dam.. pusaran air akan menyedot boat jika tak punya daya dorong ke depan... karenanya dayung kuat adalah perintah skipper untuk menghindari jebakan turbulence di bawah jeram jeram yang telah mereka arungi ratusan bahkan ribuan kali sebelumnya.. :).. 

jebakan turbulence cukup berbahaya jika kita terjatuh di dalamnya... badan biasanya tak bisa keluar dari jebakan ini.. mau naek ke permukaan susah karena di sedot lagi ke bawah.. jadi beberapa saran yang sempat kerekam adalah kita malah harus ngikutin arus bawah.. jangan dilawan..

bikin formasi bola dimana tubuh kita tekuk dalam dalam dan di pegang di rangkul sehingga membentuk bola hingga kita ke desak sampe dasa sungai.. stelah mendapat pijakan baru menolak atau menjejak kan dii ke atas sekuat mugkin agar menuju kepermukaan.. teori ini sering di perdengarkan saat arung jera,.. meski prakteknya gak segampang teori tapi setidaknya kita tau tentang teknik ini..

ku sempat kejebak yang kupikir itu "turbulence" saat jatuh dari boat dan masuk ke jeram godbless nya pekalen bawah di event lareangon yang lalu.. ku coba diam gak lama.. kok gak naek naek ke permukaan ya.. ternyata di atas kepala kena hantaman arus yang menekan ku kebawah sangat deras akibat bentukan terjunan di jeram itu.. 

sadar ku gak naek naek langsung berusaha melonjak dan bergerak dari sana.. memiringkan badan dan menggerakkan kaki untuk bertola menjauhi area jebakan ini.. pas di jeram itu air cukup dalam sehingga gak bisa depatin dsarnya.. akhirnya memaksakan diri untuk mengayuh kaki di perkuat.. dan Alhamudillah segera keluar..

Jika dianggap aman, para rescuer akan masuk juga ke sungai untuk mengapai rafter yang terjebak di sini. tapi para rescuer pun akan melihat kndisi titik aman mana bagi mereka untuk membantu raftier yang terjebak.. :)

Tetap tenang dan mencoba untuk bertahan hidup adalah kunci yang tepat keluar dari pusaran alam di jeram. Para senior mohon koreksi jika ada yang salah ya...:)


Foto : sesaat saat akan dan setelah terhempas di jeram Godbless, Pekalen bawah  (test drive - Pengarungan Boat Pertama milik LareAngon Indonesia di Pekalen Bawah)

6. Undercut
Ini arus memotong yang jadi  momok di setiap pengarungan..
tak semua sungai mendapati bentukan arus melingkar yang menjebak. barang apa pun (katanya) jika masuk ke arus undercut akan tak bisa keluar lagi.. termasuk manusia.. undercut terlihat berupa putaran ringan di permukaan.. namun sebenernya di dalam arus cukup keras pusarannnya. 
ku gak bisa jelasin lebih banyak tentang arus ini.. mungkin ada para senior yang bisa membantu..

Pengalaman saat melewati salah satu jeram ber arus undercut di Pekalen bawah kemarin, tim rescue yang di siapin oleh opeator sampai memasang orang untuk loncat dari pinggir sungai menggapai boat dan menarik boat agar jangan  masuk ke jalur kanan yang ber undercut.. boat di paksa masuk ke jalur kiri untuk menghindari resiko.. memang kemarin kami turun di pekalen dengan konidis arus hampir dua kali debet arus normal.. jadi tindakan pengamanan sangat di utamakan.. :)


Tindakan pengamanan diri..
setidaknya para rafter pemula dan yang pngen raftnig perlu tau beragam teknik dasar untuk penyelamatan diri di air.. olahraga ini tetaplah berkegiatan di alam terbuka.. kita harus bersepakat dengan kondisi alam dan berirama selaras denganya kapan pun juga..
salah satunya adalah mmpelajari keunikan "cinta" alam yang memberikan sejuta tantangan dan kenikmatan buat kita.. :)



Foto : Briefing dan pemanasan di Titik Start, sebelum pengarungan Progo Bawah 

Untuk teknis pengamanan diri saat rafting biasanya akan di kasih briefing oleh para pemandu sungai (skipper). mereka adalah rescuer pertama yang mengutamakn keseelamatan "tamu" di boatnya dan kadang sampe melupakan keselamatan mereka sendiri.. salut deh.. :) Dan jikalau mereka mau masuk jeram jeram sulit pasti akan melakukan Scouting dulu.. satu istilah kepemanduan yang digunakan utuk membaca arus yang akan di lewati.. kanan atau kiri, nyamping atau lurus, mundur atau maju.. semua dihitung dulu dengan seksama oleh para pejuang sungai ini demi keselamatan dan kenyamanan tamu nya... :). Pemanasan dan peregangan sangat perlu untuk menghindari otot otot kita terkilir.. Rafting tetaplah olehraga fisik yang perlu disiapkan sebelumnya.. kalau gak pake peregangan ? siap siap order tukang pijet ya.. hehehe

Saran menikmati rafting ?
1. Jangan panik di air.. 
enjoy saja. kita pake pelampung dan helm yang relatif cukup untuk mengamankan diri..

2. Ikuti petunjuk skipper..
Dayung kanan, kiri, maju, mundur dan boom akan dibutuhkan saat masuk ke jalur yang telah dikenal sang skipper..

Kadang perintah Boom atau perintah untuk masuk (jongkok) di dalam boat gak terlalu di sukai oleh para tamu karena pengennya tamu tamu ini menikmati hentakan jeram yang eksotis itu. Tapi skpper slalu punya pertimbangan lain.. bahaya terlempar dari jeram dapat diminilisasi jika rafter masuk ke boat untuk mengarungi jeram jeram yang cukup sulit dan ber grade tinggi.. atau bisa negosiasi aja ama skipper kalau emang mau merasakan sensasi semua jeram.. jangan pake perintah BOOM.. ;)

Makanan khas daerah-daerah di Indonesia

  1. Kota Bandung – julukan: Kota Kembang
    o Makanan: Peuyeum Bandung, Bakso Tahu Goreng, Colenak, Mie Koclok
    o Minuman: Bandrek, Bajigur
  2. Kota Bondowoso – julukan:
    o Makanan: Tape (Tapai)
    o Minuman:
  3. Kota Gresik – julukan: Kota Pudak
    o Makanan: Pudak, otak-otak
    o Minuman: -
  4. Kota Jakarta – julukan:
    o Makanan: Sop kambing, Ketoprak,
    o Minuman: Es teler
  5. Kota Jember – julukan:
    o Makanan: Suwar-suwir
    o Minuman:
  6. Kota Kediri – julukan: Kota Tahu
    o Makanan: Tahu
    o Minuman:
  7. Kota Ketapang
    o Makanan: Asam pedas sembilang terong asam, Asam pedas tempoyek, ketupat Colet dan sambal ale ale, serundeng ale ale
    o Kudapan: Jenurai, bingke kelapa muda, amplang, kekicak, jenjorong.
  8. Kota Lamongan – julukan: Kota Tahu Campur
    o Makanan: Tahu campur
    o Minuman:
  9. Kota Madiun – julukan: Kota Pecel
    o Makanan: Pecel
    o Minuman:
  10. Kota Magelang
    o Makanan: Kupat Tahu
    o Kudapan: Getuk, Wajik
  11. Kota Makassar – julukan:
    o Makanan: Coto Makassar
    o Minuman: Es Palubutung
  12. Kota Malang – julukan: Kota Angsle, Kota Bakso
    o Makanan: Angsle, Bakwan Malang, Puthu Lanang, Rujak Cingur,Tahu Thek, Nasi Mawut, Cwie Mie Malang,
    o Minuman: STMJ,Ronde,Es Mocca, Es Duren
    o Camilan: Keripik Kentang, Keripik Singkong
  13. Kota Manado – julukan: Kota Tinutuan
    o Makanan: Tinutuan (Bubur Manado), RW, Sambel Dabu-Dabu
    o Minuman: Saguer
  14. Kota Medan – julukan:
    o Makanan: Angsle, Bika Ambon
    o Minuman:
  15. Kota Padang – julukan: Kota Rendang
    o Makanan: Rendang , Dendeng Balado , Ikan Sampadeh, nasi ramas
    o Minuman: Teh Talua (Teh Telur),
  16. Kota Palembang – julukan: Kota Pempek
    o Makanan: Pempek, Tekwan
    o Minuman:
  17. Kota Pekalongan – julukan: Kota Megono
    o Makanan: Megono
    o Minuman:
  18. Kota Pekanbaru – julukan:
    o Makanan: Lempok Durian, Kue Bangkit
    o Minuman: Jus jagung
  19. Kota Pontianak – julukan: Kota Khatulistiwa
    o Makanan: Ikan Asam Pedas
    o Minuman: Es lidah buaya
  20. Kota Purwokerto – julukan: Kota Mendoan
    o Makanan: Mendoan
    o Minuman:
  21. Kota Semarang – julukan: Kota Lumpia
    o Makanan: Lumpia Semarang, Tahu Pong, Tahu Gimbal
    o Minuman:
  22. Kota Salatiga – julukan:
    o Makanan: Enting-enting
    o Minuman: Es Cendol, Es Campur
  23. Kota Solo – julukan: Kota Timlo
    o Makanan: Timlo
    o Minuman:
  24. Kota Surabaya – julukan: Kota Pahlawan
    o Makanan: Rujak Cingur, Semanggi
    o Minuman:
  25. Kota Tegal – julukan: kota bahari, jepangnya indonesia
    o Makanan: tahu aci, tahu pletok, pilus, kerupuk antor, kacang bogares, soto tauco, martabak lebaksiu, kerupuk mie, lengko
    o Minuman: teh poci, teh gopek, teh botol sosro, dawet beras&aci
  26. Kota Yogyakarta – julukan: Kota Gudeg
    o Makanan: Gudeg, geplak, tiwul, gaplek, gatot, bakpia, yangko, rempeyek, apem,
    o Minuman: Es Dawet, wedang ronde, wedang secang, minuman rosella, wedang jahe, wedang bajigur
  27. Kota Bojonegoro – julukan: Kota Ledre
    o Makanan: Ledre ( kue / keripik pisang raja )

Thursday, March 4, 2010

Membaca Tanda-tanda Alam Agar Selamat

Bencana memang datang tak diundang. Meski teknologi sudah bisa memprediksi beberapa bencana tapi tetap tidak ada salahnya membaca tanda-tanda alam agar selamat dan sehat.

Tanda-tanda alam yang bisa dipelajari itu seperti membaca gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrim. Selain membaca tanda alam, yang juga bisa diwaspadai adalah perilaku hewan yang berubah. 

Angin kencang meski sudah bisa diprediksi lewat teknologi, manusia tetap bisa membacanya dengan melihat alam sekitar. Bencana angin kencang berupa topan atau badai harus diwaspadai karena memberikan efek yang banyak termasuk transportasi darat, laut dan udara.

Seperti dilansir dari IDEF Foundation, tanda-tanda terjadinya angin kencang atau badai adalah penurunan suhu dan tekanan udara yang drastis secara tiba-tiba. Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi. Petir dan guruh terlihat dari jauh. Terdengar suara gemuruh, guntur dari kejauhan.

Angin kencang, awan gelap dan hujan juga bisa menjadi tanda peringatan akan datangnya badai petir. Ketika badai petir datang tempat paling aman berlindung dalam dalam bangunan.

Memprediksi banjir juga seharusnya mudah dilakukan jika volume hujan yang terus menerus sudah mulai diwaspadai oleh penduduk yang tinggal dekat aliran sungai. Atau kondisi jalanan yang minim saluran air juga bisa menimbulkan banjir. 

Yang sulit jika banjir datang tiba-tiba seperti air bah di daerah aliran sungai. Tapi itu pun alam sebenarnya sudah memberikan tanda-tanda dengan perilaku hewan.

Selama berabad-abad hewan dapat memprediksi bencana alam, jauh sebelum manusia dapat memprediksinya. Hewan seolah-olah memiliki indera keenam untuk dapat mengetahui akan adanya badai, gempa bumi dan tsunami.

Para ilmuwan berteori bahwa hewan mampu menangkap getaran-getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka yang tidak dapat dilakukan manusia.

"Saya tidak berpikir bahwa ini adalah indera keenam, setidaknya tidak ada yang dapat kita ukur pada saat ini," kata Diana Reiss, Ph.D., direktur penelitian mamalia laut di Wildlife Conservation Society, berbasis di Bronx Zoo di New York City, seperti dilansir Foxnews, Kamis (4/3/2010).

Menurut Reiss hewan memiliki sensor yang sangat halus. Pada beberapa spesies, ada yang memiliki kemampuan sensor diluar kemampuan manusia.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mencoba menentukan kemampuan sensor tersebut, sehingga suatu hari dapat digunakan manusia untuk mendeteksi adanya bencana alam.

Peneliti di China telah mempelajari masalah ini sejak tahun 1950-an dan menemukan bahwa beberapa hewan seperti ular, dapat mendeteksi gempa bumi. Ular terlihat keluar dari sarang mereka di tengah hibernasi (tidur panjang) musim dingin, dan binatang lain tampaknya juga dapat merasakan gempa sebelum benar-benar terjadi.

Di Sri Lanka dan Thailand ada sebuah cerita tentang gajah-gajah berlari ke bukit satu jam sebelum tsunami tahun 2004 yang menghancurkan desa dan membunuh hingga 150.000 orang di kedua negara itu.

"Saya tidak bisa mengerti, dan hal ini bisa menjadi penelitian yang berulang-ulang," kata Ravi Corea, presiden dan pendiri Sri Lanka Wildlife Conservation Society.

Corea mengatakan bahwa orang-orang melihat tiga gajah yang melarikan diri menuju tempat yang lebih tinggi satu jam sebelum adanya tsunami, di suaka margasatwa terbesar kedua di Sri Lanka, Yala National Park.

Reiss dan Corea menjelaskan bahwa pada kenyataannya hewan-hewan ini memiliki pendengaran yang fenomenal. Mereka mengatakan gajah dapat merespons dan memproduksi gelombang infrasonik (gelombang suara pada frekuensi yang lebih rendah dari gelombang yang dapat didengar manusia). Mamalia yang memiliki kemampuan sama adalah jenis paus tertentu.

Menurut Corea ada kemungkinan perubahan geografis menghasilkan suara dengan frekuensi rendah yang tidak bisa didengar oleh manusia, tapi dapat ditangkap oleh gajah.

Namun gajah bukanlah satu-satunya hewan yang dapat mendeteksi adanya bencana. Burung, monyet, anjing dan semua makhluk lain tampaknya bertingkah aneh sebelum adanya bencana alam.

Beberapa kelelawar, yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.

Anjing yang biasanya terlihat senang, melompat-lompat dan berlari-lari dengan pemiliknya, menjadi tidak tertarik melakukan hal tersebut.

Begitu pula dengan monyet yang biasanya sangat suka dengan pisang, tiba-tiba menjadi tidak tertarik dan bertingkah sangat aneh.

Hal-hal tersebut mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan tanda-tanda alam yang ada sebelum terjadinya bencana alam.

Corea juga menjelaskan bahwa hewan liar dapat bertahan hidup dengan selalu waspada. Alam sangatlah lentur, dan kita tidak boleh lupa bahwa manusia juga bagian dari alam.

Sementara bencana gempa hingga kini masih sulit diprediksi datangnya, ilmuwan baru bisa memprediksi kemungkinan terjadinya gempa karena ada pergeseran bumi tapi tidak tahu persis kapan waktunya. Sedangkan letusan gunung berapi harusnya juga mulai diwaspadai jika sudah ada tanda-tanda peningkatan suhu udara yang ekstrem sekitar gunung.

Agar selamat dari bencana seperti angin kencang sebaiknya menutup jendela-jendela dan pintu-pintu kaca dengan papan. Berdasarkan penelitian tentang angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan apabila tidak ada angin yang masuk. Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi.

Sunday, February 21, 2010

Habitat Ular

Habitat Ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu :

1. ULAR AIR (AQUATIK)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di dalam air.
Contoh : Ular Laut (Laticauda laticauda)
--> Ular air yang sesungguhnya hanyalah Ular Laut

2. ULAR SETENGAH PERAIRAN (Semi Aquatik)
Ular ini melakukan aktifitasnya terkadang di air, terkadang di darat
Contohnya : Ular Kadut (Homalopsis buccata)

3. ULAR DARAT (Terresterial)
Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat
Contoh : Ular Bandotan Macan (Ptyasa mucosus), Ular Kopi (Elaphe flavolineata)

4. ULAR POHON (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon.
Biasanya ular pohon ekornya prehensil (dapat utk berpegangan/bergelantungan
)
Contohnya : Ular Pucuk (Dryophis prasinus), Ular Cincin Emas (Boiga dendrophila)

5. ULAR GURUN
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun.
Ular gurun biasanya menyembunyikan diri di bawah pasir utk menghindari sengatan matahari
Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattke


Info tambahan :

- Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab (=so hati2 dengan yang lembab2 yach :P =)

- Kadang ditemukan berjemur di panas matahari (=seneng sunbathing.. kayak turis bule aja=),
tetapi kebanyakan waktunya digunakan untuk bersembunyi (=main petak umpet=) menunggu mangsa sesuai dengan habitatnya

- Ular juga senang berpindah-pindah (=ular bimbang?=) tergantung dimana dia mendapatkan mangsa

- Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang tenang (=biar bisa meditasi yach=)

- Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung (=umm.. atlit renang dan pemanjat tebing mesti berguru ke ular neh=)



-source : makalah sioux-

Jenis ular di jawa.

Di dunia ini ada sekitar 2700 jenis ular...
di Indonesia terdapat 380 jenis ular menurut catatan TNC beberapa tahun yang lalu...

Dari 380 Jenis ular itu, sekitar 55 jenis adalah ular laut yang jarang ditemui.
dan dari 380 jenis ular tersbeut, hanya sekitar 33 jenis saj aular yang memiliki bisa mematikan dan berbahaya bagi manusia...

Selebih ?

tidak berbahaya, eksotis dan bahkan membantu manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memangsa hama tikus di alam bebas....

Berikut adalah catatan singkat yang terdapat di makalah pengantar standard SIOUX... sempat di posting oleh salah satu muscle, Dian di link http://dieend18.multiply.com/journal/item/59. atau cek di http://siouxindonesia.multiply.com/journal/item/25 -

Saturday, February 13, 2010

Dasar memanjat tebing



Sebagian orang berpendapat bahwa kaki merupakan titik utama yang harus diperhatikan dalam memanjat tebing. Sebagai contoh, ketika menaiki anak tangga yang disandarkan di dinding dengan posisi miring. Disini kedua tangan boleh dikatakan hanya berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Posisi ini membuat kedua tangan tidak menerima beban berat tubuh
Jika kekuatan kedua tangan dipergunakan untuk menaiki anak tangga, artinya memberi beban pada keduatangan tanpa peduli akan tumpuan kedua kaki di anaktangga yang sudah stabil, maka dalam jarak yang tidakterlalu jauh tenaga akan terkuras habis dan tangan menjadi tegang.
Prinsip ini juga berlaku pada waktu memanjat tebing. Kebanyakan pemula cenderung mempergunakan kedua tangan sebagai titik tumpuan yang utama tanpa percaya pada kedua kaki sebagai penumpu berat tubuh di tebing. Yang perlu diperhatikan oleh para pemula ketika memanjat tebing ialah kombinasi antara kekuatan tangandengan penempatan titik keseimbangan. Gunakan sebaik mungkin setiap hold (pegangan, pijakan) yang ada.
Batasi penggunaan tangan hanya untuk pengatur keseimbangan tubuh. Kecuali pada tempat tertentu yang menuntut kekuatan tangan semata. Penempatan kaki yang baik bukan saja menghemat tenaga, tapi juga menjadikan gerakan si pemanjat lebih indah dipandang mata.

Sebagai pemula, berlatihlah di tebing yang tidak terlalu curam dan rendah. Untuk menjaga keamanan, pastikan bahwa batuannya tidak labil, tidak mudah runtuh. Berlatihlah secara teratur dan hati-hati; ini yang penting diperhatikan. Biasanya pemula cenderung untuk tergesa-gesa dalam bergerak di tebing, akibatnya sering terjadi kecelakaan. Selain itu, pemula cenderung untuk memanjat tebing yang tinggi karena dianggap mudah tanpa menghiraukan sistem pengaman pemanjatan (belaying system). Mereka. pemula, bangga jika dapat mencapai puncak tebing lewat rute mudah tanpa tali pengaman. Padahal inilah kecenderungan yang salah dan berbahay
.Pada waktu berlatih, pelajarilah cara penempatan kaki pada hold dan crack (rekahan di permukaan tebing). Pertimbangan pertama dalam hat penempatan kaki adalah gerakan selanjutnya. Penempatan kaki yang "pas" akan membantu keseimbangan dan memantapkan ge rakan selanjutnya. Pertimbangan kedua, melalui insting sehingga kita dapat bergerak dengan alami dari hold dan crack yang satu ke yang lain. Gerakan insting ini hanya dapat terangkai dengan baik apabila dilatih terus-menerus dan teratur.
jika kebetulan menemui hold yang tipis dan tajam seperti sisi meja,pergunakan sisi sepatu teristimewa jika mempergunakan sepatu khusus panjat tebing sehingga kontak antara kaki dan tebing semakin banyak. Dengan cara ini pula kaki akan lebih rapat ke tebing. Dalam ke-adaan ini kecenderungan kaki untuk menekuk pada gerakan selanjutnya berkurang sehingga memperkecil kemungkinan terpeleset.Pada tempat yang membulat dan miring (rounded), usahakan agar tumit tetap rendah dan. di bawah horisontal hold semacam itu. Posisi ini akan membuat pijakan semakin mantap dan subil karena gaya gesek tapak sepatu menjadi maksimal. Untuk itu, latihlah tumit dengan cara berjingkat-jingkat atau membengkok-bengkokkannya
Cara berpijak pada hold yang miring
untuk melatih tangan dan kaki pada hold yang tipis, carilah slab (tebing licin dan hampir rata tetapi tidak curam) agar mampu menguasai teknik penggunaan tangan dan kaki pada berbagai macam bentuk dan ukuran hold
.Pemula cenderung meraih hold atau crack yang terlalu jauh dan di luar jangkauan normal, akibatnya ia harus "ngotot" dan mengeluarkan banyak tenaga. Tidak jarang keseimbangan menjadi terganggu. Jika kaki atau tangan digerakkan terlalu jauh bukan tidak mungkin titik keseimbangan tergeser, karena tumit ikut terangkat.Akibat lebih jauh dati tergesernya keseimbangan, terpaksa "terjun" bebas ke bawah.
Bagi pemula meraih pegangan yang terlalu jauh bisa berakibat fatal Seorang pemanjat yang baik dapat diibaratkan gerakannya sebagai gerakan seekor kucing tanpa bersuara dan cekatan.Jika kita sudah mampu Inelakukan itu, hal ini berarti sudah melakukan hal yang benar. Untuk bergerak seperti itu, pilihlah hold dengan hati-hati. Kemudian tempatkan kaki dan tangan pada posisi yang benar serta mantap, tanpa menimbulkan suara berisik, tanpa kegaduhan, dan tanpa melakukan gerakan yang tidak perlu.Ada "aksioma" yang berlaku dalam olahraga panjat tebing, yaitu "tiga kuat satu mencari". Tiga dimaksudkan sebagai tumpuan yang kuat di tebing dan satu sebagai pencari tumpuan. Dua tangan berpegang kuat dan mantap, satu kaki berpijak dengan mantap pula. Posisi seperti ini memungkinkan satu kaki yang lain bergerak untuk mencari pijakan. Untuk memindah kan tangan, maka dua kaki berpijak dengan mantap dan satu tangan berpegang kuat. Begitulah seterusnya
Sebelum bergerak, pastikan bahwa posisi sudah mantap. Pada posisi seperti ini jika salah satu pijakan atau pegangan terlepas oleh suatu hal, keseimbangan tubuh masih terjaga kecuali jika posisinya "dua kaki satu tangan", maka pegangan terlepas, akan mengakibatkan kecelakaan. Ini penting diperhatikan karena pemula sering membua( gerakan yang tidak perlu, sehingga kehilangan keseimbangan dan bisa berakibat fatal.

Untuk melatih agar trampil ddlam mempergunakan tangan dan kaki, berlatihlah di slab atau di tebing yang banyak terdapat crack, meskipun crack dan hold yang kita jumpai hanya cukup untuk menempatkan ujung sepatu
Bicara tentang jenis pegangan dan pijakan, maka crack merupakan jenis yang terbaik buat pemanjat tebing. Crack bisa terjadi pada permukaan tebing karena proses alami. Crack yang terjadi bisa miring, horisontal dan vertikal. Namun demikian, kesulitan dapat terjadi pada waktu mempergunakan crack sebagai pijakan. Kaki yang terjepit sukar dilepaskan dari crack ketika akan bergerak naik atau menyamping (traverse). Apalagi jika crack itu miring dan sepatu terjepit dengan keras oleh gerakan kita di crack. Untuk itu penempatan kaki pada crack perlu diperhitungkan dengan cermat.
Teknik Menuruni Tebing
Meskipun kita mempelajari berbagai teknik memanjat, namun yang tidak boleh dilupakan ialah teknik menuruni tebing dengan merayap. Ini perlu, mengingat padaasus tertentu kita "dipaksa" oleh tebing untuk melakukan gerakan turun ini. Tanpa berlatih khusus teknik menuruni tebing, suatu saat kesulitan akan menghadang ketika kita.menuruni tebing yang telah kita panjat. Kesulitan ini karena tidak dapat melihat hold atau crack di bawah kita.
Untuk dapat menuruni tebing, posisi tubuh harus dijaga agar tetap seimbang. Agar lebih mudah, bergeraklah ke samping. jangan tegak lurus, sebab akan sulit melihat hold atau crack di bawah kita. Gerakan menyamping ini lebih aman daripada langsung ke bawah meskipun kadang-kadang sulit untuk menempatkan kaki pada hold atau crack. Apalagi jika tebingcukup curam
bererlatih menuruni tebing, lebih-lebih yang sulit, akan menambah kepercayaan terhadap diri sendiri. Pada suatu saat ketika memanjat rute yang sulit, kita terpaksa turun lagi dengan merayap untuk beristirahat atau mengatur strategi pemanjatan selanjutnya, jarang ada pemanjat yang dapat melewati rute sulit dengan sekali "gebrakan". Penempatan kaki, pegangan dan pengaman memerlukan strategi yang baik agar gerakan memanjat dapat "terangkai" dengan baik.
jika tidak terbiasa dengan latihan ini biasanya pemanjat akan grogi lebih-lebih di medan yang belum dikenalnya manakala cuaca tiba-tiba berubah buruk, misalnya Pentingnya penggunaan kaki sudah cukup untuk di ketahui. Kini kita beralih dengan penggunaan tangan.
Fungsi Tangan
Fungsi tangan tidak kalah penting daripada kaki. Secara alami tangan sudah terlatih sejak kecil untuk memegang. Ini yang memungkinkan tangan lebih cepat dapat dilatih daripada kaki
Pada latihan, usahakan sebanyak mungkin menggunakan seluruh jari tangan untuk memegang atau menekan, karena pada suatu saat kita akan dihadapkan pada situasi di mana hold atau crack hanya cukup untuk dua jari. Tanpa latihan yang baik kesulitan ini akan menghambat gerakan selanjutnya.
Selagi memanjat, batasi jangkauan tangan agar keseimbangan tidak terganggu. Tentu saja suatu saat kita harus menjangkau hold atau crack yang cukup jauh. Pada situasi seperti ini bergeraklah dengan hati-hati. Pastikan bahwa pijakan dan pegangan sudah mantap.

Pemula lebih cenderung mempergunakan kekuatan tangan untuk memanjat tanpa memperhatikan penting nya penempatan kaki. Meskipun kaki tetap berpijak tetapi biasanya "ngambang". Apalagi jika pijakannya kecil. Hal ini disebabkan ketidak yakinan untuk berpijak. Akibat hal ini, tangan cepat kehabisan tenaga.

Yang penting untuk diperhatikan oleh para pemula pada waktu memanjat ialah bagaimana menempatkan kaki, pegangan dan menjaga keseimbangan agar kelelahan pada tangan dapat teratasi.
Dalam pemanjatan terdapat bermacam-macam teknik yang lazim dipergunakan dalam menghadapi medan tertentu, yaitu
Handholds
hold ada bermacam-macam bentuk, ukuran dan posisi. Yang perlu diingat, kemampuan mengkombinasikan gerakan memanjat dengan mempergunakan handhold dan foothold (pijakan kaki) dengan baik dan benar, sesuai dengan titik keseimbangan posisi yang dihadapi pada saat itu.
Pegangan terbaik bagi pemanjat, jika keseluruhan jaritangannya dapat berpegang. Pegangan semacam Ini disebut handhold atau jug handle. Pegangan semacam ini menambah keyakinan si pemanjat untuk bergerak lebih lanjut. Memang bisa dikatakan pegangan semacam inilah yang merupakan "surga" bagi pemanjat tebing.Fingerholds
Hold yang lebih kecil dari handhold, dimana jari-jari hanya menempel kira-kira satu ruas, disebut fingerhold. Pada fingerhold usahakan merapatkan jari-jari ke permukaan tebing dengan man up, sehingga seluruh kekuatan dapat terpusat ke ruas jari yang berpegangan pada hold. Cara ini mencegah jari-jari terpeleset dari hold.

Pinchgrip
Pada suatu ketika akan ditemui jenis pegangan yang untuk memegangnya harus "mencubit" dengan menekankan jari-jari dan ibu jari pada arah yang berlawanan.
Biasanya pinchgrip berada pada posisi miring dan vertikal.
Undercling

Dasar teknik ini, tekanan tangan dan kaki pada arah yang berlawanan. Tangan berpegang pada "bibir" crack atau tonjolan batu yang menghadap ke bawah dengan tarikan ke atas. Sementara itu kaki menekan dengan mantap di dinding tebing. Akibat tarikan tangan yang memberi gay a ke atas kaki dapat tertekan ke dinding tebing. Untuk bergerak lebih lanjut, jaga agar posisi ini tetap mantap sebelum tangan yang satu dilepas untuk mencari pegangan yang lain.
Yang perlu diperhatikan pada posisi ini, ialah titik keseimbangan. Usahakan sedemikian hingga titik keseimbangan tetap terkontrol meskipun hanya dengan satu tangan yang memberi gaya tarikan.



Jamming
Pada tebing-tebing batu 
sering dijumpai crack yang terlalu lebar untukdapat dipakai sebagai pijakan atau pegangan. Untuk mengatasi crack semacam ini dipergunakan teknik khusus yang disebut jamming. Dasar teknik ini dibagi dua: jepitan tangan (hand jam) dan jepitan kaki (foot jam). Dengan cara menempatkan kaki atau tangan ke dalam crack agar terjepit, maka akan timbul gaya gesekan antara kaki atau tangan dengan tebing. Cara menempatkan kaki atau tangan tergantung pada kondisi crock itu sendiri.
Layback
Teknik ini dipergunakan pada crack vertikal ataupun tonjolan vertikal di tebing yang cukup panjang. Prinsip teknik ini hampir sarna dengan undercling, hanya saja lebih banyak tenaga yang terkuras akibat panjangnya medan yang harus dilalui
Gerakan kaki dan tangan harus berirama. Artinya, gerakan hanya satu per satu dan kompak. Jika tangan bergerak, maka yang lain tetap di tempat. Setelah tangan mantap berpegang, satu per satu kaki digerakkan keatas.
Meskipun teknik ini menguras tenaga, namun suatu saat akan diperlukan. Untuk itu latihlah teknik layback ini. Tidak harus di tebing, di pagar besipun bisa dilakukan. Dan kalau diteliti dengan cermat, sesungguhnya banyak sarana dapat kita pergunakan untuk berlatih. Baik itu di rumah, di gedung sekolah maupun di cabang pohon, cabang yang kuat. Hilangkan kebiasaan menuntut fasilitas yang sempurna untuk latihan. Yang terpenting ialah semangat.
Chimney

Pada kondisi tertentu akan dijumpai sebentuk cerobong (Chimney) di tebing. Untuk dapat memanjatnya dipergunakanlah teknik khusus yang disebut chimney.Prinsip gerakannya, memanfaatkan tekanan antara anggota tubuh dan tubuh ke dinding tebing. Untuk lebih mudah, pelajarilah gambar di disamping.