Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.
Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut :
Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami;
* Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan
maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami;
* Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
* Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai
pariwisata alam;
* Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan,
Zona Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi
kawasan, ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung
upaya pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan
sebagai zona tersendiri.
Manfaat taman nasional
Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain :
Ekonomi Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis,
sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki
produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan
pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.
* Ekologi
* Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik di daratan
maupun perairan.
* Estetika
* Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan sebagai
usaha pariwisata alam / bahari.
* Pendidikan dan Penelitian
* Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan
penelitian.
* Jaminan Masa Depan
* Keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi baik di darat maupun di
perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang
lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.
Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu
kawasan taman nasionali kelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun
berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.
Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan,
dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan kawasan.
Pengelolaan Taman nasional didasarkan atas sistem zonasi, yang dapat dibagi atas
:
* Zona inti
* Zona pemanfaatan
* Zona rimba; dan atau yang ditetapkan Menteri berdasarkan kebutuhan
pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Kriteria zona inti, yaitu :
* mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
* mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya
* mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan
atau tidak atau belum diganggu manusia
* mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan
yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologis secara alami
* mempunyai ciri khas potensinya dan dapat merupakan contoh yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi
* mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang
langka atau yang keberadaannya terancam punah.
Kriteria zona pemanfaatan, yaitu :
* mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau berupa formasi
ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan unik
* mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya
tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam
* kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata
alam.
Kriteria zona rimba, yaitu :
* kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangan dari jenis
satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi
* memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti
dan zona pemanfaatan
* merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu.
Upaya pengawetan kawasan taman nasional dilaksanakan sesuai dengan sistem zonasi
pengelolaannya:
Upaya pengawetan pada zona inti dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan.
Upaya pengawetan pada zona pemanfaatan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam
Upaya pengawetan pada zona rimba dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
* perlindungan dan pengamanan
* inventarisasi potensi kawasan
* penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan
* pembinaan habitat dan populasi satwa.
Pembinaan habitat dan populasi satwa, meliputi kegiatan :
* pembinaan padang rumput
* pembuatan fasilitas air minum dan atau tempat berkubang dan mandi satwa
* penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung dan pohon-pohon sumber
makanan satwa
* penjarangan populasi satwa
* penambahan tumbuhan atau satwa asli, atau
* pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.
Beberapa kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan taman
nasional adalah :
* merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem
* merusak keindahan dan gejala alam
* mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan
* melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan
atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.
Sesuatu kegiatan yang dapat dianggap sebagai tindakan permulaan melakukan
kegiatan yang berakibat terhadap perubahan fungsi kawasan adalah :
* memotong, memindahkan, merusak atau menghilangkan tanda batas kawasan
* membawa alat yang lazim digunakan untuk mengambil, menangkap, berburu,
menebang, merusak, memusnahkan dan mengangkut sumberdaya alam ke dan dari dalam
kawasan.
Taman nasional dapat dimanfaatkan sesuai dengan sistem zonasinya :
Pemanfaatan Zona inti :
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* ilmu pengetahuan
* pendidikan
* kegiatan penunjang budidaya
Pemanfaatan zona pemanfaatan :
* pariwisata alam dan rekreasi
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* pendidikan dan atau
* kegiatan penunjang budidaya
Pemanfaatan zona rimba :
* penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan
* ilmu pengetahuan
* pendidikan
* kegiatan penunjang budidaya
* wisata alam terbatas.
Source : http://www.ditjenphka.go.id/
Saturday, June 19, 2010
Jenis- jenis arus dalam arung jeram
1. Edi
adalah kondisi air yang tenang di pinggir sungai.. edi terbentuk karena sungai berbelok atau ada batuan besar di pinggir sungai sehingga air tenang setelah batuan itu mencegah arus besar melewati jalurny. Edi ini biasa digunakan untuk parkir boat kalau butuh istirahat atau jka kita hanyut bisa mengarah ke edi untuk istirahat dan emegang sesuatu agar gak kehabisan tenaga. Benda benda di edi biasanya gak akan berpindah kalau gak di geser mendekati arus lewat.. pernah dayung kami lepas dari pegangan dan nyangkut di edi.. terpaksa harus berenang kembali untuk mengambilnya..
2. Drop
bentukan arus yang terjadi karena aliran sungai melewati batuan kecil..
setelah melalui diatas batu, air akan embentuk "tejunan" kecil. air drop atau jatuh ini tak trlalu bahaya jika perahu melewatinya dengan baik..
Foto : salah satu peserta rafting serayu terjungkal
setelah mencoba trik duduk didepan boat dan melewati drop drop kecil .. :)
3. Double drop
Nah ini arus sungai yang melewati atau melampaui batuan besar biasanya membentuk double drop atau terjunan yang besar dan berurutan.. double drop yang besar jika dilalui perahu tanpa kayuhan bisa menyebabkan perahu tertarik terus dan tak bisa jalan maju..
double drop bisa membuat perahu kehilangan keseimbangan dan dengan ke ahlian skipper atau pemandu sungai akan bisa dilalui dengan super duper nyaman asal para rafter ngikutin perintahnya.. Terjatuh di duble drop bisa jadi rafter juga akan ter tahan di sana dan tak bisa keluar..
karena nya perlu usaha lebih untuk segera keluar dari jebakan bentukan air ini.
Foto : saat masuk ke jaram Budil, jeram maskotnya Sungai Progo.. banyak Double drop den jebakan arus liar yang sangat luar biasa memicu andrenalin.. tapi disitu kan asyik nya ? :D
4. Standing wave
Berbentuk seperti gelombang laut..
meski gak besar dan tinggi namun bisa memakasa perahu jumping dan mengayun depan belakang. Standing wave akan seru jika dilalui pas dari depan.. agak dihindari kena gelombang dari samping karena kemungkinan banya menyebabkan boat flip/terbalik.
Namun arus tetap lah liar..
sang gelombang tak ukur jarak dan waktu mebentuk iramanya.. saat kita masuk jeram sempit bisa jadi wave akan di bentuk oleh benturan bentura dinding sungai atau batuan besar di kanan kiri jalur.. liar nya gelombang ini akan mengasyikkan meski perlu di waspadai.. contohnya ada di jeram budilnya Progo bawah dan jeram Godbless nya pekalen bawah...
Standing wave yang rata dan panjang bisa dinikmati di serayu river dan progo bawah saat penghujan tiba.. naek boat serasa naek kuda tunggang yang melonjak lonjak berirama dan embolak balik isi perut.. hehehe.. Jatuh di kawasan Standing wave yang penting jangan panik.. minum air pastilah karena terpaan gelombang ke muka akan menjungkirbalikkan kita juga ...
prinsip membelakangi arus dan kaki dinamis harus ttep dipegang.. :)
Foto : Standing Wave di Progo bawah.. arus diatas normal dikiiiitttt.. :)
5. Turbulence
nah ini gelombang berpusar di bawah permukaan air..
biasanya terbentuk kerana kedalaman sungai yang di hiasi batuan batuan besar atau jatuhnya air dari ketinggian sebelumnya.. misalnya air terjun atau air jatuh dari dam.. pusaran air akan menyedot boat jika tak punya daya dorong ke depan... karenanya dayung kuat adalah perintah skipper untuk menghindari jebakan turbulence di bawah jeram jeram yang telah mereka arungi ratusan bahkan ribuan kali sebelumnya.. :)..
jebakan turbulence cukup berbahaya jika kita terjatuh di dalamnya... badan biasanya tak bisa keluar dari jebakan ini.. mau naek ke permukaan susah karena di sedot lagi ke bawah.. jadi beberapa saran yang sempat kerekam adalah kita malah harus ngikutin arus bawah.. jangan dilawan..
bikin formasi bola dimana tubuh kita tekuk dalam dalam dan di pegang di rangkul sehingga membentuk bola hingga kita ke desak sampe dasa sungai.. stelah mendapat pijakan baru menolak atau menjejak kan dii ke atas sekuat mugkin agar menuju kepermukaan.. teori ini sering di perdengarkan saat arung jera,.. meski prakteknya gak segampang teori tapi setidaknya kita tau tentang teknik ini..
ku sempat kejebak yang kupikir itu "turbulence" saat jatuh dari boat dan masuk ke jeram godbless nya pekalen bawah di event lareangon yang lalu.. ku coba diam gak lama.. kok gak naek naek ke permukaan ya.. ternyata di atas kepala kena hantaman arus yang menekan ku kebawah sangat deras akibat bentukan terjunan di jeram itu..
sadar ku gak naek naek langsung berusaha melonjak dan bergerak dari sana.. memiringkan badan dan menggerakkan kaki untuk bertola menjauhi area jebakan ini.. pas di jeram itu air cukup dalam sehingga gak bisa depatin dsarnya.. akhirnya memaksakan diri untuk mengayuh kaki di perkuat.. dan Alhamudillah segera keluar..
Jika dianggap aman, para rescuer akan masuk juga ke sungai untuk mengapai rafter yang terjebak di sini. tapi para rescuer pun akan melihat kndisi titik aman mana bagi mereka untuk membantu raftier yang terjebak.. :)
Tetap tenang dan mencoba untuk bertahan hidup adalah kunci yang tepat keluar dari pusaran alam di jeram. Para senior mohon koreksi jika ada yang salah ya...:)
Foto : sesaat saat akan dan setelah terhempas di jeram Godbless, Pekalen bawah (test drive - Pengarungan Boat Pertama milik LareAngon Indonesia di Pekalen Bawah)
6. Undercut
Ini arus memotong yang jadi momok di setiap pengarungan..
tak semua sungai mendapati bentukan arus melingkar yang menjebak. barang apa pun (katanya) jika masuk ke arus undercut akan tak bisa keluar lagi.. termasuk manusia.. undercut terlihat berupa putaran ringan di permukaan.. namun sebenernya di dalam arus cukup keras pusarannnya.
ku gak bisa jelasin lebih banyak tentang arus ini.. mungkin ada para senior yang bisa membantu..
Pengalaman saat melewati salah satu jeram ber arus undercut di Pekalen bawah kemarin, tim rescue yang di siapin oleh opeator sampai memasang orang untuk loncat dari pinggir sungai menggapai boat dan menarik boat agar jangan masuk ke jalur kanan yang ber undercut.. boat di paksa masuk ke jalur kiri untuk menghindari resiko.. memang kemarin kami turun di pekalen dengan konidis arus hampir dua kali debet arus normal.. jadi tindakan pengamanan sangat di utamakan.. :)
Tindakan pengamanan diri..
setidaknya para rafter pemula dan yang pngen raftnig perlu tau beragam teknik dasar untuk penyelamatan diri di air.. olahraga ini tetaplah berkegiatan di alam terbuka.. kita harus bersepakat dengan kondisi alam dan berirama selaras denganya kapan pun juga..
salah satunya adalah mmpelajari keunikan "cinta" alam yang memberikan sejuta tantangan dan kenikmatan buat kita.. :)
Foto : Briefing dan pemanasan di Titik Start, sebelum pengarungan Progo Bawah
Untuk teknis pengamanan diri saat rafting biasanya akan di kasih briefing oleh para pemandu sungai (skipper). mereka adalah rescuer pertama yang mengutamakn keseelamatan "tamu" di boatnya dan kadang sampe melupakan keselamatan mereka sendiri.. salut deh.. :) Dan jikalau mereka mau masuk jeram jeram sulit pasti akan melakukan Scouting dulu.. satu istilah kepemanduan yang digunakan utuk membaca arus yang akan di lewati.. kanan atau kiri, nyamping atau lurus, mundur atau maju.. semua dihitung dulu dengan seksama oleh para pejuang sungai ini demi keselamatan dan kenyamanan tamu nya... :). Pemanasan dan peregangan sangat perlu untuk menghindari otot otot kita terkilir.. Rafting tetaplah olehraga fisik yang perlu disiapkan sebelumnya.. kalau gak pake peregangan ? siap siap order tukang pijet ya.. hehehe
Saran menikmati rafting ?
1. Jangan panik di air..
enjoy saja. kita pake pelampung dan helm yang relatif cukup untuk mengamankan diri..
2. Ikuti petunjuk skipper..
Dayung kanan, kiri, maju, mundur dan boom akan dibutuhkan saat masuk ke jalur yang telah dikenal sang skipper..
Kadang perintah Boom atau perintah untuk masuk (jongkok) di dalam boat gak terlalu di sukai oleh para tamu karena pengennya tamu tamu ini menikmati hentakan jeram yang eksotis itu. Tapi skpper slalu punya pertimbangan lain.. bahaya terlempar dari jeram dapat diminilisasi jika rafter masuk ke boat untuk mengarungi jeram jeram yang cukup sulit dan ber grade tinggi.. atau bisa negosiasi aja ama skipper kalau emang mau merasakan sensasi semua jeram.. jangan pake perintah BOOM.. ;)
adalah kondisi air yang tenang di pinggir sungai.. edi terbentuk karena sungai berbelok atau ada batuan besar di pinggir sungai sehingga air tenang setelah batuan itu mencegah arus besar melewati jalurny. Edi ini biasa digunakan untuk parkir boat kalau butuh istirahat atau jka kita hanyut bisa mengarah ke edi untuk istirahat dan emegang sesuatu agar gak kehabisan tenaga. Benda benda di edi biasanya gak akan berpindah kalau gak di geser mendekati arus lewat.. pernah dayung kami lepas dari pegangan dan nyangkut di edi.. terpaksa harus berenang kembali untuk mengambilnya..
2. Drop
bentukan arus yang terjadi karena aliran sungai melewati batuan kecil..
setelah melalui diatas batu, air akan embentuk "tejunan" kecil. air drop atau jatuh ini tak trlalu bahaya jika perahu melewatinya dengan baik..
Foto : salah satu peserta rafting serayu terjungkal
setelah mencoba trik duduk didepan boat dan melewati drop drop kecil .. :)
3. Double drop
Nah ini arus sungai yang melewati atau melampaui batuan besar biasanya membentuk double drop atau terjunan yang besar dan berurutan.. double drop yang besar jika dilalui perahu tanpa kayuhan bisa menyebabkan perahu tertarik terus dan tak bisa jalan maju..
double drop bisa membuat perahu kehilangan keseimbangan dan dengan ke ahlian skipper atau pemandu sungai akan bisa dilalui dengan super duper nyaman asal para rafter ngikutin perintahnya.. Terjatuh di duble drop bisa jadi rafter juga akan ter tahan di sana dan tak bisa keluar..
karena nya perlu usaha lebih untuk segera keluar dari jebakan bentukan air ini.
Foto : saat masuk ke jaram Budil, jeram maskotnya Sungai Progo.. banyak Double drop den jebakan arus liar yang sangat luar biasa memicu andrenalin.. tapi disitu kan asyik nya ? :D
4. Standing wave
Berbentuk seperti gelombang laut..
meski gak besar dan tinggi namun bisa memakasa perahu jumping dan mengayun depan belakang. Standing wave akan seru jika dilalui pas dari depan.. agak dihindari kena gelombang dari samping karena kemungkinan banya menyebabkan boat flip/terbalik.
Namun arus tetap lah liar..
sang gelombang tak ukur jarak dan waktu mebentuk iramanya.. saat kita masuk jeram sempit bisa jadi wave akan di bentuk oleh benturan bentura dinding sungai atau batuan besar di kanan kiri jalur.. liar nya gelombang ini akan mengasyikkan meski perlu di waspadai.. contohnya ada di jeram budilnya Progo bawah dan jeram Godbless nya pekalen bawah...
Standing wave yang rata dan panjang bisa dinikmati di serayu river dan progo bawah saat penghujan tiba.. naek boat serasa naek kuda tunggang yang melonjak lonjak berirama dan embolak balik isi perut.. hehehe.. Jatuh di kawasan Standing wave yang penting jangan panik.. minum air pastilah karena terpaan gelombang ke muka akan menjungkirbalikkan kita juga ...
prinsip membelakangi arus dan kaki dinamis harus ttep dipegang.. :)
Foto : Standing Wave di Progo bawah.. arus diatas normal dikiiiitttt.. :)
5. Turbulence
nah ini gelombang berpusar di bawah permukaan air..
biasanya terbentuk kerana kedalaman sungai yang di hiasi batuan batuan besar atau jatuhnya air dari ketinggian sebelumnya.. misalnya air terjun atau air jatuh dari dam.. pusaran air akan menyedot boat jika tak punya daya dorong ke depan... karenanya dayung kuat adalah perintah skipper untuk menghindari jebakan turbulence di bawah jeram jeram yang telah mereka arungi ratusan bahkan ribuan kali sebelumnya.. :)..
jebakan turbulence cukup berbahaya jika kita terjatuh di dalamnya... badan biasanya tak bisa keluar dari jebakan ini.. mau naek ke permukaan susah karena di sedot lagi ke bawah.. jadi beberapa saran yang sempat kerekam adalah kita malah harus ngikutin arus bawah.. jangan dilawan..
bikin formasi bola dimana tubuh kita tekuk dalam dalam dan di pegang di rangkul sehingga membentuk bola hingga kita ke desak sampe dasa sungai.. stelah mendapat pijakan baru menolak atau menjejak kan dii ke atas sekuat mugkin agar menuju kepermukaan.. teori ini sering di perdengarkan saat arung jera,.. meski prakteknya gak segampang teori tapi setidaknya kita tau tentang teknik ini..
ku sempat kejebak yang kupikir itu "turbulence" saat jatuh dari boat dan masuk ke jeram godbless nya pekalen bawah di event lareangon yang lalu.. ku coba diam gak lama.. kok gak naek naek ke permukaan ya.. ternyata di atas kepala kena hantaman arus yang menekan ku kebawah sangat deras akibat bentukan terjunan di jeram itu..
sadar ku gak naek naek langsung berusaha melonjak dan bergerak dari sana.. memiringkan badan dan menggerakkan kaki untuk bertola menjauhi area jebakan ini.. pas di jeram itu air cukup dalam sehingga gak bisa depatin dsarnya.. akhirnya memaksakan diri untuk mengayuh kaki di perkuat.. dan Alhamudillah segera keluar..
Jika dianggap aman, para rescuer akan masuk juga ke sungai untuk mengapai rafter yang terjebak di sini. tapi para rescuer pun akan melihat kndisi titik aman mana bagi mereka untuk membantu raftier yang terjebak.. :)
Tetap tenang dan mencoba untuk bertahan hidup adalah kunci yang tepat keluar dari pusaran alam di jeram. Para senior mohon koreksi jika ada yang salah ya...:)
Foto : sesaat saat akan dan setelah terhempas di jeram Godbless, Pekalen bawah (test drive - Pengarungan Boat Pertama milik LareAngon Indonesia di Pekalen Bawah)
6. Undercut
Ini arus memotong yang jadi momok di setiap pengarungan..
tak semua sungai mendapati bentukan arus melingkar yang menjebak. barang apa pun (katanya) jika masuk ke arus undercut akan tak bisa keluar lagi.. termasuk manusia.. undercut terlihat berupa putaran ringan di permukaan.. namun sebenernya di dalam arus cukup keras pusarannnya.
ku gak bisa jelasin lebih banyak tentang arus ini.. mungkin ada para senior yang bisa membantu..
Pengalaman saat melewati salah satu jeram ber arus undercut di Pekalen bawah kemarin, tim rescue yang di siapin oleh opeator sampai memasang orang untuk loncat dari pinggir sungai menggapai boat dan menarik boat agar jangan masuk ke jalur kanan yang ber undercut.. boat di paksa masuk ke jalur kiri untuk menghindari resiko.. memang kemarin kami turun di pekalen dengan konidis arus hampir dua kali debet arus normal.. jadi tindakan pengamanan sangat di utamakan.. :)
Tindakan pengamanan diri..
setidaknya para rafter pemula dan yang pngen raftnig perlu tau beragam teknik dasar untuk penyelamatan diri di air.. olahraga ini tetaplah berkegiatan di alam terbuka.. kita harus bersepakat dengan kondisi alam dan berirama selaras denganya kapan pun juga..
salah satunya adalah mmpelajari keunikan "cinta" alam yang memberikan sejuta tantangan dan kenikmatan buat kita.. :)
Foto : Briefing dan pemanasan di Titik Start, sebelum pengarungan Progo Bawah
Untuk teknis pengamanan diri saat rafting biasanya akan di kasih briefing oleh para pemandu sungai (skipper). mereka adalah rescuer pertama yang mengutamakn keseelamatan "tamu" di boatnya dan kadang sampe melupakan keselamatan mereka sendiri.. salut deh.. :) Dan jikalau mereka mau masuk jeram jeram sulit pasti akan melakukan Scouting dulu.. satu istilah kepemanduan yang digunakan utuk membaca arus yang akan di lewati.. kanan atau kiri, nyamping atau lurus, mundur atau maju.. semua dihitung dulu dengan seksama oleh para pejuang sungai ini demi keselamatan dan kenyamanan tamu nya... :). Pemanasan dan peregangan sangat perlu untuk menghindari otot otot kita terkilir.. Rafting tetaplah olehraga fisik yang perlu disiapkan sebelumnya.. kalau gak pake peregangan ? siap siap order tukang pijet ya.. hehehe
Saran menikmati rafting ?
1. Jangan panik di air..
enjoy saja. kita pake pelampung dan helm yang relatif cukup untuk mengamankan diri..
2. Ikuti petunjuk skipper..
Dayung kanan, kiri, maju, mundur dan boom akan dibutuhkan saat masuk ke jalur yang telah dikenal sang skipper..
Kadang perintah Boom atau perintah untuk masuk (jongkok) di dalam boat gak terlalu di sukai oleh para tamu karena pengennya tamu tamu ini menikmati hentakan jeram yang eksotis itu. Tapi skpper slalu punya pertimbangan lain.. bahaya terlempar dari jeram dapat diminilisasi jika rafter masuk ke boat untuk mengarungi jeram jeram yang cukup sulit dan ber grade tinggi.. atau bisa negosiasi aja ama skipper kalau emang mau merasakan sensasi semua jeram.. jangan pake perintah BOOM.. ;)
Kesehatan Perjalanan
Pada dasarnya, tujuan dari kesehatan dalam perjalanan adalah untuk mencapai keadaan sesehat-sehatnya sebelum dan sesudah melakukan perjalanan.
Daya TahanTubuh
Daya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain :
a. Kebutuhan oksigenDaya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain :
Oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan. Semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit.
VO2 max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang pendaki yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada prinsipnya untuk mendaki gunung dibutuhkan kekuatan dan daya tahan otot tertentu, serta memiliki fasilitas VO2 max yang baik. Hal ini perlu sekali untuk mengatasi tipisnya oksigen didaerah ketinggian, serta mengatasi beratnya beban yang dibawa (ransel).
Bagi seorang pendaki gunung, memiliki VO2 max yang baik adalah perlu sekali, diatas 5.000 feet, kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan mulai terganggu. Sedangkan setiap kenaikan 1.000 feet setelah 5.000 feet akan menyebabkan berkurangnya kapasitas VO2 max sebanyak 3 %. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh pendaki gunung, karena semakin tipisnya oksigen di udara akan menyebabkan Hypoksia, sehingga pendaki akan terkena Mountain Sickness dengan salah satu ciri-cirinya adalah pusing-pusing dan muntah.
Untuk pendakian diatas 4.000 mdpl, dianjurkan untuk melakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Karena dengan aklimatisasi diharapkan terjadi perubahan faal di dalam tubuh yang meliputi perubahan dini dan perubahan penyesuaian.
b. Kebutuhan Cairan
Dalam keadaan normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Beberapa penulis mengatakan manusia dapat hidup tanpa air kurang lebih selama 3 hari, tetapi ada pula yang mengatakan dalam suhu 20 – 30°C orang dapat bertahan hidup tanpa air sampai 8 hari.
Sebagai gambaran akan kebutuhan air dalam tubuh kita adalah :
- Suhu 10°C diperlukan air sebanyak 1 liter untuk 24 jam
- Suhu 20°C diperlukan air sebanyak 4 liter untuk 24 jam
- Suhu 30°C diperlukan air sebanyak 5 liter untuk 24 jam
- Suhu 40°C diperlukan air sebanyak 6 liter untuk 24 jam
Kebutuhan air bagi manusia dewasa adalah 30 - 35 ml/kg BB (Kenaikan suhu 1°C dari 37°C ditambah 10 - 15 %) Sedangkan untuk mengganti kehilangan air dari urine, keringat, paru dan feses untuk orang dewasa 1,5 – 2 ml/kg BB/jam. Jadi perkiraan kebutuhan air pada orang dewasa dengan berat badan 50 Kg adalah sekitar 3000 – 3500 ml/ 24 jam.
c. Kebutuhan Garam/ Elektrolit
Salah satu elektrolit yang penting dalam tubuh kita adalah NaCl atau garam dapur. Kebutuhan garam bagi setiap orang untuk daerah tropis adalah 15 – 25 gram per 24 jam, sedangkan untuk daerah sub tropis adalah 10 gram per 24 jamnya. Cara terbaik untuk menjaga kadar garam dalam tubuh adalah pemberian garam dalam makanan, cara ini terbukti lebih efektif dibanding mengkonsumsi minuman olah raga atau Oralit.
Sup menurut beberapa penelitian adalah sumber cairan dan elektrolit yang bagus. Beberapa sumber elektrolit antara lain :
- Tablet garam
- Minuman olah raga e.g. gatorade®, pocari sweat® ( kadar natrium 10 -25 mmol/L )
- ORALIT® (kadar natrium 60-90 mmol/L) dan hanya baik digunakan pada terapi diare.
d. Suhu Lingkungan
Tubuh manusia didesain untuk bekerja pada suhu antara 36,5 – 37°C dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan suhu panas dari pada suhu dingin. Proses aklimatisasi dalam suhu panas biasanya berlangsung lebih cepat dan dapat diatasi dengan memakai pakaian tipis, menyerap keringat, berwarna cerah, menjaga supaya kebutuhan air dan garam seimbang dalam tubuh.
Sedangkan terhadap suhu dingin tubuh lebih sukar untuk menyesuaikan diri, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang dibutuhkan lebih besar agar suhu tubuh tetap normal.
e. Makanan
Untuk aktivitas yang tidak berat diperlukan kalori 2000-2500 per hari. Sedangkan untuk aktivitas berat diperlukan 2500-3500 kalori/hari
Penyakit Perjalanan Beserta Pencegahannya
Penyakit-penyakit umum yang kerap terjadi saat melakukan kegiatan petualangan, diantaranya :Mountain Sickness (Penyakit Gunung)
Penyebab utamanya adalah penurunan kadar oksigen didalam darah karena berada diketinggian tertentu. Faktor yang bisa menjadi penyebabnya adalah :
- Kurangnya aklimatisasi (proses penyesuaian dua kondisi lingkungan yang berbeda).
- Pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu cepat.Gejala mountain sickness antara lain :
- Pusing.
- Nafas sesak.
- Tidak nafsu makan.
- Mual terkadang muntah.
- Badan terasa lemas, lesu, malas.
- Jantung berdenyut lebih cepat.
- Penderita sukar tidur.
- Muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan.Penanganannya :
- Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah beristirahat selama 24 s/d 48 jam.
- Jika kondisi tidak membaik turunkan si-penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500 s/d 600 meter.
Hypotermia
Hypotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas disertai menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35°C. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya :
- Suhu yang ekstrim.
- Pakaian yang tidak cukup sehingga mengenakan pakaian basah.
- Kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi.Gejala hypothermia antara lain :
- Menggigil.
- Dingin, pucat, kulit kering.
- Bingung, sikap-sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya ingin berkelahi.
- Jatuh kesadaran.
- Bernapas pelan dan pendek.
- Denyut nadi yang pelan dan melemah.Penanganannya :
- Cari perlindungan dari kondisi lingkungan yang dingin (e.g. Membuat tenda).
- Lepaskan semua pakaian yang basah.
- Selimuti korban dengan selimut atau sleeping bag kering. Atau jika ada safety blangket yang diseliputi dengan aluminium.
- Baringkan korban dan hindarkan kontak langsung dengan tanah.
- Jangan biarkan penderita tertidur yang berakibat hilang kesadarannya.
- Beri penderita makanan/minuman hangat dan mengandung hidrat arang. Jangan berikan minuman ber-alkohol.
- Evakuasi secepatnya ke rumah sakit jika kondisi tidak membaik.
Safety blangket dan Body warmer
Kelainan Panas
Suhu yang terlalu tinggi (sangat panas) dapat menyebabkan berbagai penyakit kelainan panas yang terdiri dari tiga keadaan (di-urutkan berdasarkan beratnya) :1. Heat Cramps
Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.Gejalanya :
- Kram yang tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
- Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri
.Penanganannya :
- Dengan meminum atau memakan minuman/makanan yang mengandung garam.
2. Heat Exhaustion
Heat Exhaustion (Kelelahan Karena Panas) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena/terpapar panas selama berjam-jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan.
Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.Gejalanya :
- Kelelahan.
- Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
- Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
- Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
- Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
- Penderita menjadi linglung/bingung terkadang pingsan.
- Dengan meminum atau memakan minuman/makanan yang mengandung garam.
2. Heat Exhaustion
Heat Exhaustion (Kelelahan Karena Panas) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena/terpapar panas selama berjam-jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan.
Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.Gejalanya :
- Kelelahan.
- Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
- Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
- Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
- Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
- Penderita menjadi linglung/bingung terkadang pingsan.
Penanganannya :
- Istirahat didaerah yang teduh.
- Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
3. Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam (misalnya otak) bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.Gejalanya :
- Sakit kepala.
- Perasaan berputar (vertigo).
- Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
- Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit (normal 60-100 kali/menit).
- Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
- Suhu tubuh meningkat sampai 40-41° Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
- Penderita bisa mengalami disorientasi (bingung) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.Penanganannya :
- Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
- Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° Celcius.
- Saat temperatur mencapai 38° celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati-hati.
- Istirahat didaerah yang teduh.
- Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
3. Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam (misalnya otak) bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.Gejalanya :
- Sakit kepala.
- Perasaan berputar (vertigo).
- Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
- Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit (normal 60-100 kali/menit).
- Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
- Suhu tubuh meningkat sampai 40-41° Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
- Penderita bisa mengalami disorientasi (bingung) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.Penanganannya :
- Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
- Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° Celcius.
- Saat temperatur mencapai 38° celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati-hati.
Subscribe to:
Posts (Atom)