Showing posts with label edukasi. Show all posts
Showing posts with label edukasi. Show all posts

Sunday, August 29, 2010

Friction / Slab Climbing

Friction/ Slab Climbing adalah Tehnik yg semata mata mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan untuk permukaan tebing yang tidak terlalu vertikal, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesek terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maximal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.

Sunday, July 25, 2010

Beberapa Istilah Dalam Kegiatan Arung Jeram

Atomic Launch
Penurunan sungai dengan cara meluncur dari atas tanah dan langsung
ke air. Dilakukan pada daerah yang miring, dimana perahu, canoe
atau kayak langsung dinaiki saat meluncur tersebut.
Boat Eater
Sebuah Lubang (monster hole) pada jeram, cukup besar untuk
menelan perahu. Disebut juga bus-stopper.
Boil
Putaran atau arus yang sulit diprediksi dan menekan ke permukaan
(seperti air mendidih-bergolak). Biasanya disebabkan oleh bebatuan
yang ada didasar sungai.
Bony
Pengarungan yang memerlukan banyak manuver karena banyaknya
rintangan atau bebatuan.
Boof
Meluncur dengan perahu diatas tempat yang dangkal atau batu.
Boom
Suatu instruksi yang diberikan pemandu saat melewati rintangan atau
jeram berbahaya.
Brace
Teknik mendayung dengan menekan kebawah dan kayuhan menyapu
untuk menyeimbangkan canoe atau kayak yang miring.
Broach
Kejadian dimana canoe atau kayak terjepit antara aliran sungai dan
rintangan (batu/batang pohon).
C.F.S.(Cubic Feet per Second)
Ukuran dari kecepatan sebuah aliran yang memberi nilai pada suatu
sungai. CFS ini akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi air dan
gradien dari sungai. Cubic Feet per Second = 0.028317 Cubic Meter
per Second
Carnage
Istilah umum untuk kondisi dimana perahu terbalik atau seseorang
yang terlempar keluar.
Chicken Line
Tali yang diikatkan pada sisi-sisi perahu sebagai pegangan bagi
penumpang. Sebagai peringatan, Chicken Line ini dapat membuat
tangan dan kaki terperangkap saat perahu terbalik.
Class I-VI
Skala internasional untuk tingkat kesulitan sungai, adalah sistem
klasifikasi untuk menyatakan tingkat kesulitan dari cepatnya
pergerakan air dalam pengarungan. Class I- Tenang dan Sangat
mudah, Class VI-sangat sulit dan tidak bisa diarungi.
Confluence
Pertemuan atau percabangan sungai.
Control Hand
Tangan yang digunakan untuk mengatur keseimbangan, kiri atau
kanan.
Curler
Gelombang besar, biasanya setelah drop dengan puncak yang berbalik
kearah hulu.
Drop
Penamaan untuk penurunan yang tiba-tiba antara bagian atas dan
bawah dari aliran yang deras.
Eddy
Area yang berarus tenang, biasanya berada dibalik atau bagian hilir
dari suatu rintangan yang ada pada arus utama.
Eddy Out
Suatu istilah untuk menggambarkan saat meninggalkan aliran utama
dan memasuki suatu daerah yang berarus tenang (eddy).
Eddy Line
Arus yang berlawanan antara arus dari hulu dan arus yang mengalir ke
hilir pada sungai.
Ender
Permainan manuver yang dilakukan dengan menundukkan hidung
perahu kebawah dan agak dalam serta bagian belakang yang diangkat
keatas. Hasilnya perahu seakan-akan terbang saat melewati jeram.
Sangat Menyenangkan!!
Ferry
Sebuah manuver yang digunakan untuk melintasi sebuah aliran atau
sungai kecil, dengan memanfaatkan kekuatan arus untuk
menggerakkan perahu pada kedua sisi sungai.
Float Bag
Bentuk yang sangat umum dari canoe atau kayak.
Gauge Height
Pengukuran tingkatan air pada satu atau lebih lokasi.
Grab Loop
Pegangan yang dipasang sepanjang haluan dan buritan dari canoe
atau kayak, berguna sebagai pegangan dan menangkap orang yang terlempar.

Wednesday, July 7, 2010

ULAR CECAK ATAU ULAR RUMAH

Ular cecak atau sering pula disebut sebagai ular rumah adalah sejenis ular kecil dari suku Colubridae. Dinamai demikian karena ular ini kerap dijumpai di dalam rumah, di sekitar dapur atau lemari, untuk memburu cecak yang menjadi kegemarannya. Nama ilmiahnya adalah Lycodon capucinus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai common wolf-snake, merujuk pada gigi yang memanjang menyerupai taring serigala di bagian muka rahangnya (bahasa Gerika: lycos, serigala; don, gigi). Selain itu ada beberapa spesies dari ular ini seperti Lycodon aulicus.

Ular bertubuh kecil sampai sedang yang ramping dan gesit, panjang total maksimal mendekati 60 cm. David dan Vogel (1997) menyebutkan panjang maksimal sekitar 550 mm, dengan kisaran ukuran hewan dewasa umumnya antara 450–500 mm.
Punggung (dorsal) berwarna coklat atau coklat agak keunguan, dengan sebagian sisik bertepi putih membentuk pola belang (atau jala) samar-samar seperti bekas cat yang terhapus.
Kepala berwarna coklat kurma, dengan warna putih atau keputih-putihan di bibir atas dan di tengkuk, terkadang dengan sedikit warna kuning belerang. Perut (ventral) berwarna putih atau kekuningan.
Sisik-sisik dorsal dalam 17 deret di tengah badan dan 15 deret di dekat ekor. Sisik-sisik ventral 178–224 buah, sisik anal sepasang atau berbelah, sisik subkaudal (di bawah ekor) 57–80 pasang. Sisik-sisik supralabial (bibir atas) berjumlah 9 buah, no. 3–5 atau no. 4–5 menyentuh mata. Di atas bibir, di antara sisik postnasal (hidung) dan orbit (mata) terdapat dua buah sisik, yakni sisik loreal (pipi) dan preokular. Sisik loreal panjang dan bersentuhan dengan sisik internasal, preokular bersentuhan dengan perisai frontal.
cukup kecil di telapak tangan orang dewasa


Ekologi dan penyebaran
Ular cecak sering dijumpai memasuki rumah, dapur atau bangunan lainnya, tidak jarang pula didapati di lingkungan perkotaan. Ular yang aktif di malam hari (nokturnal) ini lebih banyak menjalar di atas tanah (terestrial), meski pandai pula memanjat pepohonan (arboreal), tebing dan dinding berbatu, hingga ke atap rumah. Pada siang hari, ular cecak lebih memilih tidur bergelung di tempat persembunyiannya di bawah tumpukan kayu, batu, rekahan tebing, atau di sudut-sudut rumah yang kelindungan.
Seperti dicerminkan oleh namanya, mangsa kesukaannya adalah aneka jenis cecak; akan tetapi ia pun tidak menolak mangsa berupa kadal atau tikus kecil. Ular cecak menjadi dewasa ketika berumur sekitar dua tahun. Betinanya bertelur hingga sekitar 11 butir.

telur-telur


Ular cecak menyebar luas mulai dari Burma di barat, Cina tenggara, hingga Hong Kong di sebelah timurnya. Ke selatan: Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Semenanjung Malaya hingga Singapura. Juga Kepulauan Andaman, Maladewa, Indonesia, Filipina, hingga ke Kepulauan Cook di Samudera Pasifik (Australia).
Di Indonesia ular ini tercatat dijumpai di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Sumbawa, Sumba, Komodo, Flores, Lomblen, Alor, Sawu, Roti, Timor, Wetar, Babar, Kalao, Selayar, Buton, dan Sulawesi

ukuran maksimal
bentuk kepala
bagian perut


Ular cecak agresif dan lekas menggigit apabila terganggu atau baru ditangkap. Gigitannya lumayan menyakitkan, terutama karena adanya ‘taring’ di rahang atas maupun bawah. Walaupun demikian ular ini tidak berbisa, sehingga luka gigitannya hanya mengakibatkan rasa pedih dan sedikit berdarah. Setelah dipelihara beberapa lama dan dibiasakan, ular cecak umumnya lekas menjadi jinak dan tidak mau menggigit. Ular ini cukup rakus, dan mampu menghabiskan 2–3 ekor cecak dalam sehari.

"tolong bebaskan aku..."
"aah... akhirnya aku dibebaskan.. terimakasih kawanku manusia yang baik..."
"lihat nih... aku bisa memanjat di permukaan yang tidak licin..."
"eh... kucingnya gak nakal kan?"
ular: "selamat tinggal kucing yang manis..."
kucing: "selamat jalan ular kecil, jaga diri baik-baik ya.."



Ingat: Jangan bunuh ular! Mereka juga diciptakan Allah. Mereka hanyalah makhluk tak berdaya.


Sumber:
SIOUX, Lembaga Studi Ular Indonesia
Ular Indonesia

Thursday, July 1, 2010

Akuratnya semburan kobra.

.

Ada yang bertanya bagaimana sih kok semburan kobra penyembur itu selalu akurat? Ini jawabannya:
Semua ular kobra mematikan, namun yang mengagumkan adalah semprotan racunnya. Kobra bisa menargetkan mata korbannya dari jarak lebih dari 1,5 meter dengan ketepatan lebih 80%. Ternyata ular bisa memiliki ketepatan yang luar biasa dalam memprediksi di mana target mereka berada, hanya dengan waktu setengah kali yang dibutuhkan bagi mata untuk berkedip.
Untuk menganalisi bagaimana reptil itu memiliki tembakan mematikan, ahli morfologi Bruce Young di University of Massachusetts berdiri di belakang sebuah lapisan plastik dan merekam semprotan racun dari kobra yang meludah Afrika Selatan yang menargetkan matanya. Anehnya, ular ini menggoyangkan kepala sebelum semprotan tersebut terbang. Herpetologist Guido Westhoff dari University of Bonn Jerman, juga melihat bahwa pergerakan kepala pada kobra tersebut sehingga peneliti dan para koleganya bekerja sama untuk mencari tahu.
Untuk membangkitkan ular meludah, “Saya hanya menaruh kaca mata dan kobra mulai meludah seluruhnya,” kata Young. Dia juga menggunakan pelindung yang menghubungkan akselerometer untuk melacak pergerakan kepalanya. Di saat yang sama, peneliti lain merekam perubahan kobra dengan 500 gambar setiap detik atau sekitar 20 kali lebih cepat dari kecepatan kamera rata-rata.
Selama 6 minggu, Young ‘mengejek’ ular tersebut dengan menggoyangkan kepalanya di depan para kobra sehingga menyebabkan 100 kali ludahan. Saat para peneliti menganalisis pergerakan Young, mereka menemukan sekitar 200 milidetik sebelum kobra ini menyemprotkan ludah. Pada seperlima detik setelah kepala bergerak, sama seperti separuh waktu yang dibutuhkan untuk mengedipkan mata, ular ini memprediksi di mana arah korban tersebut, kata para peneliti. Selama meludah yang kedua, ular juga menggerakkan kepala dengan cara yang sama dari pergerakan mata si target, sebagai pedoman akurasi untuk menargetkan mata. Ular ini juga sedikit memindahkan kepalanya saat penyemprot racun tersebut menyebar dan memberikan jarak untuk menargetkan mata si target. “Yang mereka butuhkan hanya satu kesempatan dari racun tersebut untuk mengenai kornea, satu tetesan kecil,” kata Young. “Saya telah melihat apa yang terjadi saat racun mematikan mengenai kornea. Pada dasarnya ini langsung melumpuhkan.” Kemampuan untuk mencegat target bergerak dengan akurasi seperti ini menunjukkan tingkat kecerdasan yang tidak dimiliki ular atau reptil lain sebelumnya, catat para peneliti.

Tuesday, June 22, 2010

Rasa sakit akibat gigitan kobra

Saturday, June 19, 2010

Taman Nasional menurut Ditjen PHKA

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.

Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut :
Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami;
* Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan
maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami;
* Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
* Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai
pariwisata alam;
* Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan,
Zona Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi
kawasan, ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung
upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan
sebagai zona tersendiri.

Manfaat taman nasional
Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain :
Ekonomi Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis,
sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki
produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan
pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.
* Ekologi
* Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan
maupun perairan.
* Estetika
* Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai
usaha pariwisata alam / bahari.
* Pendidikan dan Penelitian
* Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan
penelitian.
* Jaminan Masa Depan
* Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di
perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang
lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.

Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu
kawasan taman nasionali kelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun
berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan,
dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan kawasan.

Pengelolaan Taman nasional didasarkan atas sistem zonasi, yang dapat dibagi atas
:
* Zona inti
* Zona pemanfaatan
* Zona rimba; dan atau yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan
pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Kriteria zona inti, yaitu :
* mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
* mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya
* mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan
atau tidak atau belum diganggu manusia
* mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan
yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami
* mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi
* mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang
langka atau yang keberadaannya terancam punah.

Kriteria zona pemanfaatan, yaitu :
* mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi
ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik
* mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya
tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam
* kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata
alam.

Kriteria zona rimba, yaitu :
* kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangan dari jenis
satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi
* memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti
dan zona pemanfaatan
* merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.

Upaya pengawetan kawasan taman nasional dilaksanakan sesuai dengan sistem zonasi
pengelolaannya:

Upaya pengawetan pada zona inti dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan.

Upaya pengawetan pada zona pemanfaatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam

Upaya pengawetan pada zona rimba dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan
* pembinaan habitat dan populasi satwa.

Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan :
* pembinaan padang rumput
* pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa
* penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber
makanan satwa
* penjarangan populasi satwa
* penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau
* pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.

Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman
nasional adalah :
* merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem
* merusak keindahan dan gejala alam
* mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan
* melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan
atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.

Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan
kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah :
* memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan
* membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu,
menebang, merusak, memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam
kawasan.

Taman nasional dapat dimanfaatkan sesuai dengan sistem zonasinya :

Pemanfaatan Zona inti :
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* ilmu pengetahuan
* pendidikan
* kegiatan penunjang budidaya

Pemanfaatan zona pemanfaatan :
* pariwisata alam dan rekreasi
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* pendidikan dan atau
* kegiatan penunjang budidaya

Pemanfaatan zona rimba :
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* ilmu pengetahuan
* pendidikan
* kegiatan penunjang budidaya
* wisata alam terbatas.

Source : http://www.ditjenphka.go.id/

Jenis- jenis arus dalam arung jeram

1. Edi
adalah kondisi air yang tenang di pinggir sungai.. edi terbentuk karena sungai berbelok atau ada batuan besar di pinggir sungai sehingga air tenang setelah batuan itu mencegah arus besar melewati jalurny. Edi ini biasa digunakan untuk parkir boat kalau butuh istirahat atau jka kita hanyut bisa mengarah ke edi untuk istirahat dan emegang sesuatu agar gak kehabisan tenaga. Benda benda di edi biasanya gak akan berpindah kalau gak di geser mendekati arus lewat.. pernah dayung kami lepas dari pegangan dan nyangkut di edi.. terpaksa harus berenang kembali untuk mengambilnya..

2. Drop
bentukan arus yang terjadi karena aliran sungai melewati batuan kecil.. 
setelah melalui diatas batu, air akan embentuk "tejunan" kecil. air drop atau jatuh ini tak trlalu bahaya jika perahu melewatinya dengan baik.. 


Foto : salah satu peserta rafting serayu terjungkal
setelah mencoba trik duduk didepan boat dan melewati drop drop kecil .. :)


3. Double drop
Nah ini arus sungai yang melewati atau melampaui batuan besar biasanya membentuk double drop atau terjunan yang besar dan berurutan.. double drop yang besar jika dilalui perahu tanpa kayuhan bisa menyebabkan perahu tertarik terus dan tak bisa jalan maju.. 

double drop bisa membuat perahu kehilangan keseimbangan dan dengan ke ahlian skipper atau pemandu sungai akan bisa dilalui dengan super duper nyaman asal para rafter ngikutin perintahnya.. Terjatuh di duble drop bisa jadi rafter juga akan ter tahan di sana dan tak bisa keluar.. 
karena nya perlu usaha lebih untuk segera keluar dari jebakan bentukan air ini. 


Foto : saat  masuk ke jaram Budil, jeram maskotnya Sungai Progo.. banyak Double drop den jebakan arus liar yang sangat luar biasa memicu andrenalin.. tapi disitu kan asyik nya ? :D

4. Standing wave
Berbentuk seperti gelombang laut.. 
meski gak besar dan tinggi namun bisa memakasa perahu jumping dan mengayun depan belakang. Standing wave akan seru jika dilalui pas dari depan.. agak dihindari kena gelombang dari samping karena kemungkinan banya menyebabkan boat flip/terbalik. 

Namun arus tetap lah liar.. 
sang gelombang tak ukur jarak dan waktu mebentuk iramanya.. saat kita masuk jeram sempit bisa jadi wave akan di bentuk oleh benturan bentura dinding sungai atau batuan besar di kanan kiri jalur.. liar nya gelombang ini akan mengasyikkan meski perlu di waspadai.. contohnya ada di jeram budilnya Progo bawah dan jeram Godbless nya pekalen bawah...

Standing wave yang rata dan panjang bisa dinikmati di serayu river dan progo bawah saat penghujan tiba.. naek boat serasa naek kuda tunggang yang melonjak lonjak berirama dan embolak balik isi perut.. hehehe.. Jatuh di kawasan Standing wave yang penting jangan panik.. minum air pastilah karena terpaan gelombang ke muka akan menjungkirbalikkan kita juga ... 
prinsip membelakangi arus dan kaki dinamis harus ttep dipegang.. :) 


Foto : Standing Wave di Progo bawah.. arus diatas normal dikiiiitttt.. :)


5. Turbulence
nah ini gelombang berpusar di bawah permukaan air..
biasanya terbentuk kerana kedalaman sungai yang di hiasi batuan batuan besar atau jatuhnya air dari ketinggian sebelumnya.. misalnya air terjun atau air jatuh dari dam.. pusaran air akan menyedot boat jika tak punya daya dorong ke depan... karenanya dayung kuat adalah perintah skipper untuk menghindari jebakan turbulence di bawah jeram jeram yang telah mereka arungi ratusan bahkan ribuan kali sebelumnya.. :).. 

jebakan turbulence cukup berbahaya jika kita terjatuh di dalamnya... badan biasanya tak bisa keluar dari jebakan ini.. mau naek ke permukaan susah karena di sedot lagi ke bawah.. jadi beberapa saran yang sempat kerekam adalah kita malah harus ngikutin arus bawah.. jangan dilawan..

bikin formasi bola dimana tubuh kita tekuk dalam dalam dan di pegang di rangkul sehingga membentuk bola hingga kita ke desak sampe dasa sungai.. stelah mendapat pijakan baru menolak atau menjejak kan dii ke atas sekuat mugkin agar menuju kepermukaan.. teori ini sering di perdengarkan saat arung jera,.. meski prakteknya gak segampang teori tapi setidaknya kita tau tentang teknik ini..

ku sempat kejebak yang kupikir itu "turbulence" saat jatuh dari boat dan masuk ke jeram godbless nya pekalen bawah di event lareangon yang lalu.. ku coba diam gak lama.. kok gak naek naek ke permukaan ya.. ternyata di atas kepala kena hantaman arus yang menekan ku kebawah sangat deras akibat bentukan terjunan di jeram itu.. 

sadar ku gak naek naek langsung berusaha melonjak dan bergerak dari sana.. memiringkan badan dan menggerakkan kaki untuk bertola menjauhi area jebakan ini.. pas di jeram itu air cukup dalam sehingga gak bisa depatin dsarnya.. akhirnya memaksakan diri untuk mengayuh kaki di perkuat.. dan Alhamudillah segera keluar..

Jika dianggap aman, para rescuer akan masuk juga ke sungai untuk mengapai rafter yang terjebak di sini. tapi para rescuer pun akan melihat kndisi titik aman mana bagi mereka untuk membantu raftier yang terjebak.. :)

Tetap tenang dan mencoba untuk bertahan hidup adalah kunci yang tepat keluar dari pusaran alam di jeram. Para senior mohon koreksi jika ada yang salah ya...:)


Foto : sesaat saat akan dan setelah terhempas di jeram Godbless, Pekalen bawah  (test drive - Pengarungan Boat Pertama milik LareAngon Indonesia di Pekalen Bawah)

6. Undercut
Ini arus memotong yang jadi  momok di setiap pengarungan..
tak semua sungai mendapati bentukan arus melingkar yang menjebak. barang apa pun (katanya) jika masuk ke arus undercut akan tak bisa keluar lagi.. termasuk manusia.. undercut terlihat berupa putaran ringan di permukaan.. namun sebenernya di dalam arus cukup keras pusarannnya. 
ku gak bisa jelasin lebih banyak tentang arus ini.. mungkin ada para senior yang bisa membantu..

Pengalaman saat melewati salah satu jeram ber arus undercut di Pekalen bawah kemarin, tim rescue yang di siapin oleh opeator sampai memasang orang untuk loncat dari pinggir sungai menggapai boat dan menarik boat agar jangan  masuk ke jalur kanan yang ber undercut.. boat di paksa masuk ke jalur kiri untuk menghindari resiko.. memang kemarin kami turun di pekalen dengan konidis arus hampir dua kali debet arus normal.. jadi tindakan pengamanan sangat di utamakan.. :)


Tindakan pengamanan diri..
setidaknya para rafter pemula dan yang pngen raftnig perlu tau beragam teknik dasar untuk penyelamatan diri di air.. olahraga ini tetaplah berkegiatan di alam terbuka.. kita harus bersepakat dengan kondisi alam dan berirama selaras denganya kapan pun juga..
salah satunya adalah mmpelajari keunikan "cinta" alam yang memberikan sejuta tantangan dan kenikmatan buat kita.. :)



Foto : Briefing dan pemanasan di Titik Start, sebelum pengarungan Progo Bawah 

Untuk teknis pengamanan diri saat rafting biasanya akan di kasih briefing oleh para pemandu sungai (skipper). mereka adalah rescuer pertama yang mengutamakn keseelamatan "tamu" di boatnya dan kadang sampe melupakan keselamatan mereka sendiri.. salut deh.. :) Dan jikalau mereka mau masuk jeram jeram sulit pasti akan melakukan Scouting dulu.. satu istilah kepemanduan yang digunakan utuk membaca arus yang akan di lewati.. kanan atau kiri, nyamping atau lurus, mundur atau maju.. semua dihitung dulu dengan seksama oleh para pejuang sungai ini demi keselamatan dan kenyamanan tamu nya... :). Pemanasan dan peregangan sangat perlu untuk menghindari otot otot kita terkilir.. Rafting tetaplah olehraga fisik yang perlu disiapkan sebelumnya.. kalau gak pake peregangan ? siap siap order tukang pijet ya.. hehehe

Saran menikmati rafting ?
1. Jangan panik di air.. 
enjoy saja. kita pake pelampung dan helm yang relatif cukup untuk mengamankan diri..

2. Ikuti petunjuk skipper..
Dayung kanan, kiri, maju, mundur dan boom akan dibutuhkan saat masuk ke jalur yang telah dikenal sang skipper..

Kadang perintah Boom atau perintah untuk masuk (jongkok) di dalam boat gak terlalu di sukai oleh para tamu karena pengennya tamu tamu ini menikmati hentakan jeram yang eksotis itu. Tapi skpper slalu punya pertimbangan lain.. bahaya terlempar dari jeram dapat diminilisasi jika rafter masuk ke boat untuk mengarungi jeram jeram yang cukup sulit dan ber grade tinggi.. atau bisa negosiasi aja ama skipper kalau emang mau merasakan sensasi semua jeram.. jangan pake perintah BOOM.. ;)

Makanan khas daerah-daerah di Indonesia

  1. Kota Bandung – julukan: Kota Kembang
    o Makanan: Peuyeum Bandung, Bakso Tahu Goreng, Colenak, Mie Koclok
    o Minuman: Bandrek, Bajigur
  2. Kota Bondowoso – julukan:
    o Makanan: Tape (Tapai)
    o Minuman:
  3. Kota Gresik – julukan: Kota Pudak
    o Makanan: Pudak, otak-otak
    o Minuman: -
  4. Kota Jakarta – julukan:
    o Makanan: Sop kambing, Ketoprak,
    o Minuman: Es teler
  5. Kota Jember – julukan:
    o Makanan: Suwar-suwir
    o Minuman:
  6. Kota Kediri – julukan: Kota Tahu
    o Makanan: Tahu
    o Minuman:
  7. Kota Ketapang
    o Makanan: Asam pedas sembilang terong asam, Asam pedas tempoyek, ketupat Colet dan sambal ale ale, serundeng ale ale
    o Kudapan: Jenurai, bingke kelapa muda, amplang, kekicak, jenjorong.
  8. Kota Lamongan – julukan: Kota Tahu Campur
    o Makanan: Tahu campur
    o Minuman:
  9. Kota Madiun – julukan: Kota Pecel
    o Makanan: Pecel
    o Minuman:
  10. Kota Magelang
    o Makanan: Kupat Tahu
    o Kudapan: Getuk, Wajik
  11. Kota Makassar – julukan:
    o Makanan: Coto Makassar
    o Minuman: Es Palubutung
  12. Kota Malang – julukan: Kota Angsle, Kota Bakso
    o Makanan: Angsle, Bakwan Malang, Puthu Lanang, Rujak Cingur,Tahu Thek, Nasi Mawut, Cwie Mie Malang,
    o Minuman: STMJ,Ronde,Es Mocca, Es Duren
    o Camilan: Keripik Kentang, Keripik Singkong
  13. Kota Manado – julukan: Kota Tinutuan
    o Makanan: Tinutuan (Bubur Manado), RW, Sambel Dabu-Dabu
    o Minuman: Saguer
  14. Kota Medan – julukan:
    o Makanan: Angsle, Bika Ambon
    o Minuman:
  15. Kota Padang – julukan: Kota Rendang
    o Makanan: Rendang , Dendeng Balado , Ikan Sampadeh, nasi ramas
    o Minuman: Teh Talua (Teh Telur),
  16. Kota Palembang – julukan: Kota Pempek
    o Makanan: Pempek, Tekwan
    o Minuman:
  17. Kota Pekalongan – julukan: Kota Megono
    o Makanan: Megono
    o Minuman:
  18. Kota Pekanbaru – julukan:
    o Makanan: Lempok Durian, Kue Bangkit
    o Minuman: Jus jagung
  19. Kota Pontianak – julukan: Kota Khatulistiwa
    o Makanan: Ikan Asam Pedas
    o Minuman: Es lidah buaya
  20. Kota Purwokerto – julukan: Kota Mendoan
    o Makanan: Mendoan
    o Minuman:
  21. Kota Semarang – julukan: Kota Lumpia
    o Makanan: Lumpia Semarang, Tahu Pong, Tahu Gimbal
    o Minuman:
  22. Kota Salatiga – julukan:
    o Makanan: Enting-enting
    o Minuman: Es Cendol, Es Campur
  23. Kota Solo – julukan: Kota Timlo
    o Makanan: Timlo
    o Minuman:
  24. Kota Surabaya – julukan: Kota Pahlawan
    o Makanan: Rujak Cingur, Semanggi
    o Minuman:
  25. Kota Tegal – julukan: kota bahari, jepangnya indonesia
    o Makanan: tahu aci, tahu pletok, pilus, kerupuk antor, kacang bogares, soto tauco, martabak lebaksiu, kerupuk mie, lengko
    o Minuman: teh poci, teh gopek, teh botol sosro, dawet beras&aci
  26. Kota Yogyakarta – julukan: Kota Gudeg
    o Makanan: Gudeg, geplak, tiwul, gaplek, gatot, bakpia, yangko, rempeyek, apem,
    o Minuman: Es Dawet, wedang ronde, wedang secang, minuman rosella, wedang jahe, wedang bajigur
  27. Kota Bojonegoro – julukan: Kota Ledre
    o Makanan: Ledre ( kue / keripik pisang raja )